M DENGAN ABDOMINAL
PAIN di RUANGAN MARWAH RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA
TAHUN 2023
Disusun Oleh:
Wahyuni
NIM. 2214901011
Telah diisetujui dan disahkan oleh pembimbing, Laporan Praktek Stase KMB Prodi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Teknologi dan Sains Universitas Bumi
Telah di Setujui
2
LAPORAN PENDAHULUAN
ABDOMINAL PAIN
A. DEFINISI
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang
terasa disetiap regio abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2006). Nyeri
abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region
inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari
suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut
berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan bedah
untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut berulang
sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama paling
sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.
B. ETIOLOGI
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
3
12) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
13) Perubahan nafsu makan
b. Nyeri kronis
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan nonverbal
3) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
4) Perubahan pola tidur
5) Kelelahan
6) Atrofi yang melibatkan beberapa otot
7) Takut cedera
8) Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor predisposisi
a. Trauma
1) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka
2) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
3) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang
bersifat asam atau basa kuat
4) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot
dan luka bakar
b. Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
c. Peradangan
d. Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
e. Trauma psikologis
3. Faktor presipitasi
a. Ligkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
4
C. TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri abdomen
2. Mual, muntah
3. Tidak nafsu makan
4. Lidah dan mukosa bibir kering
5. Turgor kulit tidak elastis
6. Urine sedikit dan pekat
7. Lemah dan kelelaha
D. PENATALAKSANAAN
7. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang. Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola), distraksi audio
(mendengar musik), distraksi sentuhan massage, memegang mainan),
distraksi intelektual (merangkai puzzle).
5
8. Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
9. Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
10. Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi
tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter
terhadap respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan
migren dengan cara memasang elektroda pada pelipis.
E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABDOMINAL
PAIN
1. Pengkajian
a. Pasien mengeluh nyeri perut.
b. Nadi meningkat
c. Tekanan darah meningkat
d. RR meningkat
e. Pasien tampak meringis.
f. Pasien mengatakan nyeri ringan – sedang
g. Pasien mengatakan nyerinya bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak
jelas serta sulit dilokalisasi
h. Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
i. Pasien muntah-muntah
j.Pasien tampak lemah.
k. Lidah dan mukosa bibir pasien kering.
l.Turgor kulit tidak elastis.
m. Urine sedikit dan pekat.
n. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
o. Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan.
p. Berat badan pasien turun
q. Pasien tampak lemah dan kelelahan
6
r. Kekuatan otot
s.
t. 4444 4444
u. 4444 4444
v. Pasien tidak bisa melakukan aktivitas.
• Pemeriksaan fisik
Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita
(status generalis) untuk evaluasi keadaan sistim pemafasan, sistim
kardiovaskuler dan sistim saraf yang merupakan sistim vital untuk
kelangsungan kehidupan. Pemeriksaan keadaan lokal (status lokalis
abdomen) pada penderita dilaksapakan secara sistematis dengan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Tanda-tanda khusus pada akut abdomen
tergantung pada penyebabnya seperti trauma, peradangan, perforasi atau
obstruksi.
• Inspeksi
7
dari luasnya daerah yang terkena iritasi.
b) Palpasi akan menunjukkan 2 gejala :
1. Perasaan nyeri
Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan
bertambah pads waktu palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan
nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah
peradangan pads penekanan dinding abdomen di daerah lain.
2. Kejang otot (defense musculaire, muscular rigidity)
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pads peritonitis diffusa
yang karena rangsangan palpasi bertambah sehingga secara refleks
terjadi kejang otot.
• Perkusi
Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal. 1) Perasaan
nyeri oleh ketokan pads jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok. 2) Bunyi
timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas
pads ileus obstruksi rendah.
• Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi
perangsangan peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus
paralitik.
• Pemeriksaan rectal
Toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma pads rektum atau
keadaan ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor.
2. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan post operasi ditandai dengan Pasien mengeluh
nyeri perut, nadi meningkat, tekanan darah meningkat, RR meningkat, Pasien
tampak meringis dan pasien mengatakan slaka nyeri ringan - sedang.
8
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan intake cairan insisi
bedah ditandai dengan pasien tampak lemah, lidah dan mukosa bibir pasien
kering, turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, minum < 8 gelas.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri insisi bedah
mual muntah ditandai dengan Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan,
pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan, dan berat badan pasien
turun
3. Intervensi
1. Nyeri akut
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam di harapkan nyeri dapat
berkurang atau terkontrol dengan kriteria hasil :
1. Nyeri pasien dapat berkurang
2. Skala intensitas nyeri berkurang 2 -3
3. Pasien tampak tenang
4. TTV tampak normal ( dalam batas normal )
Intervensi Rasional
1. Jelaskan kepada klien tindakan yang akan di 1. klien mengetahui dan dapat
lakukan. mengikuti tindakan yang akan di
lakukan
9
5. Kolaborasi pemberian analgetik 5. Kolaborasi dengan pemberian
analgetik sesuai indikasi dapat
memblok lintasan nyeri, sehingga
nyeri dapat berkurang.
6. Observasi TTV 6. Peningkatan nadi menunjukkan
adanya nyeri.
7. Observasi skala nyeri 7. Untuk mengetahui intervensi
selanjutnya dan untuk melihat skala
nyeri.
bedah
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam di harapkan volume cairan
tetap adekuat dengan kriteria hasil :
1. Tanda-tanda vital tetap stabil
2. Warna kulit dan suhu normal
3. Kadar elektrolit tetap dalam rentang normal
4. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membran mukosa lembab
Intervensi Rasional
1.Pantau dan catat tanda-tanda vital setiap 2 jam 1. Takikardia, dispnea, atau hipotensi
atau sesering mungkin sesuai keperluan dapat mengindikasikan kekurangan
sampai stabil. Kemudian pantau dan catat volume cairan atau
tanda-tanda vital setiap 4 jam. ketidakseimbangan elektrolit.
2.Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis.
Hindari terlalu panas 2. Untuk mencegah vasodilatasi,
terkumpulnya darah di ektremitas,
dan berkurangnya volume darah
sirkulasi.
3.Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4
jam. Catat dan laporkan perubahan yang 3. Haluaran urine yang rendah dan
signitifikan termasuk urine, feses, muntahan, berat jenis urine yang tinggi
drainase luka. mengindikasikan hopovolemia.
4.Berikan cairan, darah atau produk darah, atau
ekspander plasma 4. Untuk mengganti cairan dan
kehilangan darah serta
mempermudah pergerakan cairan
ke dalam ruang intravaskular,
pantau dan catat keefektifan dan
semua efek yang tidak diharapkan.
10
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri insisi bedah:
Setelah diberikan asuhan keperawatan pasien akan menunjukkan tingkat
peningkatan aktivitas optimal dengan kriteria hasil :
1. Pasien menyatakan keinginannya untuk meningkatkan aktivitas
2. Pasien mengindentifikasi faktor-faktor terkontrol yang menyebabkan
kelemahan
3. Tekanan darah, kecepatan nadi dan respirasi, tetap dalam batas yang
ditetapkan selama aktivitas
4. Pasien menyatakan rasa puas dengan setiap tingkat aktivitas baru yang dapat
dicapai
Intervensi Rasional
1. Diskusikan dengan pasien tentang perlunya 1. Untuk mengkomunikasikan
beraktifitas kepada pasien bahwa aktivitas
akan meningkatkan kesejahteraan
fisik dan psikososial
mual muntah
Tujuan : kebutuhan nutrisi tubuh dapat tercukupi secara optimal dengan kriteria
hasil :
1. Pasien makan secara mandiri tanpa di dorong
11
2. Berat badan pasien bertambah (kg) setiap minggu
3. Pasien dan anggota keluarga mengomunikasikan pemahaman kebutuhan diet
khusus
Intervensi Rasional
1. Jelaskan kepada klien tindakan yang 1. klien mengetahui dan dapat
akan di lakukan. mengikuti tindakan yang akan di
lakukan
12
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny.M No RM: 034842
Ruang : Marwah
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS :1.klien mengatakan tidak biasa Perubahan nutrisi kurang dari Penurunan
makan kebutuhan tubuh intake asupan
1 2. Klien mengatakan mual dan gizi.
muntah
DO : 1.Klien Nampak mual dan muntah
- TD : 120/80 MmHg
- S : 370C
- N : 80 x/i
- P : 22 x/i
13
DIAGNOSA & PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.M No RM: 034842
Ruang : Marwah
N
Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
o
Setelah dilakukan tindakan 1.status nutrisi pasien meliputi ABCD
1 1 Keperawata n selama 2 X 24 jam klien dan
dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya tanda-tanda vital
Kriteria Hasil: 2.Mengidentifikasi perubahan berat
1. klien mengatakan sudah tidak mual dan badan
muntah setiap kali makan. terakhir
2.Asupan oral dan absorbs nutrisi 3. Anjurkan pasien untuk makan sedikit
kembali normal seperti semula. tapi sering
3. Tidak ditemui stomatitis. 4. Kolaborasi dengan ahli gisi untuk diet
4.Klien mengatakan perut sudah tidak yang tepat bagi pasien dan dengan
sakit apabila dimasuki makanan. dokter dalam pemberian obat
5. Klien merasa lebih nyaman analgetik
14
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Pasien : Ny.M No RM: 034842
Ruang : Marwah
No Dx Implementasi Evaluasi
1 1. mengkaji status nutrisi pasien meliputi Hari 1
ABCD dan tanda-tanda vital S : Klien mengatakan tidak bisa makan
H : porsi makan tidak d habiskan
TTV : O : klien nampak lemas
T : 120/ 80 mmHg
N : 80 x/ i A : masalah belum teratasi
S : 37 C
P : 22 x/i P: lanjutkan intervensi 1 dan 3
2. Mengidentifikasi perubahan berat badan
terakhir
H : BB klien 58 kg Hari 2
3. menganjurkan pasien untuk makan sedikit S: Klien mengatakan masih susah untuk
tapi sering makan
H : klien Nampak tidak bisa makan
4. mengkolaborasi dengan ahli gisi untuk diet O: Klien tampak lemas
yang tepat bagi pasien dan dengan dokter
dalam pemberian obat analgetik A: masalah belum teratasi
H: sesuai dengan anjuran yang di berikan
P: lanjutkan intervensi
15