Anda di halaman 1dari 92

BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN JIWA

Co. Praktek Laboratorium:


Norman Wijaya Gati, Ns.M.Kep. Sp.Kep.J

Editor :
TIM Kep. Jiwa

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ’AISYIYAH SKA
2019
1
BIODATA MAHASISWA

PAS FOTO

NAMA :
NIM :
ALAMAT :
NO TELP :

2
A. Visi Misi Stikes
1. Visi
Menjadi perguruan tinggi ‘Aisyiyah yang unggul dalam bidang kesehatan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berakhlakul karimah dan
kompetitif di tingkat nasional tahun 2028
2. Misi
1. Menyelanggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul
bertaraf nasuinal di bidang akdemik serta non akademik yang
bernafaskan islam
2. Mengembangkan dan melaksanakan penelitian untuk menghasilkan
teori yang mendukung pembelajaran
3. Melaksanakn pengabdian kepada masyarakat yang mendukung
peningkatanmutu pendidikan
4. Mengembangkan jejaring dengan lembaga pendidikan, lembaga
penelitian, lembaga pemerintah dan masyarakat di tingkat nasional.
3. Tujuan
1. Menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dan berakhlakul karimah
2. Menghasilkan karya penelitian berupa pengetahuan, metode dan
teknologi yang mendukung pembelajaran dan berguna bagi
masyarakat
3. Menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat di budang
kesehatan
4. Menghasilkan kerjasama kemitraan yang mendukung kegiatan
akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara
nasional.

B. Visi Misi Program Studi


1. Visi Program Studi
Mewujudkan Program Studi Ners yang unggul dalam bidang keperawatan
komunitas yang berakhlakul karimah dan kompetitif di tingkat nasional
pada tahun 2028.

3
2. Misi Program Studi
(1) Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan bimbingan profesi
Ners yang bermutu dan Islami.
(2) Melaksanakan penelitian yang mendukung pengembangan IPTEK di
bidang keperawatan.
(3) Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
(4) Mengembangkan jejaring dengan institusi lain di tingkat nasional

3. Tujuan Program Studi


(1) Menghasilkan Ners yang berkualitas dan Islami di bidang keperawatan
komunitas
(2) Menghasilkan penelitian yang menunjang pengembangan IPTEK
keperawatan berbasis komunitas
(3) Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
keperawatan
(4) Menghasilkan kerjasama dengan pemerintah maupun swasta dalam
penyelenggaraan Catur Dharma PT di tingkat nasional

4
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat serta
karunia- Nya kepada kita semua. Terima kasih kepada Allah SWT atas terbitnya
buku panduan praktikum Keperawatan Jiwa.
Ilmu keperawatan menjadi salah satu bagian dari Ilmu Kesehatan, yang
selalu berkembang dan berinovasi. Buku panduan praktikum ini merupakan salah
satu penunjang dalam pembelajaran mahasiswa, digunakan sebagai acuan minimal
dalam melakkan praktikum keperawatan jiwa. Saran serta masukan untuk
menyempurnakan buku ini sangat saya harapkan. Semoga buku panduan
praktikum inni dapat bermanfaat dan membantu dalam proses pembelajaran
Praktikum laboratorium dilaksanakan bertujuan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk melakukan pembelajaran praktikum sebelum mahasiswa
terjun kelahan klinik. Diharapkan dengan adanya buku panduan ini dapat
membantu mahasiswa khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan untuk
meningkatkan keterampilan praktek keperawatan jiwa.
.

Surakarta, Februari 2019

5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
BIODATA MAHASISWA ................................................................................................. ii
VISI DAN MISI .................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 1
A. Deskripsi Mata Ajar ......................................................................................... 1
B. Tujuan Umum & Khusus ................................................................................. 2
BAB II Pelaksanaan Praktikum........................................................................................... 10
A.Target Kompetensi .............................................................................................. 11
B.Waktu Pelaksanaan .............................................................................................. 11
C.Tempat Pelaksanaan ............................................................................................ 11
D.Peserta ................................................................................................................. 11
E.Dosen Pembimbing .............................................................................................. 11
F.Mekanisme Bimbingan ........................................................................................ 11
G.Tata Tertib ........................................................................................................... 12
H.Alur Prosedur Praktek ......................................................................................... 13
I.Bukti Pencapaian Kompetensi .............................................................................. 13
J.Rujukan ................................................................................................................ 14
BAB III Evaluasi ................................................................................................................. 15
A.Nilai Proses.......................................................................................................... 15
B.Nilai Evaluasi ...................................................................................................... 15
BAB IV Penutup ................................................................................................................. 16
A.Kesimpulan .......................................................................................................... 16
B.Penutup ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17
LAMPIRAN

6
HALAMAN PENGESAHAN

Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah : Lab. Keperawatan Jiwa

Kode Mata Kuliah : SAP

SKS : 1

Status Mata Kuliah :

Koordinator Mata Kuliah

Nama : Norman Wijaya Gati.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,SP.Kep.J

NIP / NIK : 70.10.09

Pangkat / Golongan : III b

Jabatan : Asistenn Ahli

Program Studi : S1 Keperawatan

Jumlah Tim Pengajar :3

Surakarta, 12 Februari 2019

Menyetujui

Ketua Program Studi, Koordinator Mata Kuliah,

Anjar Nurohmah, M.Kep Norman Wijaya Gati, M.Kep.,Sp.Kep.J

7
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
KEPERAWATAN JIWA Mata Kuliah Utama 1
OTORISASI Dosen Pengembang RPS Koordinator RMK Ketua Program Studi
Norman wijaya Norman wijaya ANjar Nurohmah, M.Kep
Gati.,M.Kep.,Sp.Kep.J Gati.,M.Kep.,Sp.Kep.J
Erika nooratri, M.Kep
Sru Hartutik, M.Kes
Capaian Pembelajaran CPL-PRODI
(CP) S13 Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap
keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan
perundangan;
PP4 menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan
PP7 menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang dilakukan secra mandiri atau
berkelompok pada bidang keilmuan akupuntur, kewirausahaan, bahasa arab, keperawatan dasar, keperawatan
medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan matrnitas, keperrawatan jiwa, keperawatan keluarga, keperawtan
gerontik dan keperrawatan komunitas, keperawatan gawat darurat dan kritis, manajemen keperawatan, dan
keperawatan bencana

mengaplikasikan niai ke aisyiyahan dan kemuhammadiyahan dalam penerapan konsep dan prosedur asuhan
KKK9
keperawatan

CP-MK
M1 Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan jiwa
M2 Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatanjiwa pada pasien dengan masalah psikososial
M3 Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
M4 Mahasiswa mampu melakukan roleplay terapi insividukelompok dan keluarga

8
Diskripsi Singkat MK Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep - konsep dan prinsip – prinsip sertatrend dan isu kesehatan dan keperawatan jiwa. Dalam mata kuliah ini
juga dibahas tentang klien sebagai sistem yang adaptif dalam tentang respons sehat jiwa sampai ganggua jiwa, psikodinamika, terjadinya masalah
kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tertier
terhadap klien dengan masalah psikososial dan spiritual serta gangguanjiwa juga merupakan fokusdalam mata kuliah ini, termasukhubungan
terapeutik secara individu dan dalam koteks keluarga, dan penerapan terapi modalitas keperawatan. Pengalamn belajar ini akan berguna dalam
memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi kepeerawatan jiwa pada area keperawatan lainnya
Materi Pembelajaran/ Asuhan psikososial (ansietas, ketidakberdayaan)
Pokok Bahasan Asuhan keperawatan gangguan ( Harga diri rendah, halusinasi, isolasi social, resiko perilaku kekerasan, deficit perawatan diri,waham, suicide)
Asuhan keperawatan jiwa pada kelompok (TAK S, SP, SS, OR)
Pustaka Utama :
. Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC
Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan KesehatanJiwa.Edisi 2. Jakarta : EGC
Keliat, BA., Akemat, (2010). Model Prektik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, B.A., Daulima, N.H.C & Farida, P. (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial & Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, et all. (2015). Standan Asuhan keperawatan Jiwa Diagnosa Sehat, Resiko dan Gangguan. Tidak dipublikasikan
Stuart, Gail W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing 10th Ed. Canada. Mosby Elsevier
Stuart, G, Keliat, B.A, Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan KesehatanJiwa Stuart Edisi Indonesia. Canada. Mosby
Elsevier
Townsend, Marry C. 2011. Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing Concept of Care in Evidence-Based Practice 5th
edition.USA: Davis Company
Pendukung :
Tomey, Aligood. (2006). Nursing Theory And Their Work 8th Ed. USA : Mosby Elsevier

Varcarolis & Halter. (2010). Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing A Clinical Approach 6th Ed. Canada: Elsevier
Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari dan Alfrina Hany. Jakarta: EGC.

