Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANITA NUR HAYATI

NIM : 2006311614401005
PRODI : D3 KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM KOMPARTEMEN

- Pengkajian
1. Identifikasi Klien
Lakukan pengkajian pada identitas klien (Biodata Klien) yang meliputi: nama, umur,
jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, pekerjaan, tanggal
pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Klien dengan abdominal kompartement syndrome mengalami keluhan utama
mengeluh adanya distensi abdomen dan nyeri abdomen bawah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengkaji perjalanan penyakit pasien saat ini dari awal gejala munculdan penanganan
yang telah dilakukan hingga saat dilakukan pengkajian. Riwayat kesehatan sekarang
keluhan yang muncul adalah perut membesar/distensi abdomen yang berat, gagal
napas, sesak nafas, oliguria yang tidak respon terhadap terapi konvensional keadaan
tersebut terjadi setelah adanya/kondisi pembedahan abdomen, trauma mayor seperti
luka bakar, gastro paresis, pseudo-obtruksi kolon, pancreatitis, oliguria, sipsis, dll.
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit, kemungkinan
pasien pernah menderita penyakit sebelumnya, seperti obstruksi mekanis usus halus,
trauma tumpul pada perut karena kecelakaan, pembesaran abdomen dan hipertensi
intra abdomen, Trauma Penetrating, Pendarahan intraperitoneal, Fraktul panggul, dll.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang sama.

- Pemeriksaan Fisik
1. Kardiovaskular
Hipotensi mungkin hasil dari penurunan CO, yang dihasilkan dari vasokonstriksi
IAH-diinduksi. Tanda-tanda syok, termasuk pucat, takikardi, kulit dingin dan lembab,
mungkin ada aliran balik vena berkurang karena kompresi dari IVC, yang
mengakibatkan hilangnya pemenuhan (peningkatan tekanan IV) dan penurunan
preload (volume), yang selanjutnya mengurangi CO. Peningkatan IAP kompres aorta,
sehingga peningkatan SVR (peningkatan afterload) yang mengurangi CO.
2. Paru-paru
Gangguan pernapasan hasil dari tekanan perut yang meningkat dapat menghambat
gerakan diafragma dengan memaksa diafragma ke atas, yang menurunkan kapasitas
residual fungsional, meningkatkan atelektasis, dan mengurangi luas permukaan paru-
paru.
3. Neurologis
Mengubah hasil status mentaldari obstruksi aliran vena serebral, menyebabkan
kemacetan pembuluh darah dan meningkatkan ICP. Peningkatan IAP meningkatkan
tekanan intratoraks, yang menekan pembuluh darah di dalam rongga dada, sehingga
sulit bagi pembuluh darah otak mengalir dengan baik.
4. Ginjal
Hasil disfungsi ginjal seperti peningkatan tekanan perut meningkatkan kompres
kandung kemih dan uretra serts arteri dan vena ginjal. Pengeluaran Urin berkurang
dan peningkatan serum BUN dan kreatinin walaupun keduanya mungkin tidak
melakukannya secara proporsional satu sama lain (rasio BUN/kreatinin).

- Analis Data
Data Etiologi Masalah
DS : Klien mengeluh nyeri Trauma tumpul abdomen Nyeri.
DO : => Perdarahan intra
P : Nyeri timbul akibat abdomen => Hipertensi
adanya benturan tumpul intra abdomen => Nyeri.
pada abdomen saat
kecelakaan.
Q : Nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk.
R : Terasa nyeri di bagian
perut bawah.
S : Skala nyeri antara 1-10
T : Nyeri timbul ketika
klien melakukan
pergerakan.

DS : Klien mengeluh sesak Tekanan intra-abdomen Gangguan Pertukaran Gas.


saat bernafas meningkat => Relaksasi
DO : RR meningkat, RR = diafragma terhambat =>
x/menit. Kapasitas residual
fungsional Suplai O2
menurun => Sesak =>
Gangguan pertukaran gas.

DS : Klien mengeluh lemas Trauma abdomen => Penurunan perfungsi


DO : Klien terlihat pucat Perdarahan antara jaringan.
TTV : peritonial =>Penurunan
Nadi : 70 x/menit volume darah =>
TD : 90/60 mmHg Penurunan arus balik vena
RR : 25 x/menit => Penurunan isi sekuncup
Akral : Dingin dan lembab => Penurunan curah
CRT : 3 detik jantung => Penurunan
perfusi jaringan.

DS : Klien mengeluh Peningkatan tekanan => Perubahan Pola eliminasi


jarang buang air kecil intra-abdomen=> Tekanan urin.
DO : Urine output sedikit, di pembuluh ginjal =>
urin berwarna kuning pekat Resistensi vaskular ginjal
oliguria => Perubahan pola
eliminasi urin

- Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan intra abdomen
yang mengakibatkan iskemik jaringan.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan distensi abdomen yang
mengakibatkan penekanan diafragma (penghambatan relaksasi
diafragma).
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.
4. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan oliguri.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan
menurun akibat adanya mual dan muntah.
6. Anxietas berhubungan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan :
Potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya penyakit, dan
tindakan yang dapat mencegah kekambuhan.

- Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen
Tujuan : Nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi oleh klien.
Kriteria hasil :
a. Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang, atau dapat diadaptasi.
b. Klien tidak merasa kesakitan.
c. Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri, klien
tidak gelisah.
Inervensi Rasional
1. Berikan kesempatan waktu 1. Istirahat akan merelaksasi semua
istirahat bila terasa nyeri dan jaringan sehingga akan
berikan posisi yang nyaman. meningkatkan kenyamanan.
2. Mengajarkan teknik relakasi dan 2. Akan melancarkan peredaran
metode distraksi. darah, dan dapat mengalihkan
3. Beritahu pasien untuk perhatian nyerinya ke hal-hal
menghindari mengejan, yang menyenangkan.
meregang, batuk, dan 3. Menghindari adanya tekanan
mengangkat benda yang berat. intra abdomen.
Ajarkan pasien untuk menekan 4. Analgesik memblok lintasan
insisi dengan tangan atau bantal nyeri sehingga nyeri berkurang.
selama episode batuk; ini 5. Pengkajian yang optimal akan
khususnya penting selama memberikan perawat data yang
periode pascaoperasi awal dan objektif untuk mencegah
selama 6 minggusetelah kemungkinan komplikasi dan
pembedahan. melakukan intervensi yang tepat.
4. Kolaborasi analgesik
5. Observasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit
setelah pemberian analgesik
untuk mengkaji efektivitasnya
dan setiap 1-2 jam setelah
tindakan perawatan selama 1-2
hari.

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan distensi abdomen


Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam tidka terjadi perubahan pola napas. Klien dapat
bernapas normal.
Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal 16- 20x/menit,
ekspansi dada normal.

Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi, irama kedalaman 1. Frekuensi, irama, dan dan
pernapasan. kedalaman nafas yang normal
2. Auskultasi bunyi napas. menunjukkan pola nafas yang
3. Pantau penurunan bunyi napas. efektif.
4. Pastikan kepatenan O2 binasal. 2. Mendengarkan suara napas klien
5. Berikan posisi yang nyaman normal atau tidak.
(semi fowler). 3. Penurunan bunyi napas klien
6. Berikan instruksi untuk latihan menunjukkan adanya gangguan
nafas dalam. pada jalan naps.
7. Catat kemajuan yang ada pada 4. Memenuhi kebutuhan
klien tentang pernapasan. oksigenasin klien.
8. Kolaborasi : operasi abdomen 5. Posisi semi fowler
terbuka (OA). mempermudah udara masuk
sehingga klien dapat bernapas
dengan optimal.
6. Dengan latihan napas yang rutin,
klien dapat terbiasa untuk napas
dalam yang efektif.
7. Sebagai indikator efektif atau
tidakkah intervensi yang
dilakukan perawat pada klien.

3. Syok hipovelemik berhubungan dengan defisit volume cairan


Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran yang baik.
Kriteria hasil : Menunjukkan tingkat kesadaran yang baik, fungsi kognitifdan
motorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tidak adanya tanda-tanda
peningkatan TIK.

Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital dan 1. Indikator kekuatan volume
CVP. sirkulasi. Hipotensi ortostatik
2. Awasi jumlah dan tipe masukan dapat terjadi dengan risiko jatuh
auran. Ukur, haluran urin dengan atau cedera segera setelah
akurat. perubahan posisi.
3. Timbang berat badan setiap hari 2. Pasien tidak mengkonsumsi
dan bandingkan dengan cairan. Oliguria bisa terjadi dan
ksesimbangan cairan 24 jam. toksin dalam sirkulasi
mempengaruhi antibiotik.
3. Memberikan informasi tentang
kekuatan masukan
diet/penentuan kebutuhan nutrisi.

4. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan oliguri.


Tujuan : mengembalikan pola eliminasi urin normal.
Kriteria hasil : Klien menunjukkan pola pengeluaran urin yang normal, klien
menunjukkan pengetahuan uang kuat tentang eliminasi urin.

Intervensi Rasional
1. Pantau pengeluaran urin, catat 1. Pengeluaran urin mungkin sedikit
jumlah dan warna saat dimana dan pekat karena penurunan
diuresis terjadi. perfusi ginjal. Posisi terlentang
2. Pantau/hitung keseimbangan membantu diuresis sehingga
pemaukan dan pengeluaran selama pengeluaran urine dapat
24 jam. ditingkatkan selama tirah baring.
3. Pertahankan duduk atau tirah 2. Terapi diuretic dapat disebabkan
baring dengan posisi semi fowler cairan tiba-tiba/berlebihan
selama fase akut. (hipovolemia) meskipun
4. Pantau TD dan CVP (bila ada). edema/asites masih ada.
3. Posisi tersebut meningkatkan
5. Kaji bisisng usus. Catat keluhan filtrasi ginjal dan menurunkan
anoreksia, mual, distensi abdomen prosuksi ADH sehingga
dan konstipasi. meningkatkan dieresis.
4. Hipertensi dan peningkatan CVP
menujukkan kelebihan airan dan
dapat menunjukkan terjadinya
peningkatan kongesti paru, gagal
jantung.
5. Kongesti viscersl (terjadi pada
GJK lanjut) dapat mengganggu
fungsi gaster/intestinal.

- Evaluasi Hasil
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen.
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak merasakan nyeri.
- Klien tidak merasa kesakitan.
- Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat meningkatkan atau menurunkan
nyeri.
- Klien tampak rileks.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan distensi abdomen.
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, klien tidak lagi sesak nafas, RR
dalam bats normal (16-20x/mnt)
3. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tingkat kesadaran klien meningkat, tanda-
tanda vital klien stabil.
4. Perubaan pola eliminasi urin berhubungan dengan oliguri.
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan, urin klien kembali normal.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan
menurun akibat adanya mual dan muntah.
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak merasakan nyeri.
- Klien tidak merasa kesakitan.
- Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat meningkatkan atau menurunkan
nyeri.
- Klien tampak rileks.

Anda mungkin juga menyukai