I. Konsep Dasar
Tipe-tipe ‘kehilangan’ :
1. Actual loss (kehilangan aktual)
Kehilangan yang nyata (aktual) dapat dilihat oleh orang lain dan dapat
timbul baik sebagai respon maupun situasi yang diantisipasi terlebih dahulu
Misalnya seorang wanita yang suaminya dalam keadaan sakratul maut, ia
menghadapi situasi seolah-olah kehilangan sudah terjadi karena ia tahu bahwa
suaminya pasti akan segera mati.
2. Perceived loss (kehilangan yang dipikirkan)
Ini adalah pengalaman kehilangan yang dialami seseorang tetapi tidak
dapat dibuktikan oleh orang lain biasanya akibat kehilangan secara psikologis.
Misalnya seorang wanita karir harus berhenti bekerja karena merawat anaknya di
rumah, bisa merasakan kehilangan kebebasan atau kemandiriannya
3. Anticipatory loss (kehilangan yang sudah diantisipasi terlebih dahulu)
Ini adalah rasa kehilangan sebelum kehilangan yang sesungguhnya
terjadi. Seseorang merasa terancam akan kehilangan sesuatu.
Sumber-sumber kehilangan :
1. Aspek diri
Kehilangan aspek diri meliputi kehilangan dalam gambaran diri,
kehilangan kesehatan atau juga kematian diri sendiri yang akan datang. Setiap
orang mempunyai persepsinya yang berbeda-beda terhadap gambaran dirinya.
Tingkat kehilangan yang dirasakan seseorang tergantung dari kematangan
seseorang dalam konsep diri. pada masa tua membuat orang kehilangan
pekerjaan (pensiun), kemandirian, kesehatan, teman-teman & keluarga
2. Obyek eksternal
Kehilangan obyek eksternal meliputi :
1) Kehilangan benda mati yang penting, misalnya uang, kehilangan rumah akibat
kebakaran
2) Kehilangan obyek berupa benda hidup, misalnya binatang/tanaman
kesayangan
3. Lingkungan
Rasa kehilangan bisa timbul akibat seseorang terpisah dari lingkungan
dan orang-orang yang dapat memberi rasa aman.
1. Masa kanak-kana
2. Remaja dan dewasa muda
3. Dewasa tua
Kematian pada dewasa tua sering terjadi, tetapi respon individu terhadap
kematian tetap berbeda-beda. Biasanya krisis ini bersamaan dengan semakin
banyaknya penyakit pada janda/duda yang ditinggalkan, sehingga perawat harus
memperhatikan dampak dari respon berduka terhadap seorang dewasa tua.
1. Pengingkaran (Denail)
Tahap kejutan dan penolakan → awal diagnosa penyakit . Respons individu : “itu
tidak mungkin!”, “saya tidak percaya” . Fokus pada denial → tidak dapat
memperhatikan fakta yang dijelaskan. Perasaan tidak percaya, syok, Tanda :
menangis, gelisah, lemah, letih, pucat.
2. Marah (Anger)
Perasaan marah yang tidak terkendali, dapat diproyeksikan pada benda atau
orang. Respons individu : “saya…?, tidak, mengapa saya…”. Dan muncul
perasaan sedih, rasa bersalah dan marah. Tanda : Muka merah, suara keras,
tangan mengepal, nadi cepat, gelisah dan prilaku agresif. Merupakan mekanisme
pertahanan yang ditujukan pada kesehtan dan¬ kehidupan.
4. Depresi
5. Menerima (acceptance)
Tipe-tipe berduka:
1. Abbreviated grief (berduka singkat)
Berduka ini benar-benar terjadi tetapi segera hilang. Obyek yang terhilang
mungkin tidak terlalu berarti bagi klien atau sudah diganti dengan segera dengan
obyek yang lain.
2. Anticipatory grief
Anticipatory grief adalah rasa duka terhadap kehilangan yang masih akan
dialami. Misalnya seorang istri yang suaminya sekarat, atau seorang gadis yang
akan menjalani operasi di wajahnya yang pasti akan meninggalkan bekas yang
buruk
3. Pathologic or dysfunctional grief
a. Unresolved grief
Unresolved grief adalah berduka yang lama dan berat
b. Inhibited grief
Inhibited grief adalah berduka tetapi gejala-gejalanya secara emosional ditekan
tetapi nantinya akan muncul gejala somatik
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Menanyakan nama, usia, suku, agama, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal dan
jam pengkajian
2. Keluhan utama
Muncul gejala somatik, Rasa tertekan di dada , Nafas pendek-pendek atau
tertahan.Berkaca-kaca, Perut rasa kosong, Hilangnya kekuatan otot ,Keluhan-
keluhan subyektif
3. Pengkajian Psikososial
Perasaan sedih, menangis, Perasaan putus asa, kesepian,
Mengingkari kehilangan, Kesulitan mengekspresikan perasaan, Konsentrasi
menurun, Kemarahan yang berlebihan, Tidak berminat dalam berinteraksi
dengan orang lain. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan. Reaksi
emosional yang lambat. Hilangnya minat terhadap kesenangan.
6. Integritas Ego
Perubahan kepribadian, rasa bersalah berlebihan, kehilangan harga diri,
sedih, putus asa, menangis.
7. Eliminasi
Perubahan pola BAK dan BAB
8. Makanan / Cairan
Perubahan pola makan, penurunan/ peningkatan nafsu makan,
9. Neurosensori
Muncul gejala-gejala somatik, pusing, berdenyut, sakit kepala, gangguan
penglihatan
11. Pernafasan
Nafas cepat dan pendek, rasa tertekan di dada
12. Keamanan
Gangguan koordinasi/ cara berjalan, kelemahan
Dalam merawat klien yang mengalami krisis kehilangan dan berdurka, hal-hal
yang perlu dikaji perawat :
1. State of awareness (tingkat kesadaran)
2. Gejala-gejala berduka
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon kehilangan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa NANDA yang dapat diterapkan pada kasus kehilangan dan berduka
antara lain:
1. Anticipatory grieving (Berduka, diantisipasi).
2. Dysfunctional grieving (Berduka, disfungsional)
3. Social isolation (Isolasi sosial)
4. Perubahan proses keluarga
Contoh Diagnosa :
Dysfunctional grieving (Berduka, disfungsional) berhubungan dengan
kehilangan yang terlalu berat, tidak adanya antisipasi proses berduka, Perasaan
bersalah
Tujuan : klien yang berduka akibat kehilangan mampu membicarakan mengenai
obyek yang terhilang tanpa mengalami kedukaan yang mendalam dan
mengarahkan energinya untuk hidupnya sendiri serta memulihkan kemampuan
untuk mengasihi
Kriteria Hasil
Klien akan :
1. Mengekspresikan rasa sedihnya (marah atau kehilangan)
2. Membagi isi pikiran dan perasaannya pada orang lain
3. Menggunakan sumber-sumber yang adekuat (misalnya teman,
kelompok pendukung dll)
4. Melanjutkan aktivitas sehari-hari (makan, bekerja, rekreasi dll)
5. Mempertahankan hubungan dengan orang lain secara konstruktif.
6. Membangun hubungan baru
7. Mengungkapkan dapat terlaluinya masa berduka/berkabung
8. Mengidentifikasi alternatif tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan
penting dalam hidupnya sebelum terjadi kehilangan
Intervensi :
EVALUASI
Evaluasi pada klien yang berduka sulit dilakukan karena memerlukan waktu
yang lama. Kriteria evaluasi harus dibuat secara bertahap sesuai dengan tujuan
yang dibuat oleh klien dan keluarganya sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Bininger et al. (1995). American Nursing Review for NCLEX, third edition.
Springhouse Corporation. Springhouse, Pennsylvania
Kozier, Erb & Olivieri. (1991). Fundamental of Nursing Concepts, Process &
Practice, volume III. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Redwood City California
Marthoccio, Bernita C. (----). Sakaratul Maut, Maut & Ditinggal Maut dalam
buku Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan)
Unit I. Terj. Yayasan IAPK Pajajaran Bandung.