Anda di halaman 1dari 23

ASKEP pd PASIEN dg

MASALAH PSIKOSOSIAL : KEHILANGAN &


BERDUKA

Kelompok 7 :

Supangat Deden Sukarno


Surimansa Deni Zaenal Asikin
Supranyata Deden Faisal Adam
Mery Zuryani Fahmi Yusah
KONSEP KEHILANGAN
PROLOG

Perubahan
fisiologis :
Tidak bisa Pak Mantri.....
tidur nyenyak Hidup saya tidak berarti lagi….
Hidup saya hampa,
Tanpa keluarga saya sebatang kara
seluruh KELUARGA saya, anak &
isteri TERTIMBUN Longsor.....
Tidak Saya saat ini seperti burung yang
napsu hilang, sayapnya satu.
makan, Saya tidak tahu bagaimana
dll melanjutkan hidup ini tanpanya..
Definisi KEHILANGAN
Menurut Lambert& Lambert :
KEHILANGAN adalah suatu keadaan individu
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemungkinan menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang
pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan cenderung mengalami
kembali walaupun dalam bentuk berbeda
Faktor-faktor yang mempengaruhi
reaksi KEHILANGAN
Tergantung :
a. Arti dari kehilangan
b. Sosial budaya
c. kepercayaan / spiritual
d. Peran seks/jenis kelamin
e. Status social ekonomi
f. kondisi fisik dan psikologi individu.
Tipe Kehilangan
a. Kehilangan aktual atau nyata.
Ini sangat mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang
lain.
Contoh : Hilangnya anggota tubuh sebahagian, amputasi,
kematian orang yang sangat berarti / di cintai.

b. Kehilangan persepsi.
Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit
untuk dapat dibuktikan
Misalnya;
– seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi
menurun.
Jenis-jenis Kehilangan
(Terdapat 5 jenis kehilangan)
1. Kehilangan seseorang
Seseorang yang dicintai, dan sangat bermakna/berarti.
Kematian berdampak menimbulkan kehilangan bagi orang yang dicintai.
Karena :
– Hilangnya keintiman,
– intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada,
– biasanya dampak emosionalnya luar biasa dan tidak dapat ditutupi.

2. Kehilangan diri sendiri (loss of self)


Adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang.
meliputi
– kehilangan perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri,
– kehilangan kemampuan fisik dan mental, serta
– kehilngan akan peran dalam kehidupan, dan dampaknya.
– Kehilangan dari aspek diri sementara atau menetap, sebagian atau
seluruhnya.
misalnya
• Kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.
Lanjt. Jenis-jenis Kehilangan
3. Kehilangan objek eksternal
misalnya kehilangan benda milik sendiri atau bersama-sama,
perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan
seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan
kegunaan benda tersebut.
4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Yaitu terpisahnya individu dari lingkungan yang sangat dikenal
termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu
periode atau bergantian secara menetap. Misalnya
– Pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan
proses penyesuaian baru.
5. Kehilangan kehidupan/meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan
respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian
yang sesungguhnya.
– Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
Rentang Respon Kehilangan
Denial —–> Anger —–> Bergaining ——> Depresi —— > Acceptance

a. Fase denial
– Reaksi Pertama fase ini : SYOK, tidak mempercayai kenyataan
– Ungkapan verbal : “Itu tidak mungkin”, “Saya tidak percaya itu
terjadi “.
– Perubahan fisik : letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

b. Fase anger / marah


– Individu mulai menyadari kenyataan yang terjadi
– Tibul respon marah diproyeksikan pada orang lain
– Reaksi fisik yang timbul : muka merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal, serta perilaku agresif.
Lanjt. Rentang Respon Kehilangan
C. Fase bergaining / tawar- menawar.
Ungkapan verbal fase ini : “kenapa harus terjadi pada saya?”,
“Kalau saja yang sakit bukan saya!”, “Seandainya saya hati-
hati !”.

d. Fase Depresi
– Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau
putus asa.
– Gejala fase ini : Individu menolak makan, mengeluh sulit
tidur, letih, dorongan libido menurun.
e. Fase Acceptance
– Pikiran pada objek yang hilang mulai berkurang.
– Ungkapan verbal fase ini : ”Apa yang dapat saya lakukan
agar saya cepat sembuh?”, “Yah, akhirnya saya harus
operasi!”
Tanda dan Gejala Kehilangan
Gejala antara lain :
a. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
b. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
c. Reaksi emosional yang lambat
d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal

Tanda yang mungkin dijumpai antara lain:


a. Isolasi sosial atau menarik diri
b. Gagal untuk mengembangkan hubungan/ minat-
minat baru
c. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah
kehilangan
KONSEP BERDUKA
Pengertian & Tipe Berduka :
Berduka adalah :
a. Respon Emosi terhadap kehilangan yg dimanifestasikan dgnperasaan
sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
b. Berduka merupakan respon normal yang terjadi pada semua kejadian
kehilangan.

