HALAMAN SAMPUL
Proposal Skripsi
Disusun Oleh :
Muhammad Syarif Hidayatullah
NPM. 1614201110034
i
HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA TIDUR PADA
MAHASISWA S1 KEPERAWATAN REGULAR SEMESTER 2
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020
HALAMAN JUDUL
Proposal Skripsi
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam menyelesaikan Program Studi
S1 Keperawatan
Disusun Oleh :
Muhammad Syarif Hidayatullah
NPM. 1614201110034
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Skripsi ini dengan judul Hubungan Penggunaan Gadget dengan Pola
Tidur pada Mahasiswa S1 Keperawatan Regular Semester 2 Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Tahun 2020 oleh Muhammad Syarif Hidayatullah, NIM :1614201110034, telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan akan dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Seminar Proposal Skripsi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Banjamasin.
Pembingbing 1
Pembimbing 2
Muhsinin,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Anak
NIDN. 1105097301
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
iii
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi ini berjudul Hubungan Penggunaan Gadget dengan Pola Tidur
pada Mahasiswa S1 Keperawatan Regular Semester 2 Fakultas Keperawatan dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Tahun 2020 oleh
Muhammad Syarif Hidayatullah, NIM :1614201110034, telah diujikan di depan
tim penguji pada Seminar Proposal Skripsi Program Studi S.1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Bajarmasin pada tanggal Maret 2020
DEWAN PENGUJI :
Penguji 1 :
Penguji 2 :
Mengesahkan di : Banjarmasin
Tanggal : 02 Maret 2020
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Ketua Program Studi
Kesehatan S.1 Keperawatan
iv
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad Syarif Hidayatullah
NIM : 161420110034
Program Studi : S1 Keperawatan
Fakultas : Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tesebut.
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’alla, Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kepada setiap hamba-Nya. Atas berkat dan
rahmat-Nya jualah usaha penulis untuk menyelesaikan proposal skripsi
“Hubungan Penggunaan Gadget dengan Pola Tidur pada Mahasiswa S1
Keperawatan Regular Semester 2 Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Tahun 2020 ” ini berjalan dengan
lancer dan baik.
Penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang baik dari
berbagai pihak, antara lain :
vi
dengan penuh keikhlasan mendo’akan anak-anaknya demi menggapai cita-
cita, selalu memberikan nasihat, motivasi serta mensupport segala kegiatan
dan hal-hal baik yang dilakukan oleh penulis secara moril maupun materil
selama menempuh pendidikan sampai penyusun skripsi ini.
9. Seluruh komponen demisioner organisasi mahasiswa yang telah saya ikuti
:Bem Fakultas Kesehatan dan Keperawatan UMB periode 2018/2019
Ukhuwah Salawasan, UMB.EC, dan seluruh keluarga besar organisasi
kemahasiswaan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
10. Sahabat seperjuangan saya di kampus :Sahal, Izam, Pandu, Dessy, Widy,
Fitria, Sasmita, Dayat dan Bagus yang selalu ada saat saya butuhkan dan
selalu menjadi saksi awal pada setiap tangis dan tawa. Serta teman-teman
kelas A S1 Keperawatan 2016 yang juga memberikan semangat dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini.
11. Seluruh pihak yang tidak bias saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan penuh dalam bentuk apapun itu.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................9
1.5 Penelitian Terkait................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Kebutuhan Tidur.....................................................................27
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian..........................................................50
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................46
Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................................47
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-
kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24
tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah
antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin , masa remaja adalah suatu
periode antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang di tandai dengan
perubahan perkembangan biologis, psikologis dan emosional (Nofianti,
2016). Sedangkan The Health Resource and Service Administration
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan
terbagi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17
tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam
terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun
(Kusmiran, 2011).
1
2
NSF (National Sleep Foundation) merilis Annual Sleep in America Poll pada
tahun 2011 untuk melihat efek dari penggunaan media elektronik sebelum
jam tidur. Hasil survei menunjukkan 95% dari total responden, yang berusia
13-64 tahun, menggunakan media elektronik seperti televisi, komputer, atau
handphone sebelum tidur dan 43% dari mereka mengeluh jarang atau bahkan
tidak pernah mendapat tidur yang memuaskan. Bahkan 7% dari responden
yang berusia 13-18 tahun mengaku bahwa mereka tidur kurang dari 6 jam
pada malam hari NSF, 2011 dalam Saifullah (2017).