Media Pembelajaran Perangkat Lunak : Perangkat keras :


Buku panduan praktek
Team teaching Norman wijaya Gati.,M.Kep.,Sp.Kep.J, Erika nooratri, M.Kep, Sru Hartutik, M.Kes
Mata kuliah syarat -
Pertemuan Sub CP-MK Indikator Kriteria dan Bentuk Metode Pembelajaran Materi Pembelajaran Bobot
Ke- (Sbg kemampuan akhir Penilaian (Estimasi Waktu) (Pustaka) Penilaian
yang diharapkan) (%)
1 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1 x170 menit Komunikasi terapeutik 5% /NWG
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi RPK
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien RPK
pada pasien RPK komunikasi terapeutik pada
pada pasien RPK
pasien RPK

9
2 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1 x170 menit Komunikasi terapeutik 5%/NWG
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi halusinasi
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien halusinasi
pada pasien Halusinasi komunikasi terapeutik pada
pada pasien halusinasi
pasien halusinasi
3 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 5%/ EDN
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi HDR
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien HDR
pada pasien HDR komunikasi terapeutik pada
pada pasien HDR
pasien HDR
4 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1 x170 menit Komunikasi terapeutik 5%/SH
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi DPD
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien DPD
pada pasien DPD komunikasi terapeutik pada
pada pasien DPD
pasien DPD
5 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 5%/ EDN
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi ISOS
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien ISOS
pada pasien ISOS komunikasi terapeutik pada
pada pasien ISOS
pasien ISOS
6 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 5%/SH
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi WAHAM
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien AHAM
pada pasien WAHAM pada pasien WAHAM komunikasi terapeutik pada
pasien WAHAM
7 Mahasiswa mampu Ketepatan memberikan Criteria : 1x170 menit Konsep 5%/EDN
mendemonstrasikan pendidikan kesehatan Ketepatan memberikan Melakukan roleplay pendidikan ketidakberdayaan
pendidikan kesehatan pada pasien dengan pendidikan kesehatan pada kesehatan etidakberdayaan
pada pasien ketidakberdayaan pasien dengan
ketidakberdayaan ketidakberdayaan

Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Konsep ansietas dan 10%/EDN
8 mendemonstrasikan memberikan Ketepatan memberikan Melakukan roleplay pendidikan berduka
pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan pada kesehatan pada pasien dan
pada pasien dengan pasien dengan berduka
pada pasien berduka, berduka
berduka,
9 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 5%/NWG
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan suicide

10
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan Melakukan roleplay komunikasi
pada pasien suicide pada pasien uicide komunikasi terapeutik pada terapeutik pada pasien suicide
pasien suicide
10 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 10%/NWG
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi ansietas
komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada pasien ansietas
pada pasien ansietas pada pasien ansietas komunikasi terapeutik pada
pasien nsietas
11 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 10%/NWG
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi kelompok TAK
komunikasi kelompok komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada kelompok TAK sosialisasi
TAK sosialisasi kelompok TAK komunikasi terapeutik pada sosialisasi
sosialisasi kelompok TAK sosialisasi
12 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 10%/SH
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi kelompok TAK
komunikasi kelompok komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada kelompok TAK orientasi realita
TAK orientasi realita kelompok TAK orientasi komunikasi terapeutik pada orientasi realita
realita kelompok TAK orientasi
realita
13 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 10%/SH
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi kelompok TAK
komunikasi kelompok komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada kelompok TAK stimulasi persepsi
TAK stimulasi persepsi kelompok TAK stimulasi komunikasi terapeutik pada stimulasi persepsi
persepsi kelompok TAK stimulasi
persepsi
14 Mahasiswa mampu Ketepatan Criteria : 1x170 menit Komunikasi terapeutik 10%/SH
mendemontrasikan mendemontrasikan Ketepatan Melakukan roleplay komunikasi kelompok TAK
komunikasi kelompok komunikasi terapeutik mendemontrasikan terapeutik pada kelompok TAK stimulasi sensori
TAK stimulasi sensori kelompok TAK stimulasi komunikasi terapeutik pada stimulasi persesensoripsi
sensori kelompok TAK sensori
persepsi

11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Ajar

‫للاه َمن لَقَد‬


ّ ‫علَى‬
َ َ‫ؤمنِين‬
ِ ‫ث ِإذ ال هم‬ ‫علَي ِهم َيتلهو أَنفه ِس ِهم ِ ّمن َر ه‬
َ ‫سولا فِي ِهم َب َع‬ َ ‫َويهزَ ِ ّكي ِهم ِِآ َياتِه‬
‫اب َويه َع ِلّ هم هه هم‬
َ َ ‫ضالل ِفيَِل َقب هل ِمن َكانهوا َو ِإن َوال ِحك َمةَ ال ِكت‬
َ ‫ُّم ِبين‬
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(keadaan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. 3: 164)

‫الص ِبالصب ِر است َ ِعينهوا َءا َمنهوا الذِينَ َيآأَيُّ َها‬


ّ ‫ِو‬َ َ ‫الصا ِب ِرينَ َم َع للاَ ِإن لَ ِة‬

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ". (QS Al Baqarah (2): 153).

‫اس يَآأَيُّ َها‬ َ ‫هور فِي ِلّ َما َو ِشفَآء ر ِبّ هكم ِ ّمن مو ِع‬
‫ظة َجآ َءت هكم قَد الن ه‬ ِ ‫صد‬ُّ ‫ِلّل همؤ ِمنِينَ َو َرح َمة َو ههداى ال‬

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat (agama) dari Tuhanmu
sebagai penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam, dada (rohani), sebagai petunjuk
serta rahmat bagi orang yang beriman". (QS. Yunus (10) : 5 7).

Keperawatan jiwa adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan
jiwa dan tehnik keperawatan jiwa berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif. Pemberian asuhan keperawatan jiwa meliputi sehat dan sakit diberikan
dalam kontek individu dan keluarga, menggunakan hubungan terapeutik dan penerapan
terapi modalitas keperawatan di Rumah Sakit maupun di Masyarakat.

12
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Praktikan mampu mengelola asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
berbagai masalah psikososial dan gangguan jiwa dengan menerapkan beberapa
konsep dasar ilmiah keperawatan jiwa serta mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada kegawatdaruratan dasar dan keperawtan jiwa komunitas pada
gangguan jiwa dengan mengaplikasikan ilmu keperawatan dan medis serta berbagai
ilmu terapan lain yang terkait
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Praktik Laboratorium mahasiswa mampu :
1. Melakukan terapi individu :
a. Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
1) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan Harga diri rendah
kronik
2) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan Isolasi sosial
3) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan Defisit perawatan
diri
4) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan Halusinasi
5) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan Resiko perilaku
kekerasan
6) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan waham
7) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan resiko bunuh diri
b. Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikosisal
1) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan ansietas
2) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan keputusasaan
3) Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dengan berduka
2. Melakukan Terapi keluarga
a. Melakukan health education pada keluarga dengan masalah gangguan jiwa
b. Melakukan health education pada keluarga dengan masalah psikososial
c. Melakukan health education pada keluarga dengan keluarga sehat jiwa
3. Melakukan terapi kelompok
a. Melakukan Terapi modalitas pada klien gangguan jiwa
b. Melakukan Terapi kelompok pada klien dengan masalah psikososial
13
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Target Kompetensi
Pelaksanaan praktikum keperawatan jiwa diharapkan mampu menghasilkan
mahasiswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karenanya, untuk membantu
pencapaian tujuan belajar maka disusunlah daftar kompetensi praktikum keperawatan
jiwa untuk tingkat pencapaian kompetensi knowledge (pengetahuan) dan kompetensi
skill (keterampilan) sebagai berikut:
NO KASUS

1 Gangguan konsep diri


2 Isolasi sosial
3 Halusinasi
4 Resiko Perilaku Kekerasan
5 Waham
6 Defisit perawatan diri
7 Suicide
8 TAK Orientasi realita
9 TAK sosialisasi
10 TAK stimulasi persepsi
11 TAK stimulasi persepsi
12 Ansietas
13 Tidakberdaya
14 keputusasaan

B. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum keperawatan jiwa akan dilaksanakan pada pembelajaran semester
genap. Jadwal pelaksanaan praktikum untuk masing-masing kelompok terdapat pada
lampiran buku pedoman praktikum.
C. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum keperawatan jiwa dilaksanakan di Mini Hospital (Minhos)
kampus 2 STIKES ‘Aisyiyah Surakarta.
D. Peserta
Pelaksanaan praktikum keperawtan jiwa akan diikuti sebanyak …. Mahasiswa semester
genap ilmu keperawatan. Mekanisme praktikum akan dilakukan secara klasikal dengan
metode asistensi.

