PRAKTIKUM
KEPERAWATAN
ANAK 1
KEPERAWATAN
ANAK 1
Penyusun
FAKULTAS KEPERAWATAN
Praba Diyan Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep
Ilya Krisnana, S.Kep., Ns., M.Kep
UNIVERSITS AIRLANGGA
2018
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan Rahmat dan Anugrah Nya
Modul keperawatan neurobehaviourdapat tersusun. Diharapkan buku ini dapat digunakan
sebagai acuan bagi mahasiswa dalam mempelajari suhsn keperawatan pada pasien anak dengan
gangguan persyarafan.
Buku ini menguraikan materi tentang keperawatan anak 1, untuk meningkatkan
kemampuan psikomotor mahasiswa dalam hal pemeriksaan fisik pada anak, vaksinasi dan juga
pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan. Kumpulan materi ini merupakan hasil telaah
dari penulis berdasarkan kasus dan kebutuhan dasar anak yang merupakan salah satu rangkaian
pembelajaran keperawatan anak.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna untuk itu kritik dan saran
serta masukan dari pengguna modul ini masih sangat kami harapkan.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini,
semoga dapat memberi manfaat bagi pembaca dan mahasiswa.
Penyusun
Lampiran ...........................................................................................................42
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Belajar dan latihan mandiri
2. Belajar secara kelompok
PRASYARAT
1. Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai konsep dasar keperawatan anak.
2. Sebelum berlatih, mahasiswa harus:
▪ Mempelajari kemabali penuntun praktikum tentang cuci tangan
▪ Mempelajari kembali komunikasi pada anak
Ukuran LK Normal
1. BBL : 34-35 cm (bertambah 2
cm tiap bulan 0-3bln)
2. 4-6 bulan (bertambah 1 cm tiap
bulan)
3. 6-12 bulan (bertambah 0,5cm per
bulan)
4. Usia 5 tahun bertmbah 50cm
5. Usia 5-12 tahun hanya naik
sampai 52
53 cm dan setelah usia 12 tahun
akan menetap.
Untuk pengukuran lingkar
kepala dilakukan dengan cara
melingkarkan pita pengukur
fleksibel dari bahan tidak elastik
melalui bagian paling menonjol
di bagian kepala belakang
(protuberantia occipitalis) dan
dahi (glabella).
Palpasi: Tulang tengkorak
dibelakang dan diatas telinga
Adanya Kraniotabes yaitu pelunakan
dengan cukup keras
tabula eksterna tulang tengkorak.
Positif bila teraba seperti menekan
bola pingpong. Normal ditemukan
sampai usia 6 bulan.
Inspeksi:
Bentuk wajah Simetris/ asimetris Asimetris bisa ditemukan pada
masalah paralisis facialis: sisi yang
paresis tertinggal bila anak menangis
atau tertawa, sehingga wajah akan
Adanya pembengkakan/edema tertarik ke sisi sehat.
Mata Inspeksi:
Simetris/asimetris Mata yang asimetris bisa ditemukan
pada anak dengan sindrom down
Mulut Inspeksi :
a. Bibir: warna, simetri/tidak, Warna mukosa bibir anemia
gerakan. Kelainan pada menyebabkan warna pucat, sianosis
mulut akan menjadi biru keabu-abuan
Tenggorokan Inspeksi:
Pemeriksaan tenggorok Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil
dilakukan dengan menggunakan besarnya, warna, paradangan,
alat spaltel, anak disuruh eksudat, kripte)
mengeluarkan lidah dan
mengatakan ‘ah’ yang keras,
selanjutnya spaltel diletakkan
pada lidah sedikit ditekan
kebawah.
Telinga Inspeksi :
letak telinga, warna dan bau Daun telinga yang lebar mungkin
sekresi telinga, nyeri/tidak merupakam variasi normal
(tragus,antitragus), liang telinga, atausindrom Marfan
membrana timpani. Pemeriksaan
menggunakan heat lamp dan Daun Telinga yang kecil terdapat
spekulum telinga pada sindrom down
Palpasi:
Massa di leher • Adanya pembesaran kelenjar getah
bening. Bila lebih dari 1 cm :
abnormal
• Adanya pembesaran kelenjar tiroid,
ditemukan pada hiperaktifitas
tiroid, keganasan atau goiter.
Suara perkusi:
o Sonor (suara paru normal)
o Pekak (pada perkusi otot, hati,
jantung)
o Timpani (perkusi abdomen bagian
Palpasi lambung)
Perhatikan : o Redup (di antara sonor dan pekak),
1. Pengembangan dada : atelektasis, tumor
simetri/tidak
2. Fremitus raba : dada
Perkusi
Tentukan :
1. Batas paru-jantung
2. Batas paru-hati : iga
VI depan
3. Batas diafragma : iga VIII – X
belakang. Bedakan antara suara
sonor dan redup.
