Anda di halaman 1dari 34

PEMERIKSAAN FISIK

HEAD TO TOE
OLEH

FIRDAUS, AMK
PENDAHULUAN

Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh


pasien baik secara lokal atau  (head to toe) guna memperoleh informasi atau data
dari keadaan pasien secara komprhensif  untuk menegakkan suatu diagnosa
keperawatan maupun kedokteran.

Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah :


 Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman.
 Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba
dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau
tangan.
 Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan
tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam
penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.
 Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan
oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.
PEMERIKSAAN RAMBUT

Pemeriksaan rambut

• Inspeksi : bentuk dan kesimetrisan kepala, kebersihan rambut, disribusi


rambut merata atau tidak karena bisa saja rambutnya ada yang utuh ataupun
kebotakan pada rambut, kemudian perhatikan kulit kepala atau rambutnya
kotor atau tidak, dan rambutnya bercabang /tidak karena rambut bercabang
adalah rambut yang tidak sehat
• Palpasi : adanya pembengkakan di kepala rambutnya mudah rontok/tidak,
serta tekstur rambut nya kasar atau halus
PEMERIKSAAN MATA, TELINGA, HIDUNG, MULUT, PEMERIKSAA
DAN LEHER N
• Inspeksi: dimulai dari garis kulit kepala dan tentukan apakah mereka MATA
dalam posisi normal (kesimetrisan kedua mata), mata harus dapat
membuka dan menutup secara total, tepi mata harus berwarna merah
muda dan bulu mata mengarah ke atas, lihat iris yang harus tampak
datar dan berukuran, berwarna serta berbentuk sama. Periksa kornea
dengan menyinari mata dengan senter pena, pertama dari setiap sisi dan
kemudian langsung dari depan. Inspeksi konjungtiva dengan meminta
pasien untuk melihat ke atas, pelan-pelan tarik kelopak mata bawah ke
arah bawah, konjungtiva harus terlihat jernih dan bersinar dengan
warna merah muda. Serta lihat sclera yang normalnya tampak berwarna
putih. Untuk mengetes ketajaman mata digunakan snellen card atau
rosenbaum card (dalam bentuk angka).
Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Telinga 
• Inspeksi  : hidung eksternal
• Inpeksi : perhatikan bentuk dan (perhatikan posisi, kesimetrisan, dan
kesimetrisan telinga. Inspeksi warna hidung pasien), rongga
aurikula untuk mencari apakah ada hidung (perhatikan apakah ada
lesi, secret, atau kemerahan. Tarik pendarahan, sekret, dan
heliks ke belakang dan perhatikan pembesaran lubang hidung ) bila
apakah terasa nyeri atau tidak . ada secret perhatikan warna,
Inspeksi lubang saluran telingan kuantitas dan konsistensinya, bila
apakah ada sekret , kemerahan, ada pembesaran lubang hidung cari
dan bau, serta serumen (kotoran tanda-tanda lain kesulitan bernapas,
telinga), dan memakai alat bantu hidung internal (perhatikan apakah
dengar atau tidak ada kemerahan, lesi, dan tanda-
• Palpasi : area mastoid di belakang tanda infeksi). Karena normalnya
setiap aurikula, perhatikan apakah hidung itu simetris, warna sama
ada nyeri tekan. Untuk mengetes dengan warna kulit lain, tidak ada
pendengaraan lakukan tes weber lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan
dan tes rinne, perhatikan apakah dan tanda-tanda infeksi.
pendengaran pasien normal • Palpasi  dan Perkusi frontalis dan,
ataukah masuk pada kategori tuli maksilaris  apakah terdapat
konduktif atau tuli sensori pembengkakan dan nyeri tekan.
TELINGA HIDUNG
Pemeriksaan Mulut

• Inpeksi dan Palpasi : inpeksi bibir pasien, pakai sarung tangan


dan palpasi bibir untuk mencari apakah ada benjolan atau kelainan
pada permukannya. Inspeksi gigi, perhatikan kondisi gigi dan
apakah ada gigi yang hilang atau tidak, bila pasien memakai gigi
palsu perhatikan pas tidaknya lalu periksa gusi di bawahnya.
Normalnya untuk
• Bibir : merah muda, lembab, dan simetris; warna kebiruan atau
bintik-bintik pigmentasi dapat muncul pada pasien berkulit hitam.
• Mukosa mulut : merah muda, licin, dan lembab .
• Gusi : merah muda dan lembab dengan tepi yang tegas pada setiap
gigi

Pemeriksaan Leher

• Inspeksi : perhatikan leher pasien. Harus simetris dan kulitnya kencang.


Perhatikan apakah ada jaringan parut , denyut nadi yang terlihat, massa, atau
pembengkakan
• Palpasi : mintalah pasien untuk menelan, sambil meraba ismus tiroid, yang
harus naik saat menelan. Geser tiroid ke kanan lalu ke kiri, palpasi kedua lobus
untuk mencari apakah ada pembesaran, nyeri tekan atau sensai berpasir.
Periksa jarak antara tepi luar trakea dan otot sternokleidomastoideus, periksa
jarak pada sisi lainnya dan bandingkan keduanya harus sama.
MULUT HIDUNG
SISTEM
PERNAPASAN

Perhatikan pernapasan pasien: hitung frekuensi pernapasan,


normalnya 16-20x/menit, perhatikan pola pernapasan harus
seimbang, kemudian penggunaan otot-otot tambahan yang sering
dapat merupakan tanda adanya gangguan pernapasan. Perhatikan
INPEKSI
toraks harus simetris, peerhatikan apakah ada massa, perubahan
warna pada kulit yang menandakan trauma atau operasi, perhatikan
batas kosta (sudut antara iga dan sternum pada titik tepat di atas
prosesus xiphoideus)

Palpasi untuk mencari apakah ada nyeri tekan. Rabalah dengan jari-
jari seluruh sangkar iga dan jaringan parut, benjolan , lesi, serta otot
harus terasa padat dan licin. periksa tractile fremitus. (perawat
PALPASI berdiri dibelakang pasien, instruksikan pasien untuk mengucapkan
angka “tujuh-tujuh” atau “enam-enam” sambil melakukan perabaan
dengan kedua telapak tangan pada punggung pasien) normalnya
taktil fremitus cendrung sebelah kanan lebih teraba jelas.
Gunakan ujung jari tengah dari tangan yang dominan untuk
mengetuk jari tengah tangan yang lainnya tepat di bawah sendi
PERKUSI distal (yang terjauh) : perkusi toraks membantu menentukan batas
paru-paru dan apakah paru-paru terisi dengan udara, cairan atau
bahan padat.

Auskultasi paru, bedakan antara bunyi pernapasan normal


dengan yang tidak normal. Ada 4 jenis bunyi pernapasan pada
paru-paru yang normal:
1. Vesikuler : memanjang selama inspirasi dan memendek
selama ekspirasi
AUSKULTAS
2. bronkial : terdengar keras ketika pasien menghembuskan
I
napas; tidak kontinyu
3. Trakeal : terdengar sangat keras ketika pasien menarik atau
menghembuskan napas
4. Bronkovesikuler : terdengar sedang ketika pasien menarik
atau menghembuskan napas secara kontinyu
SISTEM
PERNAFASAN
JANTUNG

1. INSPEKSI
Pengamatan pertama mencari ictus cordis, yaitu denyutan dinding thorax
karena pukulan ventrikel kiri pada dinding thorax. Bila normal akan berada di
ICS-5 pada linea medioclavikularis kiri selebar 1 cm saja.  

II. PALPASI
Pada ictus cordis meraba ictus cordis dengan telapak jari II-III-
IV(seringkali juga ictus tidak tampak namun bisa teraba).
III. PERKUSI
Pada pemeriksaan perkusi ditentukan batas-batas jantung, karena daerah
jantung terdengar pekak. Dengan demikian, dapat ditentukan ukuran jantung
apakah lebih besar dari pada batas-batas normal ataukah tidak membesar.

IV. AUSKULTASI
Auskultasi jantung yaitu mendengar bunyi jantung dengan alat
stetoskop. Untuk itu, diperlukan suasana yang tenang agar bunyi jantung
terdengar baik.
JANTUNG
PEMERIKSAAN
PAYUDARA DAN
AKSILA

PAYUDARA

1. Inspeksi : perhatikan kulit payudara harus licin tanpa ada lesung dan warnanya
sama dengan kulit lainnya. Periksa apakah ada edema yang dapat menyertai
obstruksi limfe dan menandakan adanya suatu kanker.
Inspeksi putting : perhatikan ukuran dan bentuknya. Ingatlah perkembangan
payudara yang normal selama masa hidup, dan karakteristik payudara akan
berubah bila dalam kehamilan dan penuaan.

2. Palpasi : pilihlah satu metode untuk melakukan palpasi payudara: metode


sirkulai, gerakan jari-jari melingkar secara konsentrik mengelilingi seluruh
payudara. Metode mengapit, gerakan jari-jari dari putting ke arah luar dilakukan di
seluruh bagian payudara. Metode jalur vertikal: gerakan jari-jari ke atas dan ke
bawah pada seluruh payudara dalam garis vertikal. Periksa apakah ada nodul atau
nyeri tekan yang tidak wajar. Palpasi areola dan putting, putting harus terasa kasar,
elastis, dan bundar serta menonjol keluar dari payudara, dan periksa apakah ada
sekret pada putting,
PAYUDARA
AKSILA

Inspeksi : kulit aksila untuk melihat apakah ada kemerahan, infeksi atau
pigmentasi yang tidak wajar,

Palpasi : tempatkan jari jari tepat di belakan otot pektoralis, mengarah ke


midklavicula. Sapu jari-jari ke bawah menekaan tulang iga dan otot seratus
anterior untuk melakukan palpasi midaksila, atau bagian tengah , kelenjar
getah bening. Rasakan apakah ada nyeri tekan, besar, dan keras. Palpasi aksila
untuk memeriksa ada tidaknya kelenjar getah bening abnormal.
SISTEM
PENCERNAAN

INPEKSI

• Atur posisi yang tepat, yaitu berbaring telentang dengan tangan di kedua
sisi dan sedikit menekuk. Bantal kecil diletakkan di bawah lutut untuk
menyokong dan melemaskan otot-otot abdomen.
• Buka abdomen mulai dari prosesus xifoideus sampai simpisis pubis.
• Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, kontur permukaan perut,
(adanya) retraksi, benjolan, (adanya) ketidak simetrisan, jaringan perut,
striae, dll.
• Perhatikan posisi, bentuk, warna, dan (adanya) inflamasi atau
pengeluaran umbilikus.
• Amati gerakan kulit pada perut saat inspirasi dan ekspirasi.
AUSKULTASI

•Letakkan sisi diafragma stetoskop di atas kuadran kanan bawah


pada area sekum, Berikan tekanan yang sangat ringan.
•Minta klien agar tidak berbicara. Mungkin diperlukan 5 menit
secara terus menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan
menentukkan tidak adanya bising usus. Dengarkan bising usus dan
perhatikan frekuensi dan karakternya.
Perkusi
Mulailah perkusi dari kuadarn kiri bawah kemudian bergerak searah
gerak jarum jam (dari sudut pandang klien).
Perhatikan reaksi klien dan catat jika terdapat keluhan. Ada 2 bunyi
yang normal terdengar saat perkusi yaitu timppani dan pekak

Palpasi

Palpasi perut meliputi sentuhan ringan dan dalam yang membantu:


menentukan ukuran, bentuk, posisi, dan nyeri tekan dari organ utama
perut, serta mendeteksi massa dan kumpulan cairan.
SISTEM
PENCERNAA
N
PEMERIKSAAN FISIK
PADA ALAT KELAMIN
PEMERIKSAAN GENETALIA
PADA WANITA
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS ATAS DAN
EKTREMITAS BAWAH

Ekstremitas Atas

•Inspeksi : bagaimana pergerakan


tangan,dan kekuatan otot
•Palpasi : apakah ada nyeri
Ekstremitas Bawah tekan,massa/benjolan. Motorik:
Inpeksi : Range or Motion (ROM), apakah untuk mengamati besar dan bentuk
bergerak bebas tanpa nyeri/spasme otot/ sendi otot,melakukan pemeriksaan tonus
bengkak/ kontraktur, apakah bergerak terbatas bisa kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
karena nyeri, spasme otot, kekuatan otot terhadap
kontraksi otot, rentang gerak penuh dengan
Reflex : memulai reflex fisiologi seperti
melawan gaya gravitasi, kekuatan otot secara biceps dan triceps. Sensorik : apakah
bilateral simetris terhadap tahanan tanaga klien dapat membedakan nyeri,
dorongan, serta tidak ada kontraksi otot sentuhan,temperature,rasa ,gerak dan
Test refleks patella dan plantar gerakan respon tekanan.
singkat(tidak berlebihan/sangat lambat). Refleks
berupa ekstensi dari tungkai bawah (refleks
patella). Refleks berupa penekukan ibu jari kaki ke
bawah (refleks plantar), perhatikan gerakan
hypoaktif( minim activity) atau hiperaktif ( sangat
cepat)
EKTREMITAS
BAWAH EKSTREMITAS ATAS
Pemeriksaan kuku

• Inspeksi : perhatikan kebersihan kuku, bentuk kuku atau


permukaan kuku harus sedikit melengkung atau datar, dan
warna kuku yang normalnya orang yang berkulit putih
mempunyai kuku berwarna merah muda dan orang berkulit
hitam mempunyai kuku berwarna coklat
• Palpasi : kulit di bawah kuku untuk memeriksa ketebalan kuku
dan kekuatan perlekatan ke dasarnya. Tekan kulit di bawah
kuku untuk memeriksa sirkulasi perifer. Perhatikan berapa lama
warnanya kembali ketika melepas tekanan tadi, warnanya harus
kembali dalam kurang dari 2 detik.
Pemeriksaan kulit

• Inspeksi : kebersihan, warna, pigmentasi, lesi/perlukaan, cari


apakah ada area yang memar, sianosis, dan pucat. Karena
normal:nya kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
• Palpasi : kelembapan kulit ,suhu apakah hangat atau dingin,
tekstur perhatikan ketebalannya, edema, dan turgor kulit dengan
cara cubit secara halus kulit lengan bawah karena normalnya
bila kulit cepat kembali ke bentuk semula berarti turgor pasien
normal.
NILAI NORMAL TTV

1. BERAT BADAN
Untuk mengetahui Berat badan Normal yaitu dengan mengetahui Nilai BMI
(Body Mass Indek) dengan rumus : BMI =Berat (kg) / Tinggi 2 (m).
Klasifikasi BMI menurut WHO : Klasifikasi BMI menurut Depkes :
Sangat Kurus : < 16,00 Sangat Kurus : < 17,00
Kurus : < 18,50 Kurus : 17,00 -18,50
Normal : 18,50 – 24,99 Normal : 18,50 – 27,0
Kegemukan : >=25,00 Kegemukan : >25,0 – 27,0
Obesitas : > = 30,00 Obesitas : > 27,00
NILAI NORMAL TTV

2. TINGGI BADAN
Pada anak Balita menurut Depkes sesuai dengan WHO
Umur tinggi badan berat badan
< 1 th 50,5 – 75,5 cm 3,4 – 4,9 kg
1-2 th 78,00 cm 10,6 kg
3-4 th 96,0 cm 14,5 kg
4 th 100,3 cm 16,5 kg]
5 th 109,0 cm 18,4 kg
NILAI NORMAL TTV

3. NADI
Menurut Depkes Menurut Evelyn
Umur Nadi Normal Umur Nadi Normal
BBL 120-160x/mt < 1 bln 90-170x/mt
1 – 12 bln 80 – 120x/mt < 1 th 80 – 160x/mt
1 – 2 th 75- 120x/mt 2 th 80 – 120x/mt
2 – 6 th 75 – 120x/mt 6 th 75 – 115x/mt
12 th – dewasa60 – 100x/mt 14 th 65 – 100x/mt
Usila 60 – 70x/mt > 14 th 60 – 100x/mt
NILAI NORMAL TTV

4. SUHU TUBUH
Normal : 36,6 ˚C - 37,2 ˚ C
Sub Febris : 37 ˚C - 38 ˚ C
Hiperpir eksis : 40 ˚C - 42 ˚ C
Hipotermi : Kurang dari 36 ˚C
Hipertermi : Lebih dari 40 ˚C

Catatan :
Oral : 0,2 ˚C – 0,5 ˚C lebih rendah dari suhu rektal
Axilla : 0,5 ˚C lebih rendah dari suhu Oral

5
NILAI NORMAL TTV

5. TEKANAN DARAH
Bayi : 70 – 90/50 mmHg
Anak : 80 – 100/60 mmHg
Remaja : 90 – 110/66 mmHg
D. Muda : 110 – 125/60-70 mmHg
D. Tua : 130 – 150/80-90 mmHg

Catatan :
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90 – 120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120 – 140/80-90 mmHg
Hipertensi ST : 140 – 160/90-100 mmHg
Hipertensi ST 2 : Lebih dari 160/100 mmHg
NILAI NORMAL TTV

6. PERNAFASAN
Bayi : 30 – 40 x/mnt
Anak-anak : 20 – 30 x/mnt
Dewasa : 16 – 20 x/mnt
Lansia : 14 – 16 x/mnt

Catatan :
Dispnea : Pernafasan yang sulit
Tadipnea : Pernafasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/mnt)
Bradipnea : Pernafasan kurang dari normal (kurang dari 20 x/mnt)
Apnea : Pernafasan terhenti
Ipnea : Pernafasan Normal
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai