Anda di halaman 1dari 36

D.0080.

Ansietas

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang


tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menhadapi ancaman

Penyebab

1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi sistem keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11.Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan 1. Tampak gelisah
akibat dari kondisi yang 2. Tampak tegang
dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas


meningkat
2. Frekuensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
2. Anoreksia 4. Diaforesis
3. Palpitasi 5. Tremor
4. Merasa tidak berdaya 6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa
lalu

Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit autoimun)


2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0081. Berduka

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien akibat kehilangan (orang,


objek, fungsi, status, bagian tubuh atau hubungan)
Penyebab

1. Kematian keluarga atau orang yang berarti


2. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
3. Kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan
sosial)
4. Antisipasi kehilangan  (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh,
hubungan sosial)

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa sedih
2. Merasa bersalah atau
1. Menangis
menyalahkan orang lain
2. Pola tidur tidak berubah
3. Tidak menerima
3. Tidak mampu
kehilangan
berkonsentrasi
4. Merasa tidak ada
harapan

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Mimpi buruk atau pola 1. Marah


mimpi berubah 2. Tampak panik
2. Merasa tidak berguna 3. Fungsi imunitas
3. Fobia terganggu

Kondisi Klinis Terkait

1. Kematian anggota keluarga atau orang terdekat


2. Amputasi
3. Cedera medula spinalis
4. Kondisi kehilangan perinatal
5. Penyakit terminal (mis. kanker)
6. Putus hubungan kerja

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0082. Distres Spiritual


Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan merasakan


makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang lain,
ingkungan atau tuhan

Penyebab

1. Menjelang ajal
2. Kondisi penyakit kronis
3. Kematian orang terdekat
4. Perubahan pola hidup
5. Kesepian
6. Pengasingan diri
7. Pengasingan sosial
8. Gangguan sosio-kultural
9. Peningkatan ketergantungan pada orang lain
10. Kejadian hidup yang tidak diharapkan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Mempertanyakan
makna/ tujuan hidupnya
2. Menyatakan hidupnya
1. Tidak mampu beribadah
terasa tidak/ kurang
2. Marah pada Tuhan
bermakna
3. Merasa menderita/
tidak berdaya

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Menyatakan hidupnya 1. Menolak berinteraksi


terasa tidak/ kurang dengan orang terdekat/
tenang pemimpin spiritual
2. Mengeluh tidak dapat 2. Tidak mampu
menerima (kurang beraktivitas (mis.
menyanyi,
pasrah)
mendengarkan music,
3. Merasa bersalah
menulis)
4. Merasa terasing
3. Koping tidak efektif
5. Menyatakan telah
4. Tidak berminat pada
diabaikan
alam/ literatur spiritual

Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis (mis. asthritis rheumatoid, sklerosis multipel


2. Penyakit terminal (mis. kanker)
3. Retardasi mental
4. Kehilangan bagian tubuh
5. Sudden infant death syndrome (SIDS)
6. Kelahiran mati, kematian janin, keguguran
7. Kemandulan
8. Gangguan psikiatrik

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0083. Gangguan Citra Tubuh

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur, dan fungsi fisik individu

Penyebab

1. Perubahan struktur/ bentuk tubuh (mis. amputasi, trauma, luka bakar,


obsesitas, jerawat)
2. Perubahan fungsi tubuh (mis. proses penyakit, kehamilan,
kelumpuhan)
3. Perubahan fungsi kognitif
4. Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai
5. Transisi perkembangan
6. Gangguan psikososial
7. Efek tindakan/pengobatan (mis. pembedahan, kemoterapi, terapi
radiasi)

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Kehilangan bagian
1. Mengungkapkan
tubuh
kecacatan/ kehilangan
2. Fungsi/ struktur tubuh
bagian tubuh
berubah/ hilang

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Menyembunyikan/
1. Tidak mau
menunjukkan bagian
mengungkapkan
tubuh secara berlebihan
kecacatan/ kehilangan
2. Menghindari melihat
bagian tubuh
dan/ atau menyentuh
2. Mengungkapkan
bagian tubuh
perasaan negatif
3. Fokus berlebihan pada
tentang perubahan
perubahan tubuh
tubuh
4. Respon nonverbal pada
3. Mengungkapkan
perubahan dan persepsi
kekhawatiran pada
tubuh
penolakan/ reaksi orang
5. Fokus pada penampilan
lain
dan kekuatan masa lalu
4. Mengungkapkan
6. Hubungan sosial
perubahan gaya hidup
berubah

Kondisi Klinis Terkait

1. Mastektomi
2. Amputasi
3. Jerawat
4. Parut atau luka bakar yang terlihat
5. Obesitas
6. Hiperpigmentasi pada kehamilan
7. Gangguan psikiatrik
8. Program terapi neoplasma
9. Alopecia chemically induced
Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0084. Gangguan Identitas Diri

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Tidak mampu mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas diri

Penyebab

1. Gangguan peran sosial


2. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan
3. Gangguan neurologis
4. Ketidakadekuatan stimulasi sensori

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Persepsi terhadap diri


berubah 1. Perilaku tidak konsisten
2. Bingung dengan nilai- 2. Hubungan yang tidak
nilai budaya, tujuan efektif
hidup, jenis kelamin, 3. Strategi koping tidak
dan/ atau nilai-nilai efektif
ideal 4. Penampilan peran tidak
3. Perasaan yang fluktuatif efektif
terhadap diri

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

 (tidak tersedia)  (tidak tersedia)


Kondisi Klinis Terkait

1. Gangguan autistik
2. Gangguan orientasi seksual
3. Periode perkembangan remaja

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0085. Gangguan Persepsi Sensori

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal


yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi

Penyebab

1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penciuman
4. Gangguan perabaan
5. Hipoksia serebral
6. Penyalahgunaan zat
7. Usia lanjut
8. Pemajanan toksin lingkungan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Mendengar suara 1. Distorsi sensori


bisikan atau melihat 2. Respon tidak sesuai
bayangan 3. Bersikap seolah melihat,
2. Merasakan sesuatu mendengar, mengecap,
melalui meraba atau mencium
indera perabaan,
penciuman,
pengelihatan, atau sesuatu
pengecapan

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Menyendiri
2. Melamun
3. Konsentrasi buruk
4. Disorientasi waktu,
tempat, orang dan
1. Menyatakan kesal
situasi
5. Curiga
6. Melihat ke satu arah
7. Mondar mandir
8. Bicara sendiri

Kondisi Klinis Terkait

1. Glaukoma
2. Katarak
3. Gangguan refraksi (myopia, hiperopia, astigmatisma, presbiopia)
4. Trauma okuler
5. Trauma pada saraf kranialis II, III, IV, dan VI akibat stroke, aneurisma
intrakranial, trauma/ tumor otak)
6. Infeksi okuler
7. Presbiakusis
8. Malfungsi alat bantu dengar
9. Delirium
10. Demensia
11.Gangguan amnestik
12. Penyakit terminal
13. Gangguan psikotik

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0086. Harga Diri Rendah Kronis

Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien
seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam
waktu yang lama dan terus-menerus

Penyebab

1. Terpapar situasi traumatis


2. Kegagalan berulang
3. Kurangnya pengakuan dari orang lain
4. Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan
5. Gangguan psikiatri
6. Penguatan negatif berulang
7. Ketidaksesuaian budaya

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Menilai diri negatif (mis.


tidak berguna, tidak
tertolong)
2. Merasa malu/ bersalah
3. Merasa tidak mampu
melakukan apapun
4. Meremehkan
1. Enggan mencoba hal
kemampuan mengatasi
yang baru
masalah
2. Berjalan menunduk
5. Merasa tidak memiliki
3. Postur tubuh menunduk
kelebihan atau
kemampuan positif
6. Melebih-lebihkan
penilaian negatif
tentang diri sendiri
7. Meolak penilaian positif
tentang diri sendiri

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa sulit 1. Kontak mata kurang


2. Lesu dan tidak bergairah
3. Berbicara perlan dan
lirih
4. Pasif
berkonsentrasi
5. Perilaku tidak asertif
2. Sulit tidur
6. Mencari penguatan
3. Mengungkapkan
secara berlebihan
keputusasaan
7. Bergantung pada
pendapat orang lain
8. Sulit membuat
keputusan

Kondisi Klinis Terkait

1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Stroke
5. Penyalahgunaan zat
6. Demensia
7. Penyakit kronis
8. Pengalaman tidak menyenangkan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0087. Harga Diri Rendah Situasional

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Evaluasi atau perrasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan


klien sebagai respon terhadap situasi saat ini

Penyebab

1. Perubahan pada citra tubuh


2. Perubahan peran sosial
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkembangan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Menilai diri negatif (mis.


tidak berguna, tidak
tertolong)
1. Berbicara pelan dan lirih
2. Merasa malu/ bersalah
2. Menolak berinteraksi
3. Melebih-lebihkan
dengan orang lain
penilaian negatif
3. Berjalan menunduk
tentang diri sendiri
4. Postur tubuh menunduk
4. Menolak penilaian
positif tentang diri
sendiri

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Kontak mata kurang


2. Lesu dan tidak bergairah
1. Sulit berkonsentrasi 3. Pasif
4. Tidak mampu membuat
keputusan

Kondisi Klinis Terkait

1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. kondisi baru terdiagnosis (mis. diabetes melitus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia
8. Pengalaman tidak menyenangkan
Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0088. Keputusasaan

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak


tersedianya alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi

Penyebab

1. Stres jangka panjang


2. Penurunan kondisi fisiologis
3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
4. Kehilangan kepercayaan terhadap nilai-nilai penting
5. Pembatasan aktivitas jangka panjang
6. Pengasingan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Mengungkapkan
1. Berperilaku pasif
keputusasaan

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Sulit tidur 1. Afek datar


2. Selera makan menurun 2. Kurang inisiatif
3. Meninggalkan lawan
bicara
4. Kurang terlibat aktivitas
perawatan
5. Mengangkat bahu
sebagai respon pada
lawan bicara

Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis
2. Penyakit terminal
3. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0089. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Pola persepsi diri yang cukup untuk merasa sejahtera dan dapat
ditingkatkan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Mengekspresikan
keinginan untuk
meningkatkan konsep
diri
2. Mengekspresikan  (tidak tersedia)
kepuasan dengan diri,
harga diri, penampilan
peran, citra tubuh dan
identitas pribadi

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa percaya diri 1. Tindakan sesuai dengan


2. Menerima kelebihan perasaan dan pikiran
dan keterbatasan yang diekspresikan

Kondisi Klinis Terkait

 Perilaku upaya peningkatan kesehatan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0089. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Pola persepsi diri yang cukup untuk merasa sejahtera dan dapat
ditingkatkan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Mengekspresikan
keinginan untuk
meningkatkan konsep
diri
2. Mengekspresikan  (tidak tersedia)
kepuasan dengan diri,
harga diri, penampilan
peran, citra tubuh dan
identitas pribadi

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa percaya diri 1. Tindakan sesuai dengan


perasaan dan pikiran
2. Menerima kelebihan
yang diekspresikan
dan keterbatasan

Kondisi Klinis Terkait

 Perilaku upaya peningkatan kesehatan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0091. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Pola adaptasi dan penyelesaian masalah komunitas yang memuaskan


untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat, serta dapat
ditingkatkan untuk penatalaksanaan masalah saat ini dan mendatang

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Perencanaan aktif oleh


komunitas mengenai
1. Terdapat sumber-
prediksi stressor
sumber daya yang
2. Pemecahan masalah
adekuat untuk
aktif oleh komunitas
mengatasi stresor
saat menghadapi
masalah

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Bersepakat bahwa 1. Tersedia program untuk


komunitas bertanggung rekreasi
jawab terhadap
penatalaksanaan stres
2. Berkomunikasi positif
diantara anggota 2. Tersedia program untuk
komunitas relaksasi/ bersantai
3. Berkomunikasi positif
diantara komunitas

Kondisi Klinis Terkait


Penurunan tingkat penyakit, kecelakaan atau kekerasan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0092. Ketidakberdayaan

