SOP
TERAPI RELAKSASI BENSON
M. Rosyidul Ibad, S.Kep, Ns, M.Kep Anggraini Dwi Kurnia., S.Kep., Ns., MNS
NIP UMM 11218030637 NIP UMM 11413120523
Tujuan Praktikum Untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
artelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik
maupun emosioal, menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
serta menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Suharto 2009).
Persiapan Pasien:
a. Duduk atau berbaring pada posisi nyaman
Persiapan Lingkungan:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
b. Menutup pintu/sketsel/kelambu untuk menjaga privasi pasien
Menurut Solehati & Kosasih (2015) Adapun langkah-langkah dalam latihan
Teknik Relaksasi Benson adalah sebagai berikut :
1. Langkah Pertama
a. Siapkan pasien, berikan informasi tentang teknik Relaksasi Benson.
Mintalah persetujuan pasien untuk bersedia melakukan relaksasi tersebut
(inform consent).
b. Pilihlah salah satu ungkapan singkat yang mencerminkan keyakinan
pasien. Anjurkan pasien untuk memilih kata atau ungkapan yang
memiliki arti khusus bagi pasien. Fungsi ungkapan ini dapat
mengaktifkan keyakinan pasien dan meningkatkan keinginan pasien
untuk menggunakan teknik tersebut.
c. Jangan memaksa pasien untuk menggunakan ungkapan-ungkapan yang
dipilih oleh perawat
2. Langkah Kedua
a. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Mintalah pasien untuk
menunjukkan posisi yang diinginkan pasien untuk melakukan terapi
Relaksasi Benson
b. Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara duduk, berlutut, ataupun
tiduran, selama tidak mengganggu pikiran pasien
c. Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh apapun termasuk karena
adanya salah posisi yang tidak nyaman yang mengakibatkan pasien
manjadi tidak fokus pada intervansi
3. Langkah Ketiga
a. Anjurkan dan bimbing pasien untuk memejamkan mata sewajarnya
b. Anjurkan untuk menghindari menutup mata kuat-kuat
c. Tindakan menutup mata dilakukan dengan wajar dan tidak mengeluarkan
banyak tenaga
4. Langkah Keempat
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-ototnya :
a. Bimbinglah dan mulailah pasien untuk melemaskan otot-ototnya mulai
dari kaki, betis, paha sampai dengan perut pasien
b. Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala, leher, dan pundak dengan
memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan
c. Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien untuk mengulurksn kedua
tangannya, kemudian mengendurkan otot-otot tangannya, dan biarkan
terkuai wajar di pangkuan
d. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut, kaki atau mengaitkan
kedua tangannya dengan erat
5. Langkah Kelima
Napas dan mulailah menggunakan kata-kata atau ungkapan fokus yang
berakar pada keyakinan pasien
a. Anjurkan pasien untuk menarik napas mulai hidung secara perlahan,
pusatkan kesadaran pasien pada pengembangan perut, tahanlah napas
sebentar sampai hitungan ketiga
b. Setelah hitungan ketiga keluarkan napas melalui mulut secara perlahan-
lahan (posisi mulut seperti bersiul) sambil mengucapkan ungkapan yang
telah dipilih pasien dan diulang-ulang dalam hati selama mengeluarkan
napas tersebut
6. Langkah Keenam
a. Anjurkan pasien untuk mempertahankan sifat pasif. Sifat pasif
merupakan aspek penting dalam membangkitkan respons relaksasi,
anjurkan pasien untuk tetap berpikir tenang
b. Saat melakukan teknik relaksasi, kerapkali berbagai macam pikiran
datang mengganggu konsentrasi pasien. Oleh karena itu, anjurkan pasien
untuk tidak mempedulikannya dan bersikap pasif
7. Langkah Ketujuh
Lanjutkan intervensi Relaksasi benson untuk jangka waktu tertentu.
Teknik ini cukup dilakukan selama 5-10 menit saja. Tetapi jika
menginginkan waktu yang lebih lama, lakukan lebih dari 20 menit.
8. Langkah Kedelapan
Lakukan teknik ini dengan frekuensi dua kali sehari sampai pasien
mengatakan tidak nyeri atau cemas lagi.
SOP
TERAPI MUROTTAL dan DZIKIR
M. Rosyidul Ibad, S.Kep, Ns, M.Kep Anggraini Dwi Kurnia., S.Kep., Ns., MNS
NIP UMM 11218030637 NIP UMM 11413120523
Pengertian Terapi psikoreligi adalah psikoterapi agama seperti shalat, dzikir, membaca Al-
Quran atau mendengarkan Al-Quran bagi klien beragama islam (Mardiati et al.,
2017)
Persiapan Perawat:
a. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum wrwb/ selamat pagi/ selamat siang)
b. Perkenalkan diri
c. Lakukan evaluasi validasi keluhan saat ini
d. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan
informed consent/ kesediaan pelaksanaan tindakan
e. Kontrak waktu yang diperlukan selama tindakan
f. Ucapkan “Basmallah”
g. Perawat mencuci tangan
h. Mendekatkan alat
i. Pakai sarung tangan bersih jika diperlukan
Persiapan Pasien:
a. Pasien dan perawat duduk berhadapan
Persiapan Lingkungan:
c. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
d. Menutup pintu/sketsel/kelambu untuk menjaga privasi pasien
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan perasaan klien
3. Jaga privasi kline dan memulai dengan cara yang baik
4. Pilih murottal dan dzikir yang akan diperdengarkan kepada klien
5. Pastkan volume audio sesuai, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
6. Putarkan murottal surah Al-Fatihah, surah Al-Ikhlaas, Surah Al-Falaq, dan
surah An-Naas secara berulang.
7. Putarkan murottal selama 7 menit
8. Setelah selesai, lanjutkan dengan memutarkan rekaman audio dzikir
9. Dzikir yang di putarkan berisik kalimatkalimat istigfar, tasbih, tahmid, takbir
dan tahlil.
10.Minta klien untuk ikut berdzikir sesuai irama rekaman
11.Dzikir dilakukan selama 15 menit
12.Arahkan klien untuk tetap fokus dan rileks
13.Setelah selesai anjurkan klien untuk duduk terlebih dahulu dan menarik
napas dalam