Anda di halaman 1dari 16

.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien GERD


Pertanyaan spesifik untuk mengkaji penyakit GERD pasin meliputi :

1. Kapan Anda mulai mengalami gejala? Seberapa parah mereka?


2. Apakah gejala Anda terus menerus atau sesekali?
3. Apa, jika ada, yang tampaknya memperbaiki atau memperburuk gejala
Anda?
4. Apakah gejala Anda membangunkan Anda di malam hari?
5. Apakah gejala Anda memburuk setelah makan atau berbaring?
6. Apakah makanan atau bahan asam pernah muncul di belakang
tenggorokan Anda?
7. Apakah Anda mengalami kesulitan menelan makanan, atau apakah Anda
harus mengubah diet Anda untuk menghindari kesulitan menelan?
8. Apakah Anda mendapatkan atau menurunkan berat badan?

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian

1. Keadaan umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran
kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
2. Tanda-tanda vital
Meliputi pemeriksaan : HR, T, RR, TD
3. Keluhan utama
Dikaji Awitan, durasi, kualitas dan karakteristik, tingkat keperahan.
Lokasi, faktor pencetus, manifestasi yang berhubungan :

a. Keluhan tipikal (esofagus) : heartburn, regurgitasi, dan disfagia.


b. Keluhan atipikal (eskstraesofagus) : batuk kronik, suara serak,
pneumonia, fibrosis paru, bronkiektasis, dan nyeri dada nonkardiak.
c. Keluhan lain : penurunan berat badan, anemia, hematemesis atau
melena, odinofagia.
4. Riwayat kesehatan dahulu
a. Penyakit gastrointestinal lain
b. Obat-obatan yang mempengaruhi asam lambung
c. Alergi/reaksi respon imun
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pola Fungsi Keperawatan
7. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif: Klien mengatakan agak sulit beraktivitas karena nyeri di
daerah epigastrium, seperti terbakar.
Data obyektif : Tidak terjadi perubahan tingkat kesadaran, tidak terjadi
perubahan tonus otot
8. Sirkulasi
Data Subyektif: Klien mengatakan bahwa ia tidak mengalami demam.
Data Obyektif: Suhu tubuh normal (36,5-37,5 oC), Kadar WBC
meningkat.
9. Eliminasi
Data Subyektif: Klien mengatakan tidak mengalami gangguan eliminasi.
Data obyektif: Bising usus menurun (<12x/menit)
10. Makan/ minum
Data Subyektif: Klien mengatakan mengalami mual muntah, tidak nafsu
makan, susah menelan, ada rasa pahit di lidah.
Data Obyektif: Klien tampak tidak memakan makanan yang disediakan.
11. Sensori neural
Data Subyektif: Klien mengatakan ada rasa pahit di lidah.
Data obyektif: Status mental baik.
12. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif: Klien mengatakan mengalami nyeri pada daerah
epigastrium.
P : nyeri terjadi akibat perangsangan nervus pada esophagus oleh cairan
refluks.
Q : klien mengatakan nyeri terasa seperti terbakar
R : klien mengatakan nyeri terjadi pada daerah epigastrium.
S : klien mengatakan skala nyeri 1-10.
T : klien mengatakan nyerinya terjadi pada saat menelan makanan. Nyeri
pada dada menetap.

Data Obyektif: Klien tampak meringis kesakitan, memegang bagian yang


nyeri, tekanan darah klien meningkat, klien tampak gelisah
13. Respirasi
Data Subyektif : Klien mengatakan bahwa ia mengalami sesak napas,
Klien mengatakan mengalami batuk
Data obyektif: Terlihat ada sesak napas, Terdapat penggunaan otot bantu
napas, Frekuensi tidak berada pada batas normal yaitu pada bayi >30 40
x/mnt dan pada anak-anak > 20-26 x/menit, Klien terlihat batuk.
14. Keamanan
Data Subyektif : Klien mengatakan merasa cemas
Data obyektif: Klien tampak gelisah
15. Interaksi sosial
Data Subyektif: Klien mengatakan suaranya serak, Klien mengatakan
agak susah berbicara dengan orang lain karena suaranya tidak jelas
terdengar.
Data obyektif: Suara klien terdengar serak, Suara klien tidak terdengar
jelas.

N. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang,
mual dan muntah / pengeluaran yang berlebihan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah.
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan refluks cairan ke
laring dan tenggorokan.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan fungsi persarafan
yang melayani pernapasan akibat gastrointestinal refluksdisease ditandai
dengan sesak nafas, pernapasan disritmik, frekuensi nadimeningkat.
6. Gangguan menelan berhubungan dengan penyempitan/striktur pada
esophagus akibat gastroesofageal reflux disease.
7. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit.
8. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatankemampuan
untuk menghasilkan suara sekunder akibat edema laring ditandai dengan
suara klien serak, suara klien tidak terdengar jelas.
9. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan
refluks laring dan glotis terhadap cairan refluks.

Note : Silahkan untuk mengklik halaman selanjutnya untuk melihat


kelanjutan asuhan keperawatan pasien GERD ini dan melihat diagnosa
serta intervensi keperawatannya.

Sumber : Perawat Kita Satu

Baca Juga :

 Asuhan Keperawatan Pada Pasien GERD Part 2

Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual dan muntah /
pengeluaran yang berlebihan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah.
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan refluks cairan ke laring dan
tenggorokan.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan fungsi persarafan yang melayani
pernapasan akibat gastrointestinal refluksdisease ditandai dengan sesak nafas, pernapasan
disritmik, frekuensi nadimeningkat.
6. Gangguan menelan berhubungan dengan penyempitan/striktur pada esophagus akibat
gastroesofageal reflux disease.
7. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit.
8. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatankemampuan untuk
menghasilkan suara sekunder akibat edema laring ditandai dengan suara klien serak, suara
klien tidak terdengar jelas.
9. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refluks laring dan glotis
terhadap cairan refluks.

Intervensi Keperawatan GERD


1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus

Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ......x 24 jam, pasien tidak mengalami nyeri,
dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik


nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
 Tanda vital dalam rentang normal

Intervensi :
Intervensi Keperawatan Rasional

Dengan berkurangnya faktor pencetus nyeri


Kurangi faktor presipitasi nyeri maka pasien tidak terlalu merasakan intensitas
nyeri.

Menurunkan tegangan abdomen dan


Tingkatkan istirahat
meningkatkan rasa kontrol.

Berikan informasi tentang nyeri seperti


Pemberian informasi yang berulang dapat
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
mengurangi rasa kecemasan pasien terhadap
berkurang, dan antisipasi ketidaknyamanan
rasa nyerinya.
prosedur.

Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi seperti Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali


teknik relaksasi nafas dalam, distraksi dan perhatian dan meningkatkan kemampuan
kompres hangat/dingin. koping.

Perlu penanganan obat untuk memudahkan


Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
istirahat adekuat dan penyembuhan

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual dan muntah /
pengeluaran yang berlebihan.
Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, defisit volume cairan pada
klien dapat diatasi dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 Mempertahankan urine output sesuai dengan usia BB, BJ urine normal skala 4
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik dan tidak ada rasa haus yang
berlebihan skala 4
 Berat badan stabil skala 4
 Hematokrit menurun skala 4
 Tidak ada ascites skala 4

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Perubahan pada kapasitas gaster dan mual


Monitor status hidrasi. sangat mempengaruhi masukan dan kebutuahan
cairan, peningkatan risiko dehidrasi.

Kaji tanda vital, catat perubahan TD, takikardi, Indikator dehidrasi/hipovolemia, keadekuatan
turgor kulit dan kelembaban membran mukosa. penggantian cairan.

Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi. Menggantikan kehilangan cairan dan


memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase
segera dan pasien mampu memenuhi cairan per
Intervensi Keperawatan Rasional

oral.

Memungkinkan penghentian tindakan dukungan


Dorong masukan oral bila mampu
cairan infasif dan kembali ke normal.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,


mual, muntah.

Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, nutrisi pada klien dapat
diatasi dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 Peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan skala 4


 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi skala 4
 Tidak ada penurunan berat badan yang berarti skala 4
 Mengidentifikasi skala nutrisi skala 4
 Stamina dan energi ada skala 4

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional


Intervensi Keperawatan Rasional

Dengan memilih makanan yang disukai pasien


Diskusikan pada pasien makanan yang
maka selera makan si pasien akan bertambah
disukainya dan makanan yang tidak disukainya.
dan dapat mengurangi rasa mual dan muntah.

Buat jadwal masukan tiap jam. Anjurkan Setelah tindakan pembagian, kapasitas gaster
mengukur cairan/makanan dan minum sedikit menurun kurang dari 50 ml, sehingga perlu
demi sedikit atau makan secara perlahan. makan sedikit/sering.

Beritahu pasien untuk duduk saat


Menurunkan kemungkinan aspirasi.
makan/minum.

Tekankan pentingnya menyadari kenyang dan Makan berlebihan dapat mengakibatkan mual
menghentikan masukan. dan muntah

Timbang berat badan tiap hari. Buat jadwal Pengawasan kehilangan dan alat pengkajian
teratur setelah pulang. kebutuhan nutrisi

Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang


Kolaborasi dengan ahli gizi
memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan refluks cairan ke laring dan
tenggorokan.

Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ......x 24 jam klien dapat menunjukkan
kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 jalan nafas yang paten (tidak tercekik, irama nafas dan pola nafas dalam rentang normal)
skala 4

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Peninggian kepala tempat tidur mempermudah


Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi fungsi pernapasan dengan menggunakan
gravitasi.

Fisioterapi dada dapat mengeluarkan sisa sekret


Lakukan fisioterapi dada jika perlu
yang masih tertinggal.

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan Keseimbangan akan stabil apabila antara
keseimbangan. pemasukan dan pengeluaran diatur
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan fungsi persarafan yang melayani
pernapasan akibat gastrointestinal refluksdisease ditandai dengan sesak nafas, pernapasan
disritmik, frekuensi nadi meningkat.

Tujuan :

 Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan ketidakefektifan pola
napas teratasi dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal.


 RR dalam rentang normal (pada bayi =30-40x/menit dan pada anak-anak = 20-26x/menit)
 Pada pemeriksaan sinar X dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan.
 Bunyi napas vaskuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada.
 Tidak ada sesak napas
 Frekuensi nadi dalam rentang normal (60-100x/menit)
 Tidak ada retraksi otot bantu pernapasan
 Pernapasan cuping hidung tidak ada

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Dengan mengidentifikasikan penyebab kita dapat


Identifikasi faktor penyebab sesak napas
mengambil tindakan yang tepat.

Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan
pernafasan, laporkan setiap perubahan yang kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui
terjadi. sejauh mana perubahan kondisi pasien.
Intervensi Keperawatan Rasional

Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman,


Penurunan diafragma memperluas daerah dada
dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur
sehingga ekspansi paru bisa maksimal.
ditinggikan 60 – 90 derajat.

Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan Peningkatan RR dan tachcardi merupakan
darah, RR dan respon pasien). indikasi adanya penurunan fungsi paru.

Kolaborasi
Pemberian oksigen dapat menurunkan beban
Kolaborasi dengan tim medis lain untuk
pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis.
pemberian O2.

Kolaborasi
Bila anak cenderung mengalami bronkospasme, Untuk mengatasi bronkospasme dan
obat-obatan dapat diindikasikan mengefektifkan pernapasan.

6. Gangguan menelan berhubungan dengan penyempitan/striktur pada esophagus akibat


gastroesofageal reflux disease.

Tujuan :

 Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan gangguan menelan
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Kriteria Hasil :

 Tidak teramati adanya kesulitan saat menelan.


 Tidak terjadi statis makanan di rongga mulut klien.
 Klien tidak tersedak setelah makan/minum.

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Kaji apakah individu cukup sadar dan responsif,


untuk mengetahui kemampuan menelan klien
dapat mengontrol mulut, dapat batuk
sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat
refleks/muntah, posisi klien sudah nyaman, dan
dan mencegah terjadinya aspirasi.
dapat menelan salivanya sendiri.

makanan lunak lebih mudah ditelan sehingga


tidak menimbulkan nyeri di tenggorokan
Berikan diet lunak pada klien.
sehingga memudahkan dalam memberikan
asupan nutrisi.

Berikan makanan dengan pelan, pastikan


makanan yang dikunyah menjadi lebih halus
makanan dikunyah sebelum ditelan.
teksturnya sehingga lebih mudah untuk ditelan.

7. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x 24 jam, ansietas pada klien dapat
diatasi dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 Menyingkirkan tanda kecemasan skala 4


 Merencanakan strategi koping skala 4
 Intensitas kecemasan skala 4
 Mencari informasi untuk menurunkan cemas skala 4

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa


Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran
takut realistis serta kesalahan konsep tentang
dan perasaan.
diagnosis.

Memungkinkan untuk interaksi interpersonal


Berikan informasi yang dapat dipercaya dan
lebih baik dan menurunkan rasa ansietas dan
konsisten dan dukungan untuk orang terdekat.
rasa takut.

Memudahkan istirahat, menghemat energi dan


Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
meningkatkan kemampuan koping.

Pertahankan kontak sering dengan pasien, bicara Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak
dengan menyentuh bila tepat. sendiri atau ditolak, mengembangkan
kepercayaan.
Intervensi Keperawatan Rasional

8. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatankemampuan untuk menghasilkan


suara sekunder akibat edema laring ditandai dengan suara klien serak, suara klien tidak terdengar
jelas.

Tujuan :

 Setelah diberikan askep selama…x24 jam, diharapkan gangguan komunikasi klien berkurang.

Kriteria Hasil :

 Pasien mampu memahami problem komunikasi


 Klien dapat menentukan metode komunikasi untuk berekspresi
 Klien dapat menggunakan sumber bantuan dengan tepat

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Metode alternatif dapat membantu klien dalam


Sediakan metode komunikasi alternatif
mengkomunikasikan kebutuhan dasarnya

Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi Lingkungan yang tenang membantu dalam
kebisingan. meningkatan komunikasi klien
Intervensi Keperawatan Rasional

Dengarkan dengan cermat, berbicara dengan


pelan dan minta klien mengulangi kata-kata yang Meningkatkan pemahaman dalam proses
tidak jelas diucapkan komunikasi.

9. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refluks laring dan glotis
terhadap cairan refluks.

Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam masalah aspirasi pada klien
dapat diatasi dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil :

 Klien dapat bernafas dengan mudah, tidak irama, frekuensi pernafasan normal skala 4
 Pasien mampu menelan, mengunyah tanpa terjadi aspirasi, dan mampu melakukan oral
hygiene skala 4
 Jalan nafas paten, mudah bernafas, tidak merasa tercekik dan tidak ada suara nafas
abnormal skala 4

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional

Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat
Intervensi Keperawatan Rasional

kemampuan menelan. pembersihan jalan napas.

Meningkatkan pengisian udara seluruh segmen


Naikkan kepala 30-45 derajat setelah makan.
paru, memobilisasi dan mengeluarkan sekret.

Menghindari terjadinya risiko aspirasi yang


Potong makanan kecil kecil.
terlalu tinggi.

Hindari makan kalau residu masih banyak Dapat membatasi ekspansi gastroesofagus

Sumber : Perawat Kita Satu

Anda mungkin juga menyukai