Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Ade Ima Jun Budhi Afandi


NIM. P1337420218133
Tingkat 3C

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

1. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan
sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak
untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku
dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air
dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa
organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh
klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer
dan Triyanti, 2007).
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur
atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
(Darmojo, 2004 cit Ardini 2007).
2. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari
normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah
jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart
Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah
jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung
untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal
untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume
sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan
curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap
kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim
dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah
yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada
perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload
(mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi
baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel
berkurang akibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat
meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua
ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut
miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkan waktu sistolik menjadi
singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi dilatasi
ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik
tapi peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan
dijalarkan ke kedua atrium, sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik.
Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi
cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan
tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa
sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan
memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang
akan meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan
preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan
cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu,
takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu
terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya
dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
3. Data Sistem Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
1) Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi
aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah,
mean arterial presure, bunyi jantung, denyut jantung, pulsus alternans,
Gallop’s, murmur.
2) Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales,
wheezing)
3) Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4) Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut
yang kronis
5) Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6) Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7) Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis,
warna kulit pucat, dan pitting edema.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hitung sel darah lengkap: anemia berat atau anemia gravis atau
polisitemia vera
2. Hitung sel darah putih: Lekositosis atau keadaan infeksi lain
3. Analisa gas darah (AGD): menilai derajat gangguan keseimbangan asam
basa baik metabolik maupun respiratorik.
4. Fraksi lemak: peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL yang
merupakan resiko CAD dan penurunan perfusi jaringan
5. Serum katekolamin: Pemeriksaan untuk mengesampingkan penyakit
adrenal
6. Sedimentasi meningkat akibat adanya inflamasi akut.
7. Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF terhadap
fungsi hepar atau ginjal
8. Tiroid: menilai peningkatan aktivitas tiroid
9. Echocardiogram: menilai senosis/ inkompetensi, pembesaran ruang
jantung, hipertropi ventrikel
10. Cardiac scan: menilai underperfusion otot jantung, yang menunjang
penurunan kemampuan kontraksi.
11. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
12. Kateterisasi jantung: Menilai fraksi ejeksi ventrikel.
13. EKG: menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan
disritmia Sumber: Wajan Juni Udjianti (2010)

PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Primer
a. Airways
1) Sumbatan atau penumpukan secret
2) Wheezing atau krekles
b. Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
3) Ronchi, krekles
4) Ekspansi dada tidak penuh
5) Penggunaan otot bantu nafas
c. Circulation
1) Nadi lemah , tidak teratur
2) Takikardi
3) TD meningkat / menurun
4) Edema
5) Gelisah
6) Akral dingin
7) Kulit pucat, sianosis
8) Output urine menurun
2. Pengkajian Sekunder
Riwayat Keperawatan
a. Keluhan
1) Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
2) Palpitasi atau berdebar-debar.
3) Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas
saat beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih
dari dua buah.
4) Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
5) Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
6) Insomnia
7) Kaki bengkak dan berat badan bertambah
8) Jumlah urine menurun
9) Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
b. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis,
diabetes melitus, bedah jantung, dan disritmia.
c. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
d. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung,
steroid, jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
e. Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
f. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
g. Postur, kegelisahan, kecemasan
h. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang
merupakan faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan
mempercepat perkembangan CHF.

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru
3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia
jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
4. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan
curah jantung.
5. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan
dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi
pulmonal
6. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan
peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan perubahan gaya hidup
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria


No Intervensi
Hasil
1 Penurunan curah jantung NOC : Cardiac Care
b/d respon fisiologis otot          Cardiac Pump   Evaluasi adanya nyeri dada
jantung, peningkatan effectiveness ( intensitas,lokasi, durasi)
frekuensi, dilatasi,          Circulation   Catat adanya disritmia jantung
hipertrofi atau Status   Catat adanya tanda dan gejala
peningkatan isi sekuncup          Vital Sign penurunan cardiac putput
Status   Monitor status kardiovaskuler
Kriteria Hasil:   Monitor status pernafasan yang
         Tanda Vital menandakan gagal jantung
dalam rentang   Monitor abdomen sebagai
normal (Tekanan indicator penurunan perfusi
darah, Nadi,   Monitor balance cairan
respirasi)   Monitor adanya perubahan
         Dapat tekanan darah
mentoleransi   Monitor respon pasien terhadap
aktivitas, tidak ada efek pengobatan antiaritmia
kelelahan   Atur periode latihan dan
         Tidak ada istirahat untuk menghindari
edema paru, kelelahan
perifer, dan tidak   Monitor toleransi aktivitas
ada asites pasien
         Tidak ada   Monitor adanya dyspneu,
penurunan fatigue, tekipneu dan ortopneu
kesadaran   Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital Sign Monitoring
  Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
  Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
  Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
  Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
  Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
  Monitor kualitas dari nadi
  Monitor adanya pulsus
paradoksus dan pulsus alterans
  Monitor jumlah dan irama
jantung dan monitor bunyi
jantung
  Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
  Monitor suara paru, pola
pernapasan abnormal
  Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
  Monitor sianosis perifer
  Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
  Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2 Pola Nafas tidak efektif NOC NIC


