Anda di halaman 1dari 6

ASKEP KEGAWATDARURATAN ULKUS PEPTIKUM

A. Pengertian Ulkus Peptikum


Ulkus peptikum merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus
dan meluas sampai dibawah epitel.Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai
kebawah epitel disebut erosi,walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak.
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi ( area berlubang ) yang terbentuk dalam dinding
mukosa lambung,pilorus,duodenum atau eksofagus.Ulkus peptikum disebut juga
sebagai ulkus lambung,duodenal atau esofageal,tergantung pada lokasinya.(brunner n
suddart,2001).
Ulkus peptikum atau tukak peptik adalah ulkus yang terjadi pada mukosa,sub mukosa
dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus gastrointestinalis yang
selalu berhubungan dengan asam lambung yang cukup mengandung HCL.(sujono
hadi,1999:204).

B. Etiologi
Bakteri gram negatif H,pylori telah sangat diyakini sebagai faktor penyebab,diketahui
bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam
hidrochlorida dan pepsin.Faktor predisposisinya menurut beberapa pendapat
mengatakan stress atau marah yang tidak dieksrepresikan adalah faktor
predisposisi.Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional.

C. Manifestasi Klinis
a) Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul,seperti tertusuk atau
sensasi terbakar di epigasrium tengah atau di punggung.Hal ini diyakini bahwa
nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan.
b) Piroris ( nyeri ulu hati ) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung,yang naik ke mulut,kadang-kadang disertai eruktasi
asam.Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
c) Muntah
d) Konstipasi dan perdarahan
ASKEP ULKUS PEPTIKUM

A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien : nama,umur,tanggal lahir,jenis kelamin,agama,pendidikan,suku
bangsa dll.
b. Keluhan Utama : biasanya pasien nyeri ulu hati.
c. Riwayat penyakit sekarang : nyeri ulu hati,mual muntah,nafsu makan menurun.
d. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada,namun pasien ada mengonsumsi alkohol
dahulu.
e. Riwayat penyakit keluarga : Apakah dikeluarga ada memiliki riwayat penyakit yang
sama atau tidak.

1. PENGKAJIAN PRIMER
a. AIRWAY
Tidak terjadi sumbatan jalan nafas ( secret, benda asing maupun darah ). Lidah
tidak jatuh ke belakang. Tidak ada suara nafas tambahan.

b. Breathing
Terlihat penggunaan otot bantu pernafasan atau tidak dan pernafasan cuping
hidung atau tidak..

c. Circulation
TD = Apakah normal atau tidak. T = nurmal/tidak. N = normal/tidak CRT
kembali ><dari 3 detik. Kulit apakah menguning. Akral hangat atau dingin.

d. Disability
Kesadaran pasien Compos Mentis atau tidak, apakah pasien mengatakan cemas
akan kondisinya saat ini. Apakah Tampak raut muka yang gelisah. Apakah
klien Terlihat tidak tenang dan selalu mengulang kata-kata.

e. Exposure
Apakah Kepala tampak bulat atau tidak. Ada/Tidak ada massa terlihat pada
kepala. Apakah Rambut bersih. Apakah Skera tampak ikterik/tidak. Kulit pada
tubuh pasien juga tampak ikterik/tidak. Ada/Tidak terdapat luka pada tubuh
pasien. Apak ada Terlihat bekas operasi pada abdomen. Apakah ada Edema
pada abdomen atau tidak.

2. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
b. GCS : E4, V5, E6
c. Tanda-tanda Vital : normal/tidak
d. Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala : Tampak bulat simetris. Tidak teraba massa pada
kepala. Rambut dan kepala bersih. Tidak ada hematom.
2. Mata : Ukuran pupil kanan/kiri normal/tidak rangsangan cahaya
pupil kanan/kiri (+/+)
3. Hidung : Bentuk dalam batas normal, hiperemis (-/-) , secret
(-), tidak ada polip, bersih. Adanya pernafasan cuping hidung
4. Mulut : Tidak ada sianosis. Bibir kering. Hipertrofi gusi (-),
perdarahan gusi (-), Atrofi papil lidah (-)
5. Telinga : Simetris, bersih, serumen (-)
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada
peningkatan JVP.
7. Tenggorokan : Hiperemi (-), faring hiperemi (-)
8. Thorax : Simetris. Tidak ada retraksi
9. Extremitas : Akral teraba hangat. CRT>< 3 Detik. Ada/Tidak
ada edema.

A. DIAGNOSA
a. Nyeri akut b/d kelemahan/kerusakan mukosa lambung.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia,mual dan muntah.

B. INTERVENSI
N Diagnosa Noc Nic Aktivitas
o

1. Nyeri akut b/d Skala nyeri Manajem 1. Lakukan pengkajian


kelemahan/kerusakan Kontrol en nyeri
mukosa lambung komprehensif yang
nyeri
kenyaman meliputi lokasi,
Dengan
karakteristik,
indikator:
Mengenali onset/durasi,
kapan nyeri
frekuensi, kualitas
terjadi
dipertshank dan intensitas atau
an pada
beratnya nyeri dan
tidak pernah
menunjukka faktor pencutus
n (1)
2. Gali pengetahun
ditingkatkan
ke kadang- pasien tantang nyeri
kadang
3. Kendalikan faktor
menunjukka
n (3) yang dapat
mempengaruhi
nyeri
4. Ajarkan prinsip
manajemen nyeri
5. Dorong pasien
untuk memonitor
nyeri dan mengenali
nyeri dangan teapat
Manajem
Kontrol en mual
mual dan muntah 1. Dorong pasien
muntah
dengan untuk
2.
indikator : memantau
Perubahan Mengenali
nutrisi faktor pengalaman diri
pencetus terhadap mual.
kurang dari
stimulus
kebutuhan ( muntah ) 2. Dorong pasien
tubuh b/d dipertahank untuk belajar
an pada
anoreksia, tidak pernah strategi
mual dan menunjukka mengatasi mual
n1
muntah.
ditingkatkan sendiri.
ke kadang- 3. Kaji emesis
kadang
menunjukka terkait
n 3. warna,konsisten
Menggunak
an langkah- si,akan adanya
langkah darah,waktu,da
pencegahan
dipertahank n sejauh mana
an pada kekuatan
tidak pernah
ditunjukkan emesis.
1 4. Ukur atau
ditingkatkan
ke kadang- perkiraan
kadang volume emesis.
ditunjukkan
3. 5. Dapatkan
riwayat
makanan seperti
makanan yang
disukai,yang
tidak disukai
dan preferensi
makanan sesuai
budaya.

Anda mungkin juga menyukai