Kolangitis adalah suatu infeksi bakteri akut pada sistem saluran empedu.
Charcot ditahun 1877 menjelaskan tentang keadaan klinis dari kolangitis, sebagai trias,
yaitu demam, ikterus dan nyeri abdomen kuadran kanan atas, yang dikenal dengan
Charcot triad.
B. ETIOLOGI
3. Striktur (penyempitan)
4. Choledochocele (koledokokel)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Jaundice (kekuningan)
6. Malaise
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Leukositosis: Pada pasien dengan cholangitis, 79% memiliki sel darah putih melebihi
10.000/mL, dengan angka rata-rata 13.600. Pemeriksaan elektrolit dengan fungsi
ginjal dapat dilakukan. Pemeriksaan kadar kalsium darah diperlukan untuk
memeriksa kemungkinan pancreatitis, yang dapat menimbulkan hipokalsemia,
dicurigai. Tes fungsi liver kemungkinan besar konsisten dengan keadaan cholestasis,
hiperbilirubinemia terdapat pada 88-100% pasien dan peningkatan kadar alkali
fosfatase pada 78% pasien. SGOT dan SGPT biasanya sedikit meningkat.
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi sangat baik untuk melihat batu empedu dan cholecystitis. Pemeriksaan
ini sangat sensitif dan spesifik untuk memeriksa kandung empedu dan menilai
dilatasi saluran bilier, namun pemeriksaan ini sering melewatkan batu yang terdapat
pada ductus biliaris distal.
3. CT Scan
4. ERCP
E. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
Pada penderita kolangitis, klien mengeluh nyeri perut kanan atas, nyeri tidak
menjalar/menetap, nyeri pada saat menarik nafas dan nyeri seperti ditusuk tusuk.
3. Riwayat Penyakit
riwayat medis pasien mungkin dapat membantu. Contohnya riwayat dari keadaan-
keadaan berikut dapat meningkatkan resiko cholangitis: batu kandung empedu atau
batu saluran empedu, pasca cholecystectomy, manipulasi endoscopik atau ERCP,
cholangiogram, riwayat cholangitis sebelumnya.
Riwayat Penyakit Sekarang:
banyak pasien yang datang dengan ascending cholangitis tidak memiliki gejala-gejala
klasik tersebut. Sebagian besar pasien mengeluhkan nyeri pada abdomen kuadran
lateral atas; namun sebagian pasien (misal: pasien lansia) terlalu sakit untuk
melokalisasi sumber infeksi. Gejala-gejala lain yang dapat terjadi meliputi: Jaundice,
demam, menggigil dan kekakuan (rigors), nyeri abdomen, pruritus, tinja yang acholis
atau hypocholis, dan malaise.
Perlu dikaji apakah klien mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes mellitus,
hipertensi, anemia sel sabit.
System Pernapasan
Perkusi : Sonor.
System Kardiovaskuler
Sistem Neurology
System Pencernaan
Inspeksi : tampak ada distensi abdomen diperut kanan atas, klien mengeluh mual
dan muntah.
Palpasi : hypertympani.
System Eliminasi
Warna urine lebih pekat dan warna feses seperti tanah liat.
System integument
Terdapat icterik/jaundice dengan kulit berkeringat dan gatal.
System muskuluskeletal
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Gangguan pemenuham nutrisi berhubungan dengan mual muntah
3. Gangguan pola tidur/istirahat berhubungan dengan iritasi peritonial.
4. Gangguan keseimbangan berhubungan dengan reaksi inflamasi
5. Resiko anemia berhubungan dengan kekurangan vitamin K
6. Resiko dehidrasi berhubungan dengan mual muntah.
Intervensi
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan,
The C.V Mosby Company St. Louis, USA.
Faktor utama dalam patogenesis dari cholangitis akut adalah obstruksi saluran
bilier, peningkatan tekanan intraluminal, dan infeksi saluran empedu. Saluran bilier yang
terkolonisasi oleh bakteri namun tidak mengalami pada umumnya tidak akan menimbulkan
cholangitis. Saat ini dipercaya bahwa obstruksi saluran bilier menurunkan pertahanan
antibakteri dari inang. Walaupun mekanisme sejatinya masih belum jelas, dipercaya bahwa
bakteria memperoleh akses menuju saluran bilier secara retrograd melalui duodenum atau
melalui darah dari vena porta. Sebagai hasilnya, infeksi akan naik menuju ductus hepaticus,
menimbulkan infeksi yang serius. Peningkatan tekanan bilier akan mendorong infeksi
menuju kanalikuli bilier, vena hepatica, dan saluran limfatik perihepatik, yang akan
menimbulkan bacteriemia (25%-40%). Infeksi dapat bersifat supuratif pada saluran bilier.
Saluran bilier pada keadaan normal bersifat steril. Keberadaan batu pada kandung
empedu (cholecystolithiasis) atau pada ductus choledochus (choledocholithiasis)
meningkatkan insidensi bactibilia. Organisme paling umum yang dapat diisolasi dalam
empedu adalah Escherischia coli (27%), Spesies Klebsiella (16%), Spesies Enterococcus
(15%), Spesies Streptococcus (8%), Spesies Enterobacter (7%), dan spesies Pseudomonas
aeruginosa (7%). Organisme yang ditemukan pada kultur darah sama dengan yang
ditemukan dalam empedu. Patogen tersering yang dapat diisolasi dalam kultur darah adalah
E coli (59%), spesies Klebsiella (16%), Pseudomonas aeruginosa (5%) dan spesies
Enterococcus (4%). Sebagai tambahan, infeksi polimikrobial sering ditemukan pada kultur
empedu (30-87%) namun lebih jarang terdapat pada kultur darah (6-16%).
Saluran empedu hepatik bersifat steril, dan empedu pada saluran empedu tetap
steril karena terdapat aliran empedu yang kontinu dan keberadaan substansi antibakteri
seberti immunoglobulin. Hambatan mekanik terhadap aliran empedu memfasilitasi
kontaminasi bakteri. Kontaminasi bakteri dari saluran bilier saja tidak menimbulkan
cholangitis secara klinis; kombinasi dari kontaminasi bakteri signifikan dan obstruksi bilier
diperlukan bagi terbentuknya cholangitis.
Tekanan bilier normal berkisar antara 7 sampai 14 cm. Pada keadaan bactibilia
dan tekanan bilier yang normal, darah vena hepatica dan nodus limfatikus perihepatik
bersifat steril, namun apabila terdapat obstruksi parsial atau total, tekanan intrabilier akan
meningkat sampai 18-29 cm H2O, dan organisme akan muncul secara cepat pada darah
dan limfa. Demam dan menggigil yang timbul pada cholangitis merupakan hasil dari
bacteremia sistemik yang ditimbulkan oleh refluks cholangiovenososus dan
cholangiolimfatik.
Penyebab tersering dari obstruksi bilier adalah choledocholithiasis, striktur jinak,
striktur anastomosis bilier-enterik, dan cholangiocarcinoma atau karsinoma periampuler.
Sebelum tahun 1980-an batu choledocholithiasis merupakan 80% penyebab kasus
cholangitis yang tercatat.