Anda di halaman 1dari 7

Nama Anggota Kelompok 2 :

1. Diki Wahyudi (Moderator)


2. Dina Febrianti (Penyaji)
3. Era (Anak Pasien)
4. Fitri Andriani (Pasien)
5. Irma Riani (Perawat)

Prodi : S1 Keperawatan TKT 2B

Mata Kuliah : Komunikasi Dalam Keperawatan II

Tugas : Praktek

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DEWASA

Kasus :

Ny. F umur 27 tahun sedang di rawat di bangsal bedah RS. Doris Sylvanus Palangka Raya sejak
2 hari yang lalu dengan diagnosa medis hamemoroid. Pasien rencana operasi tetapi pasien masih
menunda pengisian format persetujuan tindakan operasi.

I. Proses Keperawatan
A. Kondisi Klien
1) Data Subjektif
 Klien mengatakan merasa cemas gagal operasi
 Klien merasa ngeri menghadapi ruang operasi
 Klien mengatakan khawatir dan takut mati pada saat dibius
 Klien mengatakan sulit tidur setelah mendengar rencana operasi
 Klien mengatakan takut nyeri setelah pembedahan
2) Data Objektif
 Klien terlihat cemas dan gelisah
 TD 150/90 mmhg
 HR 100x/menit dan RR 28x/menit
 Wajah klien terlihat tegang  
 Telapak tangan klien teraba lembab 
 Klien sering mengulang pertanyaan yang sama
B. Diagnosa Keperawatan
Pasien mengalami Anxietas/Kecemasan
C. Tujuan Khusus
 Dapat membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
 Pasien dapat mengenali gejala cemas 
 Pasien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
 Pasien dapat memahami/mengerti untuk cara mengurangi dan mengontrol cemas dengan
Teknik Latihan Nafas Dalam

D. Tindakan Keperawatan
(1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi: 
1. Beri salam dan perkenalan
2. Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
3. Jelaskan maksud hubungan interaksi
4. Berikan rasa empati dan kenyamanan bagi pasien
5. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa
6. Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya sehingga dapat
membawa hasil yang diharapkan
(2) Pasien dapat mengenali gejala cemas
1. Berikan kesempatan pada pasien mengenali cemas yang dirasakannya
2. Berikan kesempatan pada klien mengemukakan pikirannya tentang bagaimana
responnya untuk menghilangkan kecemasannya
(3) Pasien dapat memahami tentang cara mengurangi atau mengatasi/mengontrol cemas,
yaitu dengan : Teknik Latihan Nafas Dalam
Intervensi :
1. Mendemonstrasikan dan memotivasi pasien utnuk melakukan “ Teknik Latihan Nafas
Dalam”
2. Melakukan cara tidak mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk
menggantikan perilaku yang kurang tepat
II. Tindakan Keperawatan
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
Perawat : ”Selamat pagi Ibu perkenalakan nama saya Irma Riani Saya Perawat
yang bertugas merawat ibu dari pagi hari ini yaitu pukul 08.00 -14.00 wib.
Maaf sebelumnya apa betul ini dengan ibu Fitri”
Pasien : “Iya benar saya Ibu Fitri”
Era : “Selamat pagi suster”
Perawat : “Selamat pagi juga ade, Oh iya, Ibu Fitri apa yang sedang Ibu rasakan
sekarang ?”
Pasien : “Saya merasa cemas, khawatir dan takut untuk di operasi suster”
Perawat : “Baik bu, selain saya memberikan obat penenang untuk ibu, saya juga
akan membantu ibu untuk mengatasi rasa cemas, khawatir dan takut pada
saat mau di operasi”.
2. Evaluasi Validasi
Perawat : “Bagaimana ibu saat ini? Bagaimana tidur ibu semalam?
Pasien : “Saya merasa cemas suster, oleh karena itu semalam setelah mendengar
rencana operasi saya susah untuk tidur”
Era : “Iya suster ibu saya sangat cemas sehingga semalam saya menemaninya”
3. Kontrak
a. Topik :
 Membantu pasien mengenali cemas dan cara megatasi/mengontrol cemas
Perawat : “Baik bu fitri sesuai dari yang Ibu fitri katakan tadi, Bahwa ibu fitri
merasa cemas dan khwatir menghadapi operasi, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang hal tersebut, apa bu fitri bersedia?”
Pasien : “Apakah tidak mengganggu waktu istirahat suster ?”
Perawat : “Tidak Ibu Fitri, saya masih punya waktu istirahat.”
Pasien : “Baiklah kalau begitu Suster, saya bersedia.”
Era : “Apakah saya juga boleh ikut mendengarkan suster”
Perawat : “Boleh ade”
b. Waktu :
Perawat : “Berapa lama Ibu mau berbincang dengan saya?”
Pasien : “15 menit saja apakah bisa Suster?”
Perawat : “Boleh.. baiklah kalau begitu kita setuju 15 menit saja ya..”
Pasien : “Baik Suster.”
c. Tempat :
Perawat : “Dimana kita akan berbincang-bincang Ibu..?”
Pasien : “Terserah saja Suster, disini pun bisa apakah tidak apa-apa kalau disini
saja Sus?”
Perawat : “Baiklah Ibu, tidak apa-apa yang penting Ibu merasa nyaman..”
Pasien : “Baik Suster”

B. Kerja (Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan)


1. Lakukan pendekatan dengan kontak sering dan singkat secara bertahap
2. Observasi pasien tingkah laku pasien terkait dengan kecemasan
3. Berikan kesempatan pada pasien mengenali gejala cemas 
4. Berikan kesempatan pada pasien mengidentifikasi dan  mengungkapkan perasaan tent
ang kecemasannya (gejala cemas)
5. Mendorong dan memotivasi pasien untuk melakukan cara mengatasi/  mengontrol ce
mas
6. Mendemonstrasikan teknik latihan nafas dalam

Perawat : “ Baiklah Ibu Fitri langsung saja kita berbincang-bincang, santai saja ya
bu.. seperti kita ngobrol biasa… dari yang Ibu Fitri katakan tadi, bahwa
merasa cemas dan sulit untuk tidur setelah mendengar rencana operasi.”
Pasien : “Baik Suster..”
Perawat : “ Sekarang coba Ibu Fitri ungkapkan apa yang Ibu Fitri rasakan, perasaan
cemas seperti apa? Apa yang Ibu lakukan ketika Ibu merasa cemas..?
Bagaimana Ibu mengatasi dan mengontrol nya ?”
Pasien : “ Saya masih merasa takut dan gelisah Suster. Telapak tangan saya
berkeringat ketika saya mengingat rencana operasi yang akan dilakukan
kepada saya. Saya masih belum bisa mengontrol rasa kecemasan saya.”
Perawat : “ Baik Ibu Fitri, di sini saya akan mengajarkan Ibu cara untuk mengatasi
atau mengontrol kecemasan yang Ibu Fitri rasakan..”
Pasien : “ Baik Suster..”
Perawat : “ Saya akan mengajarkan Ibu Fitri untuk melakukan Teknik Nafas
Dalam. Mungkin Ibu Fitri sudah pernah mendengarnya atau
melakukannya? Apakah Ibu tahu tentang Teknik Nafas Dalam itu seperti
apa?”
Pasien : “ Saya pernah mendengar tentang Teknik Nafas Dalam Sus, tetapi saya
lupa seperti apa saja tindakan untuk melakukan Teknik tersebut. karena
saya hanya pernah mendengar sekali saja..”
Perawat : “ Baik Ibu, langsung saja disini saya akan mengajarkan Teknik Nafas
Dalam, yang bertujuan untuk mengontrol/mengatasi kecemasan Ibu, selain
itu agar Ibu juga bisa lebih ingat apa saja langkah-langkah dalam
melakukan Teknik Nafas Dalam..”
Pasien : “ Baik Suster..”
Perawat : (Mendemonstrasikan teknik nafas dalam)
“ Pertama-tama, atur posisi setengah duduk ditempat tidur, Ibu harus
santai dan rileks saja ya Bu, kemudian tarik nafas dalam melalui hidung
sebanyak-banyaknya dengan bibir tertutup kemudian tahan sebentar 1-2
detik lalu hembuskan melalui mulut pelan-pelan dengan mulut dibulatkan
seperti orang meniup, sambil perut dikecilkan..”
Apakah Ibu Fitri bisa mengulang apa yang sudah saya ajarkan..?”
Pasien : (Mencoba melakukan teknik nafas dalam)
Perawat : “Iyaa.. begitu, benar sekali Ibu Fitri.. Ibu bisa melakukan teknik nafas
dalam ini 4-5 kali sehari..”
Pasien : “ Baik Susterr..”