Tahun 2015 pengguna ponsel di tanah air diperkirakan ada 270 juta gadget
digunakan oleh penduduk Indonesia yang sudah melebihi penduduk
Indonesia yang hanya sekitar 250 juta jiwa. Sedangkan penggunaan gadget
di Indonesia di dominasi oleh remaja berusia 15-19 tahun sebesar 80% (Siaran
Pers Kominfo, 2014).
Gadget juga menjadi salah satu kebutuhan utama untuk menunjang aktifitas
sehari-hari. Citra merek dan kualitas pada produk-produk gadget juga menjadi
pertimbangan bagi masyarakat untuk membelinya. Penggunaan gadget
berjam-jam dapat melupakan aktifitas lainnya (Fadilah, 2011).
Penggunaan gadget yang terlalu lama adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas tidur remaja. Perkembangannya smartphone
mengalami peningkatan pengguna yang sangat pesat, di tahun 2015 telah
diprediksikan terdapat lebih dari 55 juta orang pengguna smartphone dengan
total penetrasi pertumbuhan mencapai 37,1%. Selanjutnya pada tahun 2016
diprediksikan terdapat 65,2 juta pengguna, lalu pada tahun 2017 diperkirakan
terdapat 74,9 juta orang pengguna hingga pada tahun 2019 diperkirakan
pengguna smartphone di Indonesia mencapai terdapat 92 juta orang
(Heriyanto & Puspo A, 2016).
Tidur merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena kualitas tidur yang baik
berperan penting untuk kesehatan dan kesejahteraan seseorang, selain itu
kualitas tidur penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5
Kualitas tidur yang buruk akan mendatangkan dampak yang negatif untuk
tubuh seseorang. Centers for Disease Control and Prevention (CDC, 2017)
menjelaskan bahwa kurang tidur merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat, dengan prevalensi gangguan tidur laki-laki 35,5% dan
perempuan 34,8%. American Academy of Pediatris adalah sebuah lembaga
yang menangani masalah remaja di Amerika. Dimana menyatakan bahwa
remaja atau anak sekolah membutuhkan waktu tidur yang cukup. Berdasarkan
penelitian- penelitian yang ada, menunjukkan bahwa remaja yang kurang tidur
akan mengalami hal-hal yang negatif diantaranya rentan mengalami
kecelakaan, masalah kesehatan fisik, gangguan memori, dan masalah
kesehatan mental (Huda, 2016).
Hasil riset Cleveland (2008) dalam Ariani (2012) dari Case westem Reserve
Scholl Of Medicine yang dilakukan pada 238 orang remaja mengenai
penurunan kualitas tidur menunjukkan menurunnya jam tidur lebih dari 1 jam
dalam 20-30 tahun terakhir diakibatkan oleh satu faktor yaitu penggunaan
internet. Dengan memberikan kuesioner kepada 4.100 orang berusia 20-24
tahun dan wawancara terhadap 32 orang pengguna berat teknologi informasi
den telekomunikasi (ICT). Peneliti dari University of Gothenburg’s
Sahigrenska Academy Swedia berkesimpulan penggunaan ponsel dan
komputer secara intensif menimbulkan stress, gangguan tidur dan gejala
depresi.
Orang tidak selamanya dapat menikmati tidur dengan baik. Rata-rata waktu
tidur yang dibutuhkan manusia perhari pada usia remaja 12-18 tahun jumlah
kebutuhan tidur 8,5 jam perhari. Untuk menjelajah internet sekedar mengakses
jejaring sosial seringkali remaja begadang sehingga menyebabkan remaja
mengalami kurang tidur, walaupun hanya sekedar mengakses atau berinteraksi
dengan pengguna lainnya sebelum jam tidur dapat mengganggu pola tidur,
memicu insomnia, sakit kepala dan kesulitan konsentrasi (Lela & Sigit. 2018).
6
Terkait dengan teknologi berbasis internet, 85% dari total pengguna internet di
Indonesia mengakses internet dengan menggunakan mobile phone. Hasil ini
ini ditemukan di setiap kepulauan di Indonesia, baik daerah rural maupun
7
Saat ini ada sekitar 266 juta pengguna smartphone di Indonesia (Pyramid
Research, 2011 dalam Accenture, 2014). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia
mencapai 88 juta orang hingga akhir tahun 2014. Pengguna internet di seluruh
provinsi di Indonesia paling sering mengakses internet dengan menggunakan
telpon selular. Data pengguna internet di wilayah Kalimantan yang
menggunakan telepon seluler sebanyak 80%. Adapun data pengguna internet
di Kalimantan Selatan yang menggunakan telepon seluler sebanyak 1,2 juta
(31%). Dari data survey menunjukan bahwa kebanyakan pengguna internet di
Indonesia menyatakan paling sering mengakses internet dari rumah 86%,
23,9%, suatu tempat 11,8%, kampus 7,5%, dan lain-lain 17,3% (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2014)..
Dari beberapa literatur dan sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian
tentang hubungan penggunaan gadget dengan pola tidur pada mahasiswa,
namun terdapat penelitian sejenis dan terkait dengan penelitian ini yaitu:
1.5.1 “Penelitian yang dilakukan oleh Moh Saifullah (2017) yang berjudul
Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap Pola Tidur Pada Anak
Sekolah di UPT SDN Gadingrejo Pasuruan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara penggunaan gadget dengan gangguan pola tidur anak sekolah di
UPT SDN 02 Gadingrejo Pasuruan.. Penelitian ini menggunakan desain
correlation dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas V dan VI SDN 02 Gadingrejo Pasuruan. Sampel
dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling dengan
70 sampel. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Variabel X diukur
dengan SDSC (Sleep Disturbance Schale of Children) dan variabel Y
diukur dengan kuesioner Addiction Utilization Gadget dengan
menggunakan uji statistik spearman’s rank dengan taraf signifikan α =
0,05 atau 95%. Hasil Hasil uji statistik telah memperoleh nilai p =
0,003, dan nilai r = 0,357. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat
hubungan antara pemanfaatan gadget dengan gangguan pola tidur anak
sekolah di UPT SDN 02 Gadingrejo Pasuruan. Diskusi Disarankan agar
sekolah anak mengurangi intensitas penggunaan gadget dan
mengendalikan waktu tidur sehingga siswa dapat mengatasi masalah
gangguan pola tidur ini.
Perbedaan:
11
1.5.1.1 Variabel bebas penelitian tersebut adalah pola tidur pada anak
sedangkan variabel bebas penelitian ini adalah pola tidur pada
mahasiswa.
1.5.1.2 Sampel penelitian tersebut adalah siswa kelas V dan VI
sedangkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester 2.
1.5.1.3 Penelitian tersebut dilakukan di UPT SDN 02 Gadingrejo
Pasuruan sedangkan penelitian ini dilakukan di Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.
Persamaan:
Persamaan:
Persamaan:
periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dan
berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2010).
Monks, dkk (2006) mendefinisikan remaja apabila telah mencapai umur
10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-
laki, sementara itu WHO mendefinisikan remaja bila anak telah
mencapai umur 10-19 tahun. Menurut Undang-undang No. 4179
mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Adapun Menurut UU
Perburuan anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18
tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri.
Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu
yang relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan
bangun, irama tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan
23
Menurut Dr. Lyndon Saputra, (2013) tidur dapat dibagi menjadi dua
tahapan, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye
movement (REM).
2.2.6.1 Tidur NREM
Tidur NREM disebabkan oleh penurunan kegiatan dalam
sistem pengaktifan retikularis. Tahapan tidur ini disesbut juga
tidur gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang
otak bergerak dengan sangat lambat.
Tidur NREM ditandai dengan penurunan sejumlah fungsi
fisiologis tubuh termasuk juga metabolisme, kerja otot dan
tanda-tanda vital, misalnya tekanan darah dan fekuensi napas.
Hal lain yang juga terjadi pada saat tidur NREM adalah
pergerakan bola mata melambat dan mimpi berkurang.
Tidur NREM terbagi menjadi empat tahap, yaitu berbagai
berikut.
a. Tahap 1
Tahap 1 merupakan tahapan paling dangkal dari tidur dan
merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Tahap ini
ditandai dengan individu yang cenderung rileks, masih
sadar dengan lingkungannya, merasa mengantuk, bola mata
bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas
sedikit menurun, serta mudah dibangunkan. Tahap 1
normalnya berlangsung sekitar 5 menit atau sekitar 5% dari
total tidur.
b. Tahap 2
Tahap 2 merupakan tahap ketika individu masuk pada tahap
tidur, tetapi masih dapat bangun dengan mudah. Tahap 1
dan tahap 2 ini termasuk dalam tahap tidur ringan (ligbt
sleep). Pada tahap 2, otot mulai relaksasi, mata pada
umumnya menutup, dan proses-proses di dalam tubuh terus
menurun yang ditandai dengan penurunan danyut jantung,
28
Menurut Putra (2011) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
tahap tidur lelap dan tahap tidur REM yaitu sebagai berikut:
2.2.7.1 Apabila seseorang yang kekurangan tidur lelap, maka akan
merasa lemah, mual, sakit kepala, sakit otot dan sulit
berkonsentrasi.
