Anda di halaman 1dari 3

KESIMPULAN

Diantara para ahli hukum, dapat dikatakan tidak terdapat rumusan yang sama tentang definisi
hukum dan demikian pula dengan definisi Hukum Tata Negara sebagai hukum dan sebagai
cabang ilmu pengetahuan hukum

1. Hukum Tata Negara adalah hukum yang termasuk cabang ilmu hukum, yaitu hukum
kenegaraan yang berada di ranah hukum public
2. Definisi hukum tata Negara telah dikembangkan oleh beberapa ahli sehingga tidak hanya
mencakup kejian mengenai organ Negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar organ
Negara itu, tetapi mencakup pula persoalan-persoalan yang terkait dengan mekanisme
hubungan Antara organ-organ Negara itu dengan warga Negara.

Didalam sistem Pemerintahan Indonesia, Indonesia menganut sistem pemerintahan


Presidensiil,1 terdapat pemisahan secara tegas antara kekuasaan legislatif (parlementer) dan
Eksekutif (Presidensiil) pemisahan tegas tersebut dipengaruhi oleh teori “Trias Politika” sebuah
teori yang dikemukakan oleh 2Montesquieu adalah seorang ahli pemikir besar pertaa yang
diantara ahli-ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari Prancis. Menurut pendapatnya,
kekuasaan negara dibagi atau tegasnya dipisahkan menjadi tiga. Dan masing-masing kekuasaan
itu dilaksanakan oleh suatu badan yang berdiri sendiri, yaitu:

a) Kekuasaan perundang-undangan, Legislatif


b) Kekuasaan melaksanakan pemerintahan, Eksekutif.
c) Kekuasaan kehakiman, Yudikatif
Sistem Presidensiil menempatkan presiden sebagai kepala negara sekaligus menjadi kepala
eksekutif. Presiden bukan dipilih oleh parlemen, tetapi bersama parlemen dipilih secara langsung
oleh rakyat melalui pemilihan umum. Oleh karena itu presiden tidak bertanggung jawab kepada
parlemen, sehingga presiden dan kabinetnya tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen. Sebaliknya,
presiden pun tidak membubarkan parlemen, kedua Lembaga ini melaksanakan tugasnya sesuai
dengan ketentuan konstitusi dan berakhir masa jabatannya. Kemudian, (Sarundjang 2012)

2
mengemukakan bahwa dalam sistem pemerintahan presidensiil menempatkan eksekutif dan
legislatif adalah sama.

pemerintahan presidensiil, yaitu:

1. Presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan


2. Presiden tidak dipilih oleh badan perwakilan tetapi oleh dewan pemilih dan belakangan
peranan dewan pemilih tidak tampak lagi sehingga dipilih oleh rakyat
3. Presiden berkedudukan sama dengan Lembaga legislatif
4. Kabinet dibentuk oleh presiden, sehingga kabinet bertanggung jawab kepada presiden
5. Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh badan legislatif begitupun sebaliknya presiden tidak
dapat membubarkan badan legislative.

Berbicara mengenai sistem ketatanegaraan, para pakar Hukum Tata Negara membagi sistem
ketatanegaraan dalam dua sudut pandang yakni sistem ketatanegaraan menurut sifatnya dan
sistem ketatanegaraan menurut pembagian kekuasaan. Pada pembahasan kali ini akan mengkaji
sistem ketatanegaraan menurut pembagian kekuasaan.
Mengingat bahwa Indonesia pernah memberlakukan beberapa konstitusi, maka dalam
menganalisis sistem ketatanegaraan Indoneisa akan dikaitkan dengan konstitusi yang pernah
berlaku, yaitu sistem ketatanegaraam berdasarkan UUD 1945 Pra Amandemen, Konstitusi RIS
1949, UUDS 1950, UUD 1945

Pasca Amandemen

1. Sistem Ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945 Pra Amandemen


Dalam Kontruksi sistem ketatanegaraan, kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945 pra
amandemen dianggap telah terwujud penuh dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR). Pada saat itu, pembagian kekuasaan berdasarkan Lembaga negara menurut UUD
1945 pra amandemen tidak sesuai dengan trias politica menurut Montesquieu
2. Sistem Ketatanegaraan berdasarkan Konstitusi RIS 1949
a. Menurut Konstitusi RIS badan eksekutif dan badan legislatif dibedakan secara
tajam
b. Menganut sistem pertanggung jawaban menteri, tetapi tidak dikenal presiden
dapat membubarkan DPR
c. Kekuasaan perundang-undangan federal dilakukan oleh pemerintah bersama
dengan parlemen.
3. System ketatanegaraan berdasarkan UUDS 1950
Sistem ketatanegaraan berdasarkan UUDS 1950 sebagai berikut:
a. Pengahapusan senat
b. DPR sementara terdiri atas DPR RIS dan Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat
c. DPRS bersama-sama dengan komite nasional pusat disebut Majelis Perubahan
Undang-Undang Dasar dengan hak mengadakan perubahan dalam UUD baru
d. Konstituante terdiri atas anggota-anggota yang dipilih melalui Pemilu

4. Sistem ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945 Pasca Amandemen


Substansi perubahan pengaturan kelembagaan negara pasca amandemen sebagai berikut:
a. UUD 1945 memuat pengadilan kekuasaan presiden dan tugas serta wewenang
DPR dan presiden dalam hal pembentukan Undang-Undang
b. UUD 1945 menata ulang keanggotaan, fungsi, hak, maupun cara pengisiannya
c. Membahas ulang kedudukan dan kekuasan MPR, jabatan Presiden berkaitan
dengan tata cara pemilihan secara langsung, pembentukan lembaga negara baru
meliputi MK, DPD, dan KY serta pengaturan tambahan BPK
d. UUD 1945 meliputi keanggotaan MPR, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
tahap kedua, serta kewenangan Presiden

Anda mungkin juga menyukai