Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN (SPTK)

DENGAN KASUS ANSIETAS


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa Psikososial
Dosen: Dr. Lilik Ma’rifatul Azizah.,M.Kes

DI SUSUN OLEH :
MARISTANNA MILLATAL HAQ
(201903063)

PRODI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN AJARAN
2019/2020
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pada Klien Dengan Ansietas

Pertemuan ke-1
SP 1 Pasien
Hari/ Tanggal : Selasa, 14/07/2020, 09.00
Nama Klien : Ny. S
Nama Perawat : Maristanna Millatal Haq
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:

 Klien mengatakan cemas dengan keadaan status ekonomi keluarganya.


 Klien mengatakan sulit tidur
 Klien menggatakan perasaanya tidak tenang
Data Objektif

 Klien terlihat kurang bersemangat


 Klien tampak gelisah
 TD 140/90 mmHg, N: 100x/menit RR: 20x/menit
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
 Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.
 Tujuan Khusus:
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenal ansietas
3) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Mempakat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali
bertemu pasien
2) Membantu pasien mengenal ansietas :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimpa keadaan ansietas
c) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
e) Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol
dan rasapercaya diri : pengalihan situasi
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Perkenalkan Bu nama saya
perawat Maris Saya dari mahasiswa Bina Sehat PPNI Mojokerto. Nama
ibuk siapa? “ibu biasanya dipanggil apa?”
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak apa bu?
c) Kontrak :
 Topik
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas dengan latihan
relaksasi”

 Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja”
 Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah,
Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang - bincang”
 Tujuan
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang dirasakan dan cara
mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini ” Coba Ibu
ceritakan pada saya”
“Ouw jadi ibu merasa takut dengan adanya wabah Covid-19 ini dapat
mempengaruhi status ekonomi keluarga, dan hal itu yang membuat ibu
cemas.”
“Yang perlu Ibu ketahui adalah saat ini ibu berada pada tingkat kecemasan
yang sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan
perasaan cemas yang berat.”
“Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu.
“Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan”
”Bagaimana kalau kita latihan sekarang bu, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibuk bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.
“Kita mulai ya bu. Silahkan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama, ibu
tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan
tiga setelah itu ibu hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara
perlahan-lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya.”ibu bisa melakukan
latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai.
Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan
dengan metode pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan dengan
bersantai seperti jalan-jalan.
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan relaksasi?
 Obyektif
Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
2) Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibuk merasa
cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini”
3) Kontrak Akan Datang
 Topik
“Bagimana jika kita latihan relaksasi yang lain besok bu? Jangan
lupa ibu mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan ibu
ya”

 Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, jam 09.00.
Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya nanti? Bagaimana kalau 20 menit saja”
 Tempat
“Dimana ibuk akan latihan dengan saya besok? Ya sudah,
bagaimana kalau besok kita melakukannya disini saja”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pada Klien Dengan Ansietas

Pertemuan ke-2
SP 2 Pasien
Hari/ Tanggal : Rabu, 15/07/2020, Jam 09.00
Nama Klien : Ny. S
Nama Perawat : Maristanna Millatal Haq
A. Proses Keperawatan
2) Kondisi Klien
Data Subjektif:
 Klien mengatakan cemas dengan keadaannya ekonomi keluarganya
yang kurang baik
 Masih sulit tidur
 Tidak nafsu makan.
Data Objektif:
 Klien terlihat kurang bersemangat
 Gelisah
3) Diagnosa Keperawatan : Ansietas
4) Tujuan Tindakan Keperawatan
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
5) Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kegiatan yang biasa klien lakukan untuk mengurangi
rasa cemas
2) Mengajarkan teknik distraksi untuk mengurangi kecemasan

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamua’alaikum, Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya kan?”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang ini? Ibu masih merasa cemas?”
3) Kontrak
 Topik
“Melanjutkan pertemuan yang pagi kemarin dan sesuai
kesepakatan kita, sekarang ini kita akan bercakap-cakap dan
berlatih cara lain untuk mengurangi rasa cemas Ibu. Tujuannya,
agar Ibu dapat lebih optimal untuk mengontrol diri apabila
perasaan cemas itu muncul kembali. Bagaimana Bu, apakah Ibu
bersedia?”
 Waktu
“Tidak lama kok Bu, kurang lebih 15 menit.”
 Tempat
“Baiklah, tempatnya di ruangan ini saja ya Bu.”
2. Fase Kerja
“Bagaimana Bu sudah dipraktikkan lagi teknik napas dalam yang kita
lakukan kemarin?”
“Apakah hal tersebut dapat mngurangi rasa cemas Ibu?” Nah, selain teknik
napas dalam ada cara lain untuk mengurangi rasa cemas yang Ibu rasakan.
Sebelumnya kalau saya boleh tahu Ibu senangnya melakukan kegiatan
apa? Oh jadi Ibu suka mendengarkan musik dan berolahraga? Baiklah
kalau begitu Ibu dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut untuk
mengalihkan rasa cemas yang Ibu rasakan. Dengan melakukan hal-hal
yang Ibu sukai, rasa cemas yang Ibu rasakan bisa berkurang.”
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan berlatih
teknik distraksi untuk mengurangi rasa cemas?”
 Objektif
“Coba Ibu sebutkan cara apalagi yang dapat Ibu lakukan untuk
mengatasi rasa cemas Ibu?”
2) Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Baiklah Bu, mulai sekarang jika Ibu merasa gelisah Ibu dapat
melakukan teknik napas dalam dan juga bisa melakukan hal-hal yang
Ibu sukai untuk mengurangi rasa cemas tersebut.”
3) Kontrak Akan Datang
 Topik
“Tidak terasa 15 menit sudah berlalu ya, Bu. Besok saya akan kesini
lagi untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan Ibu.”
 Waktu

“Kira-kira saya akan mengunjungi Ibu seperti pagi tadi pukul 08.00.”

 Tempat
“Tempatnya disini saja ya, Bu. Kalau begitu saya permisi dulu.
Selamat pagi.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pada Klien Dengan Ansietas

Pertemuan ke-3
SP 3 Pasien
Hari/ Tanggal : Kamis, 16/07/2020, Jam 08.00
Nama Klien : Ny. S
Nama Perawat : Maristanna Millatal Haq
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
1) Data Subyektif
 Klien mengatakan sulit tidur
 Klien mengatakan tidak nafsu makan
 Klien masih sulit berkonsentrasi
2) Data Obyektif
 Klien tampak gelisah
2. Tujuan
1) Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
2) Pasien mampu memperaktekkan terapi relaksasi otot progresif untuk
mengurangi kecemasannya
3. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kegiatan yang biasa klien lakukan untuk mengurangi
rasa cemas
2) Mengajarkan teknik relaksasi otot progresif dan
3) Membantu pasien mempraktikkan teknik terapi relaksasi otot progresif
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi ibu”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu masih gelisah dan tidak
bisa tidur? Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan
dalam jadwal harian ibu? Nah kalau sudah coba di praktikkan kembali
ya. Bagus bu”
3) Kontrak :
 Topik
“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
tentang perasaan yang ibu rasakan? Dan saya akan mengajarkan ibu
teknik relaksasi otot progresif untuk menghilangkan rasa gelisah ibu.
 Waktu
Kita akan berbincang-bincang selama 30 menit.
 Tempat
Kita akan lakukan dimana bu? Baik kita melakukanya diruangan
santai ya bu.”
4) Tujuan
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar ibu mengetahui cara
untuk menghilangkan rasa gelisah ibu dengan teknik relaksasi otot
progresif dan ibu dapat mempraktekkan ketika rasa gelisah ibu
datang kembali.”
2. Fase Kerja
“Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan
lebih lanjut tentang perasaan ibu, kenapa ibu tidak bisa tidur, apa yang ibu
pikirkan? Ooouh jadi ibu masih cemas dengan adanya covid-19 yang
sangat berpengaruh pada ekonomi keluarga ibu.”
“Sekarang saya akan mengajarkan ibu teknik relaksasi degan cara terapi
relaksasi otot progresif.”
“Kita mulai ya bu. Ini saya kasi leflet cara relaksasi otot progresif bu untuk
mempermudah ibu menghafal gerakanya, sekrang mulai Gerakan Pertama,
sekarang ibi menggengam tangan sambil membuat satu kepalan. Kepalan
dibuat semakin kuat, sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
Pada saat kepalan dilepaskan rasakan rileksnya selama 10 detik. Gerakan
ke-2 tekuk lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot
di tangan bagian belakang dan lengan bahwa menegang, jari-jari
menghadap ke langit-langit. Gerakan ke-3 Lalu selanjutnya ibu genggam
kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua
kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.
Gerakan ke-4 mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
bahu akan dibawa hingga menyentuh telinga. Gerakan ke-5 selanjutnya
mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput.
Gerakan ke-6 tutup keras-keras mata sehingga dapad dirasakan ketegangan
disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata. Gerakan
ke-7 ketupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga
ketegangan disekitar otot-otot rahang. Gerakan ke-8 bibir dimencongkan
sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gerakan ke-9 letakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian
menekan kepala pada permukaan bantal rasakan ketegangan dibagian
belakang leher dan punggung atas. Gerakan ke-10 bawa kepala ke muka,
kemudian ibu diminta untuk membenamkan dagu ke dada ibu. Gerakan
ke-11 kemudian angkat tubuh ibu dari sndaran bantal, kemudian punggung
di lekukkan, lalu busungkan dada. Gerakan ke-12 tarik nafas panjang
untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Dengan
posisi ditahan selama beberpa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada kemudian turun ke perut. Gerakan ke-13 tarik kuat-kuat perut
ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dan
keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas. Gerakan ke-14 luruskan kedua
belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ke-15
mengunci otot betis. Sekarang ibu coba ulangi lagi cara teknik relaksasi
otot progresif yang sudah kita pelajari tadi, jika belum hafal gerakanya ibu
bisa lihat leflet yang saya kasih tadi bu. Wah bagus sekali, mari kita
masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa
langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal
yang telah kita buat.”
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tentang
masalah yang ibu rasakan dan latihan mempaktekkan teknik
relaksasi otot progresif tadi?”
 Obyektif
“Nah, coba ibu praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan
tadi. Bagus, ternyata ibu masih ingat apa yang telah saya ajarkan.”

2) Rencana Tindak Lanjut (RTL)


“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat
mempraktekkan kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam
jadwal kegiatan harian ya bu.”
3) Kontrak Akan Datang
 Topik

“Ibu sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang.


Latihan relaksasi ini adalah cara ke-3 yang bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan atau ketegangan ibu, masih ada cara ke-4 yaitu
dengan melakukan pendekatan spiritual,
 Waktu

Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke 4 ini besok pagi, jam
berapa bu? Jam 09.30 pagi ya?
 Tempat
Untuk tempatnya dimana ya bu? Bagaima kalau di tempat seperti
sekarang ini? Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak bu? Baiklah
kalau tidak ada saya pamit dulu. Terimakasih atas waktunya.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pada Klien Dengan Ansietas

Pertemuan ke-4
SP 4 Pasien
Hari/ Tanggal : Jum’at, 17/07/2020, Jam 09.30
Nama Klien : Ny. S
Nama Perawat : Maristanna Millatal Haq
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien Klien
1) Data Subyektif
 Klien Mengatakan rasa cemasnya berkurang
 Nafsu makan meningkat
2) Data Obyektif
 Wajah terlihat santai
 Sesekali klien tersenyum
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas Ringan.
3. Tujuan Khusus
1) Klien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengatasi ansietas dengan meningkatkan kegiatan
spiritual
4. Tindakan Keperawatan:
1) Mendiskusikan kegiatan yang biasa klien lakukan untuk mengurangi
rasa cemas
2) Ajarkan pasien untuk meningkatkan kegiatan spiritual
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi ibu,”
2) Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan ibu sekarang?apakah ibu masih ada merasa
cemas? Sudah dilakukan cara-cara mengatasi cemas seperti yang sudah
kita latih sebelumnya ?.
3) Kontrak Topik
 Topik
“Nah sesuai janji kita tadi, sekarang kita akan membicarakan hal lain
yang dapat mengurangi kecemasan”
 Waktu
“Bagaimana jika kita membicarakan sekitar 30 menit bu?”
 Tempat
“Tempatnya seperti yang kita sepakati kemarin ya bu, di ruang
santai”
2. Kerja
“Nah, baik bu, sebelum kita mencoba cara lain untuk mengurangi
kecemasan, sekarang kita ulangi terlebih dahulu cara yang kemarin ya bu.
Ibu masih ingat cara otot progresif bu? Bagaimana jika ibu mempraktikkan
langsung bu? (klien mempraktikkan relaksasi otot progresif). Wah bagus
sekali ya bu, ibu sudah bisa melakukannya dengan benar dan sebaiknya
cara ini selalu ibu praktikkan ya bu. Nah, cara lain yang bisa ibu gunakan
adalah cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibu ada mengikuti wirid
di masjid atau bagaimana bu? Nah, saat fikiran ibu tidak tenang, cemas
dan segala macam, ibu bisa berusaha berzikir, berwudhu lalu membaca
ayat suci alquran atau bisa ibu lakukan dengan sholat sunah sembari
berdoa agar diberi ketenangan. Allah tempat mengadu seluruh masalah
umat manusia. Insya allah cara ini bisa menenangkan fikiran ibu.”
3. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Subjectif
“Kita sudah berbicara sekitar 30 menit. Bagaimana perasaan ibu saat
ini?”