2.2.7.2 Karena tidur lelap dianggap penting untuk menjaga fungsi fisik
tubuh, maka tidur lelap mendapatkan durasi terlama pada awal
tidur. Bahkan, jika kurang tidur tubuh akan memprioritaskan
untuk melakukan tidur lelap dan mengorbankan tahapan
lainnya. Hal ini mengakibatkan tidur lelap nyaris tidak
mungkin terlewatkan saat tidur.
2.2.7.3 Sistem imun seseorang aktif ketika tidur lelap, oleh karena itu
saat sakit tidur lebih banyak.
30
Sementara itu berbagai manfaat tahap tidur REM dalam Putra, (2011)
sebagai berikut:
2.2.7.1 Kekurangan tahap tidur REM menyebabkan gangguan saat
terjaga, terutama kesulitan dalam berkonsentrasi.
2.2.7.2 Sejauh ini, para ilmuwan belum mengetahui secara jelas
mengenai fungsi yang disediakan oleh tidur REM. Tetapi, tidur
REM dianggap tidak signifikan dalam menjaga fungsi fisik
tubuh.
2.2.7.3 Para ilmuwan berteori bahwa seseorang bisa menyerap
sebagian besar pembelajaran lantaran melakukan tidur REM.
Hal inilah yang menjelaskan alasan bayi menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk tidur, dan 50% dari waktu
tidurnya merupakan tidur REM.
2.2.8 Gangguan masalah pola tidur
Menurut Dr. Lyndon Saputra, (2013)
2.2.8.1 Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai dan
mempertahankan tidur sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan tidur yang adekuat, baik kuantitas maupun kualitas.
Keadaan ini merupakan keluhan tidur yang paling sering
dijumpai, baik yang bersifat sementara maupun persisten.
Insomnia yang bersifat sementara umumnya berhubungan
dengan kecemasan dan kegelisahan.
Insomnia dapat dibagi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Insomnia inisial
Ketidakmampuan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten
Ketidakmampuan untuk tetap tertidur karena terlalu sering
terbangun.
c. Insomnia terminal
31
2.2.9.6 Motivasi
Motivasi dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga
memengaruhi proses tidur, misalnya seseorang ingin tidur
34
Pola tidur merupakan model, bentuk atau corak tidur dalam jangka
waktu yang relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan
bangun, irama tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan
kondisi tidur dan kepuasan tidur. Kebutuhan tidur tergantung tingkat
perkembangannya. Tahapan tidur seseorang terbagi dua yaitu tidur
NREM dan tidur REM. Gangguan tidur meliputi insomnia,
hipersomnia, parasomnia, narkolepsi, apnea saat tidur, somnabulisme,
enuresa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur penyakit,
kelelahan, lingkungan, stress psikologis, gaya hidup, motivasi, stimulus,
alkohol, obat-obatan, diet dan nutrisi. Remaja seringkali mengalami
gangguan tidur karena gaya hidup dan motivasi untuk menggunakan
gadget yang berlebihan yang mengakibatkan kebutuhan tidurnya
terganggu.
pada jam tidur tanpa tertidur yang akhirnya mencari media elektronik
sebagai hiburan.
Cahaya gadget
Motivasi
(keinginan untuk
tetap terjaga,
penggunaan
gadget)
47
Pola tidur
Penyakit
Kelelahan
Lingkungan
Stress
psikologis
Gaya hidup
Stimulan,
alkohol dan
obat-obatan
Diet dan
nutrisi
2.2 Gambar Kerangka Konsep
Menurut Dr. Lyndon Saputra, 2013
Anies (2009)
=diteliti =tidak diteliti
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Variabel Gadget adalah Durasi Kuesioner Ordinal 1. > 7 jam,
Independen : sebuah alat penggunaan oleh Adi sangat
Penggunaan komunikasi gadget. Prajaya 2016 lama.
Gadget berbentuk mini 2. 5-6 jam,
(internet, yang menarik lama.
jejaring karena relatif 3. 3-4 jam,
sosial, baru sehingga sedang.
bermain akan banyak 4. 1-2 jam,
game, memberikan singkat.
berkirim kesenangan 5. < 1 jam,
pesan dan baru bagi sangat
telepon) penggunannya. singkat.
Variabel Pola tidur 1. Kualitas Kuesioner Ordinal 1. Kualitas
Dependen : adalah bentuk tidur Pittsburgh tidur
Pola tidur atau kebiasaan subyektif Sleep baik skor
tidur dalam 2. Latensi Quality 1-5.
waktu yang tidur. Indax (PSQI) 2. Kualitas
teratur meliputi 3. Durasi oleh tidur
jadwal memulai tidur. Contreras et ringan
tidur dan 4. Efisiensi al.,2014 skor 6-7.
bangun tidur, tidur 3. Kualitas
irama tidur, 5. Gangguan tidur
frekuensi tidur tidur. sedang
dalam sehari 6. Penggunaan skor 8-
dan kepuasan obat tidur. 14.
tidur. 7. Gangguan 4. Kualitas
hari-hari. tidur
buruk
51
skor 15-
21.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri
dari:
3.5.1 Instrumen pengumpulan data pada siswa yang menggunakan
handphone diketahui melalui kuesioner sebanyak 5 pertanyaan dengan
menggunakan skala ordinal untuk mengukur lamanya responden
menggunakan handphone yaitu:
3.5.1.1 > 7 jam, sangat lama =5
3.5.1.2 5-6 jam, lama =4
3.5.1.3 3-4 jam, sedang =3
3.5.1.4 1-2 jam, singkat =2
3.5.1.5 < 1 jam, sangat singkat =1
Instrumen pengumpulan data penggunaan handphone sudah dilakukan
uji validitas dan realibilitas di wilayah banjarmasin dengan jumlah
responden sebanyak 30 orang, hasil uji validitas dan realibilitas 5
pertanyaan penggunaan handphone dinyatakan valid dan realiabel
karena r hasil > r tabel = 0,360.
53
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2015). Pengambilan data dilakukan dengan teknik membagikan
kuesioner kepada responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.6.1 Meminta surat izin dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan tentang rekomendasi
melakukan penelitian di kampus S1 Keperawatan Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
3.6.2 Setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, peneliti
melakukan penelitian terhadap responden dengan terlebih dahulu
memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.
3.6.3 Memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden dan jika
responden menyetujui untuk jadi responden kemudian diminta untuk
menandatangani persetujuan untuk menjadi responden
3.6.4 Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membagikan kuisioner
kepada responden untuk diisi.
3.6.5 Peneliti menunggu hingga responden selesai menjawab seluruh
pertanyaan.
3.6.6 Pada responden yang kurang memahami pengisian kuesioner, maka
oleh peneliti dengan membantu responden menjelaskan sesuai isi
kuesioner dengan penjelasan seperlunya dan diminta memilih jawaban
sesuai point yang ada dan dituliskan oleh peneliti menurut pilihan
responden sesuai apa adanya.
3.6.7 Lembar kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan dan
diperiksa kelengkapannya oleh peneliti, kemudian dilakukan analisis.
55
3.8.2.2 Jika p > 0,05) maka hipotesis ditolak yang berarti tidak ada
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustono, A. (2018). Hubungan Kondisi Psikososial dengan Kejadian Insomnia.
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Vol. 5(2) Juli, pp. 52-61.
Arif Hidayat Suwarna dan Widiyanto, (2016). perbedaan pola tidur antara
kelompok terlatih dan tidak terlatih. Jurnal Pendidikan kesehatan dan
Rekreasi FIK UNY. VOL.VX No. 1 April.
Arikunto, (2007). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Atoilah, E. M., & Kusnadi, E. (2013). Askep pada Klien dengan Gangguan
Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: In Media.
Derry, I. (2014). Bila SI Kecil Bermain Gadget: Panduan Bagi Orang Tua Untuk
Memahami Fakto-Faktor Penyebab Anak Kecanduan Gadget. Bisakimia:
Jakarta.
Heriyanto & Puspo A. (2016). Mobile Phone Forensics and Security Series.
Yogyakarta:C.V Andi offset.
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Huda, N. (2016). 100 Fakta seputar Tidur yang perluh Anda Tahu. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Hudo., Larrisa. (2015). Gadget Mengganggu Waktu Tidur Remaja. Artikel
lifestyle sindonews. (https://lifestyle.sindonews.com). (Diakses pada 13
Desember 2019).
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana.
Jatmika, Sidik, (2010). Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban
Globalisasi?, Yogyakarta: Kanisius.
Juraman, S. R. (2014). Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Dalam Mengakses Informasi Edukatif. Jurnal Acta Diurna, 3(1)
61
King, D. L., Delfabbro, P. H., Zwaans, T., & Kaptsis, D. (2014). Sleep
interference effects of pathological electronic media use during
adolescence. International Journal of Mental Health and Addiction, 12(1),
21–35.
Putra, S. R. (2011). Tips Sehat dengan Pola Tidur Tepat dan Cerdas. Yogyakarta:
Buku Biru.
Sarwono, S.W. (2011). Psikologi remaja. Edisi revisi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
63