Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAUFETIK (SP)

Nama : Sarimawati Siallagan


NPM : 221560112014

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


LATIHAN NAFAS DALAM PADA PASIEN Ny. S
DENGAN PRE OP HAEMOROID

Situasi:
Ny. S umur 35 tahun sedang di rawat dibangsal bedah RSUD sejak 2 hari yang lalu dengan
diagnosa medis haemoroid. Pasien rencana operasi tetapi pasien masih menunda pengisian
format persetujuan tindakan operasi

I. Proses keperawatan
A. Kondisi klien
1. Data subjektif:
a.  Klien mengatakan merasa cemas gagal operasi

b.  Klien merasa ngeri menghadapi ruang operasi


c.  Klien mengatakan khawatir dan takut mati pada saat dibius
d.  Klien mengatakan sulit tidur setelah mendengar rencana operasi
e.  Klien mengatakan takut nyeri setelah pembedahan

2. Data Objektif:
a. Klien terlihat cemas dan gelisah

b. TD 150/90 mmhg


c. HR 100x/i dan RR 28x/i
d. Wajah klien terlihat tegang
e. Telapak tangan klien teraba lembab
f. Klien terlihat memainkan jari-jari tangan terus-menerus
g. Klien sering mengulang pertanyaan yang sama

B. Diagnosa keperawatan
Anxietas / kecemasan
C. Tujuan khusus
1. Dapat membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
2. Pasien dapat mengenali gejala cemas
3. Pasien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
4. Pasien dapat memahami/ mengerti untuk cara mengurangi dan mengontrol
cemasdengan Teknik Latihan Nafas Dalam

D. Tindakan keperawatan
(1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
1. Beri salam dan perkenalan
2. Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
3. Jelaskan maksud hubungan interaksi
4. Berikan rasa empati dan kenyamanan bagi pasien
5. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa
6.Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya sehingga dapat
membawa hasil yang diharapkan

(2) pasien dapat mengenali gejala cemas


Berikan kesempatan pada pasien mengenali cemas yang dirasakannya. Berikan
kesempatan pada pasien mengemukakan pikirannya tentang bagaimana responnya untuk
menghilangkan kecemasannya
(3) pasien dapat memahami tentang cara mengurangi atau mengatasi / mengontrol cemas,
yaitu dengan : Teknik Latihan Nafas Dalam
Intervensi
Mendemonstrasikan dan memotivasi pasien untuk melakukan “Teknik Latihan Nafas
Dalam.
 Melakukan cara tidak mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan
perilaku yang kurang tepat
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
“selamat pagi buk..!, perkenalkan nama saya sari, senang di panggil suster sari, saya perawat
di sini yang bertugas merawat ibuk dari pagi ini 08.00 -14.00 wib. Maaf buk, apakah benar
dengan ibuk septia nelti? Ibuk Senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan ibuk nelti saat ini? Bagaimana tidur ibuk semalam....?”
 Pasien dapat menerima perawat dengan baik
 Pasien dapat mempercayai perawat
 Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
 Pasien dapat mengungkapkan perasaannya secara terbuka

3. Kontrak
a. Topik :
 Membantu pasien mengenali cemas dan cara mengatasi/ mengontrol cemas
“Baiklah...buk nelti, sesuai dari yang buk nelti katakan tadi, bahwa buk nelti merasa
cemas khawatir menghadapi operasi..“Nah...sekarang bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang hal tersebut. Ibuk nelti maukan?”
b. Waktu:
“Berapa lama buk nel mau berbincang-bincang sama saya? Oh...15 menit saja?”
boleh...,baiklah kalau begitu kita setuju 15 menit saja ya....buk nel”
c. Tempat
“Dimana kita akan berbincangbincang buk nel? oya... Nggak apa- apa disini saja..yang
penting ibuk merasa nyaman.”

4. Tujuan tindakan/ pembicaraan


 Pasien dapat mengenali cemas

“Dengan berbincang-bincang sama saya, nanti Ny. S dapat mengenali cemas dan
bagaimana cara mengurangi/ mengontrol cemas, dengan cara yang kita diskusikan hari ini...”

B. Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

1. Lakukan pendekatan dengan kontak sering dan singkat secara bertahap


2. Observasi pasien tingkah laku pasien terkait dengan kecemasa
3. Berikan kesempatan pada pasien mengenali gejala cemas
4. Berikan kesempatan pada pasien mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan
tentang kecemasannya (gejala cemas
5.  Mendorong dan memotivasi pasien untuk melakukan cara mengatasi/ mengontrol
cemas
6.  Mendemonstrasikan teknik latihan nafas dalam
“Baiklah...ibuk, dari yang ibuk katakan tadi, bahwa merasa cemas dan sulit tidur setelah
mendengar rencana operasi.
“Nah...sekarang coba ibuk ungkapkan sama saya tentang kecemasan tersebut, apa
kecemasannya? Dan apa yang ibuk rasakan? cemasnya seperti apa?Bagaimana ibuk
mengatasinya/ mengontrolnya dan apa yang dilakukan ?”
“Nah...bagaimana kalau kita berdiskusi cara untuk mengatasi/ mengurangi cemas tersebut?
Ya...begitu dong buk (sambil tersenyum). Mungkin ibuk sudah pernah mendengarnya, yaitu
teknik nafas dalam. Apakah ibuk tahu tentang teknik nafas dalam? Apakah ibuk pernah
melakukannya? Apakah ibuk masih ingat caranya? Benar yang ibuk sampaikan!
“Tapi...Baiklah buk, supaya ibuk lebih ingat lagi tentang teknik latihan nafas dalam”, saya
contohkan dulu ya..buk”.
Caranya: (perawat mendemonstrasikan).
“Pertama posisi kita harus santai atau rileks, kemudian tarik nafas panjang lewat hidung
sebanyak-banyaknya, tahan sebentar lalu hembuskan melalui mulut pelan-pelan dengan
mulut dibulatkan, sambil perut dikecilkan.”
“Coba ibuk peragakan.....! ya...begitu...,benar sekali buk!!
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif.
“Bagaimana perasaan ibuk setelah berdiskusi tadi?” “Bagaimana perasaan ibuk setelah
mengingat dan mengulangi serta melakukan teknik latihan nafas dalam?” Ya..
Kelihatannya ibuk sudah agak rileks dan lebih nyaman. Apakah ada yang mau ibuk
ditanyakan sama saya buk, tentang yang telah kita bicarakan hari ini.”
“Ya, benar sekali buk, kecemasan sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologi
sehingga muncul gejala seperti yang ibuk rasakan tadi termasuk Td meningkat, nadi
meningkat.” dan ibuk jangan merasa khawatir dan cemas tentang prosedur tindakan
operasi tersebut, seperti pembiusan. Karena ibuk nanti akan di tangani oleh dokter dan
perawat yang telah terlatih atau ahli dibidang itu’
b.  Evaluasi Objektif
“Nah....!, Baiklah ibuk, saya ingin melihat ibuk peragakan lagi cara melakukan teknik
nafas dalam. Wah...bagus sekali...!! Ibuk ingat semuanya...”.
2. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan tindakan yang telah
dilakukan).
“Latihan ini bisa dilakukan kapan saja dan sebaiknya latihan nafas dalam ini
dilakukan berulang-ulang, sehingga perasaan ibuk bisa lebih tenang dan nyaman, dan
kecemasan ibuk dapat berkurang dan terkontrol sehingga persiapan mental untuk
operasi lebih baik.”
3. Kontrak yang akan datang
“Baiklah ibuk, nanti saya akan memantau keadaan ibuk lagi. Tujuannya untuk
mengetahui terkontrolnya kecemasan dan saya akan membawakan pengisian persetujuan
operasinya yang ibuk tunda sebelumnya sebagai tanda ibuk menyetujui tindakan operasi.
Dan saya akan kembali kesini 2 jam lagi.
“Baiklah...buk, kalau begitu saya pamit dulu ya buk,Permisi bu…..

Anda mungkin juga menyukai