 Objectif
“Nah, kita sudah belajar 4 cara untuk mengurangi kecemasan ya
bu. Coba ibu sebutkan keempat cara tersebut bu. Bagus sekaili ya bu,
ibu masih menghafal cara-cara kemarin”
2) Rencana Tindak Lanjut
“Nah ibu bisa melakukan kegiatan spiritual seperti berzikir, mengaji dll
bila rasa cemas ibu meningkat. Ibu dapat berdoa kepada Allah dan
percaya bahwa semua rezeki ada di tangan Allah ya bu.
3) Kontrak Akan Datang
 Topik
“Setelah kita lakukan 4 cara untuk mengurangi rasa cemas ibu
beberapa hari ini, untuk melihat adanya perkembangan pada ibu S,
bagaimana kalau nanti agak sorean kita adakan evaluasi bersama
keluarga ibu? ibu tidak keberatan kan?”
 Waktu
“Suami Ibu bisanya jam berapa ? Jam 15.30 ya bu.”
 Tempat
“Ibu maunya dimana? baiklah bu nanti diruang tamu saja”. Terima
kasih bu.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Pada Klien Dengan Ansietas

Pertemuan ke-5
SP 1 Keluarga
Hari/ Tanggal : Jum’at, 17/07/2020, Jam 15.30
Nama Klien : Ny. S
Nama Perawat : Maristanna Millatal Haq
A. Proses Kepeerawatan
1. Kondisi klien
1) Data Subyektif
 Keluarga Klien mengatakan bingung dengan kondisi Ny. S
2) Data Obyektif
 Keluarga klien terlihat sedih
 Bingung dengan kondisi klien.
2. Diagnosa keperawatan : Ansietas ringan.
3. Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
4. Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi kecemasan
2) Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
kecemasn
3) Menjelaskan kepada keluarga klien tentang:
- Pengertian kecemasan
- Tanda dan gejala kecemasan
- Penyebab kecemasan
4) Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan
Strategi Pelaksanaan
1.Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat sore Bapak! Apakah benar Bapak suami
dari Ny. S?”
“Perkenalkan nama saya Maristanna Millatal Haq, saya biasa dipanggil
Maris, saya adalah mahasiswi dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang sedang praktik disini”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ny. S sekarang? Apakah masih cemas?
3) Kontrak Topik
 Topik
“Baiklah Bapak/ Ibu, bagaimana kalau pagi hari ini kita bercakap-
cakap sebentar tentang kondisi Ny. S? Dan nanti saya juga akan
memberikan beberapa informasi yang perlu Bapak ketahui tentang
Ny. S.”
 Waktu
“bagaimana kalau kita belajar masak sekitar 30 menit pak?”
 Tempat
Bapak ingin bercakap-cakap dimana? Baik disini saja ya pak?
2. Fase Kerja
“Kira – kira apa yang Bapak ketahui tentang masalah Ny. S?”
“Ya memang benar sekali Pak, Ny. S memang terlihat gelisah, selalu
merasa cemas, dan susah tidur dengan nyenyak, nafsu makanya pun ikut
menurun, dan dengan adanya wabah covid ini Ny. S memiliki persepsi
yang negatif. Sehingga Bapak mengalami kesulitan dalam memahami
mbNy. S dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Namun perlu Bapak
ketahui bahwa dari perilaku yang ada pada mbak L tersebut. Merupakan
ciri – ciri dari orang yang mengalami gangguan ansietas/ kecemasan
