Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PANKREATITIS

Disusun Oleh :
Kireina Aristya Ikhtiarini ( P27220018142 )

PRODI D-VI KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
2019
A. Konsep Medis
1. Pengertian
 Pankreatitis juga didefinisikan sebagai peradangan pada pankreas yang
mengganggu fungsi endokrin dalam membantu menjalankan metabolisme
dalam tubuh

 Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana 
enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestive
dari pankreas. (Doengoes, 2000; 558)

 Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit


yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari
kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang
berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak  bereaksi terhadap berbagai
pengobatan. (Smeltzer, Suzanne C., 2001; 1338)

2. Etiologi

Ada banyak faktor yang menyebabkan pankreatitis, tetapi yang paling


sering ditemukan adalah alkoholisme (utama), gangguan traktus bilier
(kedua), kolelitiasis dan kolelistisis. Pankreatitis dapat terjadi akibat
penyumbatan duktus pankreatikus, biasanya disebabkan batu empedu di
duktus billiaris komunis.  Hiperlipidemia adalah faktor resiko untuk
perkembangan pankreatitis. Hiperlipidemia dapat menstimulasi secara
berlebihan pelepasan enzim-enzim pankreas, atau berperan menyebabkan
terbentuknya batu empedu.  Mumps (gondongan), obat-obat tertentu, trauma
operasi, dan karsinoma pancreas merupakan penyebab lainnya (Pradip R.
Patel, 2007:149).

Faktor etiologi pada pankreatitis ( Robbins, 2007:713) :


1. Metabolik
a. Alkohol
b. Hiperlipoproteinemia (kebanyakan lipoprotein/ perakitan biokimia
yang berisi protein dan lemak, dalam darah)
c. Hiperklasemia (kadar kalsium darah yang tinggi)
d. Obat (misal, diuretik tiazida)
e. Genetik

2. Mekanis
a. Batu empedu
b. Cedera traumatik
c. Cedera perioperasi
3. Pembuluh darah
a. Syok
b. Atero embolus (penyumbatan arteri pada emboli)
c. Poliarteritis nodosa

4. Infeksi
a. Parotitis
b. Coxsackievirus
c. Mycoplasma pneumoniae

3. Patofisiologi
Konsumsi alkohol infeksi bakteri virus yang berisiko mengakibatkan
edema pada pankreas (terutama daerah ampula vater). Dengan demikian
didalam pankreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan
peradangan pada pankreas. Proses peradangan ini jika ditumpangi  oleh 
mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang 
merangsang hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (unsure
panas).
Adanya refluk enzim agar meningkatkan volume enzim dan distensi pada
pankreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah
abdomen dan punggung. Kondisi ini mengakibatkan adanya keluhan nyeri
hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung. Distensi pada pancreas
yang melampaui beban akan berdampak pada penekanaan dinding duktus dan
pankreas serta pembuluh darah pankreas. Pembuluh darah dapat mengalami
cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat
keluar dan menumpuk pada pankreas atau ke jaringan sekitar yang berakibat p
ada ekimosis pinggang dan umbilicus. +erusakan yang terjadi pada pankreas s
ecara sistemik dapatmeningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pe
rtahanan untuk mengurangitingkat kerusakan. 6kan tetapi kelebihan ini justru
akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksi yang
dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. 7ualakan berdampak pada
penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak pada peningkatan
pengeluaran cairan tubuh. ua kondisi ini menurunkan volume dan
komposisicairan dalam tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume
darah. Penurunanvolume darah inilah yang secara klinis akan berakibat
hipotensi pada penderita.
5. Manifestasi Klinik
 Mual atau muntah
 Diare
 Gangguan pencernaan
 Demam hingga 38 derajat Celcius atau lebih
 Peningkatan denyut nadi
 Sakit kuning
 Nyeri atau pembengkakan pada perut
 Feses berwarna abu-abu

