Anda di halaman 1dari 20

Pemeriksaan Fisik

Kepala Dan Leher

By
RUDINI, S.Kep, Ns.,M.Kep
Kepala
Inspeksi :
Bentuk :  Normal, hidrocephalus, mikrosephalus
Rambut ( warna, distribusi, mudah dicabut / tidak )
UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )
Muka
Simetris
Mongoloid
Paralisis
Mata
Inspeksi :
Bola mata :
 gerakan mata ;
 Diam atau bergerak scr spontan (nistagmus)
 bila didapatkan nistagmus, amati bentuk, frekuensi
(cepat/lambat)
 amati apakah terjadi deviasi
 lapang pandang, dan
 visus (ketajaman penglihatan)
hasil pemeriksaan visus ditulis secara terpisah antara
mata kanan (OD) dan mata kiri (OS) yg dinyatakan
dg pembilang / penyebut.
Pembilang menyatakan jarak antara kartu Snellen dg
mata, sedangkan penyebut menyatakan jarak suatu
huruf tertentu harus dapat dilihat oleh mata yg normal.
Misalnya: visus 6/12 berarti pada jarak 6 m yg oleh orang
normal masih dapat dilihat dari jarak 12 m.
Visus 1/∞ berarti mata hanya dapat membedakan gelap
dan terang.

Kelopak mata :
 bentuk (simetris/tdk)
 keadaan kulit (kemerah-merahan)
Konjunctiva (anemis)
Sclera (ikterus)
Cont’..
Pupil  :
 Bentuk ( isokor/sama besar, miosis/pinpoint (kontriksi)
cth; pasien dg keracunan, midriasis (dilatasi) cth; pasien
yg sudah meninggal.
 Diinerversi oleh nervus cranial 3 (okulomotorius)
 Reflex thd cahaya (+/-)

Palpasi :
Palpasi pada mata dikerjakan dg tujuan utk mengetahui
tekanan bola mata dan mengetahui adanya nyeri tekan.
Pada palpasi mata bila teraba keras menunjukkan adanya
tekanan bola mata yg meninggi.
Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk
mengetahi keadaan telinga luar, saluran telinga,
gendang telinga/membran timpani, dan pendengaran.
Alat-alat yg perlu disiapkan dalam pengkajian telinga
antara lain otoskop, garpu tala, dan arloji.
Inspeksi :
Amati telinga luar, periksa ukuran, bentuk, warna,
lesi, dan adanya massa pada pinna.
Pegang bagian pinggir daun telinga/heliks dan secara
perlahan-lahan tarik daun gtelinga keatas dan ke
belakang sehingga lubang telinga menjadi lurus dan
mudah diamati. Pada anak-anak, daun telinga ditarik
kebawah
Cont’..Pemeriksaan Telinga
Dengan menggunakan otoskop amati adanya kotoran, serumen,
peradangan, atau adanya benda asing pada dinding lubang
telinga.
Amati bentuk, warna, perforasi atau adanya darah/cairan pada
membran timpani

Pemeriksaan pendengaran :
Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui fungsi
telinga.
Pemeriksaan pendengaran terdiri dari 3 cara :
1. Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan
2. Cara pemeriksaan pendengaran dengan arloji
3. Cara pemeriksaan pendengaran dengan garpu tala
Cont’..Pemeriksaan Telinga
Palpasi :
Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis yaitu
dari jaringan lunak, kemudian jaringan keras, dan
catat bila ada nyeri
Tekan tulang telinga dibawah daun telinga, bila ada
peradangan pasien akan merasa nyeri.
Mulut
Pengkajian mulut dan faring dila-
kukan dg posisi pasien duduk. Pera-
wat di ruang perawatan sering kali
menggunakan keterampilan ini un-
tuk mengkaji selaput lendir mulut
pasien yg karena kondisinya tidak
mampu makan dan minum. Pada
situasi ini selaput lendir mulut harus di kaji dan
kebersihan dipertahankan (higiene oral) untuk
menghindari luka pada selaput lendir mulut.
Cont’.. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi :
Bibir : 
 Bentuk (simetris/tdk)
 Warna bibir (sianosis, kemerah-merahan)
 Adanya ulkus, lesi, massa
 Kering/lembab
Gigi  : 
 Amati posisi, jarak, gigi rahang atas dan bawah
 ukuran
 Warna gigi
Adanya lesi, tumor pada setiap gigi dan gusi
Cont’.. Pemeriksaan Mulut
Perhatikan pula ciri-ciri umum sewaktu melakukan
pengkajian antara lain kebersihan mulut dan bau
mulut.

Lidah : 
 Bentuk (simetris/tidak)
 Amati warna, adanya pembengkakan, tumor,
sekresi, peradangan, ulkus, dan perdarahan pada
selaput lendir semua bagian mulut secara
sistematis
Cont’.. Pemeriksaan Mulut
Palpasi :
Tujuan palpasi mulut terutama adalah mengetahui
bentuk dan setiap ada kelainan yg dapat diketahui dg
palpasi, yg meliputi pipi, dasar mulut, palatum dan
lidah.
Tonsil :
Periksa: ukuran, warna, kelainan
Peradangan tonsil membesar, merah, mungkin ada
detritus (bercak-bercak kotoran)

Faring :
Periksa warna, kelainan peradangan, merah dengan
bercak-bercak kotoran (detritus) difteri, seperti
membrane putih kelabu yang melekat erat (sulit
dilepaskan dari dinding pharynx dan mudah berdarah.
Hidung Dan Sinus
Hidung dikaji dg tujuan untuk mengetahui keadaan
bentuk dan fungsi hidung.

Inspeksi dan palpasi :


• Amati warna dan pembengkakan pada kulit hidung
• Amati kesimetrisan lubang hidung
• Lanjutkan dg melakukan palpasi hidung luar dan catat bila
ditemukan ketidaknormalan kulit atau tulang hidung
• kaji mobilitas septum nasi
• Palpasi sinus maksilaris, frontalis, dan etmoidalis.
Perhatikan adanya nyeri tekan.
Cont’.. Pemeriksaan Hidung
Cara pengkajian kepatenan jalan napas :
 Duduk di depan pasien
Gunakan satu tangan untuk menutup satu lubang
hidung pasien, minta pasien menghembuskan udara dari
hidung yg tidak ditutup dan rasakan hembusan udara
tersebut. Normalnya udara dapat diembuskan dg mudah
dan dapat dirasakan dg jelas.
 Kaji lubang hidung sebelahnya
Kepatenan jalan napas juga dapat dikaji dg
menggunakan sebuah cermin yg diletakkan dibawah
hidung. Pasien dianjurkan utk mengembuskan udara dg
mulut tertutup, kemudian kondensasi udara pada
cermin diamati. Normalnya sisi kanan dan kiri seimbang.
Leher
Inspeksi :
Bentuk
Warna kulit
 Kuning pd ikterus
 Merah disertai bengkak,
panas, dan nyeri bila
terjadi peradangan
Adanya pembengkakan,
jaringan parut, massa
Bendungan vena
Cont’.. Pemeriksaan Leher
Inspeksi kelenjar tiroid, dg cara memingta pasien menelan
dan amati gerakan kelenjar tiroid pada insisura jugularis
sterni. Normalnya gerakan kelenjar tiroid tidak dapat dilihat
kecuali pd orang yg sangat kurus.

Palpasi :
Palpasi pada leher dilakukan terutama untuk mengeathui
keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan
trakea.
Trachea ( simetris / tidak )
Ada/tidaknya pembesaran kelenjar tiroid (gondok)
Gerakan Leher
 Lakukan pengkajian gerakan leher secara aktif.
Minta psien untuk menggerakkan leher dg urutan
sbb :
a. Antefleksi, normalnya 45°
b. Dorsifleksi, normalnya 60°
c. Rotasi kekanan, normalnhya 70°
d. Rotasi kekiri, normalnya 70°
e. Lateral fleksi kekiri, normalnya 40°
f. Lateral fleksi kekanan, normalnya 40°

Anda mungkin juga menyukai