Anda di halaman 1dari 9

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
“PEMERIKSAAN FISIK”

A. Definisi
Tindakan dimana kita menganalisa dan mensintesa informasi yang terkumpul dalam
rangka mengambil keputusan tentang status kesehatan klien sebagai bagian dari proses
keperawatan.

B. Tujuan
1. Memberikan data dasar mengenai kemampuan fungsional klien
2. Menambahkan, menyesuaikan serta memberikan data dalam riwayat keperawatan
3. Memberikan data dalam membantu perawat membuat diagnosa dan rencana tindakan
keperawatan kepada klien
4. Dapat mengevaluasi kondisi fisiologis dan perkembangan masalah kesehatan klien
5. Membuat keputusan klinik tentang status kesehatan klien.

C. Alat dan bahan


1. Stetoskop
2. Otoskop
3. Garpu tala
4. Kapas
5. Kartu alfabet snellen chart
6. Penlight
7. Spekulum nasal
8. Spekulum telinga
9. Spatel lidah
10. Sarung tangan
11. Penutup mata
12. Zat-zat penguji penciuman seperti bubuk kopi, parfum, minyak kayu putih.
13. Zat-zat penguji pengecapan seperti gula,garam,lemon, dsb.
D. Prosedur
PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH, MATA, TELINGA, HIDUNG, MULUT
No. Prosedur Hasil
1 KEPALA, WAJAH - Kelainan wajah: asimetris pada
Inspeksi: kasus CVA, Bell’s palsy
Lihat kesimetrisan wajah dan tengkorak, ekspresi (kelemahan otot wajah
wajah, warna dan distribusi rambut pada kulit - Kelainan ekspresi wajah: CVA,
kepala. Bell’s palsy, gangguan mental
Palpasi: - Kelainan rambut: alopecia
Keadaan rambut, kulit kepala (botak), hirsutisme, cinities
(uban), trichoptilosis (ujung
rambut bercabang)
- Kelainan kulit kepala: furunkel,
pediculosis capitis (infeksi
karena kutu), seborocheic
dermatitis/ketombe.
2. MATA - Kelainan bola mata:
Inspeksi: eksoftalmus (hipertiroud),
Bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, katarak, glaucoma, iritasi mata.
reaksi pupil terhadap cahaya, gerakan mata, - Kelainan kelopak mata: ptosis,
ketajaman mata (visus). bintitan, belekan
- Kelainan konjungtiva: anemis
- Kelainan sklera: ikterik
- Kelainan reaksi pupil: - atau
asimetris (perbedaan kanan dan
kiri > 1mm)
- Gerakan bola mata: strabismus
- Visus: miopi/hipermetropi

Palpasi:
Tekan area sekitar kelopak mata Nyeri tekan
3. TELINGA Otore (pengeluaran secret/darah),
Inspeksi: pruritus (gatal), perforasi pada
Bentuk daun telinga, liang telinga (meatus), membrane timpani), akumulasi
kanal, permukaan membrane timpani/gendang serumen.
telinga (menggunakan otoskop)

Palpasi:
Jaringan tulang lunak, nyeri tekan Otalgia (nyeri pada telinga)

Pemeriksaan fungsi pendengaran Tuli (bisa disebabkan karena


kerusakan saraf VIII/sumbatan
Pemeriksaan menggunakan garpu tala (Rinne: serumen/perforasi membrane
perbandingan konduksi udara dan tulang) dan timpani), tinnitus (noise damage).
Weber Test: lateraisasi).

4. Inspeksi:
Bentuk, kesimetrisan lubang, kepatenan jalan Kelainan bentuk hidung, hidung
nafas, posisi septum dan tulang nasi, mukosa tersumbat, rinore, epistaksis,
polip, edema mukosa, deviasi
Palpasi: eksternal
Sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis)
Nyeri tekan (sinusitis)

Fungsi penciuman
Anosmia (tidak dapat menghidu),
hiposmia (penurunan fungsi
penghidu), kakosmia (bau tidak
sedap akibat infeksi kronis).
5. Inspeksi: - Bibir: pucat, kering, asimetris,
Bibir, gigi, gusi, kebersihan/bau mulut, lidah, pecah kemerahan (defisiensi
mukosa. riboflavin)
- Gigi: kelengkapan jumlah gigi,
karies gigi, warna gigi, karang
gigi
- Gusi: perdarahan, edema
- Mukosa dan lidah: stomatitis,
candidiasis
Palpasi
Palpasi adanya nyeri tekan pada
daerah gusi
PEMERIKSAAN KULIT -
Inspeksi:
Periksa seluruh permukaan kulit di bawah
penerangan yang baik.
Perhatikan:
- Warna - Sianosis, icterus, pkarotenemia,
perubahan melanin

- Kelembapan - Kering, berminyak


- Temperatur - Dingin, hangat
- Tekstur - Licin/halus, kasar
- Mobilitas - Menurun pada edema
- Turgor - Menurun pada dehidrasi
Perhatikan adanya lesi
- Lokasi dan distribusi - Merata, terlokalisir
- Susunan dan bentuknya - Linear, berkumpul, dermatomal
- Tipe - Macula, papula, pustula, bula,
tumor
- Warna - Merah, putih, cokelat.

Palpasi -
PEMERIKSAAN KUKU -
Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki.
Perhatikan:
- Warna - Sianosis, pucat
- Bentuk - Jari tabuh (clubbing)
- Adanya lesi - CRT (diperiksa dgn ditekan
kuku smpe memitih dan akan
kembali ke pink 2 detik itu
normal)

Gambar clubbing finger:


PEMERIKSAAN LEHER
1 Inspeksi: - Kelainan pada trakea: deviasi
Fungsi otot leher (dengan meminta pasien untuk trakea
menoleh), kelenjar tiroid (minta pasien menoleh - Kelainan pada otot leher:
ke atas), vena jugularis, pergerakan otot kekakuan
sternokleidomastoideus - Keainan pada kelenjar tiroid:
pembesaran kelenjar tiroid.
- Kelainan vena jugularis: JVD
(Jugularis Vena Distension).
- Pergerakan otot bantu nafas
2 Palpasi - Kelainan pada trakea: deviasi
Posisi trakea, kelenjar tiroid (posisi pemeriksa di trakea
belakang pasien, pasien diinstruksikan untuk - Pembesaran kelenjar tiroid
(nodul/difus)
menelan), kelenjar limfe, vena jugularis, denyut
- Pembesaran kelenjar limfe
arteri karotis (irama dan kecepatan) “limfadenopati” (pada kasus
inflamasi/infeksi),
pembesaran vena jugularis,
denyut arteri karotis (irama
dan kecepatan)
3 Auskultasi Terdengar bunyi bruit pada arteri
karotis (penyempitan
aterosklerotik, peningkatan
resiko stroke)
PEMERIKSAAN THORAX
1. SISTEM RESPIRASI Kelainan bentuk thorax:
- Posisi pasien supinasi/telentang (jika tidak ada - Funnel chest (pectus
kontraindikasi). excavatum, dada corong):
- Berdiri di sebelah kanan pasien. depresi bagian bawah
Inspeksi: sternum.
Bentuk thorax/deformitas, kesimetrisan gerakan - Pigeon chest (pectus
dinding thorax, frekuensi, irama, dan kedalaman carinatm): sternum
nafas, retraksi area supraklavikular pada fase mengalami perubahan letak ke
inspirasi, kontraksi otot bantu nafas arah anterior.
(sternokleidomastoideus) pada fase inspirasi. - Barrel chest (dada tong):
normal pada bayi, penuaan
dan PPOK.
- Kifoskoliosis: abnormalitas
kurvatura tulang belakang dan
rotasi vertebra mengakibatkan
deformitas dada.
Kelainan frekuensi dan
irama/pola nafas:
- Takipnea (nafas cepat dan
dangkal)
- Hiperpnea, hiperventilasi
(nafas cepat dan dalam)
- Bradipnea (nafas lambat)
- Apnea (henti nafas)
- Cheyne-stoke (periode
hiperpnea dan apnea yang
terjadi secara bergantian
secara ritmis)
- Kusmaul (pernafasan cepat,
dalam, irregular)
- Biot (ketidakteraturan pada
kedalaman dan rekuensi nafas
yang awitannya tidak
terduga).

Palpasi:
Area nyeri tekan, tactile fremitus (dengan Tactil fremitus normalnya teraba
menginstruksikan pasien berucap “tujuh tujuh”. sama pada bagian kanan dan kiri.
Peningkatan lokal/umum:
Gambar: Penurunan lokal/umum:

Perkusi. Bunyi yang dihasilkan normalnya


Perkusi dada dilakukan dengan membandingkan sonor/resonan.
satu sisi dengan sisi yang lain pada tinggi yang Kelainan:
sama, dengan menggunakan pola berjenjang sisi - Hipersonor/hiperresonan
ke sisi. (udara>jaringan)
Gambar: - Redup/pekak
(cairan/jaringan>udara)

Auskultasi: Normal: bunyi napas vesikuler,


Gunakan stetoskop di lapang paru kiri dan kanan, bronchovesikuler, brochial,
di ICS I dan II, di atas manubrium dan di atas
tracheal.
trachea, suara nafas, trachea, bronchus, paru.
Kelainan:
- Wheezing (mengi) pada fase
ekspirasi: pada kasus asma.
- Stridor: obstruksi jalan nafas
atas akibat benda
asing/epiglottis/lidah jatuh ke
belakang.
- Ronchi kasar (crackels):
akumulasi secret
- Ronchi halus (rales): akumulasi
cairan

2. SISTEM KARDIOVASKULER
Posisikan pasien telentang dengan kepala
ditinggikan 30⁰. Pada
Inspeksi: Denyut ictus kordis normalnya
Denyut ictus cordis (apex jantung), dilatasi vena terlihat di sekitar ICS V mid
superfisial di permukaan dada, sesak (ortopnea). clavicula sinistra.
Dilatasi vena di permukaan dada
normalnya tidak tampak
Palpasi:
Denyut ictus cordis (menggunakan jari telunjuk - Denyut ictus kordis normalnya
dan jari tengah). teraba di sekitar ICS V mid
Getaran/thrill (menggunakan bagian ventral dari clavicula sinistra. Denyut ictus
jari tangan pada ICS II parasternal dextra sinistra). cordis yang melebar
Denyut pada trachea mengindikasikan hipertrofi
ventrikel (gagal jantung)
- Getaran/thrill menunjukkan
kemungkinan kelainan pada
katup jantung (pulmonal dan
aorta).
- Keberadaan denyut pada
trachea kemungkinan terjadi
pada aneurisma aorta (denyut
pada aorta menjalar ke trachea)

Perkusi: Batas atas:


Menentukan batas letak jantung Batas bawah:
Batas kanan:
Batas kiri :
Auskultasi Normalnya bunyi jantung S1
Gunakan stethoscope untuk auskultasi pada (lub) dan S2 (dub) terdengar
daerah katup jantung: normal.
Kelainan:
Didapatkan bunyi bising
(kelainan katup), S3, S4 murmur
(stenosis mitral), gallop
(hipertrofi ventrikel/gagal
jantung).

PEMERIKSAAN KULIT
Inspeksi
Palpasi
PEMERIKSAAN KUKU
Inspeksi
Palpasi

Anda mungkin juga menyukai