Di Susun Oleh:
Angga Iswara
202131010
2021
A. Latar Belakang
Fraktur adalah kondisi yang sering terjadi serta dapat dialami oleh
siapapun dan pada usia berapapun akibat cedera atau kecelakaan. Namun,
kondisi ini juga umum terjadi pada lansia karena faktor penuaan yang
meningkatkan risiko osteoporosis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan teknik relaksasi benson
b. Mengobservasi perbedaan sebelum dan sesudah pemberian Teknik
relaksasi benson
C. Tinjauan Pustaka
1. Teknik Relaksasi Benson
DO :
2 Langkah Kedua :
a) Pilihlah salah satu kata atau ungkapan singkat yang
mencerminkan keyakinan pasien. Anjurkan pasien untuk
memilih kata atau ungkapan yang memiliki arti khusus bagi
pasien tersebut. Fungsi ungkapan ini dapat mengaktifkan
keyakinan paasien dan meningkatkan keinginan pasien untuk
menggunakan teknik tersebut.
b) Jangan memaksa pasien untuk menggunakan ungkapan-
ungkapan yang dipilih perawa
c) Atur posisi paasien senyaman mungkin. Mintalah pasien untuk
menunjukkan posisi mana yang ia inginkan untuk melakukan
terapi relaksasi benson.
d) Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara duduk,
berlutut, ataupun tiduran, selama tidak mengganggu pikiran
pasien.
e) Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh apa pun termasuk
karena adanya salah posisi atau posisi yang tidak nyaman yang
mengakibatkan pasien menjadi tidak focus pada intervensi yang
akan dilakukan. Lakukan modifikasi lingkungan agar tidak
gaduh, batasi pengunjung, atau jika perluy tutup ruangan yang
akan digunakan untuk relaksasi dengan tirai penutup khusus
ruangan.
3 Langkah Ketiga :
a) Anjurkan dan bimbing pasien untuk memejamkan kedua mata
sewajarnya.
b) Anjurkan pasien untuk menghindari memicingkan atau
menutupkan mata sekuat-kuat.
c) Tindakan menutup mata dilakukan dengan wajar dan tidak
mengeluarkan banyak tenaga.
4 Langkah Keempat :
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-ototnya :
8 Langkah Kedelapan :
Lakukan teknik relaksasi benson selama 2 hari ,
9 Langkah kesembilan:
Lakukan observasi TTV dan skala nyeri setiap setelah melakukan
intervensi pada hari pertama dan hari kedua
10 Langkah kesepuluh
Catat hasil observasi TTV dan skala nyeri setelah dilakukan
intervensi pada lembar dokumentasi
I. Hasil
Lembar Observasi
Jumat,10 desember 2021
Hasil TTV Hasil TTV setelah Skala Nyeri Skala Nyeri setelah
intervensi
TD : 130/80 TD : 120/70 5 4
mmhg mmhg
HR: 88 x/menit HR: 83 x/menit
RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit
SPO2 : 99% SPO2 : 99%
Suhu : 36,40C Suhu : 36,30C
J. Pembahasan
Teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan keyakinan yang
mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-
otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan
nyaman.
Hasil implementasi didapatkan bahwa adanya perubahan skala
nyeri pasien sebelum dan setelah dilakukan implementasi Teknik relaksasi
benson. didapatkan skala nyeri pasien sebelum diberikan impelemntasi
adalah skala nyeri 5 dan setelah dilakukan implementasi skala nyeri
berkurang menjadi 4
Penurunan skala nyeri setelah dilakukan dikarenakan adanya
pengaruh dari Teknik relaksasi benson yang dilakukan. Terapi Benson
merupakan teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan keyakinan yang
mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-
otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan
nyaman. Apabila O2 dalam otak tercukupi maka manusiadalam kondisi
seimbang. Kondisi ini akan menimbulkan keadaan rileks secara umum
pada manusia. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk
menghasilkan conticothropin releaxing factor (CRF). CRF akan
merangsang kelenjar dibawah otak untuk meningkatkan produksi proopiod
melanocorthin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla
adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak juga menghasilkan β
endorphine sebagai neurotransmitter. Endorphine muncul dengan cara
memisahkan diri dari deyoxyribo nucleid acid (DNA) yaitu substansi yang
mengatur kehidupan sel dan memberikan perintah bagi sel untuk tumbuh
atau berhenti tumbuh. Pada permukaan sel terutama sel saraf terdapat area
yang menerima endorphine. Ketika endorphine terpisah dari DNA,
endorphine membuat kehidupan dalam situasi normal menjadi tidak terasa
menyakitkan. Endorphine mempengaruhi impuls nyeri dengan cara
menekan pelepasan neurotransmitter di presinap atau menghambat impuls
nyeri sehingga rangsangan nyeri berkurang.
L. Kesimpulan
O. Referensi