Anda di halaman 1dari 16

D.0006.

Risiko Aspirasi

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Respirasi

Definisi

Berisiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi orofaring,


benda cair atau padat kedalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi
mekanisme protektif saluran napas.

Faktor Risiko

1. Penurunan tingkat kesadaran


2. Penurunan refleks muntah dan atau batuk
3. Gangguan menelan
4. Disfagia
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Peningkatan residu lambung
7. Peningkatan tekanan intragastrik
8. Penurunan motilitas gastrointestinal
9. Sfingter esofagus bawah inkompeten
10. Perlambatan pengosongan lambung
11.Terpasang selang nasogastrik
12. Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube
13. Trauma/pembedahan leher, mulut, dan atau wajah
14. Efek agen farmakologis
15. Ketidakmampuan koordinasi menghisap, menelan dan
bernapas

Kondisi Klinis Terkait

1. Cedera kepala
2. Stroke
3. Cedera medula spinalis
4. Gullaine barre syndrome
5. Penyakit parkinson
6. Keracunan obat dan alkohol
7. Pembesaran uterus
8. Miestenia gravis
9. Fistula trakeoesofagus
10. Striktura esofagus
11.Sklerosis multipel
12. Labiopalatoskizis
13. Atresia esofagus
14. Laringomalasia
15. Prematuritas

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0008. Penurunan Curah Jantung

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Ketidakmampuan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan


metabolisme Tubuh

Penyebab

1. Perubahan irama jantung


2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

Perubahan irama jantung Perubahan irama jantung

1. Palpitasi 1. Bradikardia/takikardia
2. Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi

Perubahan Preload

Perubahan Preload 1. Edema
2. Distensi vena jugularis
1. Lelah 3. Central venous pressure
(CVP) meningkat/menurun
4. Hepatomegaly

Perubahan afterload

1. Tekanan darah
Perubahan afterload meningkat/menurun
2. Nadi perifer teraba lemah
1. Dispnea 3. Capillary refill time > 3 detik
4. Oliguria
5. Warna kulit pucat dan/atau
sianosis

Perubahan kontraktilitas
Perubahan kontraktilitas
1. Paroxysmal
1. Terdengar suara jantung S3
nocturnal dyspnea
dan atau S4
(PND)
2. Ejection fraction (EF)
2. Ortopnea
menurun
3. Batuk

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

Perubahan preload

Perubahan preload 1. Murmur jantung


2. Berat badan bertambah
 (tidak tersedia) 3. Pulmonary artery wedge
pressure (PAWP)
menurun

Perubahan afterload

Perubahan afterload 1. Pulmonary vascular


resistance (PVR)
meningkat/menurun
 (tidak tersedia)
2. Systemic vascular
resistance (SVR)
meningkat/menurun
Perubahan kontraktilitas

1. Cardiac indeks (CI)


Perubahan kontraktilitas menurun
2. Left ventricular stroke
 (tidak tersedia) work index (LVSWI)
menurun
3. Stroke volume index (SVI)
menurun

Perilaku/emosional
Perilaku/emosional
1. Cemas
 (tidak tersedia)
2. Gelisah

Kondisi Klinis Terkait

1. Gagal jantung kongestif


2. Sindrom koroner akut
3. Stenosis mitral
4. Regurgitasi mitral
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Stenosis trikuspidal
8. Regurgitasi trikuspidal
9. Stenosis pulmonal
10. Regurgitasi pulmonal
11.Aritmia
12. Penyakit jantung bawaan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0009. Perfusi Perifer Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi
Definisi

Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu


metabolisme tubuh

Penyebab

1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok,
gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes
melitus, hiperlipidemia)
8. Kurang aktifitas fisik

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Pengisian kapiler > 3


detik
2. Nadi perifer menurun
 (tidak tersedia) atau tidak teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat
5. Turgor kulit menurun

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Edema
2. Penyembuhan luka
1. Parastesia
lambat
2. Nyeri ekstremitas
3. Indeks ankle-brachial <
(klaudikasi intermiten)
0,90
4. Bruit femoral

Kondisi Klinis Terkait

1. Tromboflebitis
2. Diabetes melitus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongestif
5. Kelainan jantung kongestif
6. Trombosis arteri
7. Varises
8. Trombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0010. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi


yang adekuat untuk menunjang kehidupan

Faktor Risiko

1. Kekurangan volume cairan


2. Hipoksia
3. Hipotermia
4. Hipokalemia/hiperkalemia
5. Hipoglikemia/hiperglikemia
6. Asidosis
7. Toksin (mis. keracunan, overdosis obat)
8. Tamponade jantung
9. Tension pneumothorax
10. Trombosis jantung
11.Trombosis paru (emboli paru)

Kondisi Klinis Terkait

1. Bradikardia
2. Takikardia
3. Sindrom koroner akut
4. Gagal jangtung
5. Kardiomiopati
6. Miokarditis
7. Disritmia
8. Trauma
9. Perdarahan (mis. perdarahan gastrointestinal, rupture aorta,
perdarahan intrakranial)
10. Keracunan
11.Overdosis
12. Tenggelam
13. Emboli paru

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0011. Risiko Penurunan Curah Jantung

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk


memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh

Faktor Risiko

1. Perubahan afterload
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan irama jantung
4. Perubahan kontraktilitas
5. Perubahan preload

Kondisi Klinis Terkait

1. Gagal jantung kongestif


2. Sindrom koroner akut
3. Gangguan katup jantung (stenosis/regurgitasi aorta, pulmonalis,
trikuspidalis, atau mitralis)
4. Atrial/ventricular septal defect
5. Aritmia

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0012. Risiko Perdarahan

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi didalam tubuh)


maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)

Faktor Risiko

1. Aneurisma
2. Gangguan gastrointestinal (mis. ulkus lambung, polip, varises)
3. Gangguan fungsi hati (mis. sirosis hepatitis)
4. Komplikasi kehamilan (mis. ketuban pecah sebelum waktunya,
plasenta previa/abrupsio, kehamilan kembar)
5. Komplikasi pasca partum (mis. atonia uterus, retensi plasenta)
6. Gangguan koagulasi (mis. trombositopenia)
7. Efek agen farmakologis
8. Tindakan pembedahan
9. Trauma
10. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
11.Proses keganasan

Kondisi Klinis Terkait

1. Aneurisma
2. Koagulopati intravaskuler diseminata
3. Sirosis hepatis
4. Ulkus lambung
5. Varises
6. Trombositopenia
7. Ketuban pecah sebelum waktunya
8. Plasenta previa/abrupsio
9. Atonia uterus
10. Retensi plasenta
11.Tindakan pembedahan
12. Kanker
13. Trauma

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0013. Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi gastrointestinal

Faktor Risiko

1. Perdarahan gastrointestinal akut


2. Trauma abdomen
3. Sindrom kompartemen abdomen
4. Aneurisma aorta abdomen
5. Varises gastroesofagus
6. Penurunan kinerja ventrikel kiri
7. Koagulopati (mis. anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler
diseminata)
8. Penurunan konsentrasi hemoglobin
9. Keabnormalan masa protrombin dan atau masa tromboplastin parsial
10. Disfungsi hati (mis. sirosis, hepatitis)
11.Disfungsi ginjal (mis. ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal
ginjal)
12. Disfungsi gastrointestinal (mis. ulkus duodenum atau ulkus
lambung, kolitis iskemik, pankreatitis iskemik)
13. Hiperglikemik
14. Ketidakstabilan hemodinamik
15. Efek agen farmakologis
16. Usia >60 tahun
17. Efek samping tindakan (cardiopulmonary bypass, anastesi,
pembedahan lambung)

Kondisi Klinis Terkait

1. Varises gastroesofagus
2. Aneurisma aorta abdomen
3. Diabetes melitus
4. Sirosis hepatis
5. Perdarahan gastrointestinal akut
6. Gagal jantung kongestif
7. Koagulasi intravaskuler diseminata
8. Ulkus duodenum atau ulkus lambung
9. Kolitis iskemik
10. Pankreatitis iskemik
11.Ginjal polikistik
12. Stenosis arteri ginjal
13. Gagal ginjal
14. Sindroma kompartemen abdomen
15. Trauma abdomen
16. Anemia
17. Pembedahan jantung

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0014. Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi
Definisi

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat


mengganggu metabolisme miokard

Faktor Risiko

1. Hipertensi
2. Hiperlipidemia
3. Hiperglikemia
4. Hipoksemia
5. Hipoksia
6. Kekurangan volume cairan
7. Pembedahan jantung
8. Penyalahgunaan zat
9. Spasme arteri koroner
10. Peningkatan protein C-reaktif
11.Tamponade jantung
12. Efek agen farmakologis
13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga
14. Kurang terpapar informasi tentang faktor risiko yang dapat
diubah (mis. merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)

Kondisi Klinis Terkait

1. Bedah jantung
2. Tamponade jantung
3. Sindrom koroner akut
4. Diabetes melitus
5. Hipertensi

Keterangan

Diagnosis ini ditegakkan pada pasien yang belum berisiko mengalami


gangguan pompa jantung. Jika pasien telah berisiko mengalami gangguan
pompa jantung maka lebih dianjurkan untuk menegakkan diagnosis risiko
penurunan curah jantung.
Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0015. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang


dapat mengganggu metabolisme tubuh.

Faktor Risiko

1. Hiperglikemia
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Merokok
5. Prosedur endovaskuler
6. Trauma
7. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok
gaya hidup kurang gerak, obesitas, imobilitas)

Kondisi Klinis Terkait

1. Arterioskelrosis
2. Raynaud’s desease
3. Trombosis arteri
4. Artritis reumatoid
5. Leriche’s syndrome
6. Aneurisma
7. Buerger disease
8. Varises
9. Diabetes melitus
10. Hipotensi
11.Kanker
Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0015. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang


dapat mengganggu metabolisme tubuh.

Faktor Risiko

1. Hiperglikemia
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Merokok
5. Prosedur endovaskuler
6. Trauma
7. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok
gaya hidup kurang gerak, obesitas, imobilitas)

Kondisi Klinis Terkait

1. Arterioskelrosis
2. Raynaud’s desease
3. Trombosis arteri
4. Artritis reumatoid
5. Leriche’s syndrome
6. Aneurisma
7. Buerger disease
8. Varises
9. Diabetes melitus
10. Hipotensi
11.Kanker
Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0016. Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ginjal

Faktor Risiko

1. Kekurangan volume cairan


2. Embolisme vaskuler
3. Vaskulitis
4. Hipertensi
5. Disfungsi ginjal
6. Hiperglikemia
7. Keganasan
8. Pembedahan jantung
9. Bypass kardiopulmonal
10. Hipoksemia
11.Hipoksia
12. Asidosis metabolik
13. Trauma
14. Sindrom kompartemen abdomen
15. Luka bakar
16. Sepsis
17. Sindrom respon inflamasi sistemik
18. Lanjut usia
19. Merokok
20. Penyalahgunaan zat

Kondisi Klinis Terkait

1. Diabetes melitus
2. Hipertensi
3. Aterosklerosis
4. Syok
5. Keganasan
6. Luka bakar
7. Pembedahan jantung
8. Penyakit ginjal (mis. ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal
ginjal, glumerulonefritis, nefritis intersisial, nekrosis kortikal bilateral,
polinefritis)
9. Trauma

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0017. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak

Faktor Risiko

1. Keabnormalan masa protrombin dan atau tromboplastin parsial


2. Penurunan kinerja ventrikel kiri
3. Aterosklerosis aorta
4. Diseksi arteri
5. Fibrilasi atrium
6. Tumor otak
7. Stenosis karotis
8. Miksoma atrium
9. Aneurisma serebri
10. Koagulopati (mis. anemia sel sabit)
11.Dilatasi kardiomiopati
12. Koagulopati intravaskuler diseminata
13. Embolisme
14. Cedera kepala
15. Hiperkolesteronemia
16. Hipertensi
17. Endocarditis infektif
18. Katup prostetik mekanis
19. Stenosis mitral
20. Neoplasma otak
21. Infark miokard akut
22. Sindrom sick sinus
23. Penyalahgunaan zat
24. Terapi trombolitik
25. Efek samping tindakan (mis. tindaka operasi bypass)

Kondisi Klinis Terkait

1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Aterosklerotik aortik
4. Infark miokard akut
5. Diseksi arteri
6. Embolisme
7. Endokarditis infektif
8. Fibrilasi atrium
9. Hiperkolesteronemia
10. Hipertensi
11.Dilatasi kardiomiopati
12. Koagulasi intravaskuler diseminata
13. Miksoma atrium
14. Neoplasma otak
15. Segmen ventrikel kiri akinetik
16. Sindrom sick sinus
17. Steosis karotid
18. Stenonsis mitral
19. Hidrosefalus
20. Infeksi otak (mis. meningitis, ensefalitis, abses serebri)

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai