Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Keperawatan jiwa


Dosen Pengampu : Ns. Ayu Pratiwi, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Nuradini (23020197)
2. Candrawati Al Nurjanah (23020249)
3. Sonia Aprilia (23020321)
4. Neng Yeni (23020314)
5. Surya Niaga (23020272)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TAHUN 2024
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA KLIEN
DENGAN KEHILANGAN

A. Konsep dasar penyakit


1. Definisi
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung
akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda (Yosep, 2011).
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
2. Rentang Respon Kehilangan

Denial—–> Anger—–> Bergaining——> Depresi——> Acceptance

1) Fase denial
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan,
detak jantung cepat, menangis, gelisah.
2) Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
d. Perilaku agresif.

3) Fase bergaining / tawar- menawar.

a. Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan
saya “ seandainya saya hati-hati “.

4) Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

5) Fase acceptance

a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.


b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah,
akhirnya saya harus operasi “

3. Etiologi

Faktor – Faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan, tergantung :

a. Arti dari kehilangan setiap individu berbeda. Contoh seorang peragawati akan
memiliki kehilangan lebih besar bila kehilangan salah satu anggota tubuhnya
dibandingkan dengan seorang wanita pekerja biasa.

b. Sosial budaya. Faktor sosial budaya berpengaruh dalam memaknai suatu kehilangan.

c. Kepercayaan / spiritual

d. Peran seks / jenis kelamin

e. Status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap
kehilangan.

f. Kondisi fisik individu

4.Pohon Masalah

Harga Diri Rendah EFEK

Kehilangan Disfungsional MASALAH UTAMA

Kematian Suami CAUSA


5. Jenis-jenis kehilangan

Terdapat 5 jenis kehilangan, yaitu :

a. Kehilangan seseorang yang dicintai, dan sangat bermakna atau orang yang berarti
merupakan salah satu jenis kehilangan yang paling mengganggu dari tipe – tipe
kehilangan. Kematian orang yang dicintai dan bermakna dalam kehidupan individu
akan menimbulkan kehilangan bagi orang yang mencintainya. Hal ini dikarenakan
hilangnya keintiman, intensitas dan ketergantungan serta ikatan atau jalinan yang
ada, kematian pasangan suami / istri atau anak biasanya membawa dampak
emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
b. Kehilangan pada diri sendiri (loss of self) adalah kehilangan diri atau anggapan
tentang mental seseorang, meliputi kehilangan perasaan terhadap keatraktifan, diri
sendiri, kehilangan kemampuan fisik dan mental, serta kehilangan akan peran dalam
kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari askpek diri mungkin sementara atau
menetap, sebagian atau seluruhnya. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari
seseorang, misalnya kehilangan pendengaran, ingatan usia muda, fungsi tubuh.
c. Kehilangan objek eksternal, misalnya kehilangan benda milik sendiri atau bersama –
sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.

6. Tipe Kehilangan

Kehilangan dibagi dalam dua tipe yaitu :

a. Kehilangan aktual atau nyata. Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau
diidentifikasi oleh orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebagian,
amputasi, kematian orang yang sangat berarti / dicintai.
b. Kehilangan persepsi. Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan
sulit utnuk dapat dibuktikan, misalnya : seseorang yang berhenti bekerja / PHK
menyebebkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

7. Tanda dan Gejala

Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain :

a. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil


b. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan c. Reaksi emosional yang lambat
d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
c. Reaksi emosional yang lambat
d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal

Tanda yang mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain :

a. Isolasi sosial atau menarik diri


b. Gagal untuk mengembangkan hubungan / minat – minat baru
c. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian

Selama pengkajian harus mengumpulkan data tentang sifat dari krisis dan
pengaruhnya. Maka pengkajian harus dilaksanakan secara spesifik dan berorientasi
pada masalah yang actual. Aspek-aspek yang perlu dikaji:
a. Faktor Predisposisi
1) Keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan masalahnya.
2) Krisis maturasi mengenai satu periode transisi yang dapat mengganggu
keseimbangan psikologis.
3) Krisis maturasi mengenai perubahan peran.
b. Faktor Prespitasi
1) Mengidentifikasi factor pencetus, termasuk kebutuhan yang terancam,
misalnya :
a) Kehilangan orang yang dicintai, baik perpisahan maupun kematian yang
lazim disebut krisisituasi
b) Kehilangan biopsikososial, seperti: kehilangan salah satu bagian tubuh
karena operasi, sakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran social,
kehilangan kemampuan melihat dan sebagainya
c) Kehilangan milik pribadi, misalnya: kehilangan harta benda, kehilangan
kewarganegaraan, rumah kena gusur dan sebagainya
d) Ancaman kehilangan,, misalnya: anggotakeluarga yang sakit,
perselisihan yang hebatdenganpasanganhidup
2) Mengidentifikasi persepsi klien terhadap kejadian Persepsi terhadap kejadian
yang menimbulan krisis, termasuk pokok pikiran daningatanyang berkaitan
dengan kejadian tersebut
a) Apa arti/makna kejadian terhadap individu
b) Pengaruh kejadian terhadap masa depan.
c) Apakah individu memandang kejadian tersebut secara realistic
3) Mengidentifikasi sifat dan kekuatan sistem pendukung. Meliputi keluarga,
sahabat dan orang-orang yang penting bagi klien yang mungkin dapat
membantu:
a) Dengan siapa klien tinggal, tinggal sendiri, dengan keluarga, dengan
teman.
b) Apakah punya teman tempat mengeluh.
c) Apakah bisa menceritakan masalah yang dihadapi bersama keluarga.
d) Apakah ada orang atau lembaga yang memberikan bantuan.
e) Apakah mempunyai keterampilan untuk mengganti fungsi orang yang
hilang.
4) Mengidentifikasikan kekuatan dan mekanisme koping yang lalu termasuk
strategi koping yang berhasil dan tidak berhasil.
a) Apakah yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi
b) Cara apa yang pernah berhasil dan tidak berhasil, serta apa saja yang
dapat menyebabkan kegagalan.
c) Apa saja yang sudah dilakukanuntuk mengatasi masalah sekarang.
d) Apakah suka mengikuti latihan olahraga untuk mengatasi ketegangan.
e) Apakah mencetuskan perasaannya dengan menangis.

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data dan
merumuskan masalah. Setelah selesai melakukan pengkajian kelompokan data (subyektif
dan obyektif) dan merumuskan masalah keperawatan.

Contoh: Analisa data dan masalah kasus fiktif

No Data Masalah
Subyektif : Tidak dapat tidur, tidak nafsu makan tidak Kehilangan
memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan apapun.
Pasien mengeluh lemas seluruh badan seperti mati
rasa. Pasien mengatakan keluhan tersebut terjadi sejak
kematian suaminya 5 bulan yang lalu. Pasien merasa
suaminya masih hidup dan hanya pergi untuk
sementara waktu saja. Pasien mengatakan sejak
kematian suaminya dirinya merasa kesepian, tidak ada
yang memperhatikan dan merasa sendiri, dunia terasa
hampa dan sebagian dari dirinya ikut pergi. Obyektif :
TD 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan
20x/menit, pasien tampak lesu, tidak bersemangat dan
tangan dingin.

3.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Berduka berhubungan dengan Kematian keluarga atau orang yang berarti.


2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi
masalah
3.3 Rencana Tindakan keperawatan

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
D.0081 Berduka. Tingkat berduka Dukungan Proses Berduka
Definisi : Respon Tujuan: Setelah dilakukan Observasi:
psikososial yang tindakan keperawatan 3x24  Identifikasi kehilangan
ditunjukan oleh klien jam diharapkan keluarga dapat yang dihadapi
akibat kehilangan (orang, menerima kehilangan.  Identifikasi proses berduka
objek, fungsi, status, Kriteria Hasil: yang alami
bagian tubuh atau 1.Verbalisasi perasaan sedih  Identifikasi sifat
hubungan). menurun keterikatan pada benda
2. Verbalisasi perasaan yang hilang atau orang
bersalah atau menyalahkan yang meninggal
orang lain menurun  Identifikasi reaksi awal
3.Menangis menurun terhadap kehilangan
Terapeutik:
 Tunjukkan sikap
menerima dan empati
 Motivasi agar mau
mengungkapkan perasaan
kehilangan
 Motivasi untuk
menguatkan dukungan
keluarga atau orang
terdekat
 Fasilitasi melakukan
kebiasaan sesuai dengan
budaya, agama dan norma
sosial
 Fasilitasi mengekspresilan
perasaan dengan cara yang
nyaman (mis.membaca
buku,menulis,menggambar
atau bermain)
 Diskusikan strategi kopig
yang dapat digunakan
Edukasi
 Jelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar
menawar, sepresi dan
menerima adalah wajar
dalam menghadapi
kehilangan
 Anjurkan mengidentifikasi
ketakutan terbesar pada
kehilangan
 Anjurkan mengekspresikan
perasaan tentang kehilangan
 Ajarkan melewati proses
berduka secara bertahap

D.0096 Koping tidak Tujuan: Setelah dilakukan Dukungan pengambilan


efektif. tindakan keperawatan 3x24 keputusan
Pengertian jam diharapkan koping Observasi:
Ketidakmampuan membaik.  Identifikasi persepsi
menilai dan merespon Kriteria Hasil: mengenai maslah saat
stesor yang ada untuk 1. Kemampuan memenuhi pembuatan keputusan
mengatasi masalah peran sesuai usia kesehatan
2. Perilaku koping adaptif Terapeutik:
3. Verbalisasi kemampuan  Fasilitasi mengklarifikasi
mengatasi masalah nilai dan harapan yang
4. Verbalisasi pengakuan membantu membuat
masalah pilihan
5. Verbalisasi kelemahan diri  Diskusikan kelebihan dan
menurun kekurangan dari setiap
solusi
 Fasilitasi melihat situasi
secara realistic
 Motivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
 Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
 Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
 Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada orang
lain, jika perlu
 Fasilitasi hubungan antara
pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya
Edukasi
 Informasikan alternative
solusi secara jelas
 Berikan informasi yang
diminta pasien
 Diskusikan perubahan
peran yang diperlukan
akibat penyakit atau
ketidakmampuan
Promosi koping
Observasi
 Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
 Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
 Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
 Identifikasi pemahaman
proses penyakit
 Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan
 Identifikasi metode
penyelesaian masalah
 Identifikasi kebutuahn dan
keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
 Diskusikan perubahan
peran yang dialami
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
 Diskusikan alas an
mengkritik diri sendiri
 Diskusikan untuk
mengklarifikasi
keslahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
 Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
 Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
 Fasilitasi dalam
memperoleh informasi
yang dibutuhkan
 Berikan pilihan realistis
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
 Motivasi untuk
menentukan harapan yang
realistis
 Tinjau kembali
kemampuan dalam
pengambilan keputusan
 Hindari mengambil
keputusan saat pasien
verada dibaeah tekanan
 Motivasi terlibat dalam
kegiatan social
 Motivasi mengidentifikasi
system pendukung yang
tersedia
 Damping saat berduka
(mis.penyakit kronis,
kecacatan)
 Perkenalkan dengan orang
atau kelompok atau
kelompok yang berhasil
mengalami pengalaman
sama
 Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
 Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam
Edukasi
 Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
 Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika perlu

2.4 Implementasi

Membantu klien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan, atau


ancaman yang mengganggu pemenuhan tuntutan dan peran hidup, mengunakan proses
bantuan interaktif yang berfokus pada keutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang
terdekat untuk mendukung koping, penyelesaian masalah dan hubungan interpersonal, :
memberi informasi dan dukungan yang mengambil keputusan mengenai perawatan
kesehatan, membantu pasien untuk memediasi perilaku impulsif melalui penerapan
strategis penyelesaian masalah pada situasi sosial atau interpersonal.

2.5 Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan :

1. Klien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses berduka yang
normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap-tiap tahap.
2. Klien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan
mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga konsep kehilangan
secara jujur.
3. Klien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-perilaku yang
berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan
aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.
4. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan
5. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan
6. Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain

7. Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat

kehilangan
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. (2009) . Pengelolaan Mental Health Nursing pada Pelayanan Umum. Malang
Kim. (2016). Perilaku gangguan psikologis Skizofrenia. Jakarta : Pustaka Setia.

Ahsyari, E.R. N. (2015). Kelelahan emosional dan strategi coping pada wanita single parent.
eJuornal psikologis, 3(1). 422-432

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta :
Rineka Cipta

Disusun oleh : Ns.Erita, S.Kep.,M.Kep Ns.Sri Hununwidiastuti,M.Kep.,Sp.Jiwa Ns.Hasian


Leniwita,S.Kep.,M.Kep PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2019

Anda mungkin juga menyukai