Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM NORMAL

CT : Yenny Okvitasari, Ns.,M. Kep


CI : HJ. Aminah, S, ST

OLEH :

ANI SURIYANI, S. KEP

NPM.2114901110009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM NORMAL
Definisi Klasifikasi

Masa pascapartum adalah suatu masa antara pelahiran Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode:
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan
1) Puerpurium Dini
sebelum masa hamil. Istilah puerperium (puer, seorang
anak , ditambah kata parere, kembali ke semula) Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan
merujuk pada masa enam minggu antara terminasi berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke islam dianggap telah bersih dan boleh
kondisi sebelum hamil. (Reeder, Martin, Koniak- bekerja selama 40 hari.
Griffin, 2011)
2) Puerpurium bahaya
Tanda-tanda Intermedial
post partum

Kepulihan menyeluruh
a. Perdarahan alat-alat
vagina yang hebatgenetalia
atau tiba-tiba
yang lamanya
bertambah 6-8 minggu
banyak
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
3) Remote Puerpurium
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
Adalahkepala
d. Sakit waktuterus-menerus,
yang diperlukan
nyeri untuk
ulu hati, atau
pulihnyapenglihatan
masalah dan sehat sempurna terutama bila
selama kehamilan
e. Pembengkakan atau waktu persalinan
di wajah/tangan
mempunyai
f. Demam, komplikasi
muntah, (Synopsis
rasa sakit waktuObstetri
BAK, merasa
I, 2002:
tidak enak115)
badan
g.Pemeriksaan
Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan
Diagnostik
1)atau terasa
Darah: sakit
Hemoglobin dan Hematokrit 12-24
h. Kehilangan nafsu makan
jam postpartum (jika dalam
HB <waktu
10 yang
g%, sama
i. Rasa sakit, merah,
dibutuhkan lunak, dan
suplemen pembengkakan
FE), eritrosit, di kaki
j. Merasa
leukositsedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri
dan trombosit.
2)bayinya/diri
Klien dengansendiri
dower kateter diperlukan
k. Merasa sangat letih/nafas terengah-engah
cultur urine.

Perawatan Masa Nifas

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru melahirkan sampai alat-alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil. Fungsi perawatan masa nifas yakni memberikan fasilitas agar proses
penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan normal, mengamati proses kembalinya rahim ke
ukuran normal, membantu ibu untuk dapat memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada ibu dalam
merawat bayinya.
Pathway
POST PARTUM NORMAL

Perubahan fisiologi perubahan psikologi

Peningkatan kadar oxsitocin


Taking in Taking hold Latting go
(ketergan (ketergantunga (kemandirian)
tungan) n, kemandirian)
Peningkatan kontraksi uterus

Butuh perindungan Perubahan


dan pelaynan menjadi orang tua
Nyeri Akut

Berfokus pd diri Ketidakefektipan


Vagina dan perinium sendiri dan lemas menyusui

Rupture jaringan Kondisi tubuh


Kelelahan mengalami
perubahan
Persolanal Hyginene
Belajar mengenai
perawatan diri &
Kurang baik
bayi

Genetalia kotor
Kurang Resiko gangguan
pengetahuan proses parenting
Resiko Infeksi
1.1 Konsep dasar asuhan keperawatan
1.1.1 Identitas Klien
 Nama Klien
 Umur
 Suku / Bangsa
 Agama
 PekerjaanAlamat: Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal.
1.1.2 Anamnesa (Data Subjektif)
 Tanggal / jam
 Keluhan utama yaitu keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat dilakukan
pengkajian
 Riwayat kehamilan yaitu riwayat positif/negatif pasien pada saat sebelum hamil
dan sesudah hamil
 Riwayat persalinan
 Riwayat persalinan:
 Jenis Pesalinan.
 Komplikasi dalam persalinan
 Placenta dilahirkan secara spontan atau tidak, dilahirkan lengkap atau tidak, ada
kelainan atau tidak, ada sisa placenta atau tidak.
 Tali pusat
 Perineum
 Perdarahan
 Proses persalinan Bayi
 Tekanan darah pada nifas normal < 120 / 80 mmHg.
 Nadi pada nifas normal 80 – 100 x/menit  Pernapasan pada nifas normal 16 –
20 x/menit, suhu normalnya 360 C
 BB dan PB : untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak Normalnya > 2500
gr, BBLR < 2500 gr, makrosomi > 4000 gr.
 Cacat bawaan : bayi normal atau tidak
 Air ketuban: Air ketubannya normal atau tidak. Normalnya putih keruh.
Banyaknya normal atau tidak. Normalnya 500-1000 cc.
1.1.3 Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
 Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Nifas normal
biasanya baik.
 Keadaan emosional

Untuk mengetahui apakah keadaan emosional stabil / tidak dan apakah terjadi
post partum blues (depresi) pada post partum pada klien tersebut. Pada ibu nifas
normal keadaan emosional stabil.

 Tanda Vital: 36,40C sampai 37,40C.


 Pemeriksaan fisik
 Muka
- Kelopak mata : ada edema atau tidak
- Konjungtiva : Merah muda atau pucat
- Sklera : Putih atau tidak
 Mulut: Lidah bersih
- Gigi : ada karies atau tidak ada.
 Leher
- Kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak
- Kelenjar getah bening : ada pembesaran atau tidak.
 Dada
- Jantung : irama jantung teratur.
- Paru-paru : ada ronchi dan wheezing atau tidak.
- Payudara
Bentuk simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, pengeluaran
 Abdomen

Bekas luka operasi: untuk mengetahui apakah pernah SC atau operasi lain.

 Uterus
Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus, konsistensi uterus,
posisi uterus. Pada ibu nifas 1 hari post partum normal TFU 2 jari di bawah
pusat dan kontraksinya baik. Konsistensinya keras dan posisi uterus di tengah.

 Pengeluaran lochea

Untuk mengetahui warna, jumlah, bau konsistensi lochea pada umumnya dan
menentukan adanya kelainan atau tidak. Pada ibu nifas yang normal 1 hari post
partum loceha warna merah jumlah + 50 cc, bau : dan konsistensi encer.

 Perineum

Untuk mengetahui apakah pada perineum terdapat jahitan ataupun bekas jahitan
atau tidak. Pada nifas normal bisa ditemukan bekas jahitan. Kaji kebersihan area
perineum.

 Kandung kemih

Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak, pada ibu nifas
normal kandung kemih tidak teraba.

 Extremitas atas dan bawah


- Edema : ada atau tidak
- Kekakuan otot dan sendi : ada atau tidak
- Kemerahan : ada atau tidak
- Varices : ada atau tidak
- Reflek patella kanan & kiri: normalnya + Reflek patella negatif pada
hypovitaminase B1 dan penyakit urat syarat.
1.2 Diagnosa Keperawatan
1.2.1 Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensori emosional yang tidak menyenangkan muncul akibat
kerusakan jaringan yang actual maupun potensial.
2) Batasan karakteristik
- Tingkat kecemasan
- Nafsu makan
- Kepasan klien : manajemen nyeri
- Status kenyamanan
- Nyeri : respon psikologis tambahan

3) Factor yang berhubungan


- Manajemen penyakit akut
- Pengetahuan : manajemen nyeri
- Status neorologi
- Tingkat setres
- Perfusi jaringan : abdominal
1.2.2 Resiko infeksi
1) Definisi
Beresiko terserang organisme patogen
2) Batasan karakteristik
Keperahan infeksi
3) Factor yang berhubungan
- Status maternal : post partum
- Status asupan nutrisi
- Control resiko
- Penyembuhan luka
1.2.3 Kelelahan
1) Definisi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat
2) Batasan kareakteristik
- Toleransi terhadap aktivitas
- Tingkat depresi
- Keseimbangan alam perasaan
- Status kesehatan pribadi
- Istirahat
- Penampilan peran
3)Faktor yang berhubungan
- Tingkat kecemasan
- Control kecemasan diri
- Status kenyamanan :lingkungan
- Status maternal : antepartum
- Tingkat nyeri

