Anda di halaman 1dari 5

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DATA PENGKAJIAN Data Subjektif: a.

Klien mengeluh nyeri di pertengahan perut dan kuadran kanan bawah perut. b. Nyerinya stabil dan diperburuk oleh batuk Data Objektif: a. Nyeri pada palasi pada kuadran kanan bawah perut(Nyeri tekan di titik Mc Burney) Data Subjektif: a. klien mengeluh anoreksia dan mual Data Subjektif: a. Klien mengeluh demam ringan Data Objektif: a. Pemeriksaan fisik : 38oC Data Subjektif: Meskipun pada kasus pemicu tidak ada, sebagai perawat harus menanyakannya kepada pasien tentang perasaan dan mengkaji sejauh mana klien memahami tentang pembedahan yang akan dilaksanakannya Data Objektif: Mengkaji secara objektif perilaku pasien, seperti gelisah dan sering bertanya tentang prosedur pembedahan. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri kuadran kanan bawah abdomen berhubungan dengan peradangan di peritonium

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.

Hipertermi berhubungan dengan sepsis

Ansietas yang berhubungan dengan: a. Kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilaksanakan b. Adanya ancaman kehilangan bagian tubuh (apendiks)

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI Diagnosa 1 : Nyeri kuadran kanan bawah abdomen berhubungan dengan peradangan di peritonium Definisi : pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan (peritonitis) Tujuan : Pasien akan mempertahankan kenyamanan selama perawatan Kriteria Hasil yang Intervensi Rasional diharapkan Kaji nyeri, catat lokasi, Berguna dalam keefektifan Persepsi subjektif pasien karakteristik, beratnya obat, kemajuan tentang nyeri menurun, (skakala 0 10), selidiki dan penyembuhan, perubahan dibuktikan dengan skala laporka perubahan nyeri karakteristik nyari nyeri, indikator indikator dengan tepat menunjukkan terjadinya obyektif, seperti wajah abses. meringis dan posisi tubuh relaks (tidak menurun) Pertahankan istirahat dengan Gravitasi melokalisasi

posisi semifowler

eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis. Menghilangkan tegangan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang. Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh : merangsang peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen. Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltic usus dini dan iritasi gaster/muntah. Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping. Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat sehingga otot-otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Analgetik membantu menghilangkan nyeri dan obat batuk dapat mengurangi nyeri pasien.

Dorong ambulasi dini dan pertahankan pasien puasa sebelum pembedahan

Berikan aktivitas hiburan dan latihan relaksasi,napas dalam.

Kolaborasi pemberian analgetik dan obat batuk sesuai indikasi

Diagnosa 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah. Definisi : Penurunan cairan intravaskular, intertisial, atau intrasel. Tujuan : Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang normal selama perawatan Kriteria Hasil yang Intervensi Rasional diharapkan Kontrol TTV terhadap Tanda yang membantu Terlihat tanda-tanda berikut peningkatan suhu, mengindentifikasi volume pada pasien: turgor kulit peningkatan frekwensi nadi, intravascular membaik, membran mukosa hipotensi tiap 4 jam. lembab, input dan output seimbang Auskultasi bising usus catat Indikator kembalinya kelancaran flastus dan peristaltic,kesiapan untuk gerakan usus pemasukan peroral Pasang infus dan cairan Mempertahankan volume parenteral sesuai dengan sirkulasi dan memperbaiki program medik ketidakseimbangan Kontrol cairan keluar dan Memberikan informasi

masuk bila urin < 30/jam, laporkan dokter Berikan sejumlah kecil minuman dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi

tentang status cairan/volume sirkulasi dan kebutuhan pengantian Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk meminimalkan kehilangan cairan