Auskultasi
Tentukan suara dasar dan suara
tambahan : Suara dasar : vesikuler,.
Suara tambahan : ronki, wheezing.
Suara vesikuler I:E 2:1
ABDOMEN Inspeksi
Perhatikan dengan cara pengamatan Dinding abdomen:
tanpa menyentuh :
1. Bentuk : cekung/cembung Keriput : pasca ascites, malnutrisi
2. Pernafasan : pernafasan
abdominal normal pada bayi dan
anak kecil
3. Umbilikus : hernia/tidak Hernia umbilikalis:
- Anak < 2 tahun
- Syndrom Down
- Hipotiroidi
4. Gambaran vena : spider navy Gambaran vena terlihat:
5. Gambaran peristaltik - Anak dengan gizi < / buruk
- Gambaran vena patologis: gagal
jantung peritonitis, obstruksi vena
- N: aliran darah vena di bawah
umbilikalis ke bawah dan di atas
umbilikalis ke atas
Auskultasi Auskusltasi
Perhatikan suara peristaltik, normal a. Normal: suara peristaltik dengan
akan terdengar tiap 10 – 30 detik. intensitas rendah terdengar tiap 10 –
30 detik
b. Bila ddg perut diketuk : frek dan
intensitas bertambah
c. Nada tingi (nyaring) : obstruksi GIT
(metalic sound)
d. Berkurang/ hilang : peritonitis/ ileus
paralitik
e. Bising (Bruit) yang terdengar di
seluruh permukaan perut : koarktasio
aorta abdomen
Perkusi Perkusi
Normal akan terdengar suara a. Dari epigastrium ke bagian bawah
timpani. Dilakukan untuk abdomen
menentukan udara dalam usus, atau b. Terdengar timpani di seluruh
adanya cairan bebas/ascites. permukaan, kecuali daerah hepar dan
lien (abnormal : obstruksi rendah,
ileus paralitik, aerofagia
LIMPA Ukur besar limpa (schuffner) Tarik garis singgung ‘a’ dengan bagian
arcus aorta kiri. Dari umbilikus tarik
garis ‘b’ tegak lurus ‘a’ bagi dalam 4
bagian. Garis ‘b’ diteruskan ke bawah
sampai lipat paha, bagi menjadi 4 bagian
juga. Sehingga akan didapat S1 – S8.
Inspeksi:
bagian kuku anak Dasar kuku normal anak berwarna
merah muda.
Perhatikan apakah ditemukan clubing
fingers/ jari jari tabuh
Anak dengan kondisi jari tabuh
menunjukkan keadaan hipoksia kronik
Inspeksi
bagian jari jari anak, apakah ditemukan bergabungnya jari jari
(sindaktili), Jumlah jari lebih dari
normal (polidaktili)
Perhatikan apakah ada kaku leher Spasme otot leher dikaitkan dengan
kondisi gangguan pada sistemm syaraf
ataupun non neurologis seperti artritis
reumatoid
Uji kekuatan Uji kekuatan dan tonus otot ini Penilaian kekuatan otot:
dan tonus otot dilakukan pada anak yang dapat 5 : Normal
mengikuti instruksi 4: Dapat menggerakan sendi dengan
aktif untuk menahan berat dan melawan
tekanan
3: Dapat melakukan gerakan untuk
menahan gerak namun tidak dapat
menggerakan anggota badan untuk
melawan tekanan pemeriksa
2: Dapat menggerakkan anggota gerak
namun tidak dapat menahan berat dan
melawan tekanan pemeriksa
1: Adanya kontraksi otot tetapii tidak
ada gerakan anggota gerak
0: Tidak adanya kontraksi otot sama
sekali
Kepala Periksa apakah ada molding Periksa ukuran fontanel, apakah ada pelebaran,
Periksa ubun ubun bayi dan periksa apakah ubun ubun tegang atau
lunak. Ubin ubun yang melebar dan tegang pada
umumnya adaya kelainan hidrosefalus
Dada Inspeksi:
1. bentuk dada, Bentuk dada neonatus seperti tong
2. pergerakan dada saat Pergerakan dinding dada yang normal adalah
inspirasi dan simetris (bila tidak simetris: pneumotorak)
ekspirasi, hitung RR, RR normal neonatus sekitar 40-60 kali/ menit.
