Anda di halaman 1dari 44

PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER

Istibsyaroh / 08700306
KEPALA
 Bentuk : Normal, hidrocephalus,
mikrosephalus
 Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )

UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )


PEMERIKSAAN RAMBUT
 Inspeksi dan Palpasi :
 Penyebaran, bau, rontok ,warna.
 Distribusi merata atau tidak, adakah alopesia, daerah
penyebaran.
 Kualitas, Hirsutisme ( pertumbuhan rambut melebihi
normal ) pada sindrom Cushing, polycistik ovarii, dan
akromegali, penurunan jumlah dan pertumbuhan
rambut seperti pada penderita hipotiroidisme ( alopesia
). Warna, putih sebelum waktunya terjadi pada
penderita anemia perniciosa, merah dan mudah rontok
pada malnutrisi.
PEMERIKSAAN KEPALA

 Inspeksi :
Bentuk kepala (Dolicocephalus/ lonjong,
Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan, dan
pergerakan. Adakah hidrochepalus/
pembesaran kepala.
 Palpasi :

Nyeri tekan, fontanella cekung / tidak ( pada


bayi ).
MUKA
 Simetris
 Mongoloid

 Paralisis
PEMERIKSAAN WAJAH

 Inspeksi: Perhatikan ekspresi wajah


pasien, warna dan kondisi wajah pasien,
struktur wajah pasien, sembab atau tidak,
ada kelumpuhan otot-otot fasialis atau
tidak.
CUSHING
SYNDROME
MYXEDEMA
EXOPHTHALMOS
ACROMEGALY
DOWN
SYNDROME
DOWN
SYNDROME
MATA

 Palpebrae melihat edema


 Konjunctiva melihat anemis

 Sclera (ikterus )

 Pupil : Reflex cahaya

 Cornea
PEMERIKSAAN MATA
 Inspeksi :
 Kelengkapan dan kesimetrisan mata
 Adakah eksoftalmus ( mata menonjol ), atau
Endofthalmus ( mata tenggelam )
 Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis,
peradangan, luka, atau benjolan
 Bulu mata : rontok atau tidak
 Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan warna,
kemerahan ,kuning atau pucat.
 Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya,
miosis /mengecil, midriasis/ melebar, pin point /
kecil sekali, nomalnya isokor / pupil sama besar.
PEMERIKSAAN MATA
 Kornea, warna merah biasanya karena peradangan,
warna putih atau abu-abu di tepi kornea ( arcus senilis
), warna biru, hijau pengaruh ras. Amati kedudukan
kornea,
 Nigtasmus : gerakan ritmis bola mata
 Strabismus konvergent : kornea lebih dekat ke sudut
mata medial
 Strabismus devergent : pasien mengeluh melihat
dobel, karena kelumpuhan otot.
ARCUS SENILIS
PTERYGIUM
PEMERIKSAAN MATA

Pemeriksaan Visus
 Dengan jarak 5 atau 6 M dengan Snellen Card
periksa visus Okuli Dextra (OD) dan Okuli Sinistra
(OS)
 5/5 atau 6/6 = normal
 1/ 60 = Mampu melihat dengan hitung jari
 1/300 = Mampu melihat dengan lambaian tangan
 1/~ = Mampu melihat gelap dan terang
0 = Tidak mampu melihat
PEMERIKSAAN MATA
Pemeriksaan lapang pandang.
 Hemianoxia : pasien tidak dapat separoh dari medan
penglihatan.
 Hemoxia : pasien tidak dapat melihat seperempat dari
lapang penglihatan.
Pemeriksaan tekanan bola mata.
 Dengan mengunakan tonometri atau palpasi bola
mata untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau
konsistensi bola mata.
Pemeriksaan dengan Oftalmoskop.
TELINGA

 Bentuk
 Liang telinga ( Membrane thympani )

 Mastoid
PEMERIKSAAN TELINGA
Inspeksi dan palpasi
 Amati bagian telinga luar: bentuk, ukuran, warna, lesi,
nyeri tekan, adakah peradangan, penumpukan
serumen.
 Dengan otoskop periksa amati, warna, bentuk,
perdarahan, dan perforasi.
Uji kemampuan kepekaan telinga :
 Dengan bisikan pada jarak 4,5 – 6 M untuk menguji
kemampuan pendengaran telinga kiri dan kanan.
 Dengan arloji dengan jarak 30 Cm, bandingkan
kemapuan mendengar telinga kanan dan kiri.
PEMERIKSAAN TELINGA
 Dengan garpu tala lakukan uji weber: mengetahui keseimbangan
konduksi suara yang didengar pasien, normalnya pasien mendengar
seimbang antara kanan dan kiri

 Dengan garpu tala lakukan uji rinne: untuk membandingkan


kemampuan pendengaran antara konduksi tulang dan konduksi
udara, normalnya pasien mampu mendengarkan suara garpu tala
dari konduksi udara setelah suara dari konduksi tulang

 Dengan garpu tala lakukan uji swabach: untuk membandingkan


kemampuan hantaran konduksi udara antara pemeriksa dan pasien,
dengan syarat pendengaran pemeriksa normal.
PEMERIKSAAN HIDUNG

Inspeksi dan palpasi


 Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum
nasi (adakah pembengkokan atau tidak)
 Amati meatus, adakah perdarahan, kotoran,
pembengkakan, mukosa hidung, adakah
pembesaran (polip)
MULUT

 Bibir : Kering, sianosis, simetris


 Gigi : Selaput lendir ( stomatitis )

 Lidah : papil atrofi

 Faring, tonsil, dan tenggorokan


PEMERIKSAAN MULUT & FARING
Inspeksi dan Palpasi :
 Amati bibir, untuk mengetahui kelainan kongenital
(labioscheisis, palatoscheisis, atau labiopalatoseisis ),
warna bibir pucat, atau merah ,adakah lesi dan massa.
 Amati gigi, gusi, dan lidah, adakah caries, kotoran,
kelengkapan, gigi palsu, gingivitis, warna lidah,
perdarahan dan abses.
 Amati orofaring atau rongga mulut, bau mulut, uvula
simetris atau tidak.
 Adakah pembesaran tonsil, T0: Sudah dioperasi, T1:
Ukuran normal, T2: Pembesaran tonsil tidak sampai
garis tengah, T3: Pembesaran sampai garis tengah, T4:
Pembesaran melewati garis tengah.
 Perhatikan suara pasien, ada perubahan atau tidak.
 Perhatikan adakah lendir dan benda asing atau tidak.
LEHER
 Bentuk
 Bendungan vena
 Trachea ( simetris / tidak
)
 Tortikolis
 Kelenjar gondok
 KGB
 Kaku kuduk
PEMERIKSAAN LEHER

Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :


 Bentuk leher simetris atau tidak, ektomorf/kurus ditemukan
pada pasien dengan gizi jelek, atau TBC, sedangkan
endomorf ditemukan pada pasien obesitas, adakah
peradangan ,jaringan parut, perubahan warna, dan massa.
 Kelenjar tiroid, ada pembesaran atau tidak dengan meraba
pada suprasternal pada saat pasien menelan, normalnya
tidak teraba kecuali pada orang kurus.
PEMERIKSAAN LEHER

 Vena jugularis, ada pembesaran atau tidak, dengan


cara lakukan pembendungan pada supraklavikula
kemudian tekan pada ujung proximal vena jugularis
sambil melepaskan bendungan pada supraklavikula,
ukurlah jarak vertikal permukaan atas kolom darah
terhadap bidang horizontal,
PEMERIKSAAN LEHER

 Palpasi pada leher untuk mengetahui pembesaran


kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan posisi trakea.
 Pembesaran kelenjar limfe leher (Adenopati limfe)
menandakan adanya peradangan pada daerah
kepala, orofaring, infeksi TBC, atau syphilis.
 Pembesaran tiroid dapat terjadi karena defisiensi
yodium.
 Perhatikan posisi trakea, bila bergeser atau tidak
simetris dapat terjadi karena proses desak ruang
atau fibrosis pada paru atau mediastinum.
http://www.utdol.com/online/content/image.do?imageKey=onco_pix/lymph_8.htm&title=Lymph%20nodes%20head%20and%20neck
PEMERIKSAAN KELENJAR TIROID
Inspeksi
 pasien diminta untuk membuat gerakan
menelan (oleh karena tiroid melekat pada
trachea ia akan tertarik keatas bersama
gerakan menelan)
 Sebaliknya apabila struktur kelenjar tiroid tidak
ikut gerakan menelan sering disebabkan
perlengkapan dengan jaringan sekitarnya
 Untuk ini dipikirkan kemungkinan radang
kronik atau keganasan tiroid.
PALPASI
 Sebagian pemeriksa lebih senang memeriksa
tiroid dari belakang pasien.
 meraba daerah tiroid dengan jari telunjuk (dan
atau 3 jari) guna memastikan ukuran, bentuk,
konsistensi, nyeri tekan dan simetri.
 Untuk mempermudah meraba tiroid, kita dapat
menggeser laring dan tiroid ke satu sisi dengan
menggunakan ibu jariatau jari tangan lain pada
kartilago tiroid.
 Kedua tiroid diperiksa dengan cara yang sama
sambil pasien melakukan gerakan menelan.
PEMERIKSAAN PALPASI KELENJAR TIROID
LOKASI KELENJAR TIROID.
AUSKULTASI

 Untuk mendengarkan bruit, bising pembuluh di


daerah gondok yang paling banyak ditemukan
pada gondok toksik (utamanya ditemukan di
lobus kanan tiroid).
PENYAKIT GRAVES/HIPERTIROID
 Diagnosis penyakit Graves umumnya mudah
ditegakkan dengan ditemukannya kombinasi
gejala dan tanda mata, gondok serta beberapa
tanda khas hipertiroidisme.

Penonjolan Mata (eksoftalmus) pada hipertiroid


(graves disease)
PEMBESARAN KELENJAR GONDOK

Anda mungkin juga menyukai