  Respiratory
Definisi : Pertukaran status :
udara inspirasi dan/atau Ventilation          Posisikan pasien untuk
ekspirasi tidak adekuat   Respiratory memaksimalkan ventilasi
Faktor yang status : Airway          Pasang mayo bila perlu
berhubungan : patency          Lakukan fisioterapi dada
-          Hiperventilasi   Vital sign Status jika perlu
-          Penurunan          Keluarkan sekret dengan
energi/kelelahan Setelah dilakukan batuk atau suction
-          tindakan keperawatan          Auskultasi suara nafas, catat
Perusakan/pelem selama…. Pasien adanya suara tambahan
ahan menunjukan keefektifan          Berikan bronkodilator
muskuloskletal pola napas, dibuktikan ……….
-          Obesitas dengan :          Berikan pelembab udara
-          Kelelahan otot Kassa basah NaCl Lembab
pernafasan Kriteria Hasil :          Atur intake untuk cairan
-          Hipoventilasi  Mendemonstrasikan mengoptimalkan
sindrom batuk efektif dan keseimbangan.
-          Nyeri suara nafas yang          Monitor respirasi dan
-          Kecemasan bersih, tidak ada status O2
-          Disfungsi sianosis dan dyspneu          Bersihkan mulut, hidung
Neuromuskuler (mampu dan secret trakea
-          Injuri tulang mengeluarkan          Pertahankan jalan nafas
belakang sputum, mampu yang paten
DS bernafas dengan          Observasi adanya tanda
-    Dyspnea mudah, tidak ada tanda hipoventilasi
-    Nafas pendek pursed lips)          Monitor adanya kecemasan
DO  Menunjukkan jalan pasien terhadap oksigenasi
-    Penurunan tekanan nafas yang paten          Monitor vital sign
inspirasi/ekspirasi (klien tidak merasa          Informasikan pada pasien
-    Penurunan tercekik, irama dan keluarga tentang teknik
pertukaran udara nafas, frekuensi relaksasi untuk memperbaiki
permenit pernafasan dalam pola nafas
-    Menggunakan otot rentang normal,          Ajarkan bagaimana batuk
pernafasan tambahan tidak ada suara nafas secara efektif
-    Orthopnea abnormal)          Monitor pola nafas
-    Pernafasan pursed-  Tanda Tanda vital
lip dalam rentang
-    Tahap ekspirasi normal (tekanan
berlangsung sangat  darah, nadi,
lama pernafasan)
-    Penurunan kapasitas
vital respirasi < 11-
24x/menit

3 Perfusi jaringan tidak NOC : NIC :


efektif b/d menurunnya          Circulation Peripheral Sensation
curah jantung, status Management (Manajemen sensasi
hipoksemia jaringan,          Tissue Prefusion perifer)
asidosis dan : cerebral   Monitor adanya daerah tertentu
kemungkinan thrombus Kriteria Hasil : yang hanya peka terhadap
atau emboli a.       panas/dingin/tajam/tumpul
mendemonstrasika   Monitor adanya paretese
Definisi : n status sirkulasi   Instruksikan keluarga untuk
Penurunan pemberian          Tekanan mengobservasi kulit jika ada lsi
oksigen dalam kegagalan systole atau laserasi
memberi makan jaringan dandiastole   Gunakan sarun tangan untuk
pada tingkat kapiler dalam rentang proteksi
Batasan karakteristik : yang   Batasi gerakan pada kepala,
Renal diharapkan leher dan punggung
-          Perubahan          Tidak ada   Monitor kemampuan BAB
tekanan darah di ortostatikhipert   Kolaborasi pemberian analgetik
luar batas ensi   Monitor adanya tromboplebitis
parameter          Tidak ada   Diskusikan menganai penyebab
-          Hematuria tanda tanda perubahan sensasi
-          Oliguri/anuria peningkatan
-          tekanan
Elevasi/penuruna intrakranial
n BUN/rasio (tidak lebih
kreatinin dari 15 mmHg)
Gastro Intestinal  b.      
-          Secara usus mendemonstrasika
hipoaktif atau n kemampuan
tidak ada kognitif yang
-          Nausea ditandai dengan:
-          Distensi    berkomunikasi
abdomen dengan jelas
-          Nyeri dan sesuai
abdomen atau dengan
tidak terasa lunak kemampuan
(tenderness)    menunjukkan
Peripheral  perhatian,
-          Edema konsentrasi
-          Tanda Homan dan orientasi
positif    memproses
-          Perubahan informasi
karakteristik kulit    membuat
(rambut, kuku, keputusan
air/kelembaban) dengan benar
-          Denyut nadi c.        menunjukkan
lemah atau tidak fungsi sensori
ada motori cranial
-          Diskolorisasi yang utuh : tingkat
kulit kesadaran
-          Perubahan mambaik, tidak
suhu kulit ada gerakan
-          Perubahan gerakan involunter
sensasi
-          Kebiru-biruan

-          Perubahan
tekanan darah di
ekstremitas
-          Bruit
-          Terlambat
sembuh
-          Pulsasi
arterial berkurang
-          Warna kulit
pucat pada
elevasi, warna
tidak kembali
pada penurunan
kaki
Cerebral
-          Abnormalitas
bicara
-          Kelemahan
ekstremitas atau
paralis
-          Perubahan
status mental
-          Perubahan
pada respon
motorik
-          Perubahan
reaksi pupil
-          Kesulitan
untuk menelan
-          Perubahan
kebiasaan
Kardiopulmonar 
-          Perubahan
frekuensi
respirasi di luar
batas parameter
-          Penggunaan
otot pernafasan
tambahan
-          Balikkan
kapiler > 3 detik
(Capillary refill)
-          Abnormal gas
darah arteri
-          Perasaan
”Impending
Doom” (Takdir
terancam)
-         
Bronkospasme
-          Dyspnea
-          Aritmia
-          Hidung
kemerahan
-          Retraksi dada
-          Nyeri dada

Faktor-faktor yang
berhubungan :
-          Hipovolemia
-          Hipervolemia
-          Aliran arteri
terputus
-          Exchange
problems
-          Aliran vena
terputus
-          Hipoventilasi
-          Reduksi
mekanik pada
vena dan atau
aliran darah arteri
-          Kerusakan
transport oksigen
melalui alveolar
dan atau
membran kapiler
-          Tidak
sebanding antara
ventilasi dengan
aliran darah
-          Keracunan
enzim
-          Perubahan
afinitas/ikatan O2
dengan Hb
-          Penurunan
konsentrasi Hb
dalam darah
4 Gangguan pertukaran gas NOC : NIC :
  Respiratory Status :
b/d kongesti paru,
Gas exchange Airway Management
hipertensi pulmonal,   Respiratory Status :
ventilation          Buka jalan nafas, guanakan
penurunan perifer yang
  Vital Sign Status teknik chin lift atau jaw thrust
mengakibatkan asidosis Kriteria Hasil : bila perlu
           Posisikan pasien untuk
laktat dan penurunan
Mendemonstrasika memaksimalkan ventilasi
curah jantung. n peningkatan          Identifikasi pasien perlunya
ventilasi dan pemasangan alat jalan nafas
oksigenasi yang buatan
Definisi : Kelebihan atau
adekuat          Pasang mayo bila perlu
kekurangan dalam
  Memelihara          Lakukan fisioterapi dada
oksigenasi dan atau
kebersihan paru jika perlu
pengeluaran
paru dan bebas dari          Keluarkan sekret dengan
karbondioksida di dalam
tanda tanda distress batuk atau suction
membran kapiler alveoli
pernafasan          Auskultasi suara nafas, catat
  Mendemonstrasikan adanya suara tambahan
Batasan karakteristik :
batuk efektif dan          Lakukan suction pada mayo
-           Gangguan
suara nafas yang          Berika bronkodilator bial
penglihatan
-           Penurunan CO2 bersih, tidak ada perlu
-           Takikardi sianosis dan dyspneu          Barikan pelembab udara
-           Hiperkapnia (mampu          Atur intake untuk cairan
-           Keletihan mengeluarkan mengoptimalkan
-           somnolen sputum, mampu keseimbangan.
-           Iritabilitas bernafas dengan          Monitor respirasi dan
-           Hypoxia mudah, tidak ada status O2
-           kebingungan pursed lips)
-           Dyspnoe   Tanda tanda vital
-           nasal faring dalam rentang Respiratory Monitoring
-           AGD Normal normal
-           sianosis          Monitor rata – rata,
-           warna kulit kedalaman, irama dan usaha
abnormal (pucat, respirasi
kehitaman)          Catat pergerakan
-           Hipoksemia dada,amati kesimetrisan,
-           hiperkarbia penggunaan otot tambahan,
-           sakit kepala retraksi otot supraclavicular
ketika bangun dan intercostal
-           frekuensi dan          Monitor suara nafas,
kedalaman nafas seperti dengkur
abnormal          Monitor pola nafas :
Faktor faktor yang bradipena, takipenia, kussmaul,
berhubungan : hiperventilasi, cheyne stokes,
-       ketidakseimbangan biot
perfusi ventilasi          Catat lokasi trakea
-      perubahan membran          Monitor kelelahan otot
kapiler-alveolar diagfragma ( gerakan
paradoksis )
         Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
         Tentukan kebutuhan
suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama
         Uskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

AcidBase Managemen

  Monitro IV line
  Pertahankanjalan nafas paten
  Monitor AGD, tingkat
elektrolit
  Monitor status
hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
  Monitor adanya tanda tanda
gagal nafas
  Monitor pola respirasi
  Lakukan terapi oksigen
  Monitor status neurologi
  Tingkatkan oral hygiene

5 Kelebihan volume cairan NOC : Fluid management


b/d berkurangnya curah   Electrolit and acid   Pertahankan catatan intake dan
jantung, retensi cairan base balance output yang akurat
dan natrium oleh ginjal,   Fluid balance   Pasang urin kateter jika
hipoperfusi ke jaringan diperlukan
perifer dan hipertensi Kriteria Hasil:   Monitor hasil lAb yang sesuai
pulmonal          Terbebas dari dengan retensi cairan (BUN ,
edema, efusi, Hmt , osmolalitas urin  )
Definisi : Retensi cairan anaskara   Monitor status hemodinamik
isotomik meningkat          Bunyi nafas termasuk CVP, MAP, PAP,
Batasan karakteristik : bersih, tidak ada dan PCWP
-     Berat badan dyspneu/ortopneu   Monitor vital sign
meningkat pada waktu          Terbebas dari   Monitor indikasi retensi /
yang singkat distensi vena kelebihan cairan (cracles,
-     Asupan berlebihan jugularis, reflek CVP , edema, distensi vena
dibanding output hepatojugular (+) leher, asites)
-     Tekanan darah          Memelihara   Kaji lokasi dan luas edema
berubah, tekanan arteri tekanan vena   Monitor masukan makanan /
pulmonalis berubah, sentral, tekanan cairan dan hitung intake kalori
peningkatan CVP kapiler paru, harian
-     Distensi vena output jantung dan   Monitor status nutrisi
jugularis vital sign dalam   Berikan diuretik sesuai
-     Perubahan pada pola batas normal interuksi
nafas, dyspnoe/sesak          Terbebas dari   Batasi masukan cairan pada
nafas, orthopnoe, kelelahan, keadaan hiponatrermi dilusi
suara nafas abnormal kecemasan atau dengan serum Na < 130 mEq/l
(Rales atau crakles), kebingungan   Kolaborasi dokter jika tanda
kongestikemacetan          cairan berlebih muncul
paru, pleural effusion Menjelaskanindika memburuk
-     Hb dan hematokrit tor kelebihan Fluid Monitoring
menurun, perubahan cairan   Tentukan riwayat jumlah dan
elektrolit, khususnya tipe intake cairan dan eliminaSi
perubahan berat jenis   Tentukan kemungkinan faktor
-     Suara jantung SIII resiko dari ketidak seimbangan
-     Reflek hepatojugular cairan (Hipertermia, terapi
positif diuretik, kelainan renal, gagal
-     Oliguria, azotemia jantung, diaporesis, disfungsi
-     Perubahan status hati, dll )
mental, kegelisahan,   Monitor serum dan elektrolit
kecemasan urine
  Monitor serum dan osmilalitas
Faktor-faktor yang urine
berhubungan :   Monitor BP, HR, dan RR
-     Mekanisme   Monitor tekanan darah
pengaturan orthostatik dan perubahan
melemah irama jantung
-     Asupan cairan   Monitor parameter
berlebihan hemodinamik infasif
-     Asupan natrium   Monitor adanya distensi leher,
berlebihan rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
  Monitor tanda dan gejala dari
odema

6 Cemas b/d penyakit NOC : NIC :


kritis, takut kematian   Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
atau kecacatan,   Coping kecemasan)
perubahan peran dalam   Impulse control   Gunakan pendekatan yang
lingkungan social atau Kriteria Hasil : menenangkan
ketidakmampuan yang          Klien mampu   Nyatakan dengan jelas harapan
permanen. mengidentifikasi terhadap pelaku pasien
dan   Jelaskan semua prosedur dan
Definisi : mengungkapkan apa yang dirasakan selama
Perasaan gelisah yang gejala cemas prosedur
tak jelas dari            Pahami prespektif pasien
ketidaknyamanan atau Mengidentifikasi, terhdap situasi stres
ketakutan yang disertai mengungkapkan   Temani pasien untuk
respon autonom (sumner dan menunjukkan memberikan keamanan dan
tidak spesifik atau tidak tehnik untuk mengurangi takut
diketahui oleh individu); mengontol cemas   Berikan informasi faktual
perasaan keprihatinan          Vital sign mengenai diagnosis, tindakan
disebabkan dari dalam batas prognosis
antisipasi terhadap normal   Dorong keluarga untuk
bahaya. Sinyal ini          Postur tubuh, menemani anak
merupakan peringatan ekspresi wajah,   Lakukan back / neck rub
adanya ancaman yang bahasa tubuh dan   Dengarkan dengan penuh
akan datang dan tingkat aktivitas perhatian
memungkinkan individu menunjukkan   Identifikasi tingkat kecemasan
untuk mengambil berkurangnya   Bantu pasien mengenal situasi
langkah untuk kecemasan yang menimbulkan kecemasan
menyetujui terhadap   Dorong pasien untuk
tindakan mengungkapkan perasaan,
Ditandai dengan ketakutan, persepsi
        Gelisah   Instruksikan pasien
        Insomnia menggunakan teknik relaksasi
        Resah   Barikan obat untuk mengurangi
        Ketakutan kecemasan
        Sedih
        Fokus pada
diri
        Kekhawatiran
        Cemas

7 Kurang pengetahuan b/d NOC : NIC :


keterbatasan   Kowlwdge : Teaching : disease Process
pengetahuan disease process   Berikan penilaian tentang
penyakitnya, tindakan   Kowledge : health tingkat pengetahuan pasien
yang dilakukan, obat Behavior tentang proses penyakit yang
obatan yang diberikan, Kriteria Hasil : spesifik
komplikasi yang          Pasien dan   Jelaskan patofisiologi dari
mungkin muncul dan keluarga penyakit dan bagaimana hal ini
perubahan gaya hidup menyatakan berhubungan dengan anatomi
pemahaman dan fisiologi, dengan cara yang
Definisi : tentang penyakit, tepat.
Tidak adanya atau kondisi, prognosis   Gambarkan tanda dan gejala
kurangnya informasi dan program yang biasa muncul pada
kognitif sehubungan pengobatan penyakit, dengan cara yang
dengan topic spesifik.          Pasien dan tepat
keluarga mampu   Gambarkan proses penyakit,
Batasan karakteristik : melaksanakan dengan cara yang tepat
memverbalisasikan prosedur yang   Identifikasi kemungkinan
adanya masalah, dijelaskan secara penyebab, dengna cara yang
ketidakakuratan benar tepat
mengikuti instruksi,          Pasien dan   Sediakan informasi pada pasien
perilaku tidak sesuai. keluarga mampu tentang kondisi, dengan cara
menjelaskan yang tepat
Faktor yang kembali apa yang   Hindari harapan yang kosong
berhubungan : dijelaskan   Sediakan bagi keluarga atau SO
keterbatasan kognitif, perawat/tim informasi tentang kemajuan
interpretasi terhadap kesehatan lainnya. pasien dengan cara yang tepat
informasi yang salah,   Diskusikan perubahan gaya
kurangnya keinginan hidup yang mungkin
untuk mencari informasi, diperlukan untuk mencegah
tidak mengetahui komplikasi di masa yang akan
sumber-sumber datang dan atau proses
informasi. pengontrolan penyakit
  Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
  Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan

  Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
  Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
  Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia
Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari -
Desember 2006. Semarang: UNDIP
Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/
(diakses pada 6 Februari 2012)
Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)
Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai