Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama Mhs : Nabila Puspaningrum Ruang : IGD Rumah Sakit Bhakti WiraTamtama

NIM : G3A020105 Tgl : 7 Juni 2021

1. Identitas Klien
Nama : : Tn.C
Umur : : 43 Tahun
Tanggal Lahir : 7 november 1977
Alamat : Semarang
No Cm : 0155237
2. Diagnosa Medis
Kolik Abdomen
3. Dasar Pemikiran
Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal,
obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran usus ke
depan tetapi peristaltik normal (Reeves,2011) kondisi ini menyebabkan nyeri hebat pada
perut yang sifatnya hilang-timbul. Hal yang mendasari terjadinya kolik abdomen. Kolik
abdomen adalah kontraksi otot, penyumbatan, atau peradangan pada organ di dalam
rongga perut, seperti usus, rektum, kantong empedu, ginjal, atau saluran kemih. Kejadian
penyakit kolik abdomen terjadi karena pola hidup yang tidak sehat
sehingga berdampak pada kesehatan tubuh (Bare, 2010).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2014). Sensori
yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan
mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi
dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi
Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi.
4. Analisa Sintesa
5. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Manajemen nyeri dengan teknik non farmakologis (teknik relaksaksi nafas dalam)
6. Diagnose keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
7. Data focus
Tn.C 43 tahun dibawa ke ruang IGD rumah sakit bhakti wira tamtama dengan diagnose
medis kolik abdomen. Pasien mengeluh nyeri perut sejak ± 5 hari sebelum dibawa
kerumah sakit, memberat pada hari ini
P : nyeri bertambah apabila bergerak lebih, berkurang apabila beristirahat
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri perut di ulu hati
S:8
T : hilang timbul
Data Obyektif :
a. Pasien tampak menahan nyeri
b. Pasien tampak meringis kesakitan
c. Pasien tampak memegangi perutnya
d. TD : 118/80mmHg, N : 105x/menit, SPO2 : 96%, S : 36,7oC
8. Prinsip tindakan dan rasional
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik distraksi dan relaksasi terletak pada
fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf perifer yang
mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada saat terjadi pelepasan
mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf
simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot
yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh
darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang
menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan
sebagai nyeri. Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan
diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang
mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk
selama inspirasi.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :
a. Proteksi diri dengan masker
R : meminimalkan resiko kontaminasi antara perawat dan pasien
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
R : untuk menjaga kenyamanan pasien
c. Usahakan tetap rileks dan tenang
R : agar pasien dapat berfokus dengan baik
d. Menutup mata dan memfokuskan untuk diri sendiri lalu narik nafas dalam dari hidung
dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
R : Untuk menghilangkan nyeri yang dirasakan
e. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks.
R : Untuk membuat pasien lebih tenang
f. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
R : Untuk membuka ekspansi pernafasan
g. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
R : Mengurangi nyeri
h. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
R : Agar teknik relaksasi dan distraksi berjalan dengan baik
i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
R : Agar nyeri dapat berkurang dan teratasi
j. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
R : Agar memaksimalkan terapi
9. Tujuan Tindakan
a. tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli
b. teknik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
10. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
Manajemen nyeri dengan teknik nonfarmakologis (teknik relaksaksi nafas dalam) tidak
menimbulkan efek yang berbahaya selama pasien dan perawat memiliki hubungan saling
percaya saat melakukan tindakan. Karena tujuan pemberian teknik relaksasi nafas dalam
adalah untuk membantu pasien mengontrol nyerinya.
11. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya)
a. Pasien dapat mengontrol nyeri serta merasa nyaman
b. Nyeri teratasi

Anda mungkin juga menyukai