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil


secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang
akan datang

Penyebab

1. Program perawatan/ pengobatan yang kompleks atau jangka


panjang
2. Lingkungan tidak mendukung perawatan/ pengobatan
3. Interaksi interpersonal tidak memuaskan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif
1. Menyatakan frustasi
atau tidak mampu 1. Bergantung pada orang
melaksanakan aktivitas lain
sebelumnya

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa diasingkan
2. Menyatakan keraguan
tentang kinerja peran
1. Tidak berpartisipasi
3. Menyatakan kurang
dalam perawatan
kontrol
2. Pengasingan
4. Menyatakan rasa malu
5. Merasa tertekan
(depresi)

Kondisi Klinis Terkait

1. Diagnosis yang tidak terduga atau baru


2. Peristiwa traumatis
3. Diagnosis penyakit kronis
4. Diagnosis penyakit terminal
5. Rawat inap

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0093. Ketidakmampuan Koping Keluarga

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang


membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan
masalah kesehatan yang dihadapi klien
Penyebab

1. Hubungan keluarga ambivalen


2. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat
3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/ pengobatan yang kompleks
4. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Tidak memenuhi
kebutuhan anggota
keluarga
1. Merasa diabaikan
2. Tidak toleran
3. Mengabaikan anggota
keluarga

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Perilaku menyerang
(agresi)
2. Perilaku menghasut
(agitasi)
3. Tidak berkomitmen
4. Menunjukan gejala
psikosomatis
5. Perilaku menolak
6. Perawatan yang
mengabaikan kebutuhan
dasar klien
1. Terlalu khawatir dengan
7. Mengabaikan
anggota keluarga
perawatan/ pengobatan
2. Merasa tertekan
anggota keluarga
(depresi)
8. Perilaku bermusuhan
9. Perilaku individualistik
10. Upaya membangun
hidup bermakna
terganggu
11. Perilaku sehat terganggu
12. Ketergantungan anggota
keluarga meningkat
13. Realitas kesehatan
anggota keluarga
terganggu
Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit Alzheimer
2. AIDS
3. Kelainan yang menyebabkan paralisis permanen
4. Kanker
5. Penyakit kronis (mis. kanker, arthritis reumatoid)
6. Penyalahgunaan zat
7. Krisis keluarga
8. Konflik keluarga yang belum terselesaikan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0094. Koping Defensif

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Proyeksi evaluasi diri untuk melindungi diri dari ancaman terhadap harga
diri

Penyebab

1. Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai


2. Takut mengalami kegagalan
3. Takut mengalami penghinaan
4. Takut terhadap dampak situasi yang dihadapi
5. Kurangnya rasa percaya terhadap orang lain
6. Kurangnya kepercayaan diri
7. Kurangnya dukungan sistem pendukung (support system)
8. Harapan yang tidak realistis

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif
1. Menyalahkan orang lain
2. Menyangkal adanya
masalah
1. Hipersensitif terhadap
3. Menyangkal kelemahan
kritik
diri
4. Merasionalisasi
kegagalan

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Melemparkan tanggung
jawab
2. Tawa permusuhan
3. Sikap superior terhadap
orang lain
4. Tidak dapat
1. Meremehkan orang lain
membedakan realitas
5. Kurang minat mengikuti
perawatan/ pengobatan
6. Sulit membangun atau
mempertahankan
hubungan

Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis
2. Penyalahgunaan zat
3. Attention deficit/ hyperactivity disorder (ADHD)
4. Gangguan perilaku
5. Oppositional Defiant Disorder
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0095. Koping Komunitas Tidak Efektif

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego


Definisi

Pola adaptasi aktivitas komunitas dan penyelesaian masalah yang tidak


memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat

Penyebab

1. Paparan bencana (alam atau buatan manusia)


2. Riwayat bencana (alam atau buatan manusia)
3. Ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecahan masalah
4. Ketidakcukupan sumber daya masyarakat (mis. istirahat, rekreasi,
dukungan sosial)
5. Tidak adanya sistem masyarakat

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Komunitas tidak
memenuhi harapan
anggotanya
2. Konflik masyarakat
meningkat
3. Insiden masalah
1. Mengungkapkan
masyarakat tinggi (mis.
ketidakberdayaan
pembunuhan,
komunitas
pengrusakan, terorisme,
perampokan,
pelecehan,
pengangguran,
kemsikinan, penyakit
mental)

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Partisipasi masyarakat
kurang
1. Mengungkapkan
2. Tingkat penyakit
kerentanan komunitas
masyarakat meningkat
3. Stres meningkat
Kondisi Klinis Terkait

1. Insiden kekerasan tinggi


2. Tingkat penyakit tinggi
3. Sedikitnya kesempatan atau lokasi untuk interaksi komunitas

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0096. Koping Tidak Efektif

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Ketidakmampuan menilai dan merespon dan/atau ketidakmampuan


menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah

Penyebab

1. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi masalah


2. Ketidakadekuatan sistem pendukung
3. Ketidakadekuatan strategi koping
4. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
5. Ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stressor
6. Disfungsi sistem keluarga
7. Krisis situasional
8. Krisis maturasional
9. Kerentanan personalitas
10. Ketidakpastian

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Mengungkapkan tidak 1. Tidak mampu


mampu mengatasi memenuhi peran yang
masalah diharapkan (sesuai usia)
2. Menggunakan
mekanisme koping yang
tidak sesuai

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Penyalahgunaan zat
1. Tidak mampu 2. Memanipulasi orang lain
memenuhi kebutuhan untuk memenuhi
dasar keinginannya sendiri
2. Kekhawatiran kronis 3. perilaku tidak asertif
4. Partisipasi sosial kurang

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi perawatan kritis


2. Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD)
3. Gangguan perilaku
4. Oppositional Defiant Disorder
5. Gangguan kecemasan perpisahan
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Intoksikasi zat
10. Putus zat

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0097. Penurunan Koping Keluarga

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego


Definisi

Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan,rasa nyaman, bantuan


dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya

Penyebab

1. Situasi penyerta yang mempengaruhi orang terdekat


2. Krisis perkembangan yang dihadapi orang terdekat
3. Kelelahan orang terdekat dalam memberikan dukungan
4. Disorganisasi keluarga
5. Perubahan peran keluarga
6. Tidak tersedianya informasi bagi orang terdekat
7. Kurangnya saling mendukung
8. Tidak cukupnya dukungan yang diberikan klien pada orang terdekat
9. Orang terdekat kurang terpapar informasi
10. Salahnya/ tidak pahamnya informasi yang didapatkan orang
terdekat
11.Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar keluarga
12. Penyakit kronis yang menghabiskan kemampuan dukungan
orang terdekat
13. Krisis situasional yang dialami orang terdekat

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Orang terdekat menarik


1. Klien mengeluh/
diri dari klien
khawatir tentang respon
2. Terbatasnya komunikasi
orang terdekat pada
orang terdekat dengan
masalah kesehatan
klien

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Orang terdekat 1. Bantuan yang dilakukan


menyatakan kurang orang terdekat
terpapar informasi menunjukkan hasil yang
tentang upaya tidak memuaskan
mengatasi masalah klien 2. Orang terdekat
berperilaku protektif
yang tidak sesuai
dengan kemampuan/
kemandirian klien

Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit Alzheimer
2. AIDS
3. Kelainan yang menyebabkan paralisis permanen
4. Kanker
5. Penyakit kronis (mis. Kanker, arthritis reumatoid)
6. Penyalahgunaan zat
7. Krisis keluarga
8. Konflik keluarga yang belum terselesaikan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0098. Penyangkalan Tidak Efektif

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Upaya mengingkari pemahaman atau makna suatu peristiwa secara sadar


atau  tidak sadar untuk menurunkan kecemasan/ ketakutan yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan.

Penyebab

1. Kecemasan
2. Ketakutan terhadap kematian
3. Ketakutan mengalami kehilangan kemandirian
4. Ketakutan terhadap perpisahan
5. Ketidakefektifan strategi koping
6. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan mengatasi masalah
7. Ancaman terhadap realitas yang tidak menyenangkan
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif  Objektif

1. Tidak mengakui dirinya


1. Menunda mencari
mengalami gejala atau
pertolongan pelayanan
bahaya (walaupun
kesehatan
kenyataan sebaliknya)

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Melakukan pengobatan
sendiri
1. Mengaku tidak takut
2. Mengalihkan sumber
dengan kematian
gejala ke organ lain
2. Mengaku tidak takut
3. Berperilaku acuh tak
dengan penyakit kronis
acuh saat
3. Tidak mengakui bahwa
membicarakan peristiwa
penyakit berdampak
penyebab stress
pada pola hidup
4. Menunjukkan afek yang
tidak sesuai

Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis
2. Intoksikasi zat
3. Putus zat
4. Penyakit Alzheimer
5. Penyakit terminal

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0099. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego


Definisi

Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/ perilaku untuk


memperbaiki status kesehatan

Penyebab

1. Kurang terpapar informasi


2. Ketidakadekuatan dukugan sosial
3. Self efficacy yang rendah
4. Status sosio-ekonomi rendah
5. Stresor berlebihan
6. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
7. Pemilihan gaya hidup tidak sehat (mis. merokok, konsumsi alkohol
berlebihan)

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Menunjukkan
penolakan terhadap
perubahan status
kesehatan
2. Gagal melakukan
 (tidak tersedia)
tindakan pencegahan
masalah kesehatan
3. Menunjukkan upaya
peningkatan status
kesehatan yang minimal

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Gagal mencapai
 (tidak tersedia) pengendalian yang
optimal

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi baru terdiagnosis penyakit


2. Kondisi perubahan gaya hidup baru akibat penyakit
3. Tumor otak
4. Penyalahgunaan zat
5. Gangguan kepribadian dan psikotik
6. Depresi/ psikosis pasca persalinan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0100. Risiko Distres Spiritual

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Berisiko mengalami gangguan keyakinan atau sistem nilai pada individu


atau kelompok berupa kekuatan, harapan dan makna hidup

Faktor Risiko

1. Perubahan hidup
2. Perubahan lingkungan
3. Bencana alam
4. Sakit kronis
5. Sakit fisik
6. Penyalahgunaan zat
7. Kecemasan
8. Perubahan dalam ritual agama
9. Perubahan dalam praktik spiritual
10. Konflik spiritual
11.Depresi
12. Ketidakmampuan memaafkan
13. Kehilangan
14. Harga diri rendah
15. Hubungan buruk
16. Konflik rasial
17. Berpisah dengan sistem pendukung
18. Stres
Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis (mis. arthritis rheumatoid, sklerosis multipel)


2. Penyakit terminal (mis. kanker)
3. Retardasi mental
4. Kehilangan ekstermitas
5. Sudden infant death syndrome (SIDS)
6. Kelahiran mati, kematian janin, keguguran
7. Kemandulan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0101. Risiko Harga Diri Rendah Kronis

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Berisiko mengalami evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri


atau kemampuan klien yang berlangsung dalam waktu lama dan terus
menerus.

Faktor Risiko

1. Gangguan psikiatrik
2. Kegagalan berulang
3. Ketidaksesuaian budaya
4. Ketidaksesuaian spiritual
5. Ketidakefektifan koping terhadap kehilangan
6. Kurang mendapat kasih sayang
7. Kurang keterlibatan dalam kelompok/ masyarakat
8. Kurang penghargaan dari orang lain
9. Ketidakmampuan menunjukkan perasaan
10. Perasaan kurang didukung orang lain
11.Pengalaman traumatik
Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit kronis
2. Penyakit degeneratif
3. Gangguan perilaku
4. Gangguan perkembangan
5. Gangguan mental
6. Penyalahgunaan zat
7. Gangguan mood
8. Trauma
9. Pasca pembedahan
10. Kehilangan fungsi tubuh

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0102. Risiko Harga Diri Rendah Situasional

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Berisiko mengalami evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri


atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.

Faktor Risiko

1. Gangguan gambaran diri


2. Gangguan fungsi
3. Gangguan peran sosial
4. Harapan tidak realistis
5. Kurang pemahaman terhadap situasi
6. Penurunan kontrol terhadap lingkungan
7. Penyakit fisik
8. Perilaku tidak sesuai dengan nilai setempat
9. Kegagalan
10. Perasaan tidak berdaya
11.Riwayat kehilangan
12. Riwayat pengabaian
13. Riwayat penolakan
14. Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual)
15. Transisi perkembangan

Kondisi Klinis Terkait

1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Kondisi baru terdiagnosis (mis. diabetes melitus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0103. Risiko Ketidakberdayaan

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil


secara signifikan; persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang
akan datang

Faktor Risiko

1. Perjalanan penyakit yang berlangsung lama atau tidak dapat


diprediksi
2. Harga diri rendah yang berlangsung lama
3. Status ekonomi rendah
4. Ketidakmampuan mengatasi masalah
5. Kurang dukungan sosial
6. Penyakit yang melemahkan secara progresif
7. Marginalisasi sosial
8. Kondisi terstigma
9. Penyakit terstigma
10. Kurang terpapar informasi
11.Kecemasan

Kondisi Klinis Terkait

1. Diagnosis yang tidak terduga atau baru


2. Peristiwa traumatis
3. Diagnosis penyakit kronis
4. Diagnosis penyakit terminal
5. Rawat inap

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0104. Sindrom Pasca Trauma

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Respon maladaptif yang berkelanjutan terhadap kejadian trauma

Penyebab

1. Bencana
2. Peperangan
3. Riwayat korban perilaku kekerasan
4. Kecelakaan
5. Saksi pembunuhan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif
1. Memori masa lalu
1. Mengungkapkan secara
terganggu
berlebihan atau
2. Mimpi buruk berulang
menghindari
3. Ketakutan berulang
pembicaraan kejadian
4. Menghindari
trauma
aktivitas,tempat atau
2. Merasa cemas
orang yang
3. Teringat kembali
membangkitkan
kejadian traumatis
kejadian trauma

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Minat berinteraksi
dengan orang lain
menurun
2. Konfusi atau disosiasi
3. Gangguan interpretasi
realitas
1. Tidak percaya pada 4. Sulit berkonsentrasi
orang lain 5. Waspada berlebihan
2. Menyalahkan diri sendiri 6. Pola hidup terganggu
7. Tidur terganggu
8. Merusak diri sendiri
(mis. konsumsi alkohol,
penggunaan zat,
percobaan bunuh diri,
tindakan kriminal)

Kondisi Klinis Terkait

1. Korban kekerasan
2. Post traumatic stress disorder (PTSD)
3. Korban bencana alam
4. Multiple personality disorder
5. Korban kekerasan seksual
6. Korban peperangan
7. Cedera multipel (kecelakaan lalu lintas)

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0105. Waham
Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Definisi

Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

Penyebab

1. Faktor biologis: Kelainan genetik/ keturunan, kelainan neurologis


(mis. gangguan sistem limbik, gangguan ganglia basalis, tumor otak)
2. Faktor psikodimanik (mis. isolasi sosial, hipersensitif)
3. Maladaptasi
4. Stres berlebihan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif  Objektif

1. Menunjukkan perilaku
sesuai isi waham
1. Mengungkapkan isi 2. Isi pikir tidak sesuai
waham realitas
3. Isi pembicaraan sulit
dimengerti

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif  Objektif

1. Merasa sulit 1. Curiga berlebihan


berkonsentrasi 2. Waspada berlebihan
2. Merasa khawatir 3. Bicara berlebihan
4. Sikap menentang atau
permusuhan
5. Wajah tegang
6. Pola tidur berubah
7. Tidak mampu
mengambil keputusan
8. Flight of idea
9. Produktuktifitas kerja
menurun
10. Tidak mampu merawat
diri
11. Menarik diri

Kondisi Klinis Terkait

1. Skizofrenia
2. Gangguan sistem limbik
3. Gangguan ganglia basalis
4. Tumor otak
5. Depresi

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai