Disusun Guna Melengkapi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen pengampu : Ros Endah Happy Patriyani,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
1. Kireina Aristya Ikhtiarini (P27220018142)
2. Lilis Anggraini (P27220018144)
3. Lilis Devy Anggraini (P27220018145)
4. Lorenza Asmara Devi (P27220018146)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak
diharapkan bisa merasa tenang selama perawatan di Puskesmas dan tidak
takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama
menjalani perawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Terapi Bermain puzzle selama 20 menit
diharapkan tingkat kecemasan anak usia 3-6 tahun dapat berkurang dengan
tanda-tannda:
1. Bisa merasa tenang selama dirawat
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan petugas
kesehatan (dokter dan perawat)
3. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
4. Dapat mengekspresikan keinginan, keinginan, perasaan, dan fantasi
anak terhadap suatu permainan
5. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
6. Menurukan tingkat kecemasan pada anak
B. Sarana dan Media
1. Sarana:
Tempat tidur pasien
2. Media:
Puzzle 4 kotak
C. Kegiatan
1. Setting tempat (gambar /
denah ruangan)
Keterangan :
: Observer
: Fasilitator
: Anak (Pasien)
: pemimpin permainan
2. Rencana Pelaksanaan :
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan 5 menit Ruangan, alat peraga,
a. Menyiapkan anak dan keluarga siap
ruangan
b. Menyiapkan alat-
alat
c. Menyiapkan anak
dan keluarga
2 Proses :
a. Pembukaa 5 menit Menjawab salam,
n Memperkenalkan diri,
1. mengucapkan salam Memperhatikan
2. memperkenalkan diri
3. kontrak waktu
4. menjelaskan tujuan
5. menjalaskan cara bermain 10 menit Anak mulai menyusun
b. Pelaksana puzzle dengan dampingan
an orangtua
1. mengatur posisi klien
2. membagikan puzzle
3. memotivasi klien (anak)
untuk menyusun puzzle
4. memulai menyusun
puzzle dengan didampingi
oleh peneliti dan orangtua
5. memberi semangat pada
anak selama proses 5 menit Menjawab pertanyaan dan
bermain. bersedia diukur tanda-
c. Evaluasi tanda vitalnya
1. menanyakan tentang
perasaan anak setelah
diberi terapi bermain
puzzle
2. menilai ekspresi wajah
3. mengukur tanda-tanda
vital anak
3 Penutup 1 menit Memperhatikan dan
Menyimpulkan, mengucapkan menjawab salam
salam
D. Pembagian tugas kelompok
1. Leader: Kireina
2. Co Leader/penyaji: Lilis A.
3. Fasilitator: Lilis Devy dan Lorenza
E. Evaluasi
1. Anak bisa menyelesaikan menyusun puzzle
2. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
3. Terjadi perubaahan ekspersi wajah sebelum dan sesudah terapi bermain
dari sedang sampai tidak ada cemas
4. Terjadi penurunan tanda-tanda vital pada klien
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Lampiran 2
A. Konsep Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan aspek yang penting dalam kehidupan anak dan
salah satucara yang efektif untuk mengurangi stress. Saat sakit dan
dirawat di rumah sakitmerupakan suatu krisis pada kehidupan anak
dan sering menyebabkan stress yangterbesar, dengan bermain
ketakutan dan kecemasan dapat diminimalkan (Hockenberry dan
Wilson, 2009)
dikenal
kontrol diri
aman
h. h. Memberi cara
untuk mengurangi
tekanan dan untuk
mengekspresikan
i.perasaan.
j.i. Untuk berinteraksi
dan mengembangkan
sikap-sikap positif
terhadap orang
k. lain.
l.j. Memberikan cara
untuk
mengekspresikan
ide kreatif dan
minat serta
m. memberi cara
untuk mencapai
tujuan-tujuan
terapeutik.
n. (Hockenberry dan
Wilson, 2009)
h. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengekspresikan perasaan.
i. Untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap oranglain.
j. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan
minat serta memberi cara untuk mencapai tujuan-tujuan
terapeutik. (Hockenberry dan Wilson, 2009)
2. b. Pengembangan
bahasa dengan melatih
berbicara, menggunkan
kalimat yang
3. benar. Contoh alat
permainan:
buku,bergambar, buku
cerita, majalah, radio,
4. tape, TV.
a. Pengembangan aspek
kognitif yaitu dengan
penjelasan suara, ukuran,
bentuk,
5. warna. Contoh alat
permainan yaitu buku
bergambar, buku cerita,
puzzle,
6. boneka, pensil warna,
radio.
a. Pengembangan aspek
sosial khususnya dalam
hubungan dengan
interaksi ibu
7. dan anak, keluarga,
dan masyarakat. Contoh
alat permainan: alat
permainan
8. yang dapat dipakai
bersama, misalkan kotak
pasir, bola, dan tali.
9. Puzzle sangat baik
diberikan pada anak
terutama pada usia 2-5
tahun. Hal ini untuk
10.melatih kecerdasan
dalam merangkai gambar
juga kecermatan dalam
memungut dan
11.menepatkan puzzle pada
tempatnya. Bermain
puzzle dapat melatih
motorik halus ana Pengembangan bahasa
dengan melatih berbicara, menggunkan kalimat yangbenar. Contoh
alat permainan: buku, bergambar, buku cerita, majalah, radio,
tape, TV.Pengembangan aspek kognitif yaitu dengan penjelasan suara,
ukuran, bentuk,warna. Contoh alat permainan yaitu buku
bergambar, buku cerita, puzzle,boneka, pensil warna, radio.
2. Pengembangan aspek sosial khususnya dalam hubungan dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat. Contoh alat permainan: alat
permainan yang dapat dipakai bersama, misalkan kotak pasir, bola, dan
tali.
3. Pengembangan bahasa dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar. Contoh alat permainan: buku, bergambar,
buku cerita, majalah, radio,tape, TV.
4. Pengembangan aspek kognitif yaitu dengan penjelasan suara, ukuran,
bentuk,warna. Contoh alat permainan yaitu buku bergambar,
buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio
Puzzle sangat baik diberikan pada anak terutama pada usia 2-5 tahun. Hal
ini untukmelatih kecerdasan dalam merangkai gambar juga kecermatan
dalam memungut danmenepatkan puzzle pada tempatnya. Bermain puzzle
dapat melatih motorik halus anak
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Farida Ayu. 2018. “Penerapan Terapi Bermain Puzzle Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Bangsal Dahlia
RSUD Wonosari”. https://www.google.com/search?
q=PENERAPAN+TERAPI+BERMAIN+PUZZLE+TERHADAP+TINGK
AT+KECEMASAN+PADA+HOSPITALISASI+ANAK+USIA+PRASEK
OLAH+DI+BANGSAL+DAHLIA+RSUD+WONOSARI&oq=PENERAP
AN+TERAPI+BERMAIN+PUZZLE+TERHADAP+TINGKAT+KECEMA
SAN+PADA+HOSPITALISASI+ANAK+USIA+PRASEKOLAH+DI+BA
NGSAL+DAHLIA+RSUD+WONOSARI&aqs=chrome..69i57.933j0j7&so
urceid=chrome&ie=UTF-8 Diakses pada 26, Februari 2021.
Hockenberry, M.E.,
Wilson,D., Winkelstein,
M.L., Schwartz,P. 2009.
Wong’s Essential of
Pediatric Nursing (8
th
Edition St.Louis: Mosby
Elsevier.
Hockenberry, M.E., Wilson,D., Winkelstein, M.L., Schwartz,P. 2009.
Wong’s Essential ofPediatric Nursing (8th Edition St.Louis: Mosby
Elsevier).http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/638/1/Wong%E2%80%99s
%20Essentials%20of%20Pediatric%20Nursing%20by%20Marilyn%20J.
%20Hockenberry%20Cheryl%20C.%20Rodgers%20David%20M.
%20Wilson%20%28z-lib.org%29.pdf Diakses pada 26 Februari 2021.