1.2.4 Resiko gangguan proses parenting


1) Definisi
Berisiko tidak mampu bagi pengasuh utama untuk membuat, menjaga, atau
mendapatkan kembali lingkungan yang mempromosikan pertumbuhan dan
perkembangan optimal untuk anak.
2) Batasan karakteristik
- Kesehatan emosi pengasuh
- Daya tahan peran pengasuh
- Stressor pengasuh
- Koping
- Kognisi
3) Factor yang berhubungan
1.2.5 Ketidakefektipan menyusui
1) Definisi
Ketidakefektipan pemerian ASI
2) Batasan karakteristik
- Ketidakpuasan proses menyusui
- Menghisap tidak ditopang pada payudara
- Bayi tidak mau pada posisi menyusu
- Tidak responsif pada tindakan kenyamanan
- Lecet pada putting susu terus menerus selama satu minggu pertama
menyusui
3) Factor yang berhubungan
- Pasangan/ keluarga yang tidak mendukung
- Riwayat pembedahan payudara
- Penerimaan bayi terhadap makanan tambahan dengan putting buatan
- Prematur
- Riwayat kegagalan menyusui
- Lemahnya refleks menghisap bayi
- Payudara ibu yang tidak normal
1.3 Perencanaan Keperawatan
1.3.1 Diagnosa 1 : Nyeri Akut

Tujuan Intervensi
Setelah diberikan asuhan 1. Bantu pasien menemukan posisi nyaman.
keperawatan nyeri klien 2. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi,
akan berkurang. distraksi, massage.
Kriteria evaluasi: 3. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal,
Klien mengatakan nyeri non verbal, dan respon hemodinamik) klien.
berkurang 4. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang
ditunjuk oleh klien.
5. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-
10.
6. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen,
naproksen, ponstan) dan Midol.
7. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan
akui nyeri yang klien rasakan.

1.3.2 Diagnosa 2 : Resiko Infeksi

Tujuan Intervensi
Meminimalisasikan 1. Pantau tanda – tanda vital dengan rutin dan sesuai
resiko infeksi seminimal indikasi catat tanda – tanda menggigil, anoreksa
mungkin atau malaise.
2. Inspeksi sisi episiotomi setiap 8 jam
3. Lakukan perawatan luka : dengan membersihakn
luka eisiotomi
4. Pastikan luka episiotomy bersih dan kering
5. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian
antibiotic
1.3.3 Diagnosa 3 : Kelelalhan / keletihan

Tujuan Intervensi
Status Maternal: antepartum Manajemen energy
1. Tekanan darah normal 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
2. Hb normal yang mengakibatkan kelelahan
3. Tidak ada mual 2. Sediakan lingkungan nyaman dan
4. Tidak muntah rendah stimulus (mis.cahaya, suara,
5. Nyeriabdomen berkurang kunjungan)
3. Anjurkan tirah barang
4. Monitor pola dan jam tidur

1.3.4 Diagnosa 4 : Resiko gangguan prses parenting

Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji perilaku orang tua yang
keperawatan orang tua mencerminkan kurangnya perlekatan.
memberikan 2. Tanyakan mengenai dukungan parenting/
perilaku kasih sayang dan emosional yang diperoleh ibu/pasangan
memberikan anak lingkungan dari orang tua masing-masing.
social, emosional, dan fisik yang 3. Kaji hubungan antara ibu dan pasangan
konstruktif dan membangun. 4. Anjurkan rawat bersama, jika difasilitasi
dalam institusi.

1.3.5 Diagnosa 5 : Ketidakefektipan menyusui

Tujuan Intervensi
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji ulang tingkat pengetahuan dan
keperawatan diharapkan ibu dapat pengalaman ibu tentang menyusui
mencapai kepuasan menyusui. sebelumnya.
Kriteria hasil : Bayi mendapat ASI 2. Demonstransikan dan tinjau ulang teknik
yang cukup menyusui
3. Anjurkan ibu mengeringkan puting
setelah menyusui
4. Kaji aliran ASI

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary., Leveno., and Bloom.(2013). Obstetri Williams Edisi 23.


Jakarta: EGC
Depkes RI, (2011), Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWSKIA), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Jakarta.
Dutton, Lauren A & Densmore, Jessica E. (2011). Rujukan Cepat Kebidanan. Jakarta:
EGC
Green,C. J and J. M. Wilkinson. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &
Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Indriyani, Diyan & Asmuji. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :
Ar-Russ Media.
Banjarmasin, 26 Februari 2022
Ners Muda

Ani Suriyani, S.Kep

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Yenny Okvitasari, Ns.,M. Kep) (HJ. Aminah, S, ST)

Anda mungkin juga menyukai