ODED SUMARNA
Definisi
peritonitis adalah radang selaput perut atau
inflamasi peritoneum baik bersifat primer
atau sekunder, akut atau kronis yang
disebabkan oleh kontaminasi isi usus, bakteri
atau kimia.
Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penyebab
dari peritonitis antara lain :
Infeksi bakteri
Sumber eksternal seperti cedera atau trauma
peritoneal.
Klasifikasi
1. Peritonitis bacterial primer
Akibat kontaminasi bacterial secara hematogen pada cavum peritoneum
dan tidak ditemukan focus infeksi dalam abdomen. Penyebabnya bersifat
monomikrobial, biasanya E.coli, Streotokokus atau Pneumococus
2. Peritonitis bacterial akut sekunder(supurative)
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akaut atau perforasi traktus
gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umunya organism tunggal
tidak akan menyebabkan peritonitis yang fatal. Sinergisme dari multiple
organism dapat memperberat terjadinya infeksi ini.
3. Peritonitis Tersier
Peritonitis ini terjadi akibat timbulnya abses atau flagmon dengan atau
tanpa fistula. Yang disebabkan oleh jamur, peritonitis yang sumber
kumannya tidak dapat ditemukan.
Manifestasi Klinik
Menurut Corwin (2000), gambaran klinis pada
penderita peritonitis adalah sebagai berikut :
Nyeri terutama diatas daerah yang meradang.
Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena
perpindahan cairan kedalam peritoneum.
Mual dan muntah.
Abdomen yang kaku.
Ileus paralitik (paralisis saluran cerna akibat respon neurogenik
atau otot terhadap trauma atau peradangan) muncul pada awal
peritonitis.
Tanda-tanda umum peradangan misalnya demam, peningkatan
sel darah putih dan takikardia.
Rasa sakit pada daerah abdomen
Dehidrasi
Lemas
Penatalaksanaan
Menurut Netina (2001), penatalaksanaan
pada peritonitis adalah sebagai berikut :
Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan
focus utama dari penatalaksanaan medik.
Analgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan
muntah.
Intubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan
distensi abdomen.
Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk
memperbaiki fungsi ventilasi.
Kadang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan
ventilator juga diperlukan.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan penumpukan cairan di dalam
cavum peritoneal / abdomen.
Tujuan : nyeri pasien terkontrol setelah diberi tindakan
keperawatan.
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengatakan nyeri berkurang / terkontrol.
Ekspresi wajah pasien tempak rileks.
Rencana Keperawatan :
Kaji ulang keluhan nyeri pasien meliputi intensitas, karakteristik,
lokasi.
R/ Perubahan lokasi, intensitas nyeri menggambarkan ke
takipnea, demam.
R/ Membantu dalam evaluasi derajat deficit
tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan :
Rencana tindakan :
tanda kesembuhan.
Tidak ada tanda –tanda infeksi.
Rencana tidakan :