14
E. Dosen Pembimbing
Terlampir
F. Mekanisme Bimbingan
Fase Bimbingan Tugas Pembimbing Tugas Peserta Didik
Fase Persiapan  Memfasilitasi waktu pelaksanaan,  Koordinasi dengan dosen
memberikan persetujuan pembimbing
pelaksanaan praktikum sesuai  Mengebon alat dengan
topik persetujuan dosen
pembimbing minimal
sehari sebelum dilakukan
praktikum
 Menyiapkan tempat dan
alat yang dibutuhkan
dalam praktikum sesuai
topik
Fase Pelaksanaan  Mengobservasi mahasiswa, dapat  Menjawab pertanyaan
berupa tes lisan maupun tertulis
 Menjelaskan dan mempraktekkan  Memperhatikan
secara langsung sesuai dengan
perasat masing-masing
 Memberi kesempatan pada  Melakukan keterampilan
mahasiswa untuk mencoba yang telah diajarkan
melakukan secara langsung perasat
yang telah diajarkan
Fase Evaluasi  Melakukan post conference  Mencatat dan
 Memberikan feed back peserta mendengarkan
didik
 Memberikan nilai proses pada
lembar penilaian

15
G. Tata Tertib
1. Mahasiswa wajib memakai jas laboratorium saat praktikum berlangsung.
2. Mahasiswa wajib membuat resume materi yang akan di praktikumkan.
3. Kehadiran praktikum wajib 100%, jika mahasiswa tidak dapat mengikuti praktikum,
mahasiswa wajib menggantinya dengan mengikuti praktikum kelompok berikutnya.
4. Jadwal yang telah diberikan dapat berubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan dosen
pengampu masing-masing.
5. Mahasiswa wajib meminta penilaian selama proses praktikum kepada dosen
pembimbing praktikum.
6. Mahasiswa wajib mengumpulkan buku pedoman yang telah diisi secara lengkap baik
form penilaian maupun form target kompetensi.
7. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum secara full dengan tiap kali praktikum 100
menit.
8. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian evaluasi (OSCA atau COMPRE) adalah
mahasiswa yang telah mengikuti seluruh praktikum yang telah ditentukan.

H. Alur Prosedur Praktikum

Mahasiswa konfirmasi Mahasiswa melakukan


Jadwal ke Dosen Pengampu Fix bon peminjaman alat ke
Praktikum maks. H-1 pelaksanaan mini hospital maks. H-1
praktikum pelaksanaan praktikum

Cancel

Digantikan dengan Pelaksanaan


jadwal praktikum lain praktikum

Mahasiswa menerima jadwal praktikum yang akan diberikan oleh koordinator


praktikum. Maksimal atau paling lambat 1 hari sebelum pelaksaan praktikum
mahasiswa melakukan konfirmasi kepada dosen pengampu praktikum. Apabila dosen
yang bersangkutan dapat mengisi praktikum sesuai jadwal (fix) mahasiswa wajib
16
melakukan bon peminjaman alat sesuai dengan perasat yang akan dipraktikumkan ke
mini hospital (laboratorium) dengan bukti kertas bon alat yang telah di tandatangani
oleh dosen pengampu dan mahasiswa. Namun apabila dosen yang bersangkutan tidak
dapat mengisi praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mahasiswa
berhak menggantikan dengan dosen pengampu lain yang dapat memberikan materi
dan mahasiswa tetap wajib melakukan bon peminjaman alat ke mini hospital
(laboratorium).
I. Bukti Pencapaian Kompetensi
Terlampir
J. Rujukan
Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC

Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan KesehatanJiwa.Edisi 2. Jakarta :
EGC

Keliat, BA., Akemat, (2010). Model Prektik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B.A., Daulima, N.H.C & Farida, P. (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial &
Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, et all. (2015). Standan Asuhan keperawatan Jiwa Diagnosa Sehat, Resiko dan Gangguan.
Tidak dipublikasikan

Stuart, Gail W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing 10th Ed. Canada. Mosby
Elsevier

Stuart, G, Keliat, B.A, Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan KesehatanJiwa Stuart
Edisi Indonesia. Canada. Mosby Elsevier

Tomey, Aligood. (2006). Nursing Theory And Their Work 8th Ed. USA : Mosby Elsevier

Townsend, Marry C. 2011. Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing Concept of Care in
Evidence-Based Practice 5th edition.USA: Davis Company

Varcarolis & Halter. (2010). Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing A Clinical
Approach 6th Ed. Canada: Elsevier

Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari dan
Alfrina Hany. Jakarta: EGC.
17
BAB III
EVALUASI

A. Nilai Proses (60%)


1. Kedisiplinan : 20%
2. Keaktifan : 20%
3. Tugas Pra Lab : 20%
B. Nilai Evaluasi (40%)
Mahasiswa yang telah memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan perasat praktikum
berhak mengikuti ujian evaluasi yang akan dilaksanakan pada akhir keseluruhan
praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Program Studi. Evaluasi
akhir dapat dilakukan dengan metode OSCA maupun COMPRE.
C. Nilai Akhir Praktikum
No Penilaian Prosentase Nilai
1. Nilai Proses 60 %
a. Kedisiplinan (20%)
b. Keaktifan (20%)
c. Tugas pra lab (20%)
2 Nilai Evaluasi 40 %
Total

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demikian Buku Pedoman Praktikum keperawatan jiwa ini kami susun. Besar harapan
kami semoga pelaksanaan praktikum dapat berjalan sesuai rencana dan lancar. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
B. Saran
Proses penyusunan dan pelaksanaan praktikum keperawatan jiwa mungkin masih jauh
dari harapan, kami sebagai penyusun serta koordinator praktikum menerima masukan
serta saran dari semua pihak.

Surakarta, Februari 2019

Ketua Prodi IlmuKeperawatan Koordinator Praktikum Keperawatan Jiwa

(Annjar nurohmah, S.Kep.,Ns.,M.Kes) (Norman W Gati., Ns.,M.Kep., Sp.Kep.J.)

19
DAFTAR PUSTAKA
Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC

Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan KesehatanJiwa.Edisi 2. Jakarta :
EGC

Keliat, BA., Akemat, (2010). Model Prektik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B.A., Daulima, N.H.C & Farida, P. (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial &
Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, et all. (2015). Standan Asuhan keperawatan Jiwa Diagnosa Sehat, Resiko dan Gangguan.
Tidak dipublikasikan

Stuart, Gail W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing 10th Ed. Canada. Mosby
Elsevier

Stuart, G, Keliat, B.A, Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan KesehatanJiwa Stuart
Edisi Indonesia. Canada. Mosby Elsevier

Tomey, Aligood. (2006). Nursing Theory And Their Work 8th Ed. USA : Mosby Elsevier

Townsend, Marry C. 2011. Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing Concept of Care in
Evidence-Based Practice 5th edition.USA: Davis Company

Varcarolis & Halter. (2010). Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing A Clinical
Approach 6th Ed. Canada: Elsevier

Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari dan
Alfrina Hany. Jakarta: EGC.

20
BUKTI PENCAPAIAN KOMPETENSI
LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA
NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELOMPOK :
Target Kompetensi Nilai Proses NA TTD
NO Kedisplinan Keaktifan Tugas pra Pengampu
(20%) (20%) lab (20%)
1 Stimulasi persepsi
2 Stimulasi sensori
3 Orientasi realita
4 Sosialisasi
5 Komunikasi terapeutik pada klien
harga diri rendah kronik
6 Komunikasi terapeutik pada klien
Isolasi sosial
7 Komunikasi terapeutik pada klien
Halusinasi
8 Komunikasi terapeutik pada klien
Resiko Perilaku Kekerasan
9 Komunikasi terapeutik pada klien
Waham
10 Komunikasi terapeutik pada klien
Defisit perawatan diri
11 Komunikasi terapeutik pada klien
Suicide
12 Komunikasi terapeutik pada klien
ansietas
13 Komunikasi terapeutik pada klien
berduka
14 Komunikasi terapeutik pada klien
keputuasaaan

21
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
HALUSINASI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan halusinasi
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi halusinasi
2. Menjelaskan tanda gejala halusinasi
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien halusinasi

B. PENGERTIAN
Halusinasi merupakan suatu kondisi individu menganggap jumlah serta pola stimulus
yang datang (baik dari dalam maupun dari luar) tidak sesuai dengan kenyataan, disertai
distorsi dan gangguan respons terhadap stimulus tersebut baik respons yang berlebihan
maupun yang kurang memadai (Townsend, 2010). Halusinasi adalah satu gejala
gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi,
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat & Akemat,
2010).
C. TANDA GEJALA
1. Kognitif : tidak dapat memfokuskan pikiran, mudah lupa, tidak mampu mengambil
keputusan, tidak mampu memecahkan masalah, tidak dapat berfikir logis, inkoheren,
disorientasi, blocking, daya tilik diri jelek, mendengar suara-suara, melihat bayangan
atau sinar, mendengar suara hati, menghidu bau-bauan, merasakan rasa pahit, asam,
asin di lidah, merasakan sensasi tidak nyaman dikulit, ambivalen, sirkumstansial,
flight of idea, tidak mampu mengontrol PK, punya pikiran negatif terhadap stressor,
mendominasi pembicaraan
2. Afektif : senang, sedih, merasa terganggu, marah, ketakutan, khawatir, merasa
terbelenggu, afek datar/ tumpul, afek labil, marah, kecewa, kesal, curiga, mudah
tersinggung
3. Fisiologis : sulit tidur, kewaspadaan meningkat, tekanan darah meningkat, denyut
nadi meningkat, frekuensi pernafasan meningkat, muka tegang, keringat dingin,
pusing, kelelahan/keletihan
22
4. Perilaku : Berbicara dan tertawa sendiri, Berperilaku aneh sesuai dengan isi
halusinasi, menggerakkan bibir/komat kamit, menyeringai, diam sambil menikmati
halusinasinya, perilaku menyerang, kurang mampu merawat diri, memalingkan muka
ke arah suara, menarik diri
5. Sosial : tidak tertarik dengan kegiatan sehari-hari, tidak mampu komunikasi secara
spontan, acuh terhadap lingkungan, tidak dapat memulai pembicaraan, tidak dapat
mempertahankan kontak mata, menarik diri

23
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN HALUSINASI
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI HALUSINASI DAN LATIHAN KONTROL HALUSINASI
DENGAN CARA MENGHARDIK
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai
klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mengkaji keluhan utama klien 5
2 Mendiskusikan jenis halusinasi 5
3 Mendiskusikan isi halusinasi 5
4 Mendiskusikan waktu munculnya halusinasi 5
5 Mendiskusikan frekuensi halusinasi 5
6 Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi 5
7 Mendiskusikan tanda gejala halusinasi 5
8 Melatih cara kontrol halusinasi dengan menghardik 15
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol halusinasi 3
dengan cara menghardik
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat halusinasi 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
24
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

25
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN HALUSINASI
SP 2 : LATIHAN KONTROL HALUSINASI DENGAN MINUM OBAT

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menjelaskan nama obat yang diminum klien 6
2 Menjelaskan dosis yang diminum klien (takaran dan frekuensi) 5
3 Menjelaskan manfaat minum obat (masing-masing obat) 5
4 Menjelaskan kerugian bila berhenti minum obat 5
5 Menjelaskan efek samping yang mungkin muncul pada klien 5
6 Menjelaskan cara mengatasi efek samping yang mungkin muncul 6
7 Menganjurkan untuk melapor bila efek samping tidak teratasi 6
8 Menjelaskan perinsip benar minum obat (nama, obat, dosis, cara 7
waktu)
9 Memberikan kesempatan klien mengulang prinsip benar minum 5
obat
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol halusinasi 3
dengan cara minum obat
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat halusinasi 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2

26
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

27
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN HALUSINASI
SP 3 : LATIHAN KONTROL HALUSINASI DENGAN CARA VERBAL

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Melatih cara kontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
(bercakap-cakap tentang hobi, pekerjaan, keluarga dll)
a. Membuat daftar orang yang dapat diajak bercakap-cakap 12
b. Membuat daftar percakapan 12
c. Latihan praktek bercakap-cakap 15
2 Memberi kesempatan klien mengulang cara bercakap-cakap 11
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol halusinasi 3
dengan cara verbal
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat halusinasi 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
28
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

29
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN HALUSINASI
SP 4 : LATIHAN KONTROL HALUSINASI DENGAN CARA BERKEGIATAN

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Melatih cara kontrol halusinasi dengan berkegiatan
a. Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan 15
b. Melatih kegiatan yang mampu dilakukan 20
2 Memberi kesempatan klien mengulang cara berkegiatan 15
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol halusinasi 3
dengan cara verbal
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat halusinasi 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI

30
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

31
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
ISOLASI SOSIAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan isolasi sosial
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi isolasi social
2. Mampu menjelaskan tanda gejala isolasi sosial
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien isolasi sosial

B. PENGERTIAN
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan
atau mengharapakan untuk melibatkan orang lain, akan tetapi tidak dapat membuat
hubungan tersebut (Carpenito, 2004). Menurut Kim (2006) isolasi sosial merupakan
kesendirian yang dialami individu dan dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan
sebagai keadaan yang negatif atau mengancam. Isolasi sosial merupakan keadaan ketika
individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk
meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak
(Carpenito-Moyet, 2007). Menurut Towsend (2008), isolasi sosial merupakan kondisi
kesendirian yang di alami oleh individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan
sebagai kondisi yang negatif dan mengancam (Townsend, 2010). Videbeck (2008)
menjelaskan bahwa isolasi sosial merupakan gangguan hubungan interpersonal yang
terjadi akibat adanya kepribadian yang maladaptif dan menghambat seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial
adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan hubungan interpersonal yang
mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan dengan orang lain
(Kirana, 2009).

C. TANDA GEJALA
1. Kognitif
Respons kognitif klien isolasi sosial meliputi perasaan kesepian,merasa ditolak orang
lain atau lingkungan, merasa tidak dimengerti oleh orang lain, merasa tidak berguna,
merasa putus asa dan tidak memiliki tujuan hidup, merasa tidak aman berada diantara
32
orang lain, menghindar dari orang lain dan lingkungan, tidak mampu konsentrasi serta
tidak mampu membuat keputusan (Fortinash, 1999; Keliat, 2005; Townsend, 2009;
NANDA, 2012)
2. Afektif
Klien isolasi sosial menunjukkan respons afektif berupa perasaan sedih, tertekan,
depresi atau marah, merasa kesepian atau ditolak lingkungan, tidak memperdulikan
orang lain, malu dengan orang lain. Kegagalan individu dalam tugas perkembangan di
masa lalu juga memiliki keterkaitan dengan pengalaman berinteraksi serta
berhubungan dengan orang lain sehingga mempengaruhi Respons afektif (Cacioppo et
al, 2002; Hawkey, Burleson, Bentson, & Cacioppo, 2003; Steptoe, Owen, Kuns-
Ebrecht, & Brydon, 2004)
3. Fisiologis
Respons fisiologis yang dialami klien isolasi sosial yaitu muka murung, sulit tidur,
merasa lelah letih dan kurang bergairah.
4. Perilaku
Klien isolasi sosial menunjukkan perilaku seperti manarik diri, menjauh dari orang
lain, tidak atau jarang melakukan komunikasi, tidak ada kontak mata, kehilangan
gerak dan mulut, malas melakukan kegiatan sehari hari, berdiam diri di kamar,
menolak hubungan dengan orang lain, dan menunjukkan sikap bermusuhan
(Townsend, 2009)
5. Sosial
Respons fisiologis yang dialami klien isolasi sosial yaitu muka murung, sulit tidur,
merasa lelah letih dan kurang bergairah

KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


33
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI ISOLASI SOSIAL DAN LATIHAN BERKENALAN

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang
identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menanyakan keluhan utama klien 4
2 Menanyakan isolasi sosial klien
a. Menanyakan siapa yang tinggal satu rumah dengan klien 4
b. Menanyakan siapa keluarga terdekat klien 4
c. Menanyakan apakah memiliki teman dan atau sahabat 4
d. Menanyakan sebab bila klien tidak memiliki teman/sahabat/ 4
orang terdekat
3 Mendiskusikan keuntungan memiliki banyak teman/sahabat/orang 5
terdekat
4 Mendiskusikan kerugian tidak memiliki teman/sahabat/orang 5
terdekat
5 Menjelaskan cara berkenalan
a. Berjabat tangan( disesuaikan dengan adat/norma/nilai) 5
b. Menyebutkan nama lengkap,nama panggilan, alamat dan hobi 5
c. Menanyakan nama, alamat dan hobi 5
6 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 5
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif 3
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan
b. Evaluasi objektif 3
Memberi kesempatan klien mengulang cara berkenalan
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
34
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


35
SP 2 : MELATIH BERINTERAKSI DENGAN DUA ORANG

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Melatih berbicara dengan dua orang/lebih
a. Berjabat tangan (disesuaikan dengan adat/norma/nilai) 8
b. Menyebutkan nama lengkap,nama panggilan, alamat dan hobi 10
c. Menanyakan nama, alamat dan hobi 8
2 Melatih cara memulai berbicara
a. Melatih bertanya 8
b. Melatih klarifikasi 8
3 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 8
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara berkenalan 2 orang 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2

36
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

37
SP 3 : MELATIH BERINTERAKSI DENGAN 4-5 ORANG

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Melatih berbicara dengan 4-5 orang/lebih
a. Berjabat tangan (disesuaikan dengan adat/norma/nilai) 7
b. Menyebutkan nama lengkap,nama panggilan, alamat dan hobi 7
c. Menanyakan nama, alamat dan hobi 7
2 Melatih cara memulai berbicara
a. Melatih bertanya 8
b. Melatih klarifikasi 8
3 Melatih mengikuti kegiatan kelompok
a. Melatih mengungkapkan pendapat 7
4 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 6
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara berinteraksi 4-5orang 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
38
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

39
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
SP 4 : MELATIH MELAKUKAN KEGIATAN SOSIAL
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang
identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Melatih berbicara saat melakukan kegatan sosial
a. Meminta sesuatu 18
b. Menjawab pertanyaan 18
2 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 14
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara melakukan kegiatan sosial 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100
40
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
HARGA DIRI RENDAH KRONIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan harga diri
rendah kronik (HDRK)
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi HDRK
2. Menjelaskan tanda gejala HDRK
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien HDRK

B. PENGERTIAN
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negative mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus (NANDA, 2012). Stuart (2013)
menyatakan harga diri rendah adalah evaluasi diri negative yang berhubungan dengan
perasaan yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak berharga,
dan tidak memadai. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliatdkk, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi
penurunan gejala dan peningkatan kemampuan klien harga diri rendah kronis secara
signifikan setelah diberikan tindakan keperawatan (Pardede,Keliat, dan Wardani, 2013).
C. TANDA GEJALA
Data subjektif : sulit tidur, merasa tidak berarti dan tidak berguna, merasa tidak
mempunyai kemampuan positif, merasa mennilaidiri negatif, kurang konsentrasi dan
merasa tidakmampumelakukan apapun,merasa malu.
Data objektif : kontakmata berkurang dan murung, berjalan menunduk dan posturtubuh
menunduk, menghindari orang lain, bicara pelan dan lebih banyakdiam,lebih
senangmenyendiri dan aktivitas menurun,mengkritik orang lain

KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
41
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI HARGA DIRI RENDAH KRONIK DAN LATIHANKEMAMPUAN KE 1

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menanyakan keluhan utama klien 10
2 Menanyakan cara yang dilakukan klien untuk mengatasi HDRK 10
3 Mendiskusikan cara mengatasi HDRK
a. Membuat daftar aspek positif diri 5
b. Memilih kemampuan yang masih dapat dilatih 5
c. Memilih satu kemampuan yang akan dilatih 5
d. Melatih kemampuan pertama 5
4 Memberikan kesempatan untuk mengulang latihan mandiri 10
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol HDR 3
dengan cara mengidentifikasi aspek positif diri
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2

42
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

43
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
SP 2 : LATIHAN KEMAMPUAN KE 2
NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 3
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 2
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Memilih kemampuan kedua yang akan dilatih 19
2 Melatih kemampuan kedua 19
3 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 12
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara berkenalan 2 orang 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

44
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan resiko
perilaku kekerasan (RPK)
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi RPK
2. Menjelaskan tanda gejala RPK
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien RPK

B. PENGERTIAN
Perilaku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan
(panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik
atau konsep diri (Stuart & Laraia. 2013). Perasaan terancam ini dapat berasal dari stresor
eksternal (penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan
internal (perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan
ketakutan penyakit fisik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik terapi generalis
maupun terapi spesialis memberikan hasil yang signifikan untuk menurunkan perilaku
kekerasan. Tindakan keperawatan generalis pada pasien dan keluarga dapat menurunkan
lama rawat klien (Keliat, dkk 2009).

C. TANDA GEJALA
1. Subjektif :
Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol PK, merasa berpikir negatif dalam
menghadapi stressor, mengungkapkan keinginan untuk memukul orang lain,
Mengungkapkan perasaan curiga, merasa mudah tersinggung, merasa tidak nyaman,
merasa jengkel, mengungkapkan keinginan untuk memukul orang, Mengatakan
pusing, merasa berdebar-debar, Mengatakan selalu curiga, Sering mengungkapkan
keinginan dengan nada mengancam, Secara verbal sering mengejek, mengolok-olok.

2. Objektif

45
Mendominasi pembicaraan, , Flight of idea, Perubahan isi piker, Menyalahkan orang
lain, Kurang konsentrasi, Mudah putus asa, Kepribadian tertutup, Agresif , Afek labil,
Marah, Frustasi, Menunjukkan ketidak pedulian dengan lingkungan/acuh, Sering
meremehkan sesuat, Muka merah, Pandangan tajam, Rahang mengatup dengan kuat,
Tangan mengepal, Wajah tegang dan kewaspadaan meningkat, Frekuensi BAB dan
BAK cenderung meningkat, Mondar mandir, Memukul benda/orang, Merusak barang,
Nada suara tinggi/keras, Agresif, Suka membantak orang lain, Bersikap sinis
terhadap orang lain, Menarik diri dalam pergaulan lingkungan, Mengasingkan diri,
Penolakan

46
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN PERILAKUKEKERASAN
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI PERILAKU KEKERASAN DAN LATIHAN KONTROL PERILAKU KEKERASAN
DENGAN CARA FISIK (TARIK NAFAS DALAMDAN PUKUL BANTAL/KASUR)

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menanyakan penyebab perasaan marah (diri sendiri, orang lain 5
dan lingkungan)
2 Menanyakan tanda gejala saat klien marah 5
3 Menanyakan respon yang dilakukan saat muncul perasaan marah 5
4 Menanyakan apakah respon yang dilakukan klien menyelesaikan 5
masalah klien
5 Mendiskusikan kerugian yang ditimbulkan dari respon klien 5
6 Menyimpulkan akibat dari respon yang dilakukan klien 5
7 Menawarkan apakah klien bersedia belajar cara baru mengontrol 5
marah
8 Mendiskusikan cara kontrol marah dengan fisik:
a. Melatih Tarik Nafas Dalam 5
b. Melatih Pukul bantal/kasur 5
9 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 5
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol marah 3
dengan cara fisik
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat marah 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
47
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

48
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN PERILAKUKEKERASAN
SP 2 : LATIHAN KONTROL PERILAKU KEKERASAN DENGAN MINUM OBAT

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menjelaskan nama obat yang diminum klien 6
2 Menjelaskan dosis yang diminum klien (takaran dan frekuensi) 5
3 Menjelaskan manfaat minum obat (masing-masing obat) 5
4 Menjelaskan kerugian bila berhenti minum obat 5
5 Menjelaskan efek samping yang mungkin muncul pada klien 5
6 Menjelaskan cara mengatasi efek samping yang mungkin muncul 6
7 Menganjurkan untuk melapor bila efek samping tidak teratasi 6
8 Menjelaskan perinsip benar minum obat (nama, obat, dosis, cara 7
waktu)
9 Memberikan kesempatan klien mengulang prinsip benar minum 5
obat
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol marah 3
dengan cara minum obat
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat marah 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
49
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

50
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN PERILAKUKEKERASAN
SP 3 : LATIHAN KONTROL PERILAKU KEKERASAN DENGAN CARA VERBAL

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menjelaskan cara kontrol marah dengan verbal
a. Menjelaskan cara meminta dengan sopan ( nada suara rendah, 14
kalimat sopan, menyelingikata "tolong")
b. Menjelaskan cara menolak yang baik (nada suara rendah, 13
kalimat sopan dan menyelingi kata " maaf")
c.Menjelaskan cara mengungkapkan perasaan kesal, bila ada 13
perlakuan orang lain yang membuat kesal
2 Memberikan kesempatan klien mengulang cara yang dilatih 10
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol marah 3
dengan cara verbal
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat marah 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK

51
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

52
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN PERILAKUKEKERASAN
SP 4 : LATIHAN KONTROL PERILAKU KEKERASAN DENGAN CARA SPIRITUAL

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menjelaskan cara kontrol marah dengan spritual
a. Melakukan ibadah wajib (disesuaikan agama klien) 13
b. Mengikuti kegiatan pengajian rutin 13
c. Membaca kitab suci 13
2 Memberikan kesempatan klien mengulang cara yang dilatih 11
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol marah 3
dengan cara spiritual
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat marah 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4

53
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

54
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan deficit
perawatan diri (DPD)
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi DPD
2. Menjelaskan tanda gejala DPD
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien DPD

B. PENGERTIAN
Keadaan ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari (Towsend, 2010). Kurang perawatan diri merupakan
keadaan ketika individu mengalami suatu kerusakan fungsi motorik atau funhsi kognitif,
yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri antara lain:
1. Makan
2. Mandi/Higiene
3. Berpakaian dan berhias
4. Toileting
5. Instrumental (menggunakan telepon, menggunakan transporttasi, menyetrika,
mencuci pakaian, menyiapkan makanan, berbelanja, mengelola keuangan,
mengkomsumsi obat)
Defisit perawatan diri seringkali disebabkan oleh: intoleransi aktifitas, hambatan
mobilitas fisik, nyeri, ansietas gangguan persepsi atau kognitif, depresi, ketidak
berdayaan
C. TANDA GEJALA
1. Subyektif
1) Menyatakan tidakadakeinginan mandi secarateratur
2) Perawatan diri harus dimotivasi
3) MenyatakanBab/bak di sembarangtempat
4) Menyatakan tidak mampu menggunakan alat bantu makan
2. Obyektif
1) Tidak mampu membersihkan badan
2) Penampilan tidak rapi, pakaian kotor, tidak mampu berpakaian secarabenar
3) Tidak mampu melaksanakan kebersihanyangsesuai, setelah melakukan toileting
4) Makan hanyabeberapasuap dari piring/porsi tidak habis
55
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI PERILAKU DEFISIT PERAWATAN DIRI DAN
LATIHAN MEMBERSIHKAN BADAN

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan gelang
identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menanyakan keluhan utama klien 2
2 Menanyakan perilaku defisit perawatan diri klien
a. Menanyakan kebiasaan mandi, gosok gigi, keramas, potong kuku 4
b. Menanyakan kebiasaan berhias, bercukur dan ganti pakaian 4
c. Menanyakan kebiasaan BAB, BAK 4
d. Menanyakan kebiasaan makan klien 4
3 Mendiskusikan manfaaf menjaga kebersihan diri 4
4 Mendiskusikan kerugian tidak merawat diri 4
5 Menanyakan kesediaan klien untuk latihan menjaga kebersihan diri 4
6 Mendiskusikan cara menjaga kebersihan diri
a. Menjelaskan cara mandi yang benar 4
b. Menjelaskan cara gosok gigi yang benar 4
c. Menjelaskan cara keramas yang benar 4
d. Menjelaskan cara potong kuku yang benar 4
7 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 4
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara membersihkan diri 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
56
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

57
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 2 : LATIHAN BERDANDAN/ BERCUKUR

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. MelakukanEvaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mendiskusikan cara berhias/ bercukur
Perempuan :
a. Melatih cara berganti pakaian 13
b. Melatih cara bersisir 13
c. Melatih cara menggunakana make-up (optional) 12
Laki-laki
a. Melatih cara berganti pakaian 13
b. Melatih cara bersisir 13
c. Melatih cara bercukur 12
7 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 12
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara berdandan 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
58
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
Nilai 100

59
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 3 : LATIHAN MAKAN YANG TERTIB

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. MelakukanEvaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mendiskusikan cara makan tertib
a. Melatih mencucui tangan sebelum makan 6
b. Melatih mengambil makanan sendiri 5
c. Melatih makan sambil duduk tertib 5
d. Melatih berdoa sebelum makan 5
e. Melatih makan tertib ( tidak berceceran, makan dengan tenang) 6
f. Melatih berdoa setelah makan 6
g. Melatih membersikan alat makan sendiri 6
h. Melatih mengembalikan alat makan ke tempat semula 6
2 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 5
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara makan tertib 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2

60
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

61
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 4 : LATIHAN TOILETING YANG TERTIB

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 5
c. MelakukanEvaluasi kemampuan klien
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mendiskusikan cara toileting yang tertib
a. Melatih BAB/BAK pada tempatnya 10
b. Menganjurkan menutup pintu saat BAB/BAK 10
c. Menganjurkan menyiram bekas BAB/BAK hingga bersih 10
d. Menganjurkan cuci tangan dengan sabun 10
2 Memberikan kesempatan klien mempraktekan mandiri 10
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara toileting 3
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
62
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

63
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
WAHAM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan waham
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi waham
2. Menjelaskan tanda gejala waham
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien waham

B. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus
namun tidak sesuai dengan kenyataan ( Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni, 2012).
C. TANDA GEJALA
1. Subyektif
1) Mudah lupa atau sulit konsentrasi
2) Tidak mampu mengambil keputusan
3) Berpikir tidak realistis
4) Pembicaraan sirkumtansial
2. Obyektif
Bingung, Inkoheren, Flight of idea, Sangat waspada, Khawatir, Sedih berlebihan atau
gembira berlebihan, Perubahan pola tidur, Kehilangan selera makan, Wajah tegang,
Perilaku sesuai isi waham, Banyak bicara, Menentang atau permusuhan, Hiperaktif,
Menarik diri, Tidak bisa merawat diri

KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN WAHAM


64
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI WAHAM DAN LATIHAN KONTROL WAHAM
DENGAN CARA ORIENTASI REALITA

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mengkaji keluhan utama klien 5
2 Mendiskusikan jenis waham 8
3 Mendiskusikan akibat waham 7
4 Melakukan orientasi realita ( "saya paham...... Tetapi sulit bagi 10
saya untuk mempercayai.......")
5 Mendiskusikan kebutuhan yang belum terpenuhi 10
6 Membantu memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk mempraktekan ulang 10
orientasi realita dan memnuhhi kebutuhan yang belum terpenuhi
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol waham 3
dengan cara orientasi realita
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat waham 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
65
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

66
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN WAHAM
SP 2 : LATIHAN KONTROL WAHAM DENGAN MINUM OBAT

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak 2
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Menjelaskan nama obat yang diminum klien 5
2 Menjelaskan dosis yang diminum klien (takaran dan frekuensi) 5
3 Menjelaskan manfaat minum obat (masing-masing obat) 5
4 Menjelaskan kerugian bila berhenti minum obat 5
5 Menjelaskan efek samping yang mungkin muncul pada klien 5
6 Menjelaskan cara mengatasi efek samping yang mungkin muncul 6
7 Menganjurkan untuk melapor bila efek samping tidak teratasi 5
8 Menjelaskan perinsip benar minum obat (nama, obat, dosis, cara 7
waktu, manfaat)
9 Memberikan kesempatan klien mengulang prinsip benar minum 5
obat
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol waham 3
dengan cara minum obat
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih saat waham 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2

67
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

68
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN WAHAM
SP 3 : MENGIDENTIFIKASI KEMAMPUAN YANG DIMILIKI

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki 10
a. Membuat daftar aspek positif diri 10
b. Memilih kemampuan yang masih dapat dilatih
c. Memilih satu kemampuan yang akan dilatih 10
d. Melatih kemampuan pertama 10
2 Memberikan kesempatan untuk mengulang latihan mandiri 10
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol waham 3
dengan cara melatih kemampuan diri
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4

69
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

70
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK KLIEN
RESIKO BUNUH DIRI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunkasi terapeutik pada klien dengan resikobunuh
diri (RBD)
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi RBD
2. Menjelaskan tanda gejala RBD
3. Melakukan komunikasi terapeutik secara lengkap pada klien RBD

B. PENGERTIAN
Risiko bunuh diri merupakan keadaan dimana seseorang berisiko membunuh dirinya
sendiri. Risiko bunuh diri jelas menandakan seorang individu pada risiko tinggi dan
membutuhkan perlindungan (Carpenito & Moyet, 2006). Diseluruh dunia, paling sedikit
1000 kejadian bunuh diri setiap hari (Stuart, 2013). Berdasarkan data dari World Health
Organization (WHO) setiap tahun, lebih dari 800.000 orang meninggal karena bunuh diri.
Pada tahun 2012, bunuh diri merupakan penyebab utama kedua kematian pada usia 15-29
dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat bunuh diri (WHO, 2014). Dalam Masango et al,
(2008) dijelaskan bahwa bunuh diri merupakan kematian diri sendiri secara segaja dengan
bukti bahwa orang tersebut memang bermaksud untuk mati. Definisi lain disebutkan
bahwa bunuh diri merupakan kematian yang ditimbulkan oleh cedera, keracunan, atau
sesak nafas dimana terbukti bahwa orang yang meninggal memang bermaksud untuk
membunuh dirinya sendiri (Stuart, 2013). Menurut Keliat, Akemat, Helena, & Nurhaeni
(2014) perilaku bunuh diri terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya: dengan mengatakan “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh” atau “Segala seseuatu akan lebih baik tanpa saya”. Pada kondisi ini pasien
mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan
ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan
seperti rasa bersalah/sedih/marah/ putus asa/tidak berdaya. Pasien juga

71
mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri
rendah.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien. Berisi keinginan untuk mati
disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh
diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini
pasien belum mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan
sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari
tempat yang tinggi. Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri ini dapat dilihat data-data yang
harus dikaji pada setiap jenisnya. Setelah melakukan pengkajian, anda dapat
merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat resiko dilakukannya bunuh
diri.

C. TANDA GEJALA
1. Kognitif
1) Mengungkapkan kehidupan sudah tidak berharga
2) Mengungkapkan kesulitan melepaskan diri dari masalah
3) Mengungkapkan keinginan untuk mati atau mengakhiri hidup
4) Mengungkapkan bunuh diri merupakn alternatif satu-satunya yang dapat mengatasi
masalahnya
5) Mengungkapkan ide bunuh diri/rencana atau gagasan untuk mencoba bunuh diri
6) Tidak dapat berkonsentrasi
2. Afektif
1) Merasa minder, malu
2) Merasa ditolak oleh lingkungan
3) Merasa putus asa dan tidak berdaya
4) Merasa bersalah atau merasa berdosa
5) Peningkatan alam perasaan secara tiba-tiba/terlihat lebih berenergi atau menunjukkan
sikap yang lebih tenang atai lebih damai
6) Merasa sedih
7) Merasa gagal tidak berguna dalam memecahkan masalah

72
3. Fisiologis
1) Penurunan nafsu makan hingga mengakibatkan penurunan BB
2) Perasaan letih dan malaise
3) Konstipasi kadang retensi urine
4) Gangguan tidur
5) Terlihat pucat, kelopak mata cekung
6) Penurunan kada serotonin (5HT)
4. Perilaku
1) Mengancam secara verbal untuk bunuh diri
2) Terdapat atau dijumpai perilaku melukai diri sendiri
3) Memberikan semua yang dimiliki pada orang disekitarnya
4) Penampilan yang buruk atau kurang memperbaiki penampilan diri (kurang perawatan
diri)
5) Membuang benda miliknya atau membuat surat wasiat
6) Kehilangan minat atau keinginan melakukan aktivitas harian
7) Tidak memperhatikan perawatan diri
8) Tidak maun makan
9) Impulsif dan agresif
10) Berbicara lamban
5. Sosial
1) Tidak peduli dengan orang lain
2) Penurunan partisipasi dalam hubungan sosia
3) Menarik diri
4) Ketidakmampuan berkomunikasi/mengungkapkan perasaan
5) Acuh terhadap lingkungan
6) Kemampuan sosialnya mengalami penurunan
7) Sulit berinteraksi