6. Pemeriksaan Dignostik
 USG endoskopi
 Biopsy
 CT Scan
 Foto Rontgen
 Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP). MRCP
pada dasarnya merupakan metode MRI yang lebih spesifik dengan
bantuan materi kontras untuk memperlihatkan gambar pankreas
secara lebih detail. Melalui MRCP dapat dilihat apakah seseorang
memiliki batu pankreas atau batu empedu
 Tes Darah
 Tes sample feses

7. Penatalaksanaan
a. Penggantian cairan dan elektrolit
Penggantian cairan kemungkinan menjadi prioritas utama dalam
penangan pankreatitis akut. Koreksi terhadap kehilangan cairan
serta darah dan kadar albumin yang rendah diperlukan untuk
mempertahankan volume cairan serta mencegah gagal ginjal akut.

b. Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik,


contohnya meperidil untuk mengurangi nyeri penderita, pemberian
obat antiemetik untuk mengurangi mual dan muntah.
c. Pengistirahatan pankreas
Semua asupan per oral harus dihentikan untuk menghambat
stimulasi dan sekresi pankreas. Pelaksanaan total parenteral
nutrition pada pankratitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang
penting, khusus pada pasien dengan keadaan umum yang
buruk,sebagai akibat dari stres metabolik yang menyertai
pankreatitis akut.

d. Pemasangan NGT dengan pengisapan isi lambung dapat dilakukan


untuk meredakan gejala mual dan muntah, mengurangi distensi
abdomen yang nyeri dan ileus paralitik,serta untuk mengeluarkan
asam hidroklorida agar asam ini tidak kembali mengalir ke
duodenum serta menstimulasi pankreas.

e. Perawatan respiratorius
Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan karena resiko
untuk terjadinya elevasi diafragma,infiltrasi serta efusi dalam paru
dan atelektasis cenderung tinggi.

f. Drainase billier. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi


timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada
pankreas.

8. Komplikasi

 Atelektasis
 Sindrom gagal pernafasan akut
 Syok hipotensif
 Depriesi miokardial
 Gagal ginjal akut
 Koagulasi intravaskular diseminata
 Hipokalsemia
 Metabolik asidosis
 Pseudokis pankreatik
 Abses pankreas
 Pendarahan gastrointestinal
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan difokuskan pada karakteristik nyeri abdomen serta
adanya gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Munculnya rasa nyeri,
lokasi dan hubungannya dengan makan dan konsumsi alkohol serta hasil
berbagai upaya yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri perlu
dicatat. Status cairan serta nutrisi pasien dan riwayat serangan batu
empedu serta konsumsi alkohol harus dikaji. Riwayat masalah
gastrointestinal, yang mencakup mual, muntah, diare dan pengeluaran
feses yang berlemak harus ditanyakan. Pemeriksaan abdomen harus
dilakukan untuk mengkaji rasa sakit, nyeri tekan, ketegangan muskuler
dan bising usus. Adanya abdomen yang kaku seperti papan atau yang
lunak harus dicatat. Status pernapasan, frekuensi dan corak pernapasan
serta suara pernapasan harus dikaji. Suara napas yang normal, suara
tambahan, dan hasil-hasil perkusi dada yang abnormal, termasuk suara
pekak pada basis paru dan taktil fremitus yang abnormal juga harus
didokumentasikan.

Status emosional serta psikologis pasien dan anggota keluarganya serta


upaya mereka untuk mengatasinya harus dikaji karna mereka sering
merasa takut dan cemas mengingat beratnya gejala pasien serta sakit yang
dideritanya.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
mual muntah
c. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik
peradangan
d. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura
e. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah

3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas
Tujuan                  : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam nyeri
teratasi
Kriteria Hasil        : a. Pasien mengatakan nyeri berkurang
b. Skala nyeri turun
c. Wajah pasien tampak rileks
No Intervensi Rasional
1. Kolaborasi Dapat mengurangi nyeri,
pemberian analgesik, membunuh kuman dan
antibiotika, dan anti mengurangi peradangan
inflamasi sesuai sehingga mempercepat
indikasi penyembuhan
2. Berikan posisi yang Mengurangi nyeri
nyaman
3. Evaluasi ulang skala Mengetahui ketidakefektifan
nyeri, lokasi, intervensi
intensitas dan
frekuensi

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan
muntah ).
Tujuan                  : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam nyeri teratasi
Kriteria Hasil      :  a. Jumlah intake dan output cairan seimbang
b. Turgor baik, mukosa lembab
c. Nadi normal (60-100x/menit)

No Intervensi Rasional
1.2.3.4. Berikan cairan Mengganti
tambahan IV kehilangan
sesuai cairan dan
indikasi.Panta memperbaiki
u tanda-tanda keseimbanga
vital, evaluasi n cairan
turgor kulit, dalam fase
pengisian segera.Menu
kapiler dan njukkan
membran status
mukosa.Kolab dehidrasi
orasi atau
pemberian kemungkina
cimetidine dan n kebutuhan
ranitidineevalu untuk
asi intake dan peningkatan
output cairan penggantian
tiap 4 jam cairan.Cimet
idine dan
ranitidine
berfungsi
untuk
menghambat
sekresi asam
lambung
Mengoreksi
keseimbanga
n cairan

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik


peradangan
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3×24 jam
suhu tubuh dapat normal (360-370C)
Kriteria Hasil         :  a.  Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C)
b. Kulit tidak teraba hangat
c. Wajah tidak tampak merah
No Intervensi Rasional
1. Kolaborasi Untuk
dengan menurunkan
pemberian panas
antipiretik
2. Ukur suhu Untuk
tiap 4-8 mengetahui
jam perkembangan
klien
3. Ajarkan Untuk
komprest menurunkan
dan panas tubuh
banyak dan mengganti
minum cairan tubuh
yang hilang
4. Evaluasi Untuk
cairan mengetahui
input dan balance cairan
output pasien

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura


Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1×24 jam
pola nafas efektif
Kriteria Hasil        :  a. RR normal (16-24x/menit)
b. Irama nafas reguler
No Intervensi Rasional
1. Pertahankan Menurukan
posisi semi tekanan paru
fowler oleh diafragma
sehingga
ekspansi paru
maksimal.
2. Dorong Membersihkan
pasien saluran nafas
untuk dan mencegah
melakukan atelektasis
nafas dalam
dan batuk
tiap jam.
3. Anjur Aktivitas
pasien berlebih akann
untuk meningkatkan
membatasi rangsangan
aktivitas sekresi gaster
yang dapat
menambahh
distensi
abdomen
4. Evaluasi Untuk
status menentukan
pernapasan intervensi
(irama, selanjutnya.
frekuensi)
dan gas
darah

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual


muntah
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1×24 jam
tidak terjadi resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.
Kriteria Hasil         :  a. Porsi makan habis
b. Berat badan normal
c. Albumin = 3,4 – 4,8 gr/dl
No Intervensi Rasional
1. Kolaborasikan Memberikan nutrisi
pemberian tambahan yang tidak 
trigliserida menggunakan enzim
rantai sedang pankreas untuk
(contoh : mencernanya
MCT, portagen)
2. Berikan Menurunkan
perawatan oral rangsang mual
higiene muntah
3. Anjurkan pasien Memenuhi nutisi
4. untuk selalu sesui kebutuhan
menghabiskan Membantu
porsi makan pemenuhan nutrisi
Evaluasi tingkat sesuai kebutuhan
pemenuhan
nutrisi dan
metabolisme

4. Evalusi
hasil yang diharapkan :
a. Menunjukkan berkurangnya nyeri
b. Menghindari makan makanan pengiritasi atau minuman yang
mengandung kafein atau alkohol serta masukan nutrisi yang adekuat.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan.
d. Mematuhi program pengobatan.
e. Melaporkan nyeri berkurang.

Anda mungkin juga menyukai