Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE INDIVIDU

EVIDENCE BASED PRACTICE PENGARUH TEKNIK


RELAKSASI BENSON
DALAM MENGURANGI NYERI FRAKTUR

DI IGD RS ST ELISABETH SEMARANG

Di Susun Oleh:

Angga Iswara

202131010

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES St. ELISABETH SEMARANG

2021
A. Latar Belakang

Fraktur adalah kondisi yang sering terjadi serta dapat dialami oleh
siapapun dan pada usia berapapun akibat cedera atau kecelakaan. Namun,
kondisi ini juga umum terjadi pada lansia karena faktor penuaan yang
meningkatkan risiko osteoporosis.

Penatalaksanaan nyeri fraktur yang tepat dan akurat sangat penting


untuk mengurangi resiko komplikasi, mengurangi biaya perawatan dan
hari rawat serta mempercepat proses penyembuhan. Penatalaksanaan nyeri
yang efektif dapat dicapai melalui kombinasi terapi farmakologis dan
nonfarmakologis. Salah satu cara non farmakologi yang cocok untuk
mengurangi intensitas nyeri pada klien pasca bedah adalah relaksasi.
Relaksasi bertujuan untuk mengurangi kecemasan, menurunkan
ketegangan otot dan tulang, serta secara tidak langsung untuk
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi ketegangan terkait dengan
fisiologis tubuh

Salah satu tehnik relaksasi yang digunakan untuk mengurangi nyeri


fraktur adalah Relaksasi benson. Relaksasi Benson merupakan intervensi
nonfarmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat untuk
mengurangi nyeri pasca bedah. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh relaksasi Benson
terhadap tingkat nyeri pasca bedah Kolesisektomi

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mengimplementasikan tindakan keperawatan non invasive dalam


mengatasi masalah keperawatan pada pasien

2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan teknik relaksasi benson
b. Mengobservasi perbedaan sebelum dan sesudah pemberian Teknik
relaksasi benson
C. Tinjauan Pustaka
1. Teknik Relaksasi Benson

Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik


pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang
mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan, pada relaksasi Benson
ada penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata yang merupakan
rasa cemas yang sedang pasien alami. Kelebihan dari latihan Teknik
relaksasi dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah dilakukan dan
tidak ada efek samping apapun

Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon


relaksasi pernafasan dengan melibatkan factor keyakinan pasien yang
dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu
pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi. Cara
kerja Teknik relaksasi benson ini adalah berfokus pada kata atau kalimat
tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme teratur. Pernafasan
yang panjang dapat meberikan energy yang cukup, karena pada waktu
menghembuskan nafas mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan saat
menghirup nafas Panjang mendapatkan oksigen yang sangat diperlukan
tubuh untuk membersihkan darah dan mencegah kerusakan jaringan otak
akibat kekurangan oksigen

D. Metode Implementasi EBP


Metode penelitian dengan quasi experiment dengan pengukuran
nilai Tanda tanda vital dan skala nyeri sebelum dan setelah perlakuan.
E. Karakteristik Pasien
Nama : Sr. M
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : suster
Riwayat Penyakit : fraktur

F. Analisa Data Pasien


DS :
a) Pasien mengatakan nyeri
P : Profokatif : pasien mengatakan nyeri bertambah Ketika saat
berjalan
Palliatif : pasieng mengatakan nyeri diperingan Ketika pasien
duduk ataupun tiduran
Q : pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk benda tajam
R : pasien mengatakan nyeri pada pada kaki kanan di jari
kelingking
S ; Pasien mengatakan nyeri skala 5
T : pasien mengatakan nyeri hilang timbul antara 5 menit – 10
menit

DO :

a) Pasien tampak meringis kesakitan saat nyeri muncul


b) Tekanan darah: 130/80 mmHg
c) HR : 88 x/menit
d) RR : 20 x/menit
e) SPO2 : 99%
f) Suhu : 36,40 C
G. Alat dan Bahan
- Lembar observasi
- Jam tangan
- Pulpen
H. Prosedur Implementasi dan Pengumpulan Data

No. Kegiatan yang dilakukan Ket.


1 Langkah Pertama :
a) Siapkan pasien, berikan informasi tentang Teknik Relaksasi Benson.
Mintalah persetujuan pasien untuk bersedia melakukan relaksasi
tersebut (inform consent).
b) Melakukan observasi TTV meliputi tekanan darah, heart rate,
respiratory rate, dan saturasi oksigen pada setiap sebelum memulai
intervansi pada pasien di hari pertama dan hari kedua
c) Mendokumentasikan hasil observasi TTV setiap sebelum memulai
intervensi pada hari pertama dan kedua
d) Melakukan pengkajian tingkat nyeri pasien sebelum dilakukan
intervensi dengan penilaian skala nyeri pada pasien di hari
pertama dan hari kedua
e) Catat hasil penilaian skala nyeri pasien sebelum dilakukan
intervensi pada lembar dokumentasi

2 Langkah Kedua :
a) Pilihlah salah satu kata atau ungkapan singkat yang
mencerminkan keyakinan pasien. Anjurkan pasien untuk
memilih kata atau ungkapan yang memiliki arti khusus bagi
pasien tersebut. Fungsi ungkapan ini dapat mengaktifkan
keyakinan paasien dan meningkatkan keinginan pasien untuk
menggunakan teknik tersebut.
b) Jangan memaksa pasien untuk menggunakan ungkapan-
ungkapan yang dipilih perawa
c) Atur posisi paasien senyaman mungkin. Mintalah pasien untuk
menunjukkan posisi mana yang ia inginkan untuk melakukan
terapi relaksasi benson.
d) Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara duduk,
berlutut, ataupun tiduran, selama tidak mengganggu pikiran
pasien.
e) Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh apa pun termasuk
karena adanya salah posisi atau posisi yang tidak nyaman yang
mengakibatkan pasien menjadi tidak focus pada intervensi yang
akan dilakukan. Lakukan modifikasi lingkungan agar tidak
gaduh, batasi pengunjung, atau jika perluy tutup ruangan yang
akan digunakan untuk relaksasi dengan tirai penutup khusus
ruangan.

3 Langkah Ketiga :
a) Anjurkan dan bimbing pasien untuk memejamkan kedua mata
sewajarnya.
b) Anjurkan pasien untuk menghindari memicingkan atau
menutupkan mata sekuat-kuat.
c) Tindakan menutup mata dilakukan dengan wajar dan tidak
mengeluarkan banyak tenaga.
4 Langkah Keempat :
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-ototnya :

a) Bimbing dan mulailah pasien untuk melemaskan otot-ototnya


mulai dari kaki, betis, paha, sampai dengan perut pasien.
b) Anjurkan pasien untuk mengendurkan semua kelompok otot pada
tubuh pasien.
c) Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala, leher, dan pundak
dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan.
d) Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien untuk mengulurkan
kedua tangannya, kemudian mengendurkan otot-otot tangannya,
dan biarkan terkulai wajah dipangkuan.
e) Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut, kaki, atau
mengaitkan kedua tangannya dengan erat.
5 Langkah Kelima :
Perhatikan napas dan mulailah menggunakan kata-kata atau
ungkapan fokus yang berakar pada keyakinan pasien.
a) Anjurkan pasien untuk menarik napas melalui hidung secara
perlahan, pusatkan kesadaran pasien pada pengembangan perut,
tahanlah napas sebentar sampai hitungan ketiga.
b) Setelah hitungan ketiga, keluarkan napas melalui mulut secara
perlahan-lahan (posisi mulut seperti sedang bersiul) sambil
mengucapkan ungkapan yang telah dipilih pasien dan diulang-ulang
dalam hati selama mengeluarkan napas tersebut.
6 Langkah Keenam :
a) Anjurkan pasien untuk mempertahankan sikap pasif. Sikap pasif
merupakan aspek penting dalam membangkitkan respons relaksasi.
Anjurkan pasien untuk tetap berpikiran tenang.
b) Saat melakukan teknik relaksasi, kerapkali berbagai macam pikiran
datang mengganggu konsentrasi pasien. Oleh karena itu, anjurkan
pasien untuk tidak memperdulikannya dan bersikap pasif.
7 Langkah Ketujuh :
Lanjutkan intervensi relaksasi benson selama 5-10 menit setiap kali
melakukan . Lakukan sebanyak 2 kali dalam sehari pada waktu pagi hari
dan sore hari

8 Langkah Kedelapan :
Lakukan teknik relaksasi benson selama 2 hari ,

9 Langkah kesembilan:
Lakukan observasi TTV dan skala nyeri setiap setelah melakukan
intervensi pada hari pertama dan hari kedua

10 Langkah kesepuluh
Catat hasil observasi TTV dan skala nyeri setelah dilakukan
intervensi pada lembar dokumentasi

I. Hasil
Lembar Observasi
Jumat,10 desember 2021

Hasil TTV Hasil TTV setelah Skala Nyeri Skala Nyeri setelah

sebelum melakukan sebelum dilakukan dilakukan

dilakukan intervensi intervensi intervensi

intervensi

TD : 130/80 TD : 120/70 5 4

mmhg mmhg
HR: 88 x/menit HR: 83 x/menit
RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit
SPO2 : 99% SPO2 : 99%
Suhu : 36,40C Suhu : 36,30C

Teknik relaksasi Benson dapat menurunkan intensitas nyeri pada


pasien dikarenakan pada Terapi Benson merupakan teknik relaksasi
pernafasan dengan melibatkan keyakinan yang mengakibatkan penurunan
terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-otot tubuh menjadi rileks
sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Apabila O2 dalam
otak tercukupi maka manusiadalam kondisi seimbang. Kondisi ini akan
menimbulkan keadaan rileks secara umum pada manusia.

J. Pembahasan
Teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan keyakinan yang
mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-
otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan
nyaman.
Hasil implementasi didapatkan bahwa adanya perubahan skala
nyeri pasien sebelum dan setelah dilakukan implementasi Teknik relaksasi
benson. didapatkan skala nyeri pasien sebelum diberikan impelemntasi
adalah skala nyeri 5 dan setelah dilakukan implementasi skala nyeri
berkurang menjadi 4
Penurunan skala nyeri setelah dilakukan dikarenakan adanya
pengaruh dari Teknik relaksasi benson yang dilakukan. Terapi Benson
merupakan teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan keyakinan yang
mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-
otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan
nyaman. Apabila O2 dalam otak tercukupi maka manusiadalam kondisi
seimbang. Kondisi ini akan menimbulkan keadaan rileks secara umum
pada manusia. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk
menghasilkan conticothropin releaxing factor (CRF). CRF akan
merangsang kelenjar dibawah otak untuk meningkatkan produksi proopiod
melanocorthin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla
adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak juga menghasilkan β
endorphine sebagai neurotransmitter. Endorphine muncul dengan cara
memisahkan diri dari deyoxyribo nucleid acid (DNA) yaitu substansi yang
mengatur kehidupan sel dan memberikan perintah bagi sel untuk tumbuh
atau berhenti tumbuh. Pada permukaan sel terutama sel saraf terdapat area
yang menerima endorphine. Ketika endorphine terpisah dari DNA,
endorphine membuat kehidupan dalam situasi normal menjadi tidak terasa
menyakitkan. Endorphine mempengaruhi impuls nyeri dengan cara
menekan pelepasan neurotransmitter di presinap atau menghambat impuls
nyeri sehingga rangsangan nyeri berkurang.

Terdapat efektifitas teknik relaksasi benson terhadap penurunan


skala nyeri karena terjadi relaksasi yang didapatkan ketika dilakukan
teknik relaksasi benson tersebut. Kondisi tenang dan nyaman yang
dirasakan akan mampu memberikan penurunan terhadap skala nyeri yang
dirasakan.

K. Keterbatasan penerapan Evidence Based Practice

Pada implementasi EBP ini keterbatasannya adalah hanya


dilakukan pada satu orang pasien sehingga tidak bisa dibandingkan hasil
penerapan teknik relaksasi benson antara satu dengan yang lain.

L. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi benson dapat


menurunkan tingkat nyeri pada pasien fraktur
M. Rekomendasi
Teknik relaksasi benson ini dapat menjadi salah satu terapi non
farmakologi yang bisa diterapkan oleh perawat untuk di edukasikan baik
kepada keluarga pasien atau secara mandiri bagi pasien yang mengalami
nyeri fraktur
N. Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih atas terlaksananya


implementasi EBP (Evidence Based Practice) kepada seluruh pihak baik
pembimbing maupun CI serta perawat diruang IGD yang telah membantu
dalam melaksanakan kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik.

O. Referensi

a) Tommy Lucky.2017.Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap


Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Rsup. Prof. Dr. R.D. Kandou
Dan Rs Tk.Iii R.W. Mongisidi Teling Manado.Manado;Jurnal
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Mana

b) Mollu Morita.2020.Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap


Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Rsud
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.Bukittinggi;Jurnal Riset Hesti
Medan Akper Kesdam 1

c) Prasetyo Sigit Nian. (2010). Konsep danProses Keperawatan Nyeri.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai