Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ALIF TRIYUNINGSI

NIM : 201804014
KELAS : D3 KEPERAWATAN / 2 /A

SOAL
1. Apakah definisi diagnosa keperawatan hipertermia beserta batasan karakteristik dan
faktor yang berhubungan berdasarkan NANDA?
2. Apakah definisi diagnosa keperawatan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebri
beserta batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan berdasarkan NANDA?
3. Apakah definisi diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan beserta batasan
karakteristik dan faktor yang berhubungan berdasarkan NANDA?
4. Apakah definisi diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik beserta batasan
karakteristik dan faktor yang berhubungan berdasarkan NANDA?
5. Apakah definisi diagnosa keperawatan gangguan ventilasi spontan beserta batasan
karakteristik dan faktor yang berhubungan berdasarkan NANDA?
6. Apakah definisi diagnosa keperawatan risiko aspirasi beserta batasan karakteristik dan
faktor yang berhubungan berdasarkan NANDA?

JAWABAN
1. HIPERTERMIA
DEFINISI :
Suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi.
BATASAN KARAKTERISTIK :
 Postur abnormal
 Apnea
 Koma
 Kulit kemerahan
 Hipotensi
 Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu
 Gelisah
 Letergi
 Kejang
 Kulit terasa hangat
 Stupor
 Takikardia
 Takipnea
 Vasodilatasi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :


 Dehidrasi
 Pakaian yang tidak sesuai
 Aktivitas berlebihan

2. RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN SEREBRI


DEFINISI :
Rentan mengalami penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan.
BATASAN KARAKTERISTIK :
Risiko ketidakektfan perfusi jaringan serebri merupakan diagnosa keperawatan jenis resiko
sehingga tidak dapat disimpulkan batasan karakteristiknya
Kondisi Terkait :
 Masa tromboplastin parsial (PTT) abnormal
 Masa protrombin (PT) abnormal
 Segmen dinding ventrikel kiri akinetik
 Aterosklerosis aortic
 Diseksi arteri
 Fibrilasi atrium
 Miksoma atrium
 Cedera otak
 Neoplasma otak
 Stenosis karotid
 Aneurisma serebral
 Koagulopati
 Kardiomiopati dilatasi
 Koagulasi intravaskuler diseminata
 Embolisme
 Hipokolesterolemia
 Hipertensi
 Endocarditis infektif
 Katup prostetik mekanis
 Stenosis mitral
 Agens farmaseutika
 Sindrom sick sinus
 Program pengobatan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :


a. Faktor Risiko :
 Penyalahgunaan zat
b. Populasi Berisiko :
 Baru terjadi infark miokardium

3. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN


DEFINISI :
Penurunan cairan intravascular, interstisial, dana tau intraseluler ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
BATASAN KARAKTERISTIK :
 Perubahan status mental.
 Penurunan turgor kulit
 Penurunan tekanan darah
 Penurunan tekanan nadi
 Penrunan volume nadi
 Penurunan turgor lidah
 Penurunan haluaran urine
 Penurunan pengisian vena
 Membran mukosa kering
 Kulit kering
 Peningkatan suhu tubuh
 Peningkatan frekuensi nadi
 Peningkatan hematokrit
 Peningkatan konsentrasi urine
 Penurunan berat badan tiba-tiba
 Haus
 Kelemahan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :


 Hambatan mengakses cairan
 Asupan cairan kurang
 Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan

4. HAMBATAN MOBILITAS FISIK


DEFINISI :
Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.
BATASAN KARAKTERISTIK :
 Gangguan sikap berjalan
 Penurunan keterampilan motorik halus
 Penurunan keterampilan motorik kasar
 Penurunan rentan gerak
 Waktu reaksi memanjang
 Kesulitan membolak-balik posisi
 Ketidaknyamanan
 Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan
 Dispnea setelah beraktivitas
 Tremor akibat bergerak
 Instabilitas postur
 Gerakan lambat
 Gerakan spastik
 Gerakan tidak terkoordinasi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :


 Intoleran aktivitas
 Ansietas
 Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia
 Kepercayaan budaya tentang aktivitas yang tepat
 Penurunan kekutan otot
 Penurunan kendali otot
 Penurunan massa otot
 Penurunan ketahanan otot
 Depresi
 Disuse
 Kurang dukungan lingkungan
 Kurang penegathuan tengan nilai aktivitas fisik
 Kaku sendi
 Malnutrisi
 Nyeri
 Fisik tidak bugar
 Keengganan memulai pergerakan
 Gaya hidup kurang gerak

5. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN


DEFINISI :
Ketidakmampuan memulai dan/atau mempertahankan pernapasan yang adekuat untuk
menyokong kehidupan.
BATASAN KARAKTERISTIK :
 Ketakutan
 Penurunan saturasi oksigen arterial (SaO2)
 Penurunan kerja sama
 Penurunan tekanan oksigen parsial (PO2)
 Penurunan volume tidal
 Dispnea
 Peningkatan penggunaan otot aksesorious
 Peningkatan frekuensi jantung
 Peningkatan laju metabolisme
 Peningkatan tekanan parsial karbondioksoda (PCO2)
 Gelisah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :


 Faktor risiko :
Keletihan otot pernapasan
 Kondisi terkait :
Gangguan metabolisme.

6. RISIKO ASPIRASI
DEFINISI :
Rentan mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi disfaring, benda cair atau padat
kedalam saluran trakeobronkial, yang dapat mengganggu kesehatan.
BATASAN KARAKTERISTIK :
Risiko aspirasi merupakan diagnosa keperawatan jenis resiko sehingga tidak dapat
disimpulkan batasan karakteristiknya.
Kondisi Terkait :
 Penurunan tingkat kesadaran
 Pengosongan lambung yang lambat
 Penurunan refleks muntah
 Pemberian makan enteral
 Pembedahan wajah
 Trauma wajah
 Gangguan kemampuan menelan
 Sfingter esofagus bawah inkompeten
 Peningkatan residu lambung
 Peningkatan tekanan intragastrik
 Pembedahan leher
 Trauma leher
 Pembedahan mulut
 Trauma mulut
 Adanya siang oral/nasal
 Pemberian medikasi
 Rahang kaku.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :


Faktor Risiko :
 Hambatan untuk mengangkat bagian atas tubuh
 Penurunan motilitas gastrointestinal
 Batuk tidak efektif
 Kurang pengetahuan tentang faktor yang dapat diubah

1.
REFERENSI

Editor : T.Heather Herdman, dkk., A. E. (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan definisi


dan klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai