Anda di halaman 1dari 15

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN KEHILANGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Jiwa


Dosen Pengampu Ibu Lia Juniarni., Sp. Kep. J

Disusun Oleh:
Aas Nurhayati Regita Gustiani
Ade Sugih Rihantini
Ajeng Putri Rista Nur Apriliani
Asep Wahyu Sarah Nurahmah
Dita Mutiara Dewi Sofi Khoerunisa
Hasnaini Tsania Putri Tita Martini
Pitri Wanda Fatmatul Hikmah

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2022
KEHILANGAN
KONSEP TEORI KEHILANGAN/DUKACITA
1. Definisi
Lambert & Lambert mengatakan bahwa: kehilangan adalah suatu keadaan
individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman
yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan cenderung
mengalami kembali walaupun dalam bentuk berbeda.
Dukacita adalah proses kompleks yang normal meliputi respons dan perilaku
emosional, fisik, spiritual, sosial dan intelektua ketika individu memasukan
kehilangan yang aktual, adaptif atau dipersepsikan ke dalam kehidupan sehari - hari
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan
a. Arti dari kehilangan setiap individu berbeda. Contoh seorang peragawati akan
memiliki kehilangan lebih besar bila kehilangan salah satu anggota tubuhnya
dibandingkan dengan seorang wanita pekerja biasa.
b. Sosial budaya. Faktor sosial budaya berpengaruh dalam memaknai suatu
kehilangan.
c. Kepercayaan / spiritual
d. Peran seks / jenis kelamin
e. Status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap
kehilangan.
f. Kondisi fisik individu
3. Tipe kehilangan
Kehilangan dibagi dalam dua tipe yaitu:
a. Kehilangan aktual atau nyata. Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau
diidentifikasi oleh orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebagian,
amputasi, kematian orang yang sangat berarti / dicintai.
b. Kehilangan persepsi. Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit
utnuk dapat dibuktikan, misalnya: seseorang yang berhenti bekerja / PHK
menyebebkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
4. Jenis – jenis kehilangan
Terdapat 5 jenis kehilangan, yaitu:
a. Kehilangan seseorang yang dicintai, dan sangat bermakna atau orang yang
berarti merupakan salah satu jenis kehilangan yang paling mengganggu dari tipe
– tipe kehilangan. Kematian orang yang dicintai dan bermakna dalam kehidupan
individu akan menimbulkan kehilangan bagi orang yang mencintainya. Hal ini
dikarenakan hilangnya keintiman, intensitas dan ketergantungan serta ikatan
atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami / istri atau anak biasanya
membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
b. Kehilangan pada diri sendiri (loss of self) adalah kehilangan diri atau anggapan
tentang mental seseorang, meliputi kehilangan perasaan terhadap keatraktifan,
diri sendiri, kehilangan kemampuan fisik dan mental, serta kehilangan akan
peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari askpek diri mungkin
sementara atau menetap, sebagian atau seluruhnya. Beberapa aspek lain yang
dapat hilang dari seseorang, misalnya kehilangan pendengaran, ingatan usia
muda, fungsi tubuh.
c. Kehilangan objek eksternal, misalnya kehilangan benda milik sendiri atau
bersama – sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang
dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan
kegunaan benda tersebut.
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal, diartikan sebagai terpisahnya
individu dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar
belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara menetap.
Misalnya pindah ke kota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan
proses penyesuaian baru. Kehilangan kehidupan / meninggal. Seseorang pasti
akan mengalami kematian, baik mati secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan atau orang disekitarnya, sampai dengan kematian yang sesungguhnya.
Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
5. Tahapan (Fase) Kehilangan
Tahap fase kehilangan dimulai dari:
Denial→ Anger → Bergaining → Depression→ Acceptance
a. Fase Denial
1) Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak mempercayai
kenyataan
2) Ungkapan verbal pada fase ini biasanya individu mengatakan itu tidak
mungkin, saya tidak percaya itu terjadi
3) Perubahan fisik, letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak
janting cepat, menangis, gelisah
b. Fase Anger (marah)
1) Individu mulai menyadari kenyataan yang terjadi
2) Timbul respon marah yang diproyeksikan pada orang lain
3) Reaksi fisik yang timbul adalah : muka merah, nadi cepat, gelisah, susah
tidur, tangan mengepal serta perilaku agresif
c. Fase Bargaining (tawar – menawar)
1) Ungkapan secara verbal pada fase ini adalah; kenapa harus terjadi pada
saya? Kalau saja yang sakit bukan saya, seandainya saya hati – hati
d. Fase Depression (Depresi/Sedih)
1) Menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara ata putus asa
2) Gejala pada fase ini individu menolak makan, mengeluh sulit tidur, letih,
dorongan libido menurun
e. Fase Acceptance (Menerima)
1) Pikiran pada obyek yang hilang mulai berkurang
2) Ungkapan verbal pada fase ini adalah “apa yang dapat saya lakukan agar
saya cepat sembuh, yah akhirnya saya harus operasi”
6. Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain:
a. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
b. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
c. Reaksi emosional yang lambat
d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
KONSEP PROSES KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Pengkajian
Hasil pengkajian di dapatkan data yaitu:
Perasaan sedih, menangis, perasaan putus asa, kesepian, mengingkari, kehilagan,
kesulitan mengekspresikan perasaan, kosentrasi menurun, kemarahan yang
berlebihan, tidak berminat dan berinteraksi dengan orang lain, merenungkan
perasaan bersalah secara berlebihan, reaksi emosional yang lambat, adanya
perubahan kebiasaan makan, pila tidur, tingkat aktivitas.
2. Analisa Data dan Rumusan Masalah

No Data Masalah
1 Subjektif: Pasien merasa tidak bisa Duka cita
melupakan kehilangan, Pasien terus
menangis/ mengingat suaminya
Objektif: Pasien marah- marah, TD: 130/90
mmhg, p:20 x/menit, N:90x/menit

3. Diagnosa Keperawatan

Tanda Dan Gejala


Mayor

Subjektif Objektif

Tidak menerima kehilangan Marah

Menyalahkan Menangis

Merasa bersalah Pola tidur berubah

Merasa sedih Tidak mampu berkonsentrasi

Merasa tidak ada harapan Memisahkan diri

Minor

Subjektif Objektif

5
Mimpi buruk atau pola mimpi Memelihara hubungan dengan
berubah yang hilang

Merasa tidak berguna Fungsi imunitas terganggu


(mudah sakit)

Kondisi Klinis Terkait

1. Amputasi
2. Melahirkan tidak berguna
3. Penyakit kronis dan terminal (diabetes melitus, stroke, TBC, paru, kanker)
4. Tindakan Keperawatan

Tindakan Pada Klien


Tindakan keperawatan ners
a. Kaji tanda dan gejala berduka dan identifikasi kehilangan yang terjadi
b. Jelaskan proses terjadinya berduka dan sesuai dengan tahapan kehilangan
berduka, yaitu mengingkari, marah, tawar- menawar, depresi dan menerima
c. Latih melalui tahapan kehilangan/ berduka:
1) Mengingkari: diskusikan fakta- fakta tentang kehilangan. Misalnya:
a) Kehilangan kesehatan: sampaikan hasil pemeriksaan penunjang
b) Kehilangan orang yang dicintai: sampaikan proses kematiannya
2) Marah: latih relaksasi dan mengekspresikan emosi dengan konstruktif
3) Tawar- menawar: diskusikan harapan/ rencana yang tidak tercapai dan
kaitkan dengan kenyataan
4) Depresi: latihan mengidentifikasi aspek positif dari kehilangan dan
kehidupan yang masih di jalani
5) Menerima: latih melakukan kegiatan hidup sehari- hari dengan
pendampingan
d. Beri pujian, motivasi dan bimbingan
Tindakan Keperawatan Spesialis
a. Terapi kognitif:

6
1) Sesi 1: mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif
2) Sesi 2: melawan [ikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: memanfaatkan sistem pendukung
4) Sesi 4: mengevaluasi manfaat melawn pikiran negatif
b. Logoterapi:
1) Sesi 1: identifikasi masalah yang dihadapi, perubahan yang terjadi
2) Sesi 2: identifikasi respons terhadap masalah psikososial dan cara
mengatasinya, tambahan respons bio dan sosial
3) Sesi 3: logoterapi dengan teknik medical ministry
4) Sesi 4: evaluasi

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Tindakan keperawatan ners
a. Kaji masalah yang diarasakan keluarga dalam merawat klien yang berduka
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses/ tahapan/ berduka/ kehilangan
serta memutuskan cara merawat
c. Latih keluarga cara merawat dan mendapingi klien melalui tahapan berduka/
kehilangan sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah diberikan
d. Latih keluarga menciptakan suasana yang mendukung proses kehilangan.
Misalnya, telah ada yang menemani klien melalui masa berdukannya
e. Diskusikan tanda dan gejala berduka yang belum selesai dan memelurkan
rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya bersedih lebih dari 2
minggu.
Tindakan keperawatan spesialis: psikoedukasi keluarga (family psychoeducation)
a. Sesi 1: mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami klien dan masalah
kesehatan keluarga (care gver) dalam merawat klien
b. Sesi 2: merawt masalah kesehatan klien
c. Sesi 3: manajemen stres untuk keluarga
d. Sesi 4: manajemen beban untuk keluarga
e. Sesi 5: memanfaatkan sistem pendukung

7
f. Sesi 6: mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga

Tindakan Pada Kelompok Klien


Tindakan keperawatan spesialis: terapi suportif
a. Sesi 1: identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan di luar
keluarga
b. Sesi 2: latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
c. Sesi 3: latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga
d. Sesi 4: evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung

Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter jika ditemukan tanda dan gejala depresi
dengan menggunakan ISBAR dan TbaK
2. Memberikan terapi dokter (obat) kepada klien: edukasi 8 benar prinsip
pemberian obat dengan menggunakan konsep safety pemberian obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
5. Evaluasi Keperawatan
a. Penurunan tanda dan gejala berduka
b. Peningkatan kemampuan klien mengatasi keadaan berduka
c. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawt klien berduka
6. Rencana Tindak Lanjut
a. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis
keperawtan jiwa
b. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fsilitas pelayanan kesehatan primer
di pukesmas, pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di rumah sakit
c. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa
kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitas psikososial yang tersedia di
masyarakat

8
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN PADA NY. ELISA

Ny. Elisa, usia 25 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan
sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ny. Elisa meninggal
karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, keluarga Ny. Elisa mengatakan Ny. Elisa
tidak menerima suaminya meninggal dunia. Ny. Elisa terlihat marah marah, wajahnya
terlihat merah dan gelisah.

1. Analisa data
TGL DATA MASALAH
20/05/2022 DS: Duka cita
- keluarga ibu elisa mengatakan
Ny. Elisa tidak menerima
suaminya meninggal dunia
DO:
- Ibu elisa terlihat marah marah,
wajah terliaht merah dan gelisah.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Duka cita

9
3. Rencana Keperawatan Jiwa
No. Perencanaan
No. Tgl Rasional
Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi keperawatan
1. 20/05/2022 1 Setelah 1. Ny. Elisa dapat 1. Jelaskan proses terjadinya 1. Agar Ny. Elisa mengetahui
dialakukan mengetahui cara berduka sesuai dengan tahapan kehilangan saat
tindakan mengatasi tahapan kehilagan berduka berduka..
keperawatan kehilangan secara yaitu mengingkari, marah,
selama 3 x 24 bertahap tawar menawar, depresi dan
jam, Ny. Elisa 2. Ny. Elisa dapat menerima.
dapat memanajemen 2. Latih Ny. Elisa melalui 2. Agar Ny. Elisa dapat
menyelesaikan rasa marah tahapan kehilangan atau mengeluarkan emosi dan
masa berduka. 3. Ny. Elisa merasa berduka : rasa kehilangan.
mampu a. Marah : latih relaksasi dan
beradaptasi mengekspresikan emosi
dengan keadaan. dengan konstruktif.
3. Latih keluarga cara merawat 3. Agar keluarga dapat
dan mendampingi Ny. Elisa megetahui cara merawat dan
melalui tahapan berduka mendampingi Ny. Elisa saat
kehilangan sesuai dengan berduka.

10
asuhan keperawatan yang
telah di berikan.

11
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.
NO. Tgl IMPLEMENTASI Evaluasi
DX
1. 20/05/2022 1 1. Menjelaskan proses terjadinya S : Keluarga Ny. Elisa
berduka sesuai dengan tahapan mengatakan ibu elisa tidak
kehilagan berduka yaitu meng menerima suaminya
ingkari, marah, tawar menawar, meninggal dunia.
depresi dan menerima. O : Ibu elisa terlihat marah
2. Melatih Ny. Elisa melalui tahapan marah, wajah terliaht merah
kehilangan atau berduka : dan gelisah.
a. Marah : latih relaksasi dan
mengekspresikan emosi dengan A : masalah belum teratasi
konstruktif. P:
3. Melatih keluarga cara merawat dan 1. Jelaskan proses
mendampingi Ny. Elisa melalui terjadinya berduka sesuai
tahapan berduka kehilangan sesuai dengan tahapan kehilagan
dengan asuhan keperawatan yang berduka yaitu meng ingkari,
telah di berikan. marah, tawar menawar,
depresi dan menerima.
2. Latih Ny. Elisa
melalui tahapan kehilangan
atau berduka :
a. Marah : latih relaksasi
dan mengekspresikan emosi
dengan konstruktif.
3. Latih keluarga cara
merawat dan mendampingi
Ny. Elisa melalui tahapan
berduka kehilangan sesuai

12
dengan asuhan keperawatan
yang telah di berikan.
I:
1. Menjelaskan proses
terjadinya berduka sesuai
dengan tahapan kehilagan
berduka yaitu meng ingkari,
marah, tawar menawar,
depresi dan menerima.
2. Melatih Ny. Elisa
melalui tahapan kehilangan
atau berduka :
a. Marah : latih relaksasi
dan mengekspresikan emosi
dengan konstruktif.
Melatih keluarga cara
merawat dan mendampingi
Ny. Elisa melalui tahapan
berduka kehilangan sesuai
dengan asuhan keperawatan
yang telah di berikan.
E : Ny. Elisa tampak masih
marah dan gelisah.
R : Tindakan dilanjutkan
2. 21/05/2022 2 1. Menjelaskan proses terjadinya S : Keluarga Ny. Elisa
berduka sesuai dengan tahapan mengatakan ibu elisa tidak
kehilagan berduka yaitu meng ingkari, menerima suaminya
marah, tawar menawar, depresi dan meninggal dunia
menerima. O : Ibu elisa sudah terlihat

13
4. 2. Melatih Ny. Elisa melalui tahapan tenang
kehilangan atau berduka :
a. Marah : latih relaksasi dan A : masalah belum teratasi
mengekspresikan emosi dengan P : Latih keluarga cara
konstruktif. merawat dan mendampingi
3. Melatih keluarga cara merawat dan Ny. Elisa melalui tahapan
mendampingi Ny. Elisa melalui tahapan berduka kehilangan sesuai
berduka kehilangan sesuai dengan dengan asuhan keperawatan
asuhan keperawatan yang telah di yang telah di berikan.
berikan. I : Melatih keluarga cara
merawat dan mendampingi
Ny. Elisa melalui tahapan
berduka kehilangan sesuai
dengan asuhan keperawatan
yang telah di berikan.
E : Keluarga Ny. Elisa
mengatakan Ny. Elisa masih
tidak menerima suaminya
meinggal dunia
R : Tindakan di lanjutkan

3. 22/05/2022 3 1. 1. Melatih keluarga cara merawat dan S : Keluarga Ny. Elisa


mendampingi Ny. Elisa melalui tahapan
mengatakan sudah
berduka kehilangan sesuai dengan
asuhan keperawatan yang telah di menerima keadaan.
berikan.
O: Ibu elisa sudah terlihat
tenang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

14
Hidayat. (2012). Jenis Kehilangan. 9–25.
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214123641403.pdf
Nurhayati, N., Rahmadani, S. D., Marfuah, D., & Mutiar, A. (2017). Gambaran Kualitas
Hidup Penderita Kanker Serviks: Literatur Review. Journal of Maternity Care And
Reproductive Health, 3(3), 329–344.
Widodo, D., Juairiah, Sumantrie, P., Siringoringo, S., Pragholapati, A., Purnawinandi, G.,
Manurung, A., Kadang, Y., Anggraini, N., Hardiyati, Widastuti, S., Sari, T., &
Nasution, R. (2022). Keperawatan Jiwa. 29.
(Hidayat, 2012)

15

Anda mungkin juga menyukai