Anda di halaman 1dari 33

Konsep Kehilangan

Keperawatan jiwa 1

Pengertian
Budi Ana Keliat (2002)
Kehilangan (lose) adalah suatu keadaan
berpisah individu dengan sesuatu yang
sebelumnya dimiliki / ada.
Kehilangan tersebut bisa sebagian/ keseluruhan,
terjadi tiba tiba/ bertahap.
Contohnya : kehilangan orang penting (meninggal,
dipenjara ) kehilangan kesehatan (bio-psiko-sosialspiritual), sakit (diagnosa), diamputasi, kehilangan
sumber pendapatan, perasaan tentang diri,
pekerjaan, kedudukan.

Potter & Perry, 1997


Kehilangan (lose) adalah suatu situasi aktual maupun
potensial yang dapat di alami individu ketika berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian
atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan.

Kehilangan yang
nyata (actual
loss)

Kehilangan yang
dirasakan
(perceived loss)

kehilangan orang atau objek yang


tidak lagi bisa dirasakan, dilihat,
diraba, atau dialami oleh seseorang,
misalnya anggota tubuh, anak,
hubungan, dan peran ditempat kerja.
kehilangan yang sifatnya unik menurut
orang yang mengalami kedukaan,
misalnya kehilangan harga diri atau
rasa percaya diri.

Jenis Kehilangan
Kehilangan objek
eksternal

kecurian atau kehancuran akibat bencana alam

Kehilangan lingkungan
yang dikenal

berpindah rumah, dirawat dirumah sakit, atau


berpindah pekerjaan

Kehilangan sesuatu yang


berarti

pekerjaan, kepergian anggota keluarga atau


teman dekat, perawat yang dipercaya, atau
binatang peliharaan

Kehilangan suatu aspek


diri

anggota tubuh dan fungsi psikologis atau fisik

Kehilangan hidup

kematian anggota keluarga, teman dekat

Dampak Kehilangan
Pada masa anakanak,

kehilangan dapat mengancam kemampuan


untuk berkembang, kadang- kadang akan
timbul regresi serta rasa takut untuk
ditinggalkan atau dibiarkan kesepian

Pada masa
remaja dewasa
muda,

kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi


dalam keluarga.

Pada masa
dewasa tua,

dapat menjadi pukulan yang sangat berat


dan menghilangkan semangat hidup orang
yang ditinggalkan.

Berduka,

kehilangan

mencakup berduka dan berkabung

Berduka

reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal


ini diwujudkan dalam berbagai cara yang
unik pada masing-masing orang dan
didasarkan pada pengalaman pribadi
ekpektasi budaya, dan keyakinan spiriktual
yang dianutnya.

berkabung

perasaan didalam dan reaksi keluar orang


yang ditinggalkan. Hal ini terjadi dalam
masa kehilangan dan sering dipengaruhi
oleh kebudayaan atau kebiasaan.

.
Lamanya proses berduka sangat indifidual dan dapat
sampai beberapa tahun tanpa ditemukan gejala mal
adaptasi.
pada lansia bisa lebih lamanya fase akut 6 s/d 8
minggu, Scr menyeluruh dapat memerlukan waktu 3
tahun.
Berduka disfungsional dapat tegakkan apabila lebih
dari 6 bulan indifidu usia dewasa belum dapat
beradaptasi ( masuk fase penerimaan )

Rentang respon kehilangan


Respon adaptif

Respon mal adaptif

Penyangkalan marah tawar menawar depresi

penerimaan

Fase penyangkalan

Reaksi pertama seseorang yang mengalami


kehilangan adalah syok, tidak percaya
atau bahwa kehilangan itu benar terjadi.

Tanda dan
gejalanya

Verbalisasi

terjadi perubahan fisik, seperti lemah,


letih, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan,
detak
jantung
cepat,
menangis, gelisah. Dapat berahir dalam
beberapa menit sampai beberapa tahun.
itu tidak mungkin , saya tidak percaya
itu terjadi .

Fase marah
Psikologi

Reaksi fisik

Mulai sadar akan kenyataan terjadinya


kehilangan pada fase ini seseorang akan
menunjukkan perasaan marah yang meningkat
diproyeksikan kepada orang yang berada di
dekatnya atau orang tertentu.
Muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal. Perilaku seseorang pada fase
ini biasanya agresif misalnya orang tua yang
mengalami kematian anaknya di RS orang
tersebut akan bicara kasar, menuduh dokter /
perawat tidak mampu merawat anaknya.

Fase tawar menawar

Psikologi

Seseorang
yang
telah
mampu
mengungkapkan
rasa
marah
akan
kehilangannya, maka orang tersebut akan
maju ke tahap tawar menawar.

kenapa ini harus terjadi pada keluarga saya ,


Verbalisasi kalau saja yang sakit bukan anakku ,
seandainya saya hati-hati kecelakaan ini tidak
akan terjadi, ibu saya tidak akan meninggal .

Fase depresi

Psikologi

menunjukkan perilaku menarik diri, tidak


mau bicara atau putus asa.

Gejala fisik

Gejala fisik yang sering ditampilkan oleh


orang tersebut adalah menolak makan, susah
tidur, letih, dorongan libido menurun.

Fase penerimaan

Psikologi

Verbalisasi

Seseorang yang telah menerima kenyataan akan


kehilangan secara bertahap perhatiannya akan
beralih pada objek baru. Pikiran tentang objek /
orang yang hilang mulai berkurang atau hilang.
Saya betul betul menyayangi tas saya yang
hilang, tapi tas saya yang baru ini manis juga ,
apa yang bisa saya lakukan agar saya cepat
sembuh , orang tua saya benar-benar sudah
tidak ada, saya harus ikhlas, saya harus banyak
berdoa untuk dirinya .

Paska Fase
penerimaan:

Jadi pada fase ini indifidu telah dapat


mereorganisasi perasaannya kehilangan.
Apabila indifidu dapat melalui fase fase
tersebut dan ahirnya masuk fase
penerimaan, maka ia akan dapat
mengahiri proses berduka dan mengahiri
perasaan kehilangan dengan tuntas.

KEGAGALAN FASE KEHILANGAN

Tugas
Tuliskan pengalaman kehilangan yang paling
menyakitkan bagi anda
gambarkan bagaimana kondisi perasaan anda waktu itu
Berikan analisis apakah ada persamaan atau perbedaan
dengan teori menyangkut tahapan berduka dengan yang
anda alami

Asuhan Keperawatan pada masalah


Kehilangan dan Berduka
A. Pengkajian keperawatan
Faktor genetik
individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga dgn
riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk dalam
menghadapi perasaan kehilangan.
Kesehatan fisik
individu dengan fisik, mental, serta pola hidup yang teratur
cenderung mempunyai kemampuan dalam mengatasi stress
yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan jasmani.

Kesehatan mental
individu yang mengalami gangguan jiwa, terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai
dengan perasaan tidak berdaya dan pesimis selalu
dibayangi masa depan peka dalam menghadapi
situasi kehilangan.
Pengalaman kehilangan dimasa lalu
kehilangan atau perpisahan dengan orang yang
dicintai pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi
kemampuan individu dalam mengatasi perasaan
kehilangan pada masa dewasa

.
Struktur kepribadian
individu dengan konsep diri yang negatif dan perasaan rendah
diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah dan
tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
Adanya stresor perasaan kehilangan
stersor ini dapat berupa stresor yang nyata ataupun imajinasi
individu itu sendiri, seperti kehilangan biopsikososial yang
meliputi kehilangan harga diri, pekerjaan, seksualitas, posisi
dalam masyarakat, milik pribadi (kehilangan harta benda atau
yang dicintai, kehilangan warganegaraan, dan lain-lain).

.
Mekanisme koping yang sering dipakai oleh individu dengan respon
kehilangan, antara lain : pengingkaran, regresi, intelektualisasi,
disosiasi, supresi, dan proyeksi yang digunakan untuk menghindari
intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan. Dalam keadaan
patologi, mekanisme koping sering dipakai secara berlebihan atau
tidak memadai.
Pengkajian tanda klinis berupa adanya distress somatis seperti
gangguan lambung, rasa sesak, nafas pendek, sering mengelu, dan
merasakan lemah.
Pengkajian terhadap masalah psikologis adalah tidak ada atau
kurangnya pengetahuan dan pemahaman kondisi yang terjadi,
penghindaran pembicaraan tentang kondisi penyakit

Ada dua kategori berduka yang dikenal sebagai

Diagnosa Keperawatan yaitu :


Berduka antisipasi,
merupakan proses berduka pada saat indifidu
akan mengalami kehilangan atau sebelum
kehilangan terjadi
Berduka disfungsional,
merupakan proses berduka yang mal adaptasi
terhadap kehilangan atau merupakan respon
berduka yang berkepanjangan dan juga terjadi
perilaku yang mal adaptif.

Perencanaan dan tindakan Keperawatan


Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan
cara :
- mendengarkan pasien berbicara
- memberidorongan agar pasien mau mengungkapkan
perasaannya
- menjawab pertanyaan pasien secara langsung, menunjukan
sikap menerima dan empati.
Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat dengan
cara :
- bersama pasien mendiskusikan hubungan pasien dengan
orang atau objek yang pergi atau hilang
- menggali pola hubungan pasien dengan orang yang berarti.

Mengurangi / manghilangkan faktor menghambat dg


cara:
- bersama pasien mengingat kembali cara mengatasi
perasaan berduka dimasa lalu
- memperkuat dukungan serta kekuatan yang dimiliki
pasien dan keluarga
- mengenali dan menghargai sosial budaya agama serta
kepercayaanyang dianut oleh pasien dan keluarga dalam
mengatasi perasaan kehilangan.
Memberi dukungan terhadap respon kehilangan pasien
dengan cara :
- menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar-menawar, depresi, dan
menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
- memberi gambaran tentang cara mengungkapkan
perasaan yang bisa diterima
- menguatkan dukungan keluarga atau orang berarti.

Meningkat rasa kebersamaan antara anggota keluarga


dengan cara :
- menguatkan dukungan keluarga atau orang yang
berarti.
- mendorong pasien untuk menggali perasaannya
bersama anggota keluarga lainnya, mengenali masingmasing anggota keluarga
- menjelaskan manfaat hubungan dengan orang lain.
- mendorong keluarga untuk mengevaluasi perasaan
dan saling mendukung satu sama lain.
Menentukan tahap keberadaan pasien dengan cara :
- mengamati perilaku pasien.
- menggali pikiran perasaan pasien yang selalu timbul
dalam dirinya.

Tahap Pengingkaran

memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan


perasaannya dengan cara :
- mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan berdukanya.
- meningkatkan kesabaran pasien secara bertahap tentang kenyataan
dan kehilangan, apabila sudah siap secara emosional.
Menunjukan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien
untuk berbagi rasa dengan cara :
- mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat mengenai hal yang
dikatakan oleh pasien tanpa menghukum atau menghakimi.
- menjelaskan kepada pasien bahwa sikap tersebut biasa terjadi pada
orang yang mengalami kehilangan.
Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit,
pengobatan, dan kematian dengan cara :
- menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti,
jelas, dan tidak berbelit-belit.
- mengamati dengan cermat respon pasien selama berbicara.
- meningkatkan kesadaran secara bertahap.

Tahap Marah
Mengizinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marah secara verbal tanpa
melawan kemarahan tersebut dengan cara :
- menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan
pasien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka.
- membiarkan pasien menangis.
- mendorong pasien untuk membicarakan
kemarahannya.

Tahap Tawar-menawar
Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan takut
dengan cara ;
- mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian.
- mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau rasa
bersalahnya.
- bila pasien selalu mengungkapkan kata kalau atau
seandainya, beritahu pasien bahwa perawat hanya dapat
melakukan sesuatu yang nyata.
- membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa
bersalah atau rasa takutnya.

Tahap Depresi
Membantu pasien mengidentivikasi rasa bersalah dan takut dengan
cara :
- mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas
perasaannya.
- mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat
resikonya
Membantu pasien mengurangi rasa bersalah dengan cara :
- menghargai perasaan pasien.
- membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan
mengaitkan terhadap kenyataan.
- memberi kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan
perasaanya.
- bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul.

Tahap Penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa
dielakkan dengan cara :
- membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur.
- membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota
keluarga tidak berada pada tahap yang samapada saat yang
bersamaan.
- membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
- memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan
keluarga.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kehilangan
dan berduka secara umum dapat dinilai
dari kemampuan untuk menghadapi atau
memaknai arti kehilangan, reaksi
terhadap kehilangan, dan perubahan
perilaku yang menerima arti kehilangan.

Tugas
Tuliskan pengalaman kehilangan yang paling
menyakitkan bagi anda
gambarkan bagaimana kondisi perasaan anda waktu itu
Berikan analisis apakah ada persamaan atau perbedaan
dengan teori menyangkut tahapan berduka dengan yang
anda alami

Anda mungkin juga menyukai