73
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
SP 1 : MENGIDENTIFIKASI RBD DAN LATIHAN KONTROL DORONGAN RESIKO BUNUH DIRI
DENGAN CARA IDENTIFIKASI ASPEK POSITIF DIRI

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mengkaji keluhan utama klien 5
2 Mendiskusikan beratnya RBD (isyarat, ancaman,percobaan) 5
3 Mengidentifikasi benda berbahaya dan mengamankannya 5
4 Melatih cara mengendalikan RBD:
a. Mendiskusikan aspek positif diri 8
b. Menuliskan daftar aspek positif diri 10
5 Memberikan afirmasi atas kemampuan klien 10
6 Memberikan kesempatan untuk mengulang latihan mandiri 7
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol RBD 3
dengan cara mendiskusikan aspek positif diri
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK

74
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

75
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
SP 2: LATIHAN KONTROL DORONGAN RESIKO BUNUH DIRI
DENGAN CARA IDENTIFIKASI ASPEK POSITIF KELUARGA

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi evaluasi masalah klien 5
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mengkaji keluhan utama klien 10
2 Melatih cara mengendalikan RBD:
a. Mendiskusikan aspek positif keluarga 10
b. Menuliskan daftar aspek positif keluarga 10
3 Memberikan afirmasi atas kemampuan klien 10
4 Memberikan kesempatan untuk mengulang latihan mandiri 10
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol RBD 3
dengan mendiskusikan aspek positif keluarga
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2

76
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

77
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
SP 3: LATIHAN KONTROL DORONGAN RESIKO BUNUH DIRI
DENGAN CARA MENDORONG MENCAPAI HARAPAN MASA DEPAN

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mengkaji keluhan utama klien 5
2 Melatih cara mengendalikan RBD:
a. Mendiskusikan harapan masa depan 7
b. Menuliskan harapan masa depan yang ingin dicapai 7
c. Memilih harapan masa depan yang akan dicapai 7
d. Mendiskusikan cara mencapai harapan masa depan yang dipilih 7
3 Memberikan afirmasi atas kemampuan klien 10
4 Memberikan kesempatan untuk mengulang latihan mandiri 7
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol RBD 3
dengan cara mendiskusikan mencapai harapan masa depan
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2

78
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

79
KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELATIH KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
SP 4: LATIHAN KONTROL DORONGAN RESIKO BUNUH DIRI
DENGAN CARA MENDORONG MENCAPAI HARAPAN MASA DEPAN

NILAI
BOBO Y TIDA
NO ASPEK YANG DINILAI T A K
A FASE ORIENTASI
1 Memberikan salam terapeutik
a. Memberi salam 2
b. Memperkenalkan diri 2
c. Identifikasi pasien (nama lengkap dan tanggal lahir ) sesuai dengan
gelang identitas Memanggil klien dengan panggilan yang disukai klien 2
2 Melakukan evaluasi validasi
a. Menanyakanperasaan klien saat ini 2
b. Melakukan validasi masalah klien 2
c. Melakukan evaluasi kemampuan klien 3
3 Melakukan kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2
B FASE KERJA
1 Mengkaji keluhan utama klien 5
2 Melatih cara mengendalikan RBD:
a. Mendiskusikan harapan masa depan 7
b. Menuliskan harapan masa depan yang ingin dicapai 7
c. Memilih harapan masa depan yang akan dicapai 7
d. Mendiskusikan cara mencapai harapan masa depan yang dipilih 7
3 Memberikan afirmasi atas kemampuan klien 10
4 Memberikan kesempatan untuk mengulang latihan mandiri 7
C TERMINASI
1 Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan latihan 3
b. Evaluasi objektif
Memberi kesempatan klien mengulang cara kontrol RBD 3
dengan cara mendiskusikan mencapai harapan masa depan
2 Rencana Tindak Lanjut
a. Menganjurkan menggunakan cara yang dilatih 2
b. Membimbing mengisi jadwal kegiatan harian klien (ADL) 3
3 Kontrak
a. Melakukan kontrak topik 2
b. Melakukan kontrak waktu 2
c. Melakukan konrak tempat 2

80
D SIKAP TERAPEUTIK
1 Mempertahankan kontak mata 2
2 Sikap terbuka dan rileks 2
3 Menjaga jarak terapeutik 4
E TEKNIK KOMUNIKASI
1 Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti 2
2 memberikan reinforcement 4
100

81
MODUL PRAKTIKUM TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan terapi aktifitas kelompok (TAK)
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi kelompok
2. Menjelaskan jenis TAK
3. Melakukan roleplay TAK

B. PENGERTIAN
Kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki hubungan, saling tergantunng dan
memiliki norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Tujuan dari terbentuknya kelompok
adalah untuk membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain dan mengubah
perilaku destruktif dan maladaptive.

C. JENIS TAK
Jenis terapi aktifitas kelompok yang dikembangkan adalah :
1. TAK sosialisasi
2. TAK Stimulasi persepsi
3. TAK stimulasi sensori
4. TAK orientasi realitas

Pelaksanaan TAK paling efektif asalah 20-40 menit untuk kelompok yang baru,
sedangkan untuk kelompok yang sudah kohesifdapat mencapai 60-120 menit. Jumlah
peserta untuk pelaksanaan TAK adalah 5-12 orang sehingga memungkinkan untuk cukup
bertukar informasi tanpa terlalu banyak anggota ( Stuart & Laraia, 2001).

82
MODUL PRAKTIKUM ANSIETAS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien asnietas
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi ansietas
2. Menjelaskan jenis ansietas
3. Melakukan roleplay komunikasi terapeutik pada klien ansietas

B. PENGERTIAN
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek yang
spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti
masuk sekolah, pekerjaan baru atau melahirkan anak (Stuart, 2013).Ansietas (kecemasan)
adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Tidak ada objek
yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Videbeck, 2008).

C. TINGKATAN ANSIETAS
1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya
(Videbeck, 2008). Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas. Selama tahap ini, seseorang menjadi lebih waspada dan kesadarannya
menjadi lebih tajam terhadap lingkungan. Jenis ansietas ini dapat memberikan motivasi
pembelajaran dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang Pada tingkat ini, individu berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu.
Individu tidak mempunyai perhatian yang selektif, kemampuan penglihatan,
pendengaran, dan penciuman menurun (Stuart, 2013). Jika diarahkan untuk melakukan
sesuatu, individu dapat berfokus pada perhatian yang lebih banyak .
3. Ansietas Berat Lapang persepsi individu sangat menyempit (Videbeck, 2008).
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak
berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada

83
area yang lain. Kemampuan persepsi seseorang menjadi menurun secara
menyolok dan perhatiannya pun terpecah-pecah. Pikirannya hanya fokus pada satu
hal dan tidak memikirkan yang lain.
4. Tingkat Panik adalah kehilangan kendali, individu tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian
dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini jika berlangsung terus dalam waktu
yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian (Videbeck, 2008). Gejala yang
terjadi adalah palpitasi, nyeri dada, mual atau muntah, ketakutan kehilangan
control, parestesia, tubuh merasa panas atau dingin (Stuart, 2013).

84
Pengertian Tindakan mengurangi ansietas adalah cara untuk mengontrol ansietas sehingga pada akhirnya klien
dengan kecemasan mampu mengendalikan pikiran tentang cemasnya sampai dengan tidak
menunjukkan tanda dan gejala ansietas kembali
Tujuan Klien mampu mengendalikan pikiran tentang ansietasnyadengan teknik relaksasi nafas dalam.
Prosedur 1. Persiapan pasien:
 Kondisi umum klien tenang dan mampu diarahkan.
 Komunikasi verbal baik
 Klien mampu berinteraksi dalam waktu yang cukup lama (bisa fokus)
2. Persiapan media:
Perawat
3. Cara kerja:
a) Mengidentifikasi tentang penyebab,tanda gejala dan akibat ansietas klien
b) Melatih teknik relaksasi nafas dalam.
4. Sikap perawat:
 Posisi tubuh tegak, mempertahankan kontak mata.
 Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non verbal.
 Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berinteraksi.
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
 Buat kontrak yang jelas.
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi.
 Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
 Membantu klien mengenali ansietas, penyebab dan akibatdari ansietas klien
 Menjelaskan dan mencontohkan cara mengendalikan ansietas dengan teknik relaksasi
napas dalam.
 Melatih klien teknik relaksasi napas dalam dengan urutan:
- Atur posisi klien agar rileks dalam posisi berbaring atau duduk.
- Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru terasa penuh
berisi udara kemudian secara perlahan menghembuskannya lewat mulut seperti
tiupan sebanyak 3 kali.
- Instruksikan kembali ke klien untuk bernafas dalam, kemudian sambil
menghembuskan secara perlahan bayangkan udara mengalir sampai ke ujung
tangan, kaki dan seluruh tubuh.
- Instruksikan ke klien untuk mengulangi teknik ini beberapa kali sampai klien
merasakan ketenangan.
- Setelah klien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri atau melakukanya secara terjadwal.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk perawat
 Sikapterbuka
 Tersenyum
 Posisi tubuh tegak
 Mempertahankan kontak mata
 Berjabat tangan saat berinteraksi
 Menunjukkan empati
Tujuan Klien mampu mengendalikan pikiran tentang ansietasnya dengan teknik hipnosis 5 jari.
Prosedur 1. Persiapanpasien:
 Kondisi umum klien tenang dan mampu diarahkan.
 Komunikasi verbal baik
85
 Klien mampu berinteraksi dalam waktu yang cukup lama (bisa fokus)
2. Sikap perawat:
 Posisi tubuh tegak, mempertahankan kontak mata.
 Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non verbal.
 Perkenalkan nama, nama panggilandan tujuan perawat berinteraksi.
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
 Buat kontrak yang jelas.
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi.
 Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
 Membantu klien mengenali ansietas, penyebab dan akibatdari ansietas klien
 Menjelaskan dan mencontohkan cara mengendalikan ansietas dengan teknik
hipnosis 5 jari.
 Melatih klien teknik hipnosis 5 jari dengan urutan:
- Atur posisi klien agar rileks dalam posisi berbaring atau duduk.
- Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru terasa
penuh berisi udara kemudian secara perlahan menghembuskannya lewat
mulut seperti tiupan sebanyak 3 kali. Sampai klien tampak rileks.
- Instruksikan klien untuk memejamkan mata
- Instruksikan ke klien untuk tautkan ibu jari pada jari telunjuk, kemudian
bayangkan anggota tubuh anda begitu sehat.
- Instruksikan ke klien untuk tautkan ibu jari pada jari tengah, kemudian
bayangkan saat-saat anda mampu melakukan sesuatu yang berarti untuk
orang-orang terdekat anda.
- Instruksikan ke klien untuk tautkan ibu jari pada jari manis, kemudian
bayangkan saat-saat anda diberi sesuatu yang berarti oleh orang-orang
terdekat anda.
- Instruksikan ke klien untuk tautkan ibu jari pada jari kelingking,
kemudian bayangkan satu tempat yang paling indah saat anda bersama
orang-orang terdekat anda.
- Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam kemudian membuka mata.
- Instruksikan ke klien untuk mengulangi teknik ini sampai klien
merasakan ketenangan.
- Setelah klien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan
secara mandiri atau melakukanya secara terjadwal.

86
MODUL PRAKTIKUM BERDUKA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunikasi teraeutik pada klien berduka
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi berduka
2. Melakukan roleplay pada klien berduka

B. PENGERTIAN

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang


dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lain-lain. Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun
potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang
menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan. Berduka disfungsional adalah
sesuatu respon terhadap kehilangan yang nyata maupun yang dirasakan dimana individu
tetap terfiksasi dalam satu tahap proses berduka untuk suatu periode waktu yang terlalu
lama, atau gejala berduka yang normal menjadi berlebih-lebihan untuk suatu tingkat yang
mengganggu fungsi kehidupan.(Townsend,1998)

87
Pengertian Tindakan yang dilakukan pada klien dengan masalah keperawatan berduka
antisipasi.
Tujuan Tujuan agar klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat,
mengenali peristiwa kehilangan yang dialaminya, memahami hubungan antara
kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya, mengidentifikasi cara–cara
mengatasi berduka yang dialaminya, dan memanfaatkan faktor pendukung.
Prosedur 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien :
a. Memperkenalkan diri
b. Membuat kontrak asuhan dengan pasien
c. Menjelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
d. Menjelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi tentang
pasien
e. Mendengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan pasien
f. Mendiskusikan dengan pasien kehilangan yang dialaminya: kondisi fikiran,
perasaan, fisik, sosial dan spiritual.
2. Mendiskusikan dengan pasien keadaan saat ini :
a. Mengkondisikan pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual pasien sebelum
mengalami kehilangan terjadi
b. Mengkondisikan pikiran, perasaan, fisik, sosial dan spiritual pasien sesudah
peristiwa kehilangan terjadi
c. Menghubungkan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang
terjadi
3. Mendiskusikan cara – cara mengatasi berduka yang dialaminyadengan :
a. Cara verbal (ventilasi perasaan)
b. Cara fisik (memberikan kesempatan aktifitas fisik)
c. Cara sosial (sharing dengan rekan senasib melalui ”self help group”)
d. Cara spiritual (berdo’a, berserah)
4. Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan
5. Mendiskusikan kegiatan baru yang akan dimulai.
6. Mendiskusikan tentang sumber bantuan yang ada dimasyarakat yang dapat
dimanfaatkan oleh pasien:
a. Membantu mengidentifikasi potensi yang dimiliki dan sumber yang dimiliki
b. Mengeksplorasi sistem pendukung yang tersedia
c. Membantu klien untuk berhubungan dengan sistem pendukung
d. Membantu membuat rangkuman aktivitas lama dan memulai aktivitas yang
baru
7. Membantu dan melatih melakukan kegiatan dan memasukkan dalam jadual
kegiatan.
8. Kolaborasi dengan timkesehatan jiwa

88
MODUL PRAKTIKUM KEPUTUSASAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien keputusasaan
2. Indikator :
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan definisi keputusasaan
2. Melakukan roleplay pada klien keputusasaan

B. PENGERTIAN
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang
hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternative atau pilihan priobadi dan tidak mampu
memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri (NANDA, 2011). Sedangkan menurut
Wilkinson (2007) keputusasaan merupakan kondisi subjektif seorang individu melihat
tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedian dan tidak dapat memobilisasi
energinya yang dimilikinya. Sedangkan menurut Carpenito-Moyet (2007)
ketidakberdayaan meurpakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa
kurang kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.

C. TANDA GEJALA
Menurut NANDA (2011) keputusasaan yang dialami klien dapat terdiri dari tiga
tingkatan antara lain: menutup mata, Penurunan afek, Penurunan selera makan,
Penurunan respon terhadap stimulus, Penurunan verbalisasi, Kurang inisiatif, Kurang
keterlibatan dalam asuhan, Pasif, Mengangkat bahu sebagai respons terhadap orang yang
mengajak bicara, Gangguan pola tidur, Meninggalkan orang yang mengajak bicara,
Isyarat verbal (misalnya: isi putus asa, saya tidak dapat, menghela nafas).

89
Pengertian Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan individu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternative atau pilihan
priobadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri
Tujuan Klien Menunjukkan keputusasaan akan berkurang yang ditandai dengan konsisten
dalam membuat keputusan, adanya harapan. Keseimbangan mood, status gizi yang
adekuat (asupan makanan dan minuman, tiidur yang adekuat, dan mengungkapkan
kepuasan dengan kualitas hidup
Prosedur 1. Persiapan pasien:
 Pasien mampu berkomunikasi secara verbal
 Pasien diinformasikan mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Cara kerja:
a. Kaji dan dokumentasikan
1) Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
2) Pantau nutrisi (asupan dan berat badan)
3) Kaji kebutuhan spiritual
4) Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
b. Bantu klien melakukan aktivitas positif
1) Dukung partisipasi aktif dalam aktivitas kelompok untuk
memberikan kesempatan terhadap dukungan sosial dan penyelesaian
masalah
2) Gali faktor yang berkonstribusi terhadap perasaan keputusasaan
dengan pasien
3) Beri penguatan positif terhadap perilaku yang menunjukkan inisiatif,
seperti kontak mata, membuka diri, penurunan jumlah waktu tidur,
perawatan diri, peningkatan napsu kakan
4) Jadwalkan waktu bersama pasien untuk memberikan kesempatan
menggali tindakan koping alternatif
5) Bantu klien untuk mengidnetifikasi area harapan dalam kehidupan
6) Demosntrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik
dan memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang individu
7) Bantu pasien memperluas spiritual diri
8) Arahkan mengingat kembali kehidupan/atau mengungkapkan
kenangan, sesuai dengan kebutuhan
9) Hindari menutupi kebenaran
10) Libatkan [pasien secara aktif untuk merawat dirinya
11) Dukung hubunga terapeutik dengan orang yang berarti
3. Sikap perawat:
 Posisi tubuh tegak, kontak mata positif, tersenyum
 Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non verbal.
 Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan.
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
 Buat kontrak yang jelas.
 Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji setiap kali interaksi.
 Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Perhatikan legal etik saat melakukan tindakan
 Perhatikan mengenai budaya dan keyakinan yang dimiliki oleh klien
90
 Sikap terbuka
 Tersenyum
 Posisi tubuh tegak
 Ada kontak mata
 Menunjukkan empati

91
92

Anda mungkin juga menyukai