Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ABDOMINAL PAIN

Oleh :

INTAN AYU DANISWARA (2230023)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

2022/2023

A. Konsep Dasar Abdominal Pain


1. Definisi
Abdominal Pain atau nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak
menyenangkan yang terasa di abdomen. Nyeri di perut adalah gejala paling
penting dari proses patologis perut akut. Nyeri abdomen dibagi menjadi dua, yaitu
nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
a. Nyeri Abdomen Akut
Nyeri Abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
dengan onset mendadak dan durasi pendek. Keluhan yang menonjol dari
pasien dengan abdomen akut adalah nyeri perut. Rasa nyeri perut dapat
disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen atau di luar abdomen seperti
organ-organ di rongga toraks.
b. Nyeri Abdomen Kronis
Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan
nyeri berlanjut, baik berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau
berulang/hilang timbul (Yuliano, 2020).

2. Etiologi  
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang
saluran pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa:
a. Luka pada lambung.
b. Gangguan jangka panjang pada sistem  pencernaan.
c. Apendisitis.
d. Pankreasitis
e. Batu empedu

3. Manifestasi Klinis  
Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering, turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan
(Yuliano, 2020).

4. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada organ yang ada di abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada
susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan  psikosomatik. Rasa nyeri pada
abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum
ke ujung saraf. Mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian
akan diikuti oleh rasa nyeri somatik setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri
somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang. Rasa
nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul di daerah abdomen bagian atas
epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah
abdomen. Jadi permasalahan keperawatannya adalah nyeri dan ketika nyeri
muncul akan mengakibatkan pola tidur pasien terganggu (Yuliano, 2020).
6.Pemeriksaan Penunjang
Menurut (OKTAVIANI, 2019), pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada pasien dengan abdominal pain meliputi:
a. Pemeriksaan fisik  
b. Pemeriksaan DL
c. Amilase Kadar serum
d. Gas Darah Arteri
e. Urin
f. EKG
g. Rotgen thorak
h. Rotgen Abdomen
i. Ultrasonografi
j. CT scan
k. IVU (urografi intravena)

7.Penatalaksan Medis
Pemberian Analgetik dan pembedahan.

8.Penatalaksan Keperawatan
a. Kaji nyeri dengan tehnik PQRST
b. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
c. Berikan posisi yang nyaman pada klien (OKTAVIANI, 2019).

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pasien mengeluh nyeri perut.
b. Nadi meningkat.
c. Tekanan darah meningkat.
d. RR meningkat.
e. Pasien tampak meringis.
f. Pasien mengatakan nyeri ringan – sedang.
g. Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
h. Pasien muntah-muntah
i. Pasien tampak lemah.
j. Lidah dan mukosa bibir pasien kering.
k. Turgor kulit tidak elastis.
l. Urine sedikit dan pekat.
m. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
n. Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan.
o. Berat badan pasien turun.
p. Pasien tampak lemah dan kelelahan.
q. Aktivitas pasien terganggu.

2. Pemeriksaan Fisik
Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita (status
generalis) untuk evaluasi keadaan sistim pemafasan, sistim kardiovaskuler dan
sistim saraf yang merupakan sistim vital. Pemeriksaan keadaan lokal (status
lokalis abdomen) dilaksanakan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Tanda-tanda khusus pada akut abdomen tergantung pada penyebabnya seperti
trauma, peradangan, perforasi atau obstruksi (Rahayu, 2016).
a. Inspeksi
Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah:
1) Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri di daerah abdomen.
2) Penderita pucat, keringat dingin.
3) Bekas-bekas trauma pada dinding abdomen, memar, luka.

b. Palpasi
1) Palpasi akan menunjukkan 2 gejala:
a) Perasaan nyeri
Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan
bertambah sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas.
b) Kejang otot
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pada peritonitis
diffusa yang karena rangsangan palpasi bertambah sehingga secara
refleks terjadi kejang otot.
c. Perkusi
Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal:
1) Perasaan nyeri oleh ketokan pada jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok.
2) Bunyi timpani karena disebabkan distensi usus yang berisikan gas pada
ileus obstruksi rendah.

d. Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi
perangsangan peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus
paralitik.

e. Pemeriksaan Rectal
Toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma pada rektum apakah berisi
feses atau teraba tumor.
DAFTAR PUSTAKA

OKTAVIANI, M.D. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ABDOMINAL

PAIN DI RUANG BOUGENVILLE 3 RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS. 64

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,

Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Rahayu, D. A. (2016). LAPORAN PENDAHULUAN ABDOMINAL PAIN. 4(1), 1-23.

Yuliano, A. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Abdominal Pain.

Anda mungkin juga menyukai