3. perhatikan adanya Perawat diharuskan menghitung dalam 1 menit
periodic breathing penuh untuk menghindari tidak diketahuinya
periodic breathing, yang banyak terjadi pada
bayi prematu, dimana adanya periode henti nafas
yang terjadi kurang lebih 20 detik
Palpasi
Mendetaksi adanya fraktur
klavikula, meraba ictus
cordis
Abdomen Perhatikan apakah ada Dinding abdomen normalnya lebih datar dari
pembesaran abdomen dada
Perhatikan apakah abdomen Pembesaran abdomen perlu pemeriksaan adanya
cekung ke dalam hepatosplenomegali, adanya massa atau asites
Apakah ada omphalocele
Normalnya hati berada 2-3 cm dibawah arkus
Lakukan palpasi Hepar dan kosta kanan dan limpa 1 cm di bawah arkus
limpha kosta kiri
Lakukan pemeriksaan pada Testis pada umumnya sudah turun, namun dalam
testis kondii tertentu (misal prematuritas) testis bayi
belum turun ke skrotum (kriptorkismus).
Anus Perhatikan ada atau tidaknya Mekonium normalnya akan keluar pada 24 jam
lubang anus pertama. Mekonium yang tidak keluar setelah 48
jam pertama perlu dicurigai adanya obstruksi sal
pencernaan, hirchprung, Malformasi Anorektal
Plantar grasp
Letakkan jari pemeriksa pada Bayi akan secara spontan memfleksi kan jari jari
telapak kaki bayi kaki
DAFTAR PUSTAKA
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Belajar dan latihan mandiri
2. Belajar secara kelompok
PRASYARAT
1. Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai konsep dasar keperawatan anak.
2. Sebelum berlatih, mahasiswa harus:
▪ Mempelajari kemabali penuntun praktikum tentang cuci tangan
▪ Mempelajari kebali praktikum penggunaan sarung tangan
▪ Mempelajari kembali komunikasi pada anak dan keluarga
A. Pengertian
Prosedur pemberian Bacillus Calmette-Guerin kepada bayi dan anak melalui
suntikan. Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycobacterium
bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin)
B. Tujuan
Meningkatkan kekebalan terhadap penyakit Tuberculosis
C. Indikasi
Diberikan pada bayi dan anak yang belum mendapatkan vaksin BCG terutama pada
bayi 0 s.d 2 bulan. Dosis bayi < 1 tahun = 0,05 mg dan dosis pada anak usia > 1 tahun
= 0,1 mg. Pemberian secara intrakutan.
D. Alat dan Bahan
1. Vaksin BCG Kering beserta pelarutnya
2. Spuit 5 cc 1 buah
3. Spuit 1 cc 1 buah atau ukuran 25-27 dengan panjang 10 mm
4. Bengkok
5. Perlak
6. Gergaji ampul
7. Plastik es
8. Masker
9. Sarung tangan
10. Kapas steril dalam kom
11. Aqua steril
12. Kartu Imunisasi/vaksinasi
13. Termometer
14. Bak Injeksi
E. Cara Kerja
F. Referensi
1. IDAI. 2014. Jadwal Imunisasi. Jakarta.
2. IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia
3. Biofarma. 2014. Vaksin BCG Kering. Diakses dari :
http://www.biofarma.co.id/?dt_portfolio=bcg-vaccine-freeze-dried, Tanggal 8 Juli
2014.
E. Cara Kerja
F. REFERENSI
1. IDAI. 2014. Jadwal Imunisasi. Jakarta.
2. IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia
E. Cara Kerja
F. REFERENSI
1. IDAI. 2014. Jadwal Imunisasi. Jakarta.
2. IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
E. Cara Kerja
No. Tahap Kegiatan Ket.
1. Persiapan A. Persiapan Alat
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang sudah
tersebut sebelumnya.
2. Periksa kelengkapan alat
3. Bawa peralatan dan bahan ke ruang tindakan
vaksinasi
B. Persiapan pasien
1. Persilakan masuk pasien dan keluarga
2. Tanya kabar dan tujuan ke pelayanan kesehatan
3. Tanyakan tentang kartu imunisasi anak
4. Tanyakan umur anak dan status imunisasi anak
5. Berikan penjelasan tentang tujuan dan efek
samping vaksinasi Campak.
6. Tanyakan tentang pemahaman keluarga tentang
informasi yang sudah disampaikan
7. Cek keadaan anak, pastikan anak tidak dalam
kondisi sakit.
8. Cek suhu anak menggunakan thermometer.
9. Mintalah persetujuan atau informed consent
tentang pelaksanaan tindakan vaksinasi
Campak.
C. Persiapan Perawat
1. Cuci tangan dengan benar
Penyelesaian
3 1. Bereskan peralatan
3 2. Berikan informasi kepada keluarga untuk tidak
menggaruk dan memanipulasi bekas suntikan
3. Sampaikan kepada keluarga reaksi penyuntikan
Campak.
4. Tulis tindakan vaksinasi di kartu vaksinasi
5. Berikan jadwal kunjungan untuk vaksinasi
berikutnya.
6. Ucapkan salam.
F. REFERENSI
1. IDAI. 2014. Jadwal Imunisasi. Jakarta.
2.IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
3. Suparyanto. 2011. Lima Imunisasi Dasar Lengkap. Dikases dari http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2011/09/lima-imunisasi-dasar-lengkap-lil.html. Tanggal 11
Juli 2014.
E. Cara Kerja
F. REFERENSI
1. IDAI. 2014. Jadwal Imunisasi. Jakarta.
2. IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. Suparyanto. 2011. Lima Imunisasi Dasar Lengkap. Dikases dari http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2011/09/lima-imunisasi-dasar-lengkap-lil.html. Tanggal
11 Juli 2014.
Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan dan mempersiapkan alat alat yang diperlukan saat pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangan
2. Menyebutkan dan menjelaskan prosedur dan kelainan yang ditemukan saat
pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
3. Mendemonstrasikan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Belajar dan latihan mandiri
2. Belajar secara kelompok
PRASYARAT
1. Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai konsep dasar keperawatan anak.
2. Sebelum berlatih, mahasiswa harus:
▪ Mempelajari kembali penuntun praktikum tentang cuci tangan
▪ Mempelajari kebali praktikum penggunaan sarung tangan
▪ Mempelajari kembali komunikasi pada anak dan keluarga
Pengkajian PB ataupun TB dapat digunakan untuk melihat status nutrisi anak jangka panjang.
Pengukuran PB maupun TB memerlukan informasi penunjang untuk memastikan keakuratan hasil
pengkuran seperti usia dan jenis kelamin anak (Sastroasmoro 2003). Panjang badan dengan
menggunakan papan pengukur panjang untuk anak dapat digunakan untuk mengukur anak dengan usia
kurang dari 2 tahun atau PB kurang dari 85 cm
Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala normal adalah 34 – 35 cm, akan bertambah 2 cm setiap bulan
pada usia 0-3 bulan. Pada usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan
pertambahan 0,5 cm per bulan
Persiapan Alat
Gambar 3. Persentase dari populasi anak lulus pada komponen DDST (Sulistyawati, 2004)
Keterangan gambar:
25% populasi anak dapat melakukan komponen berjalan dengan baik pada usia tersebut
50% anak dapat berjalan pada usia 12 1/3 bulan
40 | Modul Praktikum Keperawatan Anak 1
75% anak dapat berjalan baik 13 ½ bulan
90% anak populasi anak dapat berjalan baik pada usia 15 bulan kurang
Terdapat kotak yang memiliki tanda kecil huruf (L) disebelah kiri kotak yang memiliki arti
bahwa pemeriksa dapat memeriksa anak dengan laporan dari pengasuh, hanya kotak yang
memiliki komponen L yang dapat diperiksa oleh pengasuh, angka yang ada menunjukkan
nomor urutan petunjuk cara yang ada dibelakang form DDST.
2 Penilaian:
1. Lakukan penilaian minimal mulai dari 3 item disebelah kiri garis
2. Lakukan penilaian juga minimal 3 item disebelah kanan garis
sampai anak gagal
3. Lakukan penilaian
P= Pass/ Lulus
Anak dapat melakukan komponen tersebut dengan baik atau
pengasuh dapat melaporkan bahwa anak dapat melakukan
komponen dengan baik
F= Fail atau gagal
Anak tidak berhasil melakukan komponen pada item yang dinilai
NO= No Oportunity/ tidak ada kesempatan
Anak tidak memiliki kesempatan untuk melakukan item yang
diperiksa karena ada hambatan, hanya dapat dilakukan pada item
yang terdapat tulisan “L” tau “R”
R= Refusal/ menolak
b. Normal
Apabila anak gagal atau menolak pada bagian sebelah kanan garis
usia.
F R
P F R
c. Caution/ peringatan
Penilaian ini apabila anak gagal atau menolak pada garis umur yang
terletak pada persentase antara 75% smapai 90%. Hal ini dikarenakan
sudah lebih dari 75% anak yang sukses melewati komponen tes ini
F F
R F
NO NO
Bila ada dua atau lebih C dan atau satu atau lebih D
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor
sesaat, seperti rasa takut,keadaan sakit dan kelelahan
3. Tidak dapat diuji/untestable
DAFTAR PUSTAKA
IDAI, 2014. Nutrisi Pediatric dan penyakit metabolik, Jakarta: Badan penerbit IDAI.
Kemenkes RI, 2011. SK Antopometri, Jakarta: Kemenkes.
Sastroasmoro, C.S.M.I.W.S., 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak kedua., Jakarta: Sagung Seto.
Sulistyawati, Ari (2014).Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika
1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2 tahun),
berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis horisontal
pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan.
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada kurva
pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat
titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak
berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
li
lii
Lampiran 3 Lembar Denver II
liii
liv