dalam katogeri cemas sedang. Hal tersebut biasanya terjadi karena
adanya gangguan penurunan kebutuhan dasar seperti ekonomi atau
lainnya pak, sehingga Ny. S memiliki pemikiran yang negatif yang
membuat dirinya merasa cemas.
“Dan bila keadaan ini terus terus berlanjut, maka dapat mengakibatkan
masalah yang lebih berat lagi, misalnya sering uring – uringan, suara
kasar, expresi wajah mengerikan, dll, yang termasuk dalam kategori
cemas berat-panic.”
“Sampai di sini, apakah Bapak sudah mengerti apa yang terjadi pada Ny.
S dan mengapa Ny. S bisa seperti ini?”
“Bagus sekali Bapak sudah mengerti.”
“Kira – kira Bapak mengetahui tidak apa saja cara yang biasa Ny. S
lakukan untuk mengontrol rasa cemasnya?”
“Ya benar, Ny. S biasanya melakukan olahraga dan mendengarkan
musik.” Namun ada beberapa cara lain yang sudah kita beraktekkan
beberapa hari kemarin pak yaitu cara mengentrol cemas dengan
Relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, dan terapi spiritual seperti
sholat, membaca al-qur’an, dan berdzikir pak.”
“Oleh karena itu, agar masalah Ny. S ini tidak berlanjut dan menjadi
lebih serius lagi, maka Bapak dan anak-anak bapak juga harus ikut
berperan dalam melakukan perawatan pada Ny. S. Bapak hanya perlu
memberi terapi-terapi yang dapat mengurangi rasa cemas Ny. S
contohnya seperti yang saya sebutkan tadi.
“Dan beberapa hari kemarin Ny. S dilatih cara mengontol rasa cemasnya,
Bapak dan keluarga hanya mempertahankan cara tersebut saat Ny. S rasa
cemasnya kambuh lagi, hal ini secara tidak langsung membuat Ny. S
merasa lebih tenang dan merasa mendapat perhatian dari orang-orang
terdekatnya.”
“Sebelum Bapak memberikan terapi nafas dalam secara langsung
padaNy. S, bagaimana kalau sekarang Bapak mencoba terlebih dahulu?
Seolah – olah saya ini Ny. S.”
“Bagaimana, apakah Bapak sudah siap?”
“Ya, bagus sekali pak. Nanti jika bersama dengan Ny. S, jangan lupa
Bapak juga melakukan seperti itu saat Ny. S merasa cemas lagi.”
3.Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Subyektif
“Nah, bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol Pak?
Dapatkah Bapak jelaskan kembali masalah yang dihadapi Ny. S dan
bagaimana cara merawatnya?”
 Obyektif
Orangtua pasien dapat menjelaskan kembali bagaimana proses
terjadinya ansietas beserta penyebabnya. Dan dapat menjelaskan
kembali bagaimana cara merawat Ny. S.
2) Rencana tidak lanjut (RTL)
“Baiklah Pak, setelah saya jelaskan tentang keadaan Ny. S dan
penyebabnya, serta telah saya ajarkan bagaimana cara merawat Ny. S
Saya harap Bapak dapat mengerti dan tetap melakukannya dimaupun
selama rasa cemas Ny. S masih ada.”
3) Kontrak Akan Datang
 Topik
“bagaimana jika besok kita berjumpa lagi untuk mempelajari cara
mengontrol cemas sekara langsung bersama klien
 Waktu
“Bapak mau jam berapa? Jam 15.30 seperta ini tadi yaa pak”
 Tempat
“Untuk tempatnya bapak maunya dimana? Baiklah pak diruang ini
saja, terima kasih atas kerja samanya, selamat sore!”

Anda mungkin juga menyukai