NARASI
Di Ruang Fidaus RS Muhammahdiyah Metro, terdapat seorang pasien bernama Ny. S
dengan diagnosa medis, telah dirawat selama 8 hari serta telah diberikan tindakan
keperawatan namun masalah sesak yang dialami oleh Ny.S belum teratasi dan tidak ada
perkembangan yang berarti. Karena itu, KATIM melaporkan pada Karu bermaksud untuk
mengusulkan melakukan ronde keperawatan pada Ny.S
PRA RONDE
Di fase ini, KATIM mendatangi kantor kepala ruangan untuk mengkonsultasikan
masalah Ny.S
KATIM : Assalamualaikum wr.wb, permisi bu…
KARU : Waalaikumsalam wr.wb, silahkan masuk dan silahkan duduk.
KATIM : Terimakasih bu, saya menghadap ibu ingin mengkonsultasikan masalah
pasien Ny.S dan meminta saran ibu.
KARU : Ya silahkan, apakah ada masalah dengan pasien tersebut.
KATIM : Ya bu, pasien Ny.S datang dengan keluhan sesak dan diagnose medis yang
ditemukan adalah . Setelah dirawat selama 8 hari dan sudah diberi
tindakan keperawatan dan tindakan medis ternyata pola napas yang dialami
Ny.S masih belum berkurang maka dengan ini saya meminta ijin kepada ibu
untuk mengadakan ronde keperawatan.
KARU : Lalu apakah kamu sudah menyiapkan tim ronde dan siapakah yang akan
kamu ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan serta kapan pelaksanaanya?
KATIM : Sudah bu, rencananya ronde akan diadakan besok, dan saya mengajak
perawat Indah, dan malla, rhei serta mengundang triyana, eunike, shelvi
sebagai Ners Spesialis
KARU : Baiklah kalau memang sudah siap silahkan kamu lanjutkan dan persiapkan
yang perlu di persiapkan.
KATIM : Terima kasih bu, saya permisi dahulu.
Setelah masalah perijinan sudah selesai, kemudian KATIM mengunjungi kamar Ny.S
untuk melakukan inform concent untuk dilakukan ronde keperawatan.
KATIM : Assalamualiakum, permisi bu… masih ingat dengan saya bagaimana kondisi
ibu hari ini…
PASIEN : Wassalamualaikum, mba indah kan? Rasanya masih sesak mbak
KELUARGA : Iya mbak, menurut saya keadaan ibu saya belum banyak perubahan
semenjak dirawat di rumah sakit.
KATIM : Iya Bu, karena keadaan ibu yang belum banyak perubahan. Untuk menindak
lanjuti masalah penyakit ibu maka saya berencana untuk mengadakan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah
keperawatan yang nantinya akan diberikan solusi oleh dokter ahli dan tim
medis lainnya. Tujuan tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk
menyelesaikan permasalah yang masih dirasakan ibu saat ini. Untuk itu saya
meminta persetujuan ibu untuk mengadakan ronde keperawatan besok pagi
dan mohon ibu untuk mengisi formulir persetujuan tindakan ronde
keperawatan.
KELUARGA : Saya setuju
PASIEN : Asalkan sesak saya bisa berkurang, saya mau.
KATIM : Baiklah terima kasih atas persetujuan anda dan saya permisi dahulu.
RONDE
Merupakan fase kerja, dimana KARU, KATIM, tim ronde keperawatan dan Ners
Spesialis berkumpul di kamar Ny.S untuk membahas bersama masalah Ny.S
KARU : Assalamualaikum Bu/bu, masih ingat dengan saya?
PASIEN : Saya ingat bu
KARU : Baik Ny.S, sesuai persetujuan tindakan ronde ibu dan bapak, saya selaku
karu di ruang penyakit dalam ini akan memperkenalkan anggota tim ronde
yang terdiri dari saya sendiri selaku KARU, Triyana, eunike, shelvi selaku
Ners Spesialis, untuk selanjutnya, saya persilahkan KATIM untuk
menjelaskan Mbak dian selaku KATIM, serta Perawat 1 Indah Perawat 2
malla dan perawat 3 rheinabila selaku tim ronde keperawatan.
KATIM : Terima kasih Bu . atas waktunya, Permasalahannya adalah Ny.S sudah
dirawat selama 8 hari dengan diagnose dan keluhan yang masih
dirasakan pasien adalah sesak nya masih muncul meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan. Maka dari itu saya mengadakan ronde keperawatan
Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali membahas masalah yang ada.
PERAWAT 1 : Berdasarkan pemeriksaan yang telah kami lakukan, kondisi Pasien dengan
kesadaran composmentis, TD : 180/90 mmHg, S : 36,2 C, RR : 24x/menit
dan N :72x/menit. Ibu sesak karena menahan sakit dibokongnya. Menurut
dokter bagaimana cara mengatasi masalah klien?
NERS SP : Sebenarnya penyakit dasar Ny.S adalah jadi sesak ini Merupakan dampak
dari nyeri dipinggulnya klien sehingga meskipun dilakukan tindakan
keperawatan berulang kali tetap akan timbul rasa sesak maka dari itu
dilakukan pemberian oksigenasi dan akan dilakukan suntik dipinggul
untuk mengurangi rasa nyeri dan sesak.
KATIM : Lalu apakah komplikasi yang sering terjadi pada tindakan ini?
NERS SP : Pada sesak pasien ini muncul karena menahan sakit nyeri di piggulnya
sehingga pasien hanya miring kiri saja dan tidak bisa miring kanan dan
terlentang. Ibu pasein akan dilakukan penyuntikan dipinggulnya untuk
mengatasi nyerinya dan pasien akan nyaman dan semoga sesak berkurang.
Bagaimana ibu apakah setuju dengan tindakan ini. Tapi akan dipasang terus
oksigennya agar pasien tidak sesak lagi dan bisa memantau spo2nya.
KATIM : Lalu bagaimana untuk mengatasi agar sesak dapat berkurang?
NERS SP : untuk mengurangi sesak pada pasien bisa dipasang oksigen dan posisi semi
Fowler. Ibu pasein akan dilakukan penyuntikan dipinggulnya untuk
mengatasi nyerinya dan pasien akan nyaman dan semoga sesak berkurang.
Bagaimana ibu apakah setuju dengan tindakan ini. Tapi akan dipasang terus
oksigennya agar pasien tidak sesak lagi dan bisa memantau spo2nya.
KATIM : Apakah tindakan ini ada kontraindikasinya?
NERS SP : Tidak ada kontraindikasi. Meskipun demikian, kita semua tetap berdo’a demi
kelancaran dan keberhasilan prosedur tindakan keperawatan ini agar pasien
dan keluarga mendapatkan manfaat optimal dari tindakan keperawatan yang
dilakukan.
TERMINASI
KARU : Baiklah Bu/bu, menurut hasil diskusi ronde ini, ibu akan mendapatkan
tindakan keperawatan pemantaun spo2 , pemasangan oksigen, dan akan
dilakukan penyuntikan pinggulnya obat untuk mengurangi rasa nyeri.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, terdapat efek samping dari pengobatan
yaitu sesak dada. Namun, apabila tidak dilakukan maka dikhawatirkan akan
memperberat penyakit ibu. Apakah bapak/ibu bersedia melakukan tindakan
ini?
KELUARGA : Kalau itu cara terbaik agar ibu saya dapat cepat sembuh saya bersedia
KARU : Baik, kalau begitu untuk waktu tindakannya akan kami beritahukan kembali.
Terimakasih atas kerjasama bapak/ibu, kami permisi dulu.