Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN FISIK:

KULIT-KEPALA-LEHER-THORAX-
ABDOMEN
PEMERIKSAAN KULIT
 Kulit luas 1-3 m2, berat 17 kg.
 Lapisan2 kulit:
 Luar (epidermis),keratinosit, melanosit, keratin, tengah (dermis), pemb
darah, limfe, syaraf;
 Dalam: lpsn lemak, subcutan,hipodermis.
 Bagian tambahan
 Rambut, kuku, kljr sebasea, kelj keringat.
 Fungsi kulit:
 Melindungi jrgn di bwhny
 Persepsi sensori
 Pengatur suhu
 Sintesa vit D
 Pengeluaran kkeringat
 Yg membentuk warna kulit malanin(coklat), karoten
(orange), Hb. (merah).
PEMERIKSAAN KULIT
 Inspeksi warna, jar.parut, lesi, keadaan
vaskularisasi superfisiall (H-K-M).
 Palpasi suhu kulit, tekstur, mobilitas
(kaku,elastis), turgor, lesi.
 Inspeksi & palpasi kuku warna, bentuk, lesi.
 Inspeksi & palpasi rambut distribusi rambut,
tekstur, tumor.
VARIASI WARNA KULIT
 COKLAT:
 Melanin ok: sinar matahari, hamil, addison desease; lokasi: daerah
terbuka, muka, areola mama, linea nigra.
 Hemosiderin (zat merah darah) lokasi: daerah terbuka,
hemocromatosis (pengendapan hb di bwh kulit ok transfusi drh terus
menerus.
 MERAH: (oksihemoglobin 02-Hb)
 Vasodilatasi: ok pelebaran PD superfisial, peningkatan aliran darah.
 Penggunaan jaringan 02 menurun: ok lingkungan dingin.
 BIRU: (Deoxyhaemoglobin CO2-Hb)
 KADAR Hb-CO2 meningkat: ok hipoksiaperifer/kapiler (kuku
biru2), sentral/arterial (bibir biru2)biasa trjd pd kedinginan, penyakit
jantung & paru, reaksi cemas.
 Hb abnormal: exmpl metthamoglobinemia,
sulfohemoglobinemiakongenital/herediter/diturunkan.
 KOMBINASI BIRU-KEMERAHAN
 Kombinasi jml totall Hb naik, peningkatan Hb, status kapiler,
 Daerah muka, konjungtiva, mulut, tangan, kaki
 KUNING-IKTERUS/JAUNDICE
 Kadar bilirubin naik.
 Terlihat di konjungtiva, sklera, kulit, mukosa mulut
 Pada penyakit hati, hemolisis SDM/anemia hemolitik, sumbatan sal
empedu/billiary desease.
 HIPERKAROTEMIA
 Kadar karoten meningkat.
 Terlihat pada telapak tangan, telapak kaki, kulit.
 Asupan karoten meningkat: sayur, buah.
 UREMIA RONIK
 Retensi bahann kromogen (zat warna) urine.
 Terlihat pd kulit, konjungtiva, sklera
 Tjd pd GGK/terminal,
WARNA KULIT BERKURANG
 Penurunan kadar melanin.
 Kelainan bawaan
 Albino, kurang pigmen kulit-rambut-mata.
 Kehilangan melanin
 Vitiligo, bagian tubuh terbuka, tinea versikolor (jamur/panu pd
dada, punggung, leher)
 Visibility oxy Hb berkurang/ aliran darah berkurang.
 Vasokonstriksi; mukosa, mulut.
 Kadar Hb berkurang/anemia
 Edema: sindroma nefrotik.
PERDARAHAN PD KULIT
 Petechie
 Merah, ukuran 1-3 mm, bulat, datar.
 Palpasi (-) ditekan tetao.
 Ekstravasai darahmudah perdarahan.
 Ekimosa
 Biru-kemerahanhijaukuning coklat.
 Lebih besar.
 Bulat, oval, ireguler, pulsasi (-), ditekan tetap.
 Ekstravasasi : sekunder ok trauma.
 Tes rumple leed (RL)
 Untuk mengetahui kecendertungan perdarahan : faktor vaskuler,
trombosit, DHF.
 Tengah2 T sistolik-t dastolik selama 5 menit dilihat diameter 2,5
cm jml 20 test (+).
KELAINAN VASKULER
 Cherry angioma
 Merah, terang, 1-3 mm, bulat, datar/naik, pulsasi (-)
 Di badan, lengan.
 Normal pd usia tua.
 Spider angioma, spider nevi
 Merah, kecil, sarang laba2, 2 cm, sentralcabang2pulsasi (+)
 Ditekan tengah pucat.
 Di muka leher, dada, lengan atas.
 Tdp pd chirrosis hati, penykt hati, hamil (pgrh hormonal), kurang vit B.
 Venous star
 Kebiruan, ukuran bentuk: laba2, lurus, ireguler.
 Pulsasi (-), ditekan tetap.
 Di kaki, dekat vena, dada depan.
 Ok varises, tkn vena meningkat.
LESI KULIT
 Lesi kulit primer:
 Makula: perubahan warna, tak teraba, batas jelas, < 1 cm.
 Papula: menonjol, batas jelas, elevasi padat < 0,5 cm
 Nodul=papula > besar, 0,5-2 cm
 Vesikula=papula dg isi cairan serosa
 Pustula=papula berisi pus/nanah.
 bula=vesikula, > 0,5 cm (pd luka bakar)
 Lesi kulit sekunder
 Ulkus; luka menembus epidermis, sampai korium, ada nekrosis
jaringan, variasi dlm bentuk dan kedalaman.
 Atrofis: kulit menipis, satu/lebih lapisan, elastisitas berkurang.
 Erosi; kehilangan lap atas epidermis, basah, tak berdarah
 Fisura; celah garis.
 Scar/cicatrix; jaringan rusak diganti jaringan ikat.
 keloid;=scar yg hipertrofik.
PEMERIKSAAN KEPALA-
LEHER
PEMERIKSAAN KEPALA
 Kaji riwayat kesehatan:
– Fungsi&keadaan organ di kepala: mata, telinga, hidung.
– Status perkembangan anak; gigi.
– Lansia: penglihatan, pendengaran, gigi palsu.
– Pola kebiasaan pemeliharaan kesehatan: merokok,
sikat gigi.
– Adakah masalah kepala yg mengganggu fungsi dan
peran, perasaan dlm berhubungan dg org lain (exmpl:
Gg N.VII/fascialis: bel’s palsyHDR)
– Masalah kesehatan dahulu, sekarang. Pertanyaan:
 Pernah trauma kepala, pembedahan kepala-rahang-muka?
 Sakit kepala, muka bengkak, rahang?
 Iinfeksi sinus, ada sekret d hidung?
 Gg suara, Gg mengunyah?
PEMERIKSAAN KEPALA (2)
 TUJUAN: m’tahui fgs & bntk kepala.
 Awali dg inspeksi kmd palpasi.
 Pengkajian:
– Posisi duduk/berdiri.
– Bila pakai kacamata lepas.
– Inspeksi: muka simetris, rambut (warna & distribusi),
kulit kepala (cicatrix..?)
– Palpasi: untk m’tahui keadaan rambut, massa/tumor,
pembengkakan, nyeri tekan, keadaan tengkorak, kulit
kepala.
PEMERIKSAAN MULUT DAN
FARING
 Posisi: pasien duduk, pencahayaan cukup.
 Pengkajian: bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi
bagian dalam, lantai dasar mulut, langit2 mulut.
 Inspeksi:
– Berhadapan: tingkat sejajar.
– Bibir: kelainan kongenital, warna, ulkus, lesi, massa.
– Gigi: mulut dibuka, alat penekan lidah, amati:posisi, jarak, gigi
atas/bwh, ukuran, warna, lesi, tumor, gusi,akar gigi. Ketuk secara
sistematis adakah rasa nyeri?
– Kebersihan : mulut, bau mulut.
– Lidah: simetris, menjulurkan llidah.
– Selaput lendir: warna, pembengkakan, tumor, sekresi, rahang,
ulkus, perdarahan.
– Faring: buka mulut, lidah ditekan, berkata2 “ah”, periksa tonsil,
dinding belakang faring, palatum mole.
PEMERIKSAAN HIDUNG & SINUS
 Untuk mengetahui bentuk, fungsi.
 Urutan: hidung luardlm.
 Peralatan: otoskop, spekulum hidung, cermin
kecil, sumber cahaya.
 Hidung luar:
– Duduk, diamati dr sisi depan, samping, bentuk hidung,
lubang hidung: simetris/asimetris, septum hidung.
 Hidung dalam:
– Duduk berhadapan, memakai lampu kepala, amati
bentuk & posisi septum, kartilago, dinding rongga
hidung, pakai spekulum atau otoskop.
PEMERIKSAAN TELINGA
 Fungsi: alat pendengaran, alat keseimbangan.
 Telinga luar= (auricle=pinna, lubang telinga)
 Telinga tengah=
– komponen tlg pendengran; maleus, inkus, stapes.
– Dipisah oleh m tympani.
– B.D. tuba eustachii, sinus mastoid.
 Telinga dalam:
– Koklea (berisi syaraf pendengaran), vestibulum & sal semisirkuler
(syaraf keseimbangan).
 Inspeksi & Palpasi:
– Posisi duduk, pemeriksa menghadap sal telinga yg akan dikaji.
– Pencahayaan; lampu kepala/sumber cahaya lain.
– Amati luar; spina, ukuran, bentuk, warna, lesi.
– Palpasi; daun telinga, tragus; nyeri, dsb.
– Pintu lubang telinga; radang, kotoran.
– M tympani…menkilap
 Pemeriksaan pendengran dg garpu tala.
PEMERIKSAAN MATA
 Tujuan: m’tahui bntk & fgs mata.
 Pemeriksa duduk/berdiri di depan pasien.
 Bandingkan kanan & kiri.
 Inspeksi, palpasi.
 Inspeksi:
– Bola mata: penonjolan (oxoptalmus), gerakan mata, medan pglhtn, visus.
– Kulit kelopak mata (konjungtiva): merah, pucat, bengkak.
– Bulu mata: pertumbuhan, posisi.
– Keluasan membuka mata: kelopak atas trggptosis.
 Inspeksi gerakan mata:
 Melihat lurus ke depan.
 Amati: diam atau bergerak spontan (nistagmus).
 Nistagmus (+): frekuensi, amplitudo, durasi.
 Mata memandang ke depan: deviasi/strabismus.
 Jari pd jarak 15-30 cm; gerak ke 8 arah.
 Inspeksi medan penglihatan:
– Melihat lurus ke depan.
– Satu mata: fokus 1 titik penglihatan: gerakan jari dari
samping/vertikal; kapan mulai melihat.
 Konjungtiva & sklera:
– Lihat lurus ke depan
– Amati konjungtiva, warna, vaskularisasi
– Tarik kelopak bawah ke bawah dg ibu jari, tarik kelopak atas mata
ke atas.
– Perhatikan: anemia, ikterus, perdarahan.
– Amati warna iris, ukuran pupil, bentuk pupil, reaksi cahaya pupil
(Normal-isokor/sama besar-miosis-midriasis-pint point-anisokor)
 Inspeksi visus
– Memakai kartu snellen, duduk jarak 5-6 m.
– Atur penerangan, menutup mata yg tdk dites.
– Mata kanan, ganti kiri, huruf besarhuruf kecil.
 Palpasi
– Untuk m’tahui tekanan bola mmata dan adanya nyeri
– Pasien duduk & menutup mata
– Palpasi kedua mata
– Tekanan meninggiteraba keras
PEMERIKSAAN LEHER
 Keluhan pasien
– mungkin ada Gg leher:
– Massa/benjolan, nyeri leher, pusing, sinkop, Gg neurologik
– Gangguan pernapasan : stridor, suarasesak
– Penurunan berat badan tyroid.
Pemeriksaan leher
 Inspeksi: sikap kepala, spasme otot, rentang gerak leher,
trakhea, tyroid, vena leher, massa.
 Palpasi: trakhea, laring, kel.limfe, arteri karotis, vertebrae,
otot.
 Auskultasi: bila diperlukantyroid, trakhea/suara napas,
arteri acrotis.
 Tes: rentang gerak, pengisian vena, JVP.
 Inspeksi:
– Pasien lepas baju atas (untuk mengetahui bntk leher &
organ penting berkaitan)
 Palpasi.
 Pemeriksaan mobilitas leher:
– Dilakukan aktif & pasif
– Leher dan adad atas bebas pakaian.
 Mobilitas:
– Pemeriksa berdiri/duduk di belakang pasien
– Lakukan pemeriksaan mobilitas leher secara aktif.
 Antefleksi
 Rotasi ke kanan/kiri
 Lateral fleksi ke kanan/kiri
 Dorsofleksi
– Tentukan sejauh mana pasien mampu menggerakan
lehernya
– Pengkajian secara pasifkaku kuduk.
 Inspeksi vena leher:
 Pemeriksaan vena leher:
– Posisi pasien di TT yg bisa ditinggikan.
– Punggung lurus, ditinggikan 30.
– Tekan basis leher untuk mendistensikan vena jugularis
– Sumbat alir balik vena, kosongkan dg mengurut.
– Perhatikan apakah terjadi pengisian dari bawah
– 30 dtkk tdk terlht tinggikan sampai 90.
– Puncak kolom berfluktuasi selama siklus jantung.
– Tekanan vena : tinggi + 5 cm (normal=3-4 cm), jika tekanan vena > 8
cmJVP naik.
 Palpasi leher:
– Palpasi kel tyroid: istmus d bawah tl rawan cricoid, setinggi cincin tl
trakea ke 2-4. pasien tengadah, menelan ludah sambil dipalpasi.
– Palpasi trakea:
 bergesr ke satu arah/tidak: tarikan/dorongan.
 Cara: letakkan jari, raba trakea ke atas, samping, bawah.
– Palpasi kel limfe:
 Duduk berhadapan, menengadah ke samping, otot rilex.
 Palpasi: lokasi, batas, urutan, bentuk, nyeri.
 LimfePreaurikel, posterior aurikel, occipatl, tonsilar, submaxiler, submental,
cervikal superfisial-posterior-dalam, suprra clavikular.
 AUSKULTASI:
– Usia tua: dengarkan bising karotis (proses
atherosklerosis)bising sitolik
– Tiroid: bising ok hipervaskularisasi kelenjar
pada keadaan hypertyroid
– Venous hum (dengung vena): pada diding leher,
insisura supra, bising akibat pennyakit jantung
katub: pd erteri carotis sternalis.
PEMERIKSAAN THORAX &
PARU
PEMRIKSAAN THORAX
Thorax:
– Rongga dada yg dindingnya tdr dr: tulang iga, tulang
rawan, otot pernafasan.
– Tdp paru dan jantung, paru kanan (3 lobus), paru kiri
92 lobus.
– Mediastinum.
– Saluran pernapasan: trakhea, bronkus, bronkiolus,
alveolus
Pemeriksaan;
– Alat : stetoskop 9hangat), meteran.
– Tmpt: cahaya terang, ruang hangat.
– Tehnik: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
– Posisi: duduk/berbaring.
Inspeksi:
– Yg diamati: warna, bentuk, permukaan, pola napas, otot
– Normal: warna=muka, simetris/asimetris, diameter
AP<transversal, frekuensi napas=12-20x/mnt.
 Palpasi:
 Thd sensitivitas, ekspansi pernapasan, vibrasi/fremitus.
 Teknik; permukaan palmar, pleksor anterior & Posterior,
berurutan; suhu-kelembaban-otot-nyeri tekan-massa.
 Tactil/focal fremmitus: normal fremitus simetris, hangat,
kkering, otot simetris, tdk ada nyeri & massa, pergerakan
pernafasan simetris. Abnormal jika dingin, kering sekali,
basah, otot asimetris, nyeri ada massa
 Perkusi:
 Menentukan posisi & ukuran paru, adanya udara, cairan,
bbahan padat di paru.
 Yg diperkusi: bahu, dada depan & belakang; hrs simetris.
 Normal suara perkusisonor=resonance
 Bagaimana jika… flat (diatas tulang, otot), tympani (d
atas lambung), hipersonor/hiperresonance (ekspansi paru),
dullness (redup) ada cairan padat/massa.
 Auskultasi;
 Deteksi udara di paru dg dtetoskop
 Pola/urutan auskultasi sama dg pola/urutan perkusi
 Normal; terdengar susra akibat pergerakan uadara sepanjang jalan
napas.
 Yg diamati: durasi, nada, intensitas suara berbeda di tmp ttt.
 Posisi: duduk, bernafas pelan dan dalam melalui
mulutpemeriksa memakai stetoscop diafragma
 Bunyi normal dari trakea-paru: tracheal-bronkial-bronkovesikular-
vesikular.
 Trakeal=bronkial, di atas trakea high pitch/nada tinggi, intensitas lama,
ekpirasi>lama dr inspirasi
 Bronkovesikuler: diatas bronkus utama, moderate pitch intensitas sedang,
inspirasi=ekspirasi
 Vesikuler: lembut, low pitch, diatas jaringan paru normal, lama
ekspirasi<inspirasi
 Suara tambahan:
 Rales: dr bronkial kecil, duktus alveolus, alveoli discret, non continuous.
 Ronchi: suara kasar, dr bronkus, saat ekspirasi.
 Wheezing ; meniup, nada tinggi, saat ekspirasi.
 Pleural friction/friction rub: suara spt pohon mau patah/gesekan 2
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
 Fungsi sistem pernapasan:  Diperhatikan:
 Mengatur pertukaran o2 &  Kecepatan
co2 dlm paru  Irama
 Mengatur keseimbangan asam
 Volume
basa.  Pola pernafasan
 Otot bantu napas
 Faktor yg berpengaruh:  Usaha bernapas.
 Penyakit akut/kronis  Dihitung satu menit, ½ menit, ¼
 Polusi udara, rokok. menit.
 Perubahan sistem organ  Kecepatan & volume:
tubuh: jantung  Dewasa, istirahat: 16-24x/mnt.
 hipoventilasi  Takipnea (napas cepat), bradipnea
(napas lambat)
 Usaha unt meningkatkan pertukaran
udara
 Volume naik: hiperpnea
 Kecepatan naik: takipnea
 Riwayat kesehatan:
 Sebelum mengajukan pertanyaan apa ada tanda dini
respiratory distress: sesak, gelisah, tdk dpt mnjwab
pertanyaan, faktor-faktor yg mempengaruhi pernafasan.
 Masalah pernapasan: sekarang, dahulu, keluarga,
pemeliharaan kesehatan, hubungan peran.
 Riwayat: napas pendek, batuk, sesak, sputum, nyeri dada.
 Anamnesa penyakit paru:
 Keluhan: batuk, sputum, sesak napas, nyeri dada.
 Sputum: infeksikuning smpai hijau. Non infeksijernih.
 Sesak napas:
 Etiologi :
 obstruksi

 Gg inflamasi/retraksi (gg dinding dada: rematik, skoliosis; Gg

pleura: efusi pleura, pneumothorax, pneumonia; Gg parenkim


pleura: tumor, edema)
 Bedakan saat: malam hari PND, saat aktivitas
(ortopnea), ada darah di paru2 (TBC, tumor
paru)
 Nyeri dada: tergantung letaknya:
 Eusophagus ; gastritis
 Dadabahu; infark
 Pleura ; bilateral dan konstan
PEMERIKSAAN
ABDOMEN
PEMERIKSAAN ABDOMEN
 Anamnesa, inspeksi, palpasi, perkusi,
auskulasi.
 Tinjauam umum:
– Gejala penyakit abdomen:
 Nyeri abdomen
 Gg fungsi pencernaan
 Perdarahan GI tract
 Tanda2 dekompensasi organ
 Obstruksi organ berongga
 Iritasi peritoneum

– Anatomi dan fisiologi


– patofisiologi
Gejala Penyakit abdomen
 Nyeri abdomen.
– Sumber nyeri= viscera.organ berongga/padat,
peritoneum.
– Karakteristik yang membbedakan; sifat, lokasi,
penyebaran, Gg yg berkaitan.
– Organ/viscera berongga= kolik ok obstruksi; usus,
lambung, sal empedu
– Organ/viscera padat; nyeri kapsul ok
peradangan/pembengkakan, nyeri konstan, nyeri tekan
(+).
– Peritoneum ; nyeri iritasi ok darah, isis usus, puss, nyeri
konstan dan meningkat bila ada Gangguan (misal
ditekan, gerakan, palpasi)
– Nyeri abdomen: lokasi nyeri sesuai letak organ, nyeri
alih dirasa di tempat lain.
 Gangguan fungsi;
– Dikenal 5 gejala umum; ikterus, mual/nausea,
vomitus/muntah, konstipasi, diare.
– Ikterus: pigmentasi kuning pada kulit &
mukosa oleh pigmen empedu, gatal2, warna
urine spt the, tampak jg pd sklera mata,
palatum.
– Nausea, Vomitus, Konstipasi: muntah oleh
karena distensi/penekanan organ viscera,
radang usus, iritasi mukosa lambung,rangsang
saraf pusat.
– Diare & konstipasi: kebiasaan makan, efek
obat, bahan kimia, hormon pd mukosa usus,
peningkatan motilitas usus, peradangan/infeksi
pd usus besar, obstruksi lumen usus (bahan
keras, tumor, radang). Diare feces cair, sering,
dan jumlah ttt.
 Perdarahan;
– Karena: radang/tumor usus
– Macam2:
 Darah segarhematemesisis
 hematocheziadarah dalam feces, melenafeces
bercampur darah, berwarna spt ampas kopi/hitam.
 Manifestasi sistemik
– Anoreksia
– Penurunan BB
– demam
 Dekompensasi
– Pd pasien Gg hatiikterus,ascites, HT portal, biasanya
sulit sembuh
 Obstruksi
– Organ berongga: obstruksi mekanik
– Kolik, distensi, nyeri tekan.Pada usus, saluran urine,
saluran empedu
– Ileus reflex: gg peristaltik, dilatasi usus, pengumpulan
cairan dalam rongga ususiritasi peritoneum
PEMBAGIAN REGIO ABDOMEN
 9 regio:
– Epigastrica
– Hipokondrium kanan
– Hipokondrium kiri
– Umbilicus
– Lumbalis kanan
– Lumbalis kiri
– Hipogastrica
– Iliaca kanan (inguinal kanan)
– Iliaca kiri (inguinal kiri)
 Batas pembagian regio:
– Verticaltepi lateralrectus abdominalis
– Horizontalsuperior : tepi bawah costae kanan-kiri,,
inferior: SIAS kanan-kiri.
 Pembagian kwadran (4 kwadran):
– Kwadran kanan atas (right upper
quadrant/RUQ)
– Kwadran kiri atas (Left upper
quadrant/lUQ)
– Kwadran kanan bawah (right lower
quadrant/RLQ)
– Kwadran kiri bawah (Left lower
quadrannt/LLQ)

– Batas2: garis vertikal 7 horizontal


melallui umbilicus.
INSPEKSI ABDOMEN
 Perhatikan bentuk:
– Membusung/membuncit, dfatar.
– Tepi perut menonjolhepatomegali?
– umbilicus
 Gambaran kulit
– Normal: tidak kelihatan pembuluh darahnya
(semua regio abdomen)
– Pd chirrosis hepatis: terlihat pembuluh
darahnya, di bagian atas mmengalir ke atas, di
bagian bawah mengalir ke bawah.
PALAPASI ABDOMEN
 Tanyakann;
– Adakah daerah abdomen yg nyeri?
– Bila ya palpasi terkhir kali..
 Palpasi umum seluruh regio abdomen
– Nyeri?
– benjolan? Ok tumoor, feces keras.
– Turgor kulit? Menunjukkan status hidrasi/keseimbnagan
cairan
 palpasi daerah ttt
– Suprapubic/hipogastrika adakah nyericystitis
– Titik MMc Burneynyeri apendiksitis.
– Epigastricagastritis.
– Iliacaadenexitis
 Palpasi hati, limpa, ginjal.
 Palpasi hati/hepar.
– Posisi pasien tidur.
– Pakai telapak tangan kanan, jari tangan 1-2-3
– Daerah kuadran kanan atas, mengikuti irama napas
– Dapat juga palpasi bimanual
– Rasakan sentuhan tepi hati, dg ujung jari tengah
tangan, pembesara hati biasanya ke bawah.
– Bila hepar teraba, deskripsikan:
 Ukuran hepar dari arcus costae (cm, atau jari
tangan)
 Perabaan: lunak, keras, atau biasa.
 Tepi hepar: tajam, tumpul
 Pernmukaan: rata, benjolan
 Nyeri tekan: ada//tidak.

– Hepar membesar pada ; bendungan payah jantung,


malnutrisi, Gg fungsi hati (hepatitis (tepi lunak/biasa)
chirrosis hepatis (keras), tyfoid fever (tepi tajam),
malaria (nyeri tekan), tumor hepar (keras, tepi tumpul,
benjol2, nyeri tekan).
PALPASI LIMPA
 Hanya bimanual;
– Jari tangan kiri mengangkat dari belakang, mengangkat
dinding perut kiri atas, jari tangan kanan meraba dari depan.
 Pembesaran limpa mengarah ke umbilikus.
 Ukuran pembesaran dalam: schuffner, hackett.
 Limpa membesar pada : demam tyfoid, demam dengue,
hiperspleenisme, chirrosis, leukemia.
 Palpasi dilakukan dengan hati2, ok dapat ruptur.
 Ukuran pembesaran:
 Schuffer I-VIII:dari ujung limpa menuju umbilikus ke sias
kiri.
– Bila sampai umbilikusS IV, bila sampai Sias kanan S VIII.
 Hacket I-IV: dari limpa ke sias kanan.
 PERKUSI ABDOMEN pada ascites: sonor=paru
 Auskultasi abdomen
– Auskultasi di epigastrium, 4 kwadran abdomen
– Mendenfgarkan suara peristaltik usus.
– Normal = 15-35 x/mnt, seperti aliran air.
– Tanda borbrigmi: bunyi peristaltik keras & panjang s/d
metalik sound. (spt bunyi logam).
– Pada gastroenteritis, ileus obstruksi tahap awal.
– Suara peristaltik berkurang pad iles paralitik.
– Suara peristaltik negatif jika > 5 menit tidak terdengar
suara usus.
– Auskultasi daerah epigastrium bising aorta
– Auskultasi daerah lumbalis kanan-kiri bising a. renalis.
– Auskultasi daerah lipatan paha--< bising a. femoralis.
SEKIAN

TERIMA KASIH ATAS


PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai