Oleh :
Kehilangan
4. Klasifikasi
a. Kehilangan
1) Kehilangan objek eksternal (misalnya kecurian atau kehancuran akibat
bencana alam).
2) Kehilangan lingkungan yang dikenal (misalnya berpindah rumah,
dirawatdirumah sakit, atau berpindah pekerjaan).
3) Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti (misalnya pekerjaan,
kepergian anggota keluarga dan teman dekat, perawat yang dipercaya,
atau binatang peliharaan).
4) Kehilangan suatu aspek diri (misalnya anggota tubuh dan fungsi
psikologis atau fisik).
5) Kehilangan hidup (misalnya kematian anggota keluarga, teman dekat,
atau diri sendiri) (Hidayat. 2009 : 243).
5. Gejala Klinis
a. Kehilangan
Menurut Prabowo (2014 : 117) tanda dan gejala kehilangan diantaranya:
1) Perasaan sedih, menangis
2) Perasaan putus asa, kesepian
3) Mengingkari kehilangan
4) Kesulitan mengekspresikan perasaan
5) Konsentrasi menurun
6) Kemarahan yang berlebihan
7) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
8) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
9) Reaksi emosional yang lambat
10) Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
(Eko prabowo, 2014 : 117).
a. Identitas pasien
b. Alasan dirawat
c. Faktor predisposisi
d. Pemeriksaan fisik
e. Psikososial
f. Status mental
g. Kebutuhan persiapan pulang
h. Mekanisme koping
i. Masalah psikososial dan lingkungan
j. Pengetahuan kurang
k. Aspek medik
2. Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Berduka disfungsional.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Prinsip intervensi keperawatan pada tahap penyangkalan (denial) adalah
memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya dengan
cara berikut.
1) Dorong pasien mengungkapkan perasaan kehilangan.
2) Tingkatkan kesadaran pasien secara bertahap tentang kenyataan
kehilanganpasien secara emosional.
3) Dengarkan pasien dengan penuh pengertian. Jangan menghukum dan
menghakimi.
4) Jelaskan bahwa sikap pasien sebagai suatu kewajaran pada individu
yangmengalami kehilangan.
5) Beri dukungan secara nonverbal seperti memegang tangan,
menepuk bahu,dan merangkul.
6) Jawab pertanyaan pasien dengan bahasan yang sederhana, jelas, dan
singkat.
7) Amati dengan cermat respons pasien selama bicara.
b. Prinsip intervensi keperawatan pada tahap marah (anger) adalah dengan
memberikan dorongan dan memberi kesempatan pasien untuk
mengungkapkan marahnya secara verbal tanpa melawan kemarahannya.
Perawat harus menyadari bahwa perasaan marah adalah ekspresi frustasi
dan ketidakberdayaan.