Anda di halaman 1dari 10

SAP KEPERAWATAN UJIAN KASUS PADA Tn.

T
DENGAN NYERI PADA KASUS POST OP MANDIBULA
DIRUANGAN ASTER DIKELAS 1
RUMAH SAKIT UNDATA PALU

Di Susun Oleh :
Graciano Molano
NIM : PO7120422104

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

Ira Martini, S.Kep.Ns

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI NERS PALU
TAHUN 2022
A. Pengertian
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan merupakan suatu trauma bagi penderita
dan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Tindakan pembedahan (surgery)
adalah suatu interaksi atau hubungan yang sangat khusus antara provider kesehatan (team
work) dengan pasien dan keluarganya dalam upaya menyelamatkan atau meningkatkan
kualitas hidup pasien, dengan cara pembedahan anggota tubuh pasien, dimana potensial
konflik sangatlah besar (Brunner dan Suddarth.2002). Sectio caesarea adalah suatu
tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada
dinding uterus yang masih utuh. Angka kejadian Sectio caesarea meningkat pesat dalam
20 tahun terakhir, terutama dikota-kota besar di Indonesia. Laporan tahunan bagian
obsestri dan ginekologi, disebutkan bahwa angka kejadian persalinan Sectio caesarea di
rumah sakit pendidikan tahun 2006 adalah 790-3.541 persalinan (Chalik, T,M,A, 2010).
Akibat dari prosedur pembedahan pasien akan mengalami gangguan rasa nyaman
nyeri. Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Perry & Potter, 2005). Data
World Health Organization (WHO) Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama
dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup (Haynes, et al. 2009).
Seseorang dapat belajar menghadapi nyeri melalui aktivitas kognitif dan perilaku, seperti
distraksi, guided imagery dan banyak tidur. Individu dapat berespon terhadap nyeri dan
mencari intervensi fisik untuk mengatasi nyeri, seperti analgesik, masase, dan olahraga
(Kozier, et al., 2009). Gerakan tubuh dan ekspresi wajah dapat mengindikasikan adanya
nyeri, seperti gigi mengatup, menutup mata dengan rapat, wajah meringis, merengek,
menjerit dan imobilisasi tubuh (Kozier, et al., 2009). Penanganan nyeri dengan melakukan
teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam
menurunkan nyeri pasca operasi (Sehono, 2010).

B. Tujuan
Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman
(Smeltzer et al., 2010). Menurut teori tentang persepsi nyeri individu yang berbeda-beda
dalam hal skala dan tingkatannya dijelaskan oleh Musrifatul dan Hidayat (2011), yang
menyatakan bahwa nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan.
Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya. Hal ini dibuktikan oleh Ernawati dkk (2009) dalam penelitian
sebelumnya pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang bahwa nyeri
dismenore sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar, pada skala 2
(nyeri sedang) sebanyak 31 orang (62,0%), skala 3 (nyeri menderita) 10 orang (20,00%)
sedangkan yang terendah skala 1 (nyeri ringan) sebanyak 9 orang (18,0%).
Menurut Bare dan Smeltzer (2002) teknik relaksasi nafas dalam bertujuan untuk
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru,
meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan kecemasan. Langkah-langkah Teknik Relaksasi Nafas
Dalam (Potter dan Perry, 2005)
1. Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi
2. Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga) dan tangan
lainnya berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan
abdomen saat bernafas
3. Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan
4. Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4 detik sampai
dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama
menarik nafas
5. Tahan nafas selama 3 detik
6. Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4
detik
7. Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat
2 menit ( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari tarik nafas, tahan dan
hembuskan).
Efektifitas lama pelaksanaan relaksasi nafas dalam untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal, berdasarkan hasil penelitian Hendraman (2010). Sebaiknya teknik
relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang dengan benar dan dengan
pendekatan secara relegius, sehingga dapat merangsang rasa nyaman, yang pada akhirnya
akan meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami. Jika
seseorang mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri maka seseorang akan mampu
beradaptasi dengan nyeri, dan juga akan memiliki pertahanan diri yang baik pula.
Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

Pra Interaksi

Proses Keperawatan
A. Kondisi Pasien
Tn. Moh Thosar usia 30 tahun pasien post op Mandibula
1. Data objektif

a. Pasien tampak meringis


b. Dari catatan keperawatan didapatkan data pasien , 05 Januari 2023 jam 12.00 didapatkan
data : Tekanan Darah : 107/59 mmHg, Nadi : 64x/menit, RR : 26 x/menit, Suhu : 36,9˚ C,
Saturasi oksigen : 97%, Nyeri kepala skala 7

2. Data subjektif

Pasien merasa nyeri pada area wajah

B. Diagnosa keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan

C. Tujuan

Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien akibat proses pembedahan setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x24 jam.

D. Tindakan keperawatan

Mengajarkan Teknik relaksasi napas dalam.

Orientasi

A. Salam terapeutik
Perawat : "Selamat pagi pak."
Pasien : "Pagi, suster."
: "Baik ibu. Permisi ibu saya melihat gelang identitasnya, pak ?."
Perawat : "Baik sudah sesuai ya pak. Maaf,bapak suka dipanggil nama panggilan lain ?”

Pasien : “Tn musro .”


Perawat : “Baik, ibu perkenalkan saya Ners Graciano Molano, mahasiswa Poltekkes
kemenkes palu akan merawat bapak dan memberi sedikit tutorial untuk
meminimalisisr nyeri yang anda rasakan pada jam 09.30 sampai 10.00 siang
nanti.”

B. Evaluasi/ validasi

Perawat : "Pagi ini, apa yang dirasakan pak?."


Pasien : "dagu saya suster terasa sakit ."
Perawat : "sakit dirasakan seperti apa?, apakah terasa hilang timbul atau pada saat
mengunyah makanan?.”
Pasien : "Terasa sakit kadang-kadang tetapi sakitnya terasa pada saat saya mencoba untuk
mengunyah makanan."
Perawat : "Baik ibu, sesuai kondisi yang dikeluhkan, saya akan mengajarkan Teknik
relaksasi agar pada saat nyeri itu timbul bisa teratasi nyeri.

C. Kontrak

Perawat : "Baik pak Tindakan ini akan saya lakukan selama kurang lebih selama 5 menit.”

Pasien : “Baik suster.”

Perawat : "Bagaimana apakah bersedia ?"


Pasien : "Bersedia suster."

Kerja

A. Langkah-langkah tindakan keperawatan


Perawat : "Apakah sebelumnya ada yang ingin ditanyakan ?."

Pasien : "Tidak suster."

Perawat : "Baik, kalau begitu saya mempersiapkan alatnya terlebih dahulu ya bu." Pasien

: "Baik suster."

B. Prinsip pada fase kerja

Perawat : "Pertama anjurkan pasien untuk duduk Bagaimana posisinya sudah nyaman belum
pak? ."

Pasien : "Sudah ."

Perawat : "baik pak pertama rilek kan pikiran dan harus rileks tenang ."

Pasien : "Baik sus."

Perawat : "Selanjutnya menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru dengan hitungan 123."

Pasien : "Baik suster."

*Perawat : perlahan lahan udara dihembuskan melalui mulut .ya

Pasien : "iya suster? ."

Perawat : "Tarik napas lagi melalui hidung pak dan hembuskan melalui mulut secara
perlahan lahan,dan biarkan kaki dan tangan rileks usahakan agar tetap
berkonsentrasi ya pak

Pasien : “Baik suster.”

Perawat : “ pada saat berkonsentrasi pusatkan pada daerah yang terasa nyeri ya pak, "
Pasien : "Baik suster."
Perawat : "Selanjutnya perawat terus menngulangi prosedur sampai nyeri berangsur
berkurang. Dan ulangi sampai 15 kali dengan seling waktu istirahat setiap 5 kali "
Pasien : "Baik suster."

Perawat : "sejauh ini apakah bapak merasa ada berkurang terhadap nyerinya?”

Perawat : ", selain nyeri di wajah apakah ada bagian tubuh lain yang sakit ? ."
Pasien : "Tidak suster hanya mulutku saja ? ."
Perawat : "Biasanya bapak untuk meringankan nyeri melakukan apa ?.”
Pasien : “Saya biasanya tidur suster sambil menahan sakitnya.”

Perawat : "Biasanya yang memperberat bapak merasakan nyeri itu karena apa? ."
Pasien : "Kalau saya sedang lapar terus mengunyah makanan tapi kadang -kadang saat duduk
maupun berbaring dan saya menahan sakitnya ."
Perawat : nyerinya seperti ditusuk-tusuk atau tertekan benda berat ?.”
Pasien : “ditususk tusuk suster.”

Perawat : "Nyeri dirasakan hilang timbul kira 5 mnt -10 mnt atau 15?? ."

Pasien : "kira,”durasinya sekitar 10 menit."

Perawat : "Untuk skala nyeri ada 0 sampai 10, 0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, 4-6 :
nyeri sedang, 7-9 : nyeri berat tetapi masih bisa dikontrol, 10 : nyeri berat tidak bisa dikontrol.
Sekarang nyeri diskala berapa ? ."
Pasien : "Di angka 1-3 suster, karena nyeri kepala saya sudah terasa ringan ssedikit."
Perawat : "Nyeri sudah terjadi sejak kapan ?.”
Pasien : “3 hari yang lalu saat setelah saya di operasi suster.”

Perawat : " "Apa ibu sudah melakukan terapi pengobatan selain obat yang diberikan
dari rumah sakit ?.”

Pasien : “hanya obat dari rumah sakit suster.”

Terminasi

A. Respon klien

Evaluasi subjektif
Perawat : "Baik pak sekarang prosedurnya sudah selesai apakah ada yang ingin
ditanyakan?.”
Pasien : "tidak ada suster."
Perawat : "nyeri dirasakan sudah berkurang semoga berangsur membaikya bapak
dan lekas sembuh." Terimakasih atas waktunya

Klien : "Sama-sama suster."

B. Rencana tindak lanjut dan kontrak yang akan datang

: "Baik pak kalua ada yang ingin ditanyakan atau nyeri dirasakan boleh panggil
saya diruangan saya dinas sampai jam 02 siang ?."
Klien : "iya suster

Perawat
: "Kalau begitu saya pamit ke ruang perawat ya. Semoga cepat sembuh ya ibu.

Klien : "Baik suster, terimakasih."


Perawat : "Sama-sama."
Perawat : Kembali keruangan dan mencuci tangan*

Anda mungkin juga menyukai