Anda di halaman 1dari 6

Universitas Muhammadiyah Malang

Fakultas Ilmu Kesehatan


Program Studi D-3 & S-1 Keperawatan
Kampus II : JL. Bendungan Sutami No. 188-A Tlp. (0341) 551149
Fax.0341- 582060 Malang 65145 E-mail : fikes@umm.ac.id Website :
fikes.umm.ac.id

SOP
TERAPI RELAKSASI BENSON

No Dokumen No Revisi Halaman Tanggal Terbit


--- 1-3
Disetujui oleh Mengetahui,
PJMK Terapi Modalitas Keperawatan Kepala Laboratorium

M. Rosyidul Ibad, S.Kep, Ns, M.Kep Anggraini Dwi Kurnia., S.Kep., Ns., MNS
NIP UMM 11218030637 NIP UMM 11413120523

Pengertian Relaksasi Benson merupakan pengembangan respon relaksasi dengan


melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat menciptakan suatu lingkungan
internal sehingga dapat membentu pasien mencapai kondisi kesehatan dan
kesejahteraan lebih tinggi ( Purwanto 2006).

Tujuan Praktikum Untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
artelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik
maupun emosioal, menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan
serta menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Suharto 2009).

Prosedur Persiapan Alat:


1. Stopwatch
2. Lembar Informed Consent
3. Lembar observasi NRS
4. Pena dan buku Catatan Kecil
Persiapan Perawat:
a. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum wrwb/ selamat pagi/ selamat siang)
b. Perkenalkan diri
c. Lakukan evaluasi validasi keluhan saat ini
d. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan
informed consent/ kesediaan pelaksanaan tindakan
e. Kontrak waktu yang diperlukan selama tindakan
f. Ucapkan “Basmallah”
g. Perawat mencuci tangan
h. Mendekatkan alat
i. Pakai sarung tangan bersih jika diperlukan

Persiapan Pasien:
a. Duduk atau berbaring pada posisi nyaman

Persiapan Lingkungan:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
b. Menutup pintu/sketsel/kelambu untuk menjaga privasi pasien
Menurut Solehati & Kosasih (2015) Adapun langkah-langkah dalam latihan
Teknik Relaksasi Benson adalah sebagai berikut :
1. Langkah Pertama
a. Siapkan pasien, berikan informasi tentang teknik Relaksasi Benson.
Mintalah persetujuan pasien untuk bersedia melakukan relaksasi tersebut
(inform consent).
b. Pilihlah salah satu ungkapan singkat yang mencerminkan keyakinan
pasien. Anjurkan pasien untuk memilih kata atau ungkapan yang
memiliki arti khusus bagi pasien. Fungsi ungkapan ini dapat
mengaktifkan keyakinan pasien dan meningkatkan keinginan pasien
untuk menggunakan teknik tersebut.
c. Jangan memaksa pasien untuk menggunakan ungkapan-ungkapan yang
dipilih oleh perawat
2. Langkah Kedua
a. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Mintalah pasien untuk
menunjukkan posisi yang diinginkan pasien untuk melakukan terapi
Relaksasi Benson
b. Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara duduk, berlutut, ataupun
tiduran, selama tidak mengganggu pikiran pasien
c. Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh apapun termasuk karena
adanya salah posisi yang tidak nyaman yang mengakibatkan pasien
manjadi tidak fokus pada intervansi
3. Langkah Ketiga
a. Anjurkan dan bimbing pasien untuk memejamkan mata sewajarnya
b. Anjurkan untuk menghindari menutup mata kuat-kuat
c. Tindakan menutup mata dilakukan dengan wajar dan tidak mengeluarkan
banyak tenaga
4. Langkah Keempat
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-ototnya :
a. Bimbinglah dan mulailah pasien untuk melemaskan otot-ototnya mulai
dari kaki, betis, paha sampai dengan perut pasien
b. Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala, leher, dan pundak dengan
memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan
c. Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien untuk mengulurksn kedua
tangannya, kemudian mengendurkan otot-otot tangannya, dan biarkan
terkuai wajar di pangkuan
d. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut, kaki atau mengaitkan
kedua tangannya dengan erat
5. Langkah Kelima
Napas dan mulailah menggunakan kata-kata atau ungkapan fokus yang
berakar pada keyakinan pasien
a. Anjurkan pasien untuk menarik napas mulai hidung secara perlahan,
pusatkan kesadaran pasien pada pengembangan perut, tahanlah napas
sebentar sampai hitungan ketiga
b. Setelah hitungan ketiga keluarkan napas melalui mulut secara perlahan-
lahan (posisi mulut seperti bersiul) sambil mengucapkan ungkapan yang
telah dipilih pasien dan diulang-ulang dalam hati selama mengeluarkan
napas tersebut
6. Langkah Keenam
a. Anjurkan pasien untuk mempertahankan sifat pasif. Sifat pasif
merupakan aspek penting dalam membangkitkan respons relaksasi,
anjurkan pasien untuk tetap berpikir tenang
b. Saat melakukan teknik relaksasi, kerapkali berbagai macam pikiran
datang mengganggu konsentrasi pasien. Oleh karena itu, anjurkan pasien
untuk tidak mempedulikannya dan bersikap pasif
7. Langkah Ketujuh
Lanjutkan intervensi Relaksasi benson untuk jangka waktu tertentu.
Teknik ini cukup dilakukan selama 5-10 menit saja. Tetapi jika
menginginkan waktu yang lebih lama, lakukan lebih dari 20 menit.
8. Langkah Kedelapan
Lakukan teknik ini dengan frekuensi dua kali sehari sampai pasien
mengatakan tidak nyeri atau cemas lagi.

Evaluasi FASE TEMINASI


1. Evluasi Subjektif (menanyakan manfaat yg didapat pasien dari
pertemuan saat ini) dan Objektif (meminta pasien untuk, menyebut,
mempraktikan/memperagakan dan mengingat kembali apa yang sudah
diajarkan)
2. Rencana Tindak Lanjut Pasien
3. Kontrak Pertemuan yang akan datang
4. Perawat mengucapkan “Hamdallah” kemudian mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai kepada pasien
5. Ucapkan salam
6. Rapikan alat, lepaskan sarung tangan, dan perawat mencuci tangan
Dokumentasi Dokumentasi Tindakan
Pada hari ini ... (tgl/jam) tindakan telah dilakukan pada pasien
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan
Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas
Sumber Purwanto. S,. (2006). Relaksasi dzikir. Jurnal Psikologi Universitas
Muhammadiyah Semarang. 6-48.

Solehati, T. & Kosasih. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam


Keperawatan Maternitas. Bandung: PT Refika Aditama.
Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi D-3 & S-1 Keperawatan
Kampus II : JL. Bendungan Sutami No. 188-A Tlp. (0341) 551149
Fax.0341- 582060 Malang 65145 E-mail : fikes@umm.ac.id Website :
fikes.umm.ac.id

SOP
TERAPI MUROTTAL dan DZIKIR

No Dokumen No Revisi Halaman Tanggal Terbit


--- 1-3
Disetujui oleh Mengetahui,
PJMK Terapi Modalitas Keperawatan Kepala Laboratorium

M. Rosyidul Ibad, S.Kep, Ns, M.Kep Anggraini Dwi Kurnia., S.Kep., Ns., MNS
NIP UMM 11218030637 NIP UMM 11413120523

Pengertian Terapi psikoreligi adalah psikoterapi agama seperti shalat, dzikir, membaca Al-
Quran atau mendengarkan Al-Quran bagi klien beragama islam (Mardiati et al.,
2017)

Tujuan Praktikum a. Dapat menghilangkan rasa resah dan gelisah,


b. Memelihara diri dari was-was setan, ancaman manusia
c. Membentengi diri dari perbuatan maksiat dan dosa, serta dapat memberikan
sinaran kepada hati
d. Menghilangkan kekeruhan jiwa.

Prosedur Persiapan Alat:


1. Rekaman murottal Al-Qur’an (Dzikir Pagi Ust. Muzzamil)
2. Rekaman lafadz Dzikir (Dzikir Pagi Ust. Muzzamil)
3. Handphone
4. Headset atau Speaker
5. Al-Quran
6. Alat-alat yang sesuai

Persiapan Perawat:
a. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum wrwb/ selamat pagi/ selamat siang)
b. Perkenalkan diri
c. Lakukan evaluasi validasi keluhan saat ini
d. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan
informed consent/ kesediaan pelaksanaan tindakan
e. Kontrak waktu yang diperlukan selama tindakan
f. Ucapkan “Basmallah”
g. Perawat mencuci tangan
h. Mendekatkan alat
i. Pakai sarung tangan bersih jika diperlukan

Persiapan Pasien:
a. Pasien dan perawat duduk berhadapan

Persiapan Lingkungan:
c. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
d. Menutup pintu/sketsel/kelambu untuk menjaga privasi pasien

Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan perasaan klien
3. Jaga privasi kline dan memulai dengan cara yang baik
4. Pilih murottal dan dzikir yang akan diperdengarkan kepada klien
5. Pastkan volume audio sesuai, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
6. Putarkan murottal surah Al-Fatihah, surah Al-Ikhlaas, Surah Al-Falaq, dan
surah An-Naas secara berulang.
7. Putarkan murottal selama 7 menit
8. Setelah selesai, lanjutkan dengan memutarkan rekaman audio dzikir
9. Dzikir yang di putarkan berisik kalimatkalimat istigfar, tasbih, tahmid, takbir
dan tahlil.
10.Minta klien untuk ikut berdzikir sesuai irama rekaman
11.Dzikir dilakukan selama 15 menit
12.Arahkan klien untuk tetap fokus dan rileks
13.Setelah selesai anjurkan klien untuk duduk terlebih dahulu dan menarik
napas dalam

Evaluasi FASE TEMINASI


7. Evluasi Subjektif (menanyakan manfaat yg didapat pasien dari
pertemuan saat ini) dan Objektif (meminta pasien untuk, menyebut,
mempraktikan/memperagakan dan mengingat kembali apa yang sudah
diajarkan)
8. Rencana Tindak Lanjut Pasien
9. Kontrak Pertemuan yang akan datang
10. Perawat mengucapkan “Hamdallah” kemudian mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai kepada pasien
11. Ucapkan salam
12. Rapikan alat, lepaskan sarung tangan, dan perawat mencuci tangan

Dokumentasi Dokumentasi Tindakan


Pada hari ini ... (tgl/jam) tindakan telah dilakukan pada pasien
2. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan
Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas
Sumber Mardiati, Sri, Veny Elita, and Febriana Sabrian. 2017a. “Pengaruh Terapi
Psikoreligious: Membaca Al-Fatihan Terhadap Skor Halusinasi Pasien
Skizofrenia.” Jurnal Ners Indonesia 8 (1). ———. 2017b. “Pengaruh Terapi
Psikoreligious: Membaca Al Fatihah Terhadap 76 Skor Halusinasi Pasien
Skizofrenia.” Jurnla Ners Indonesia 8 (1): 79–88

Anda mungkin juga menyukai