TIPE BERDUKA (NANDA ) :


a. Berduka Diantisipasi
suatu status pengalaman individu dlm merespon kehilangan yg aktual
ataupun yg dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini
masih dalam batas normal.
b. Berduka Disfungsional
suatu status individu dlm merespon suatu kehilangan dibesar-besarkan
pada saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini menjurus ke
tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
Proses Berduka
Fase Proses Berduka (Engel, 1964) :
a. Fase I (shock dan tidak percaya)
– Individu pd fase ini seringkali menolak menerima
kenyataan yang dialami. Individu mungkin menarik diri dari
lingkungan sekitar, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan.
– Reaksi fisik yang timbul pada fase ini adalah pingsan,
diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa
istirahat, insomnia dan kelelahan.
b. Fase II (berkembangnya kesadaran)
– Individu mulai merasakan adanya kehilangan secara
nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa, marah,
perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa
tiba-tiba terjadi.
Lanjt. Proses Berduka
Fase Proses Berduka (Engel, 1964) :
c. Fase III (restitusi)
• Individu berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan
perasaan yang hampa/kosong, pada fase ini individu kehilangan
masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari
seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan
seseorang.
d. Fase IV menekan seluruh perasaan yg negatif & bermusuhan
• Respon Kehilangan terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah
dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu
terhadap almarhum.
e. Fase V Kehilangan yang tak dapat dihindari.
• Pada fase ini individu harus mulai menyadari arti kehilangan.
Sehingga diharapkan seseorang sudah dapat menerima
kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.
PENGKAJIAN
ASKEP pd PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA
Hasil pengkajian didapatkan data yaitu:
a. Perasaan sedih, menangis.
b. Perasaan putus asa, kesepian
c. Mengingkari kehilangan
d. Kesulitan mengekspresikan perasaan
e. Konsentrasi menurun
f. Kemarahan berlebihan
g. Tidak berminat berinteraksi dengan orang lain.
h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
i. Reaksi emosional yang lambat
j. Perubahan kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
Analisa Data dan Rumusan Masalah
No Data Masalah
1 Subjektif : Kehilangan
- Pasien merasatidak bisa melupakan kehilangan
suaminya akibat Longsor di Cisolok

Objektif :
- Pasien terus menangis /mengingat suaminya
- Pasien marah-marah
- TD : 130/90 mmHg, P: 20 x/menit, N: 90 x/menit
Menegakkan Diagnosa Keperawatan
POHON MASALAH

EFEK
HARGA DIRI
RENDAH

MASALAH UTAMA
KEHILANGAN
DISFUNGSIONAL
CAUSA
KEMATIAN
SUAMI
Tindakan Keperawatan Pada PASIEN
N Tujuan Tindakan Keperawatan Tindakan Keperawatan
O
a. Membina hubungan saling a. Membina hubungan saling percaya dengan Pasien
percaya dengan perawat b. Berdiskusi mengenai kondisi Pasien saat ini (kondisi
b. Mengenali peristiwa kehilangan pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual sebelum/
yang dialami Pasien sesudah mengalami peristiwa kehilangan dan
c. Memahami hubungan antara hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa
kehilangan yang dialami dengan kehilangan yang terjadi).
keadaan dirinya c. Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami
d. Mengidentifikasi cara-cara 1) Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
mengatasi berduka yang 2) Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
dialaminya 3) Cara sosial (sharing melalui kelompok)
e. Memanfaatkan faktor 4) Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
pendukung d. Memberi informasi tentang sumber-sumber
komunitas yang tersedia untuk saling memberikan
pengalaman dengan seksama.
e. Membantu Pasien memasukkan kegiatan dalam
jadual harian.
Tindakan Keperawatan Pada
KELUARGA PASIEN
N Tujuan Tindakan Keperawatan Tindakan Keperawatan
O

a. Mengenal masalah kehilangan a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah


dan berduka. kehilangan dan berduka dan dampaknya pada Pasien.
b. Memahami cara merawat b. Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi
Pasien berduka berkepanjangan. berduka yang dialami oleh Pasien
c. Mempraktikkan cara merawat c. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
Pasien berduka disfungsional Pasien dengan berduka disfungsional
d. Memanfaatkan sumber yang d. Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber
tersedia di masyarakat bantuan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga
untuk mengatasi kehilangan yang dialami oleh Pasien
Evaluasi
Keberhasilan tampak dari kemampuan pasien Untuk :
a. Mampu membina hubungan saling percaya dengan
perawat
b. Mampu mengenali peristiwa kehilangan yang
dialami Pasien
c. Memahami dan menerima hubungan antara
kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya
d. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang
dialaminya
e. Memanfaatkan faktor pendukung
Kriteria Pasien Pulang
• a. Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal
tahap-tahap proses berduka yang normal dan perilaku
yang berhubungan debgab tiap-tiap tahap.
• b. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri
dalam proses berduka dan mengekspresikan
perasaan-perasaannya yang berhubungan denga
konsep kehilangan secara jujur.
• c. Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-
emosi dan perilaku-perilaku yang berlebihan yang
berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu
melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari
secara mandiri.
TERIMAKASIH
(Mohon Maaf apabila ada kekurangan)

Anda mungkin juga menyukai