PANKREATITIS
Disusun Oleh :
Kireina Aristya Ikhtiarini ( P27220018142 )
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana
enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestive
dari pankreas. (Doengoes, 2000; 558)
2. Etiologi
2. Mekanis
a. Batu empedu
b. Cedera traumatik
c. Cedera perioperasi
3. Pembuluh darah
a. Syok
b. Atero embolus (penyumbatan arteri pada emboli)
c. Poliarteritis nodosa
4. Infeksi
a. Parotitis
b. Coxsackievirus
c. Mycoplasma pneumoniae
3. Patofisiologi
Konsumsi alkohol infeksi bakteri virus yang berisiko mengakibatkan
edema pada pankreas (terutama daerah ampula vater). Dengan demikian
didalam pankreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan
peradangan pada pankreas. Proses peradangan ini jika ditumpangi oleh
mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang
merangsang hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (unsure
panas).
Adanya refluk enzim agar meningkatkan volume enzim dan distensi pada
pankreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah
abdomen dan punggung. Kondisi ini mengakibatkan adanya keluhan nyeri
hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung. Distensi pada pancreas
yang melampaui beban akan berdampak pada penekanaan dinding duktus dan
pankreas serta pembuluh darah pankreas. Pembuluh darah dapat mengalami
cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat
keluar dan menumpuk pada pankreas atau ke jaringan sekitar yang berakibat p
ada ekimosis pinggang dan umbilicus. +erusakan yang terjadi pada pankreas s
ecara sistemik dapatmeningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pe
rtahanan untuk mengurangitingkat kerusakan. 6kan tetapi kelebihan ini justru
akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksi yang
dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. 7ualakan berdampak pada
penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak pada peningkatan
pengeluaran cairan tubuh. ua kondisi ini menurunkan volume dan
komposisicairan dalam tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume
darah. Penurunanvolume darah inilah yang secara klinis akan berakibat
hipotensi pada penderita.
5. Manifestasi Klinik
Mual atau muntah
Diare
Gangguan pencernaan
Demam hingga 38 derajat Celcius atau lebih
Peningkatan denyut nadi
Sakit kuning
Nyeri atau pembengkakan pada perut
Feses berwarna abu-abu
6. Pemeriksaan Dignostik
USG endoskopi
Biopsy
CT Scan
Foto Rontgen
Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP). MRCP
pada dasarnya merupakan metode MRI yang lebih spesifik dengan
bantuan materi kontras untuk memperlihatkan gambar pankreas
secara lebih detail. Melalui MRCP dapat dilihat apakah seseorang
memiliki batu pankreas atau batu empedu
Tes Darah
Tes sample feses
7. Penatalaksanaan
a. Penggantian cairan dan elektrolit
Penggantian cairan kemungkinan menjadi prioritas utama dalam
penangan pankreatitis akut. Koreksi terhadap kehilangan cairan
serta darah dan kadar albumin yang rendah diperlukan untuk
mempertahankan volume cairan serta mencegah gagal ginjal akut.
e. Perawatan respiratorius
Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan karena resiko
untuk terjadinya elevasi diafragma,infiltrasi serta efusi dalam paru
dan atelektasis cenderung tinggi.
8. Komplikasi
Atelektasis
Sindrom gagal pernafasan akut
Syok hipotensif
Depriesi miokardial
Gagal ginjal akut
Koagulasi intravaskular diseminata
Hipokalsemia
Metabolik asidosis
Pseudokis pankreatik
Abses pankreas
Pendarahan gastrointestinal
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan difokuskan pada karakteristik nyeri abdomen serta
adanya gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Munculnya rasa nyeri,
lokasi dan hubungannya dengan makan dan konsumsi alkohol serta hasil
berbagai upaya yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri perlu
dicatat. Status cairan serta nutrisi pasien dan riwayat serangan batu
empedu serta konsumsi alkohol harus dikaji. Riwayat masalah
gastrointestinal, yang mencakup mual, muntah, diare dan pengeluaran
feses yang berlemak harus ditanyakan. Pemeriksaan abdomen harus
dilakukan untuk mengkaji rasa sakit, nyeri tekan, ketegangan muskuler
dan bising usus. Adanya abdomen yang kaku seperti papan atau yang
lunak harus dicatat. Status pernapasan, frekuensi dan corak pernapasan
serta suara pernapasan harus dikaji. Suara napas yang normal, suara
tambahan, dan hasil-hasil perkusi dada yang abnormal, termasuk suara
pekak pada basis paru dan taktil fremitus yang abnormal juga harus
didokumentasikan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
mual muntah
c. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik
peradangan
d. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura
e. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam nyeri
teratasi
Kriteria Hasil : a. Pasien mengatakan nyeri berkurang
b. Skala nyeri turun
c. Wajah pasien tampak rileks
No Intervensi Rasional
1. Kolaborasi Dapat mengurangi nyeri,
pemberian analgesik, membunuh kuman dan
antibiotika, dan anti mengurangi peradangan
inflamasi sesuai sehingga mempercepat
indikasi penyembuhan
2. Berikan posisi yang Mengurangi nyeri
nyaman
3. Evaluasi ulang skala Mengetahui ketidakefektifan
nyeri, lokasi, intervensi
intensitas dan
frekuensi
No Intervensi Rasional
1.2.3.4. Berikan cairan Mengganti
tambahan IV kehilangan
sesuai cairan dan
indikasi.Panta memperbaiki
u tanda-tanda keseimbanga
vital, evaluasi n cairan
turgor kulit, dalam fase
pengisian segera.Menu
kapiler dan njukkan
membran status
mukosa.Kolab dehidrasi
orasi atau
pemberian kemungkina
cimetidine dan n kebutuhan
ranitidineevalu untuk
asi intake dan peningkatan
output cairan penggantian
tiap 4 jam cairan.Cimet
idine dan
ranitidine
berfungsi
untuk
menghambat
sekresi asam
lambung
Mengoreksi
keseimbanga
n cairan
4. Evalusi
hasil yang diharapkan :
a. Menunjukkan berkurangnya nyeri
b. Menghindari makan makanan pengiritasi atau minuman yang
mengandung kafein atau alkohol serta masukan nutrisi yang adekuat.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan.
d. Mematuhi program pengobatan.
e. Melaporkan nyeri berkurang.