Langkah kerja :
Beritahu pasien
Lakukan inspeksi,perhatikan !
warna (hitam/kemeraan *rambut jagung), distribusi rambut
Pengkajian telinga
bertujuan untuk
mengetahui keadaan
telinga luar,Saluran telinga ,
gendang telinga, merman
timpani dan pendengaran.
Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )
Pasien diberitahu sebelumnya agar
dpt bekerjasama, pencahayaan ruangan
diatur
Amati telinga luar (bentuk/ukuran/warna /adanya
massa ,lesi atau cairan )
Pegang telinga dgn jempol dan jari telunjuk, tarik
perlahan ke atas kebelakang sehingga lubang
telinga menjadi lurus
dan mudah diamati. Amati lubang telinga,
perhatikan adanya peradangan,
perdarahan ,kebersihan
(ada tidaknya kotoran (serumen) /cairan .
Sebaiknya gunakan “ senter”
Tekan tulang telinga di bagian bawah daun
telinga,bila ada peradangan maka pasien akan
merasa nyeri.
PERIKSA PENDENGARAN :
Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui
fungsi telinga. Secara sederhana pemeriksaan dpt
dilakukan dgn suara bisikan dan dgn arloji :
* Arloji *
“ Dengan jari “
duduklah dihadapan pasien
gunakan satu tangan untuk menutup satu lubang hidung pasien
suruh pasien menghembuskan udara dari lubang hidung yang tidak
ditutup dan rasakanhembusan tersebut. Normalnya udara dpt
dihembuskan dengan mudah dan dirasakan dgn jelas
kaji ulang hidung satunya
“Dengan Cermin “
letakkan cermin dibawah hidung
anjurkan pasien menghembuskan udara dgn mulut tertutup amati
kondensasi udara pada cermin
normalnya kondensasi lubang hidung kanan dan kiri seimbang
MULUT dan FARING
Langkah kerja : ( inspeksi)
Atur posisi pasien berhadapan dgn
(normal/sianosis/pucat), kelainan
congenital (bibir sumbing ),adanya lesi
dan massa.
Anjurkan pasien membuka mulut,
Amati lidah: kesimetrisan (nila tidak simetris paralysis saraf cranial ke12;),
adanya lesi, lidah kotor/coated akan ditemui pada keadaan hygiene mulut
yang kurang,demam typhoid, tidak suka makan dan pasien koma. Perhatikan
juga tepi lidah yang hiperemik yang dpt ditemui pada pasien demam typhoid.
Sambil mengamati mulut pasien perhatikan juga bau mulut, adanya sariawan
(aphtae) di mukosa mulut. Tanyakan juga pada pasien apakah ada keluhan
sakit gigi atau gigi yang goyang/ nyeri.
Beri kesempatan pada pasien untuk beristirahat dgn menutup mulut sejenak
bila pasien merasa lelah, lalu lanjutkan dgn inspeksi faring. Amati ovula
(kesimetrisan/pembengkakan). Amati besar dan keadaan tonsil, besarnya
tonsil dinyatakan dengan : T 0, (bila sudah dioperasi ), T1 (ukurannormal), T2
; (pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah), T3 (pembesaran tonsil
mecapai garis tengah), dan T4 ( pembesaran melewati garis tengah) Amati
apakah tonsil meradang : bila ditemukan nanah melekat (berarti G O ) atau
ditemukan memran putih melekat pada infeksi difteria.
LEHER
Leher dikaji setelah pengkajian kepala selesai
Tujuan pengkajian leher adalah untuk
mengetahui
bentuk leher serta organ-organ penting yang
berkaitan.
Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )
merupakan gambaran
kegagalang pemompaan
pemompaan ventrikel
yang terkumpulnya
darah di vena.
Vena tampak
membendung/menonjol
dan berwarna kebiruan.
Lakukan palpasi kelenjar tiroid
Posisi pemeriksa disamping pasien :
letakkan tangan kanan pada leher pasien (pasien
untukmemudahkan palpasi
dalam keadaan normal, saat menelan kel.tiroid akan
tubuh.
Terkadang dapat juga ditemukan adanya deviasi trakea ringan ke
Dilakukan pada Vena Jugularis Eksterna kanan -- berhubungan dgn Vena .Kava
superior
1.Cara langsung
·Titik acuan adalah bidang horizontal melalui tempat sambungan iga ke-2 dengan
sternum
·Titik nol adalah( tempat dimana tekanan sama dengan nol), yaitu setinggi tengah-tengah
atrium kanan.
·Jarak titik acuan –titik nol pada orang dewasa adalah 5 cm (R). Jarak ini konstan
Caranya: Pasien berbaring dengan lengan diletakkan 5 cm di bawah titik acuan (jadi
setinggi atrium kanan). Jarum dimasukkan dalam vena brakialis dan dihubungkan dengan
manometer air. Tekanan dibaca pada manometer
2.Cara tidak langsung
Pasien berbaring dan leher harus lemas.
Tentukan vena jugularis eksterna kanan.
Vena tidak boleh dikosongkan dengan mengurutnya.
Vena ditekan 1 jari mula-mula disebelah bawah (proksimal) dekat
klavikula,
Lalu di sebelah atas (distal) dekat mandibula dengan jari lain,
Kemudian tekanan oleh jari pertama dilepaskan.
Lihat sampai dimana vena terisi waktu inspirasi biasa.
Tingginya diukur dari titik acuan.
Misalnya pd pemeriksaan tekanan vena 2 cm lebih tinggi dari
titik acuan. Karena jarak titik acuan--titik nol sama dengan R
(atau 5 cm), maka tekanan vena adalah R + 2 cm H2O atau 5
+ 2 cm H2O . Lebih baik tidak ditulis 7 cm H2O, utk
memperlihatkan jarak R adalah 5cm H2O.
Tekanan Vena normal menