Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UJIAN PRAKTIK

“NASKAH ROLE PLAY KEPERAWATANNPALIATIF

TINDAKAN NON FARMAKOLOGI MANAJEMEN NYERI

PADA PASIEN KANKER PAYUDARA”

Disusun Oleh :

Nama : Elvi Apriliana

Tingkat/Absen : 3B/02

NIM : P1337420420004

KEPERAWATAN BLORA PROGRAM DIPLOMA


TIGA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022/2023
Kasus :
Ny. D berumur 39 tahun mempunyai 2 anak laki-laki. Anak A (27 thn) dan anak B (25
thn) pekerjaan anak A sebagai SPG dan An. B sebagai Penjual nasi. Suatu ketika Ny. D tidak
dapat menahan rasa nyeri sehingga Ny. D datang ke rumah sakit Raden Mattaher, ibu datang
dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Nyeri menjalar sampai ke punggung belakang,
keadaan umum pasien tampak lemah, wajah pasien tampak merintih kesakitan dan sulit
melakukan aktifitas. Awalnya Ny. D mengatakan timbul benjolan kecil di payudara sebelah kiri
tapi oleh Ny. D tidak pernah mengontrol kesehatannya dan mengira benjolan biasa akhirnya lama
kelamaan benjolan semakin besar dan nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan Ny. D terdiagnosa
Ca Mammae Stadium 4, TTV klien RR : 20x /menit, N:100x/menit, TD:140/80 mmHg, S:37,5 C,
keluarga klien mengatakan luka pada payudara klien semakin membesar dan terasa gatal. Luka
pasien berbau, luka tampak kemerahan, terdapat push pada luka, luka teraba hangat, luka
melebar dan membengkak.

SKENARIO ROLE PLAY

Perawat : Selamat Pagi bu, sebelumnya perkenalkan nama saya perawat elviapriliana
biasa dipanggil perawat elvi, saya bertugas pada pagi ini mulai pukul 07.00-
14.00 WIB siang nanti ya bu, apa benar ini dengan ibu Sila?

Pasien : Selamat pagi, iya benar dengan saya sendiri.

Perawat : Jadi bu, kira-kira apa keluhan ibu saat ini?

Pasien : Oh iya suster, saya merasa nyeri di bagian dada saya.

Perawat : Oh begitu ya bu, kira-kira peyebabnya apa ya bu?

Pasien : Sangat terasa nyeri di dada sebelah kiri karena kanker payudara sus, dan
saya merasa tidak terima bahwa saya terkena kanker payudara sus,

Perawat : Waduh. Ibu harus tetap semangat, Ibu. Dengan semangat ibu akan
membantu pengobatan yang diberikan. Ini bukan akhir dari segalanya, bu.
Mari kita sama-sama berjuang supaya kondisi ibu lebih baik lagi.

Pasien : Baik sus saya akan mencoba menerima takdir ini. Saya masih merasakan
nyeri sekali pada payudara saya sus.

Perawat : Kualitas nyerinya seperti apa ya bu? Lokasinya tepatnya di mana ya bu?
Pasien : Seperti diremas-remas sus di payudara kiri saya (Pasien tampak meringis
dan memegang area yang nyeri)

Perawat : Kira-kira dari skala 0-10 dengan nilai paling nyeri, rentang nyeri ibu berada
di angka berapa?

Pasien : Kira-kira di angka 7 suster.

Perawat : Untuk waktu nyeri kira-kira berapa lama ya bu? Dan muncul pada saat ibu
melakukan aktivitas apa?

Pasien : Nyerinya kurang lebih 5-10 detik, dan hilang timbul suster.

Perawat : Nyeri yang ibu rasakan muncul pada saat ibu melakukan aktivitas apa bu?

Pasien : Nyerinya terasa hilang timbul suster.

Perawat : Oh iya ibu lebih suka melihat, mendengarkan, atau membaca ya buk?

Pasien : Saya lebih suka melihat sesuatu sus.

Perawat : Baik bu, pada saat ini saya akan mengajarkan salah satu teknik yang bisa
ibu lakukan untuk mengurangi rasa nyeri ibu. Namanya teknik distraksi,
jadi ibu akan mengalihkan perhatian ibu agar tidak terfokus di nyeri
tersebut. Nah teknik yang pertama, ibu bisa melihat sesuatu yang ibu suka,
seperti menonton film, berita maupun pengajian. Kira-kira ibu menyukai
apa yah bu?

Pasien : Oh begitu, saya biasanya suka melihat acara pengajian KH Anwar Zahid
sus.

Perawat : Oh baik, jadi jika ibu menyukai acara tersebut, ibu bisa menontonnya
melalui youtube ya bu.. hal tersebut untuk mengurangi nyeri yang ibu
rasakan dengan mengalihkan perhatian ibu agar tidak berfokus pada rasa
nyeri di payudara ibu. Sekarang saya akan menerapkan teknik distraksi
dengan memutarkan acara kesukaan ibu ya..

Pasien : Iya sus

Perawat : Baik, bu tadi saya telah mengajarkan teknik untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan, jadi bisakah ibu melakukan tindakan ini setiap saat merasa nyeri
yang sama.
Pasien : Baik suster, saya akan melakukannya.

Perawat : Apakah ada yang ingin ibu tanyakan kepada saya?

Pasien : Tidak sus saya sudah paham.

Perawat : Ya sudah, jika sudah tidak ada pertanyaan, saya akan kembali ke ruangan
saya dan jika memerlukan saya dapat memanggil saya atau memencet bel.

Pasien : Baik suster, saya akan melakukannya. Terimakasih..

MANAJEMEN NYERI

Teknik Non Farmakologi dengan cara Distraksi

1. Definisi

Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
(Prasetyo, 2010).

2. Tujuan dan Manfaat Teknik Distraksi

Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk


pengalihan atau menjauhkan perhatian klien terhadap sesuatu yang sedang dihadapi,
misalnya rasa nyeri. Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu agar seseorang yang
menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan (Widyastuti, 2010).

3. Prosedur Teknik Distraksi

Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain :

a. Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan, dan


gambar (Prasetyo, 2010).

b. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien
dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti musik klasik.
Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau
kaki (Tamsuri, 2007).

c. Distraksi pernafasan

Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang fokus pada
satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan
hitungan satu sampai empat (dalam hati), kemudian menghembuskan nafas melalui mulut
secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan,
lanjutkan teknik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Cara kedua, yaitu bernafas ritmik
dan massase, instruksikan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang
bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan
melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri (Widyastuti, 2010).

d. Distraksi intelektual

Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti mengumpulkan perangko atau menulis
cerita. Pada anak- anak dapat pula digunakan teknik menghitung benda atau barang yang ada
di sekeliling.

e. Teknik sentuhan
Distraksi dengan memberikan sentuhan pada lengan, mengusap, atau menepuk-nepuk tubuh
klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai tindakan pengalihan atau distraksi.
Tindakan ini dapat mengaktifkan saraf lainnya untuk menerima respons atau teknik
gateway control. Teknik ini memungkinkan impuls yang berasal dari saraf yang menerima
input sakit atau nyeri tidak sampai ke medula spinalis sehingga otak tidak menangkap
respons sakit atau nyeri tersebut. Impuls yang berasal dari input saraf nyeri tersebut diblok
oleh input dari saraf yang menerima rangsang sentuhan karena saraf yang menerima
sentuhan lebih besar dari saraf nyeri. (Widyastuti, 2010).

Anda mungkin juga menyukai