PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering
dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya
pangan atau bahan kimia saja yang dapat menyebabkan keracunan. Di sekeliling
kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan. Salah
satunya adalah gigitan binatang yang menyebab infeksi yang menyerang susunan
saraf pusat (rabies).
Mengingat masih sering terjadi keracunan akibat gigitan seperti gigitan
ular, anjing, kucing dan monyet
binatang laut
C. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Definisi Gigitan Serangga
Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga
seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan
gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada
yang berakhir dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Bayi dan anak-anak
labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa. Insect bites
adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga yang menyengat atau
menggigit seseorang.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat
pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati,
darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak
diinginkan dalam jangka panjang.
2. Definisi gigitan binatang berbisa
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di
akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular.
3. Definisi Gigitan Binatang Laut
Banyak hewan laut menggigit atau menyengat. Beberapa memberikan
racun melalui mereka gigi, tentakel, duri, atau kulit. Lainnya, seperti hiu,
tidak berbisa tetapi dapat menimbulkan gigitan serius dengan besar, gigi
yang tajam. Kebanyakan makhluk yang menyengat atau menggigit telah
mengembangkan perilaku ini sebagai mekanisme pertahanan atau untuk
membantu mereka berburu makanan. Kebanyakan sengatan hewan laut dan
gigitan disebabkan oleh kontak tidak disengaja. Misalnya, Anda bisa
menginjak ikan pari terkubur di pasir atau sikat terhadap ubur-ubur saat
berenang. Penyelam dan nelayan sangat beresiko karena sering dan lama
kontak mereka dengan kehidupan laut.
B. Etiologi
sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh gigitan ular. Lebah, tawon
dan semut api berbeda-beda dalam menyengat. Ketika lebah menyengat, dia
melepaskan seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati ketika proses itu
terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena tawon tidak
melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api
menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar
tubuhnya. Mereka dapat menyengat bisa berkali-kali.
Gejala dari gigitan serangga bermacam-macam dan tergantung dari
berbagai macam faktor yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga
menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area
yang terkena gigitan atau sengatan serangga tersebut.Kulit yang terkena
gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut
terluka. Jika luka tersebut tidak dirawat, maka akan mengakibatkan
peradangan akut.
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak, desahan, sesak
napas, pingsan dan hampir meninggal dalam 30 menit adalah gejala dari
reaksi yang disebut anafilaksis.Ini juga diakibatkan karena alergi pada
gigitan serangga.Gigitan serangga juga mengakibatkan bengkak pada
tenggorokan dan kematian karena gangguan udara.Sengatan dari serangga
jenis penyengat besar atau ratusan sengatan lebah jarang sekali ditemukan
hingga mengakibatkan sakit pada otot dan gagal ginjal.
D. Gigitan Binatang Berbisa
Gejala dan tanda gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori mayor :
1. Efek lokal
Digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja spp)
menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat
membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular
kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
2. Perdarahan
Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat
menyebabkan perdarahan organ internal seperti otak atau organ-organ
abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan
dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol dapat
menyebabkan syok atau bahkan kematian.
3. Efek sistem saraf
Bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf.
Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama secara cepat
menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum
mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah visual,
kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
4. Kematian otot
Bisa dari Russells viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid
Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa
area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal, yang
mencoba menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
5. Mata
Semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata
korban, menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara
pada mata.
E. Penatalaksanaan
1. Gigitan Serangga
a. Pengobatan gigitan serangga pribadi di rumah
Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya
kemerahan dan nyeri pada bagian yang digigit, cukup menggunakan es
sebagai pengobatan. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun
dan air untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga
(seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih lanjut
jika luka tidak dibersihkan.
Pengobatan
dapat
juga
menggunakan
antihistamin
seperti
dikerjakan
dengan
bantuan
pemasangan
pipa
Sering
penatalaksanaan
dengan
autentisitas
yang
kurang
lebih
Pertolongan Pertama :
1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus
mengigit dan menginjeksikan bisa melalui gigitan berturut-turut
sampai bisa mereka habis.
2) Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat
ditangani secara efektif di instalasi gawat darurat. Batasi aktivitas dan
imobilisasi area yang terkena (umumnya satu ekstrimitas), dan tetap
posisikan daerah yang tergigit berada di bawah tinggi jantung untuk
mengurangi aliran bisa.
3) Jika terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti
petunjuk penggunaan. Alat penghisap tekanan-negatif dapat memberi
beberapa keuntungan jika digunakan dalam beberapa menit setelah
envenomasi. Alat ini telah direkomendasikan oleh banyak ahli di
masa lalu, namun alat ini semakin tidak dipercaya untuk dapat
menghisap bisa secara signifikan, dan mungkin alat penghisap dapat
meningkatkan kerusakan jaringan lokal.
4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat yang dapat
menghambat aliran darah jika daerah gigitan membengkak. Buat bidai
longgar untuk mengurangi pergerakan dari area yang tergigit.
5) Monitor tanda-tanda vital korban temperatur, denyut nadi,
frekuensi nafas, dan tekanan darah jika mungkin. Tetap perhatikan
jalan nafas setiap waktu jika sewaktu-waktu menjadi membutuhkan
intubasi.
6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular
yang mengigit kemungkinan berbisa.
7) Segera dapatkan pertolongan medis. Transportasikan korban secara
cepat dan aman ke fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti
karena
agens
ini
mendepresi
produksi
antibodi
dan
selama 4-5 jam pertama setelah keracunan. Dosis awal di ulang sampai dengan
gejala menurun. Setelah gejala menurun, sekitar daerah yang terkena harus di
ukur 30-60 menit setelah 48 jam kemudian.
Penyebab paling umum dari reaksi serum adalah infus antivenin yang
paling sering terlalu cepat, meskipun sekitar 3% reaksi tidak berhubungan
dengan kecepatan infus. Reaksi yang dari perasaan penuh di wajah, urtikaria,
pruritus, keletihan dan khawatir. Gejala ini mungkin diikuti dengan situasi ini,
infus harus dihentikan segera dan diberikan defenhidramin IV. Vasopresor
digunakan jika terdapat syok. Resusitasi kedarurtan harus siap pada saat
antivenin diberikan.
Perawatan
definitif
meliputi
pengecekan
kembali
ABC
dan
bisa
ular
sendok,
apabila
mengenai
mata,
dapat
F. Komplikasi
1. Komplikasi pada pasien dengan gigitan serangga/binatang
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
e. Syok
2. Komplikasi pada pasien dengan gigitan binatang berbisa
Sindrom kompartemen adalah komplikasi tersering dari gigitan ular pit
viper. Komplikasi luka lokal dapat meliputi infeksi dan hilangnya kulit.
Komplikasi kardiovaskuler, komplikasi hematologis, dan kolaps paru dapat
terjadi. Jarang terjadi kematian. Anak-anak mempunyai resiko lebih tinggi
untuk terjadinya kematian atau komplikasi serius karena ukuran tubuh
mereka yang lebih kecil. [5] Perpanjangan blokade neuromuskuler timbul
dari envenomasi ular koral.
Komplikasi yang terkait dengan antivenin termasuk reaksi hipersensitivitas
tipe cepat (anafilaksis, tipe I) dan tipe lambat (serum sickness, tipe III).
Anafilaksis terjadi dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE), berkaitan
dengan degranulasi sel mast yang dapat berakibat laryngospasme,
vasodilatasi, dan kebocoran kapiler. Kematian umumnya pada korban tanpa
intervensi farmakologis. Serum sickness dengan gejala demam, sakit
kepala, bersin, pembengkakan kelenjar lymph, dan penurunan daya tahan,
muncul 1 2 minggu setelah pemberian antivenin.
Mendesah
Sesak nafas
Tenggorokan sakit atau susah berbicara
Pingsan atau lemah
Infeksi
Kemerahan
Bengkak
Nyeri
Gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan
Lumpuh
Sesak nafas
Syok hipovolemik
Nyeri kepala
Mual dan muntah
Nyeri perut
Diare
Keluarnya darah terus menerus dari tempat gigitan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
2. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan
3. Rasa gatal, bengkak dan bintik bintik merah berhubungan dengan proses
inflamasi
4. Gangguan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan reaksi endotoksin
5. Hipertermia berhubungan dengan efek langsung endotoksin pada hipotalamus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu. Salah satu penyebab keracunan adalah gigitan binatang.
Serangan binatang laut berbahaya merupakan salah satu resiko yang
dihadapi oleh para wisatawan dan orang yang berada/bekerja diair laut. Disamping
itu resiko karena sifat alamiah laut seperti arus, pasang surut, ombak, suhu air laut,
kondisi didasar laut dan jenis pekerjaan/kegiatan yang dilaukan dilaut juga
menimbulkan resiko trauma diair laut.Binatang laut yang biasanya menyerang para
wisatawan yang berlibur di pantai adalah
bulu babi, ikan pari, kerang laut, ular laut, ubur-ubur, stonefish, gurita dan
sebagainya. Keadaan yang sering muncul apabila pasien telah tergigit dengan
binatang laut adalah akan adanya bekas gigitan pada kulit pasien,rasa gatal di area
yang tergigit, kemerahan, suhu tubuh meningkat, pasien merasa mual dan bahkan
muntak,sianosis,bengkak,pasien nampak kebingungan , perdarahan pasien pingsan,
lumpuh, sesak nafas, alergi, syok hipopolemik, nyeri kepala bahakan pasien dapat
meninggal apabila tidak ditangani dengan cepat.
B. Saran
1. Dengan terselesaikannya tugas makalah ini kami berharap para pembaca dapat
memahami tentang Asuhan Keperawatan Klien Dengan Keracunan dan
Gigitan Binatang.
2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih
mengetahui dan menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Keracunan dan Gigitan Binatang.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Doenges,
M.E,dkk.1999.
Rencana
Asuhan
Keperawatan
Pedoman
Untuk