Perawat : “Ade udah liat kan gimana kakak tadi mendemonstrasikan teknik nafas
dalam ?
Era : “Sudah suster”
Perawat : “Kakak harap ade bisa membantu ibu ade mengingat untuk melakukan
teknik nafas dalam saat ibu ade mulai merasa cemas”
Era : “Baik suster, terima kasih sudah mengajarkan ibu dan saya teknik nafas
dalam”
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif.
Perawat : "Bagaimana perasaan Ibu Fitri setelah melakukan teknik latihan
nafas dalam tadi Bu..?"
Pasien : "Saya sudah merasa rileks dan lebih nyaman Sus, setelah
mengulang teknik nafas dalam yang Suster ajarkan tadi.."
Perawat : "Iya Ibu, kelihatannya Ibu sudah rileks dan lebih nyaman.."
Pasien : " Iya Suster.."
Perawat : " Apakah ada yang Ibu Fitri tanyakan kepada Saya Bu.. tentang
apa yang sudah kita bicarakan hari ini..?"
Pasien : " Saya mau bertanya Sus, apakah kecemasan memang
berpengaruh pada kondisi fisik dan psikososial ?"
Perawat : " Ya, benar sekali Bu, Kecemasan berpengaruh pada kondisi fisik
dan psikososial sehingga muncul gejala seperti yang Ibu rasakan
tadi termasuk tekanan darah dan nadi Ibu meningkat."
Pasien : "Ohh iyaa, baik Suster.."
Perawat : "Ibu jangan khawatir dan cemas tentang prosedur tindakan
operasi yang akan dilakukan kepada Ibu, seperti pembiusan.
Karena Ibu nanti akan dirawat dan ditangani oleh dokter dan
perawat yang telah terlatih dan ahli di bidang tersebut."
Pasien : "Baiklah kalau begitu Suster, sekarang saya sudah merasa lebih
tenang dan rileks.."
b. Evaluasi Objektif
Perawat : “Baiklah Ibu, saya ingin melihat Ibu memperagakan lagi teknik
nafas dalam.”
Pasien : “Baik Suster (pasien memperagakan kembali teknik nafas
dalam).”
Perawat : “Wahh… bagus sekali Ibu ingat semuanya apa yang sudah saya
ajarkan tadi.”
2. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan tindakan yang telah di
lakukan).
Perawat : “Latihan ini bisa dilakukan kapan saja dan sebaiknya latihan
nafas dalam ini dilakukan berulang-ulang, sehingga perasaaan Ibu
bisa lebih tenang dan nyaman dan kecemasan Ibu dapat berkurang
dan terkontrol sehingga persiapan mental ibu untuk operasi lebih
baik.”
Pasien : “Baik Suster terimakasih.”
Era : “Terima kasih suster”
Perawat : “Sama-sama ade”
3. Kontrak yang akan datang
Perawat : “Baiklah Ibu Fitri, nanti saya akan memantau keadaan Ibu lagi.
Tujuannya untuk terkontrolnya kecemasan dan saya akan
membawa kan pengisian persetujuan operasi yang Ibu tunda
sebelumnya sebagai tanda Ibu menyetujui tindakan operasi. Dan
saya akan kembali kesini 2 jam lagi.
Pasien : “Baik Suster”
Pesawat : “Baiklah Ibu Fitri, kalau begitu saya pamit dulu ya Bu, selamat
pagi Ibu.”
Pasien : “Selamat pagi juga Suster, terimakasih.”

Anda mungkin juga menyukai