Diagnosa 3 : Hipertermi berhubungan dengan sepsis Definisi : peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal (akibat adanya peradangan karena peritonitis) Tujuan : Pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang normal (36-37oC) selama dalam perawatan Kriteria Hasil yang Intervensi Rasional diharapkan Kaji suhu setiap jam atau Suhu 38 menunjukan proses Suhu tubuh pasien dalam seperlunya penyakit infeksi. batas normal 36-37,bebas pengukuran suhu tubuh dapat dari kedinginan. dilakukan lebih sering setelah upaya menurunkan suhu tubuh dilakukan. Kaji faktor lingkungan dan hipertermi dapat diperburuk perilaku yang menyebabkan oleh lingkungan dan perilaku hipertermi yang tidak mendukung Berikan kompres hangat Kompres dapat membantu ,hindari penggunaan alcohol, mengurangi demam Ajarkan pentingnya masukan kebutuhan cairan meningkat cairan selama panas dan secara fisiologis karena selama aktivitas beraktifitas dan suhu tinggi Kolaborasi pemberian obat pemberian obat antipiretik antipiretik. dapat menurunkan suhu tubuh Diagnosa 4 : Ansietas yang berhubungan dengan: a. Kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilaksanakan b. Adanya ancaman kehilangan bagian tubuh (apendiks) Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom Tujuan : Pasien akan meningkatkan pengetahuannya tentang pembedahan yang akan dilaksanakan, sehingga ansietas klien berkurang Kriteria Hasil yang Intervensi Rasional diharapkan Kaji pemahaman pasien Memberikan dasar pasien mengungkapkan tentang diagnosis, prosedur pengetahuan pada pasien pengetahuan tentang bedah, ritunitas preoperasi yang memungkinkan prosedur pembedahan dan program pascaoperasi. membuat pilihan untuk termasuk persiapan Evaluasi tentang hasrat informasi preoperasi dan sensasi dan pasien terhadap informasi perawatan tentang diagnosa dan operasi, serta

prosedur. Jelaskan tentang diagnosa dan prosedur pembedahan sesuai kebutuhan. Jelaskan tentang peristiwa preoperasi: a. Dimana pasien akan berada sebelum, selama dan segera setelah operasi. b. Obat obatan preoperasi dan waktu pembedahan. c. Penatalaksanaan nyeri, termasuk sensasi yang akan dirasakan. d. Pemasangan kateter, selang dan ala pemberian oksigen. e. Perubahan aktivitas posisi. f. Perlunya menghindari merokok selama periode preoperasi. g. Jam kunjungan dan lokasi ruang tunggu. Jelaskan aktivitas, latihan dan kewaspadaan pascaoperasi. Izinkan pasien kembali mendemonstrasikan alat dan latihan berikut dengan cepat : a. Napas dalam dan latihan batuk. . b. Gerakkan naik turun dari tempat tidur. Sebelum pasien pulang, anjurkan tentang aktivitas yang akan dilakukan : Meningkatkan aktivitas secara bertahap, menghindari secara bertahap sesuai toleransi, menghindari mengangkat beban (> 5Kg), menghindari mengemudi mobil (sering selama 4 6 minggu). Berikan waktu pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan

Dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan pembedahan Mengetahui apa yg diharapkan dapat menurunkan kecemasan

mendemonstrasikan latihan pascaoperasi dan menggunakan alat sebelum prosedur pembedahan atau pada kedaruratan selama periode pascaoperasi segera.

Mencegah kelemahan dan perasaan sehat

Menghindari peningkatan tekanan intra abdomen yg tidak perlu

Meningkatkan proses belajar dan mengambil keputusan dan menurunkan kecemasan

mengekspresikan perasaan EVALUASI Setelah mengimplementasikan intervensi yang telah dibuat, diharapkan klien mencapai setiap tujuan perawatan dan hasil yang diharapkan. Sehingga kondisi dan kognitif klien dapat mendukung berhasilnya operasi. Apabila hasil tersebut belum tercapai, maka intervensi yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki dan diterapkan kembali.

Doengoes, M. E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Perencanaan untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC, Jakarta. Carpenito Lynda Juall .(2000) Diagnosa Keperawatan ,Edisi 6 EGC Engram, Barbara. (1991) Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa Suharyati Samba, Volume I, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai