PENENTUAN FENOM
SUATU BAHASA
OLE
p A K u
b A K u
Dengan demikian kita sudah dapat membuktikan bahwa bunyi [p] dalam bahasa Indonesia adalah sebuah fonem .
Mengapa? Karena kalau posisinya diganti oleh bunyi [b], maka maknanya akan berbeda. Untuk membuktikan
sebuah bunyi adalah fonem atau bukan dapat juga digunakan pasangan minimal yang salah satu anggota nya
“rumpang” artinya ,jumlah bunyi pada anggota pasangan yang rumpang itu kekurangan satu bunyi dari anggota
yang utuh. misalnya ,untuk membuktikan bunyi [h] adalah fonem atau bukan kita dapat mengambil pasangan (tuah)
dan (tua). Bentuk (tuah) memiliki 4 buah bunyi ,sedangkan bentuk (tua) hanya memiliki tiga buah bunyi. Maka
,kalau bunyi [h] itu ditanggalkan ,makna kata itu akan berbeda. Oleh karena itu, dapat di simpulkan bunyi itu [h]
adalah sebuah fonem [h].
t U A h
t U A -
c. Fonem Struktur
Struktur pada bunyi vokal adalah jarak antara lidah dengan langit-langit keras (palatum). Maka,
Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin
Vokal semi tertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian
sepertiga di bawah tertutup atau dua per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semi tertutup antara lain [e],
Vokal semi terbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian
sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di bawah vokal tertutup. Vokal semi terbuka antara lain [ɛ]
dan []ﬤ.
Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin.
d. Bentuk mulut
Berdasarkan bentuk mulut sewaktu bunyi vokal itu diproduksi dapat dibedakan:
Vokal bundar, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut membundar. Dalam hal ini ada yang
bundar terbuka seperti bunyi []ﬤ, dan yang bundar tertutup seperti bunyi [o] dan bunyi [u].
Vokal tak bundar, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak membundar, melainkan
terbentang melebar, seperti bunyi [i], bunyi [e], dan bunyi [ɛ].
Vokal netral, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak bundar dan tidak melebar, seperti
bunyi
b. Maju mundurnya lidahBerdasarkan maju mundurnya lidah bunyi vokal dapat dibedakan atas:
Berkenaan dengan penentuan bunyi vokal berdasarkan posisi lidah ada konsep yang disebut vokal kardinal
(Jones 1958:18), yang berguna untuk membandingkan vokal-vokal suatu bahasa di antara bahasa-bahasa lain.
Konsep vokal kardinal ini menjelaskan adanya posisi lidah tertinggi, terendah, dan terdepan dalam memproduksi
bunyi vokal itu. Bunyi vokal [i] diucapkan dengan meninggikan lidah depan setinggi mungkin tanpa menyebabkan
terjadinya konsonan geseran. Vokal [a] diucapkan dengan merendahkan pangkal lidah sebawah mungkin. Vokal [u]
Dasar-dasar analisis fonem adalah pokok-pokok pikiran yang dipakai sebagai pegangan untuk menganalisis
fonem-fonem suatu bahasa. Pokok-pokok pikiran ini bisa juga disebut dengan premis-premis. Pokok-pokok pikiran
2. Bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis digolongkan tidak berkontras apabila berdistribusi
3. Bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis digolongkan ke dalam fonem yang berbeda apabila
artikulator pasif. Tempat artikulasi disebut juga titik artikulasi. Sebagai contoh bunyi [p] terjadi pada kedua
belah bibir (bibir atas dan bibir bawah), sehingga tempat artikulasinya disebut bilabial. Contoh lain bunyi
[d] artikulator aktifnya adalah ujung lidah (apeksi) dan artikulator pasifnya adalah gigi atas (dentum),
2. Cara artikulasi yaitu bagaimana tindakan atau perlakuan terhadap arus udara yang baru keluar dari glotis
dalam menghasilkan bunyi konsonan itu. Misalnya, bunyi [p] dengan cara mula-mula arus udara dihambat
pada kedua belah bibir, lalu tiba-tiba diletupkan dengan keras. Maka bunyi [p] itu disebut bunyi hambat
atau bunyi letup. Contoh lain bunyi [h] dihasilkan dengan cara arus udara digeserkn di laring (tempat
3. Bergetar tidaknya pita suara, yaitu jika pita suara dalam proses pembunyian itu turut bergetar atau tidak.
Bila pita suara itu turut bergetar maka disebut bunyi bersuara. Jika pita suara tidak turut bergetar, maka
bunyi itu disebut bunyi tak bersuara. Bergetarnya pita suara adalah karena glotis (celah pita suara) terbuka
sedikit, dan tidak bergetarnya pita suara karena glotis terbuka agak lebar.
4. Striktur, yaitu hubungan posisi antara artikulator aktif dan artikulator pasif. Umpamanya dalam
memproduksi bunyi [p] hubungan artikulator aktif dan artikulator pasif, mula-mula rapat lalu secar tiba-tiba
dilepas. Dalam memproduksi bunyi [w] artikulator aktif dan artikulator pasif hubungannya renggang dan
melebar.
Berikut ini adalah prosedur yang banyak dilakukan para linguis dalam analisis fonem terhadap bahasa yang
diteliti, yaitu :
2. Mencatat bunyi yang ada dalam korpus data ke dalam peta bunyi.
6. Mencatat bunyi-bunyi dalam inventori fonetis dan fonemis, condong menyebar secara simetris.
2. Fonem Diftong
Fonem diftong yang ada dalam bahasa Indonesia adalah fonem diftong /ay/, diftong /aw/, dan diftong /oy/.
a. Diftong naik, terjadi jika vokal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah menjadi lebih tinggi
Contoh:
[au]
[oi]
[∂i]
b. Diftong turun, terjadi bila vokal kedua diucapkan dengan posisi lebih rendah daripada yang pertama.
c. Diftong memusat, terjadi bila vokal kedua diacu oleh sebuah atau lebih vokal yang lebih tinggi, dan juga
diacu oleh sebuah atau lebih vokal yang lebih rendah. Dalam bahasa Inggris ada diftong [oα] seperti pada kata
dan kata . Ucapan kata adalah [mo∂] dan ucapan kata adalah [flo∂].
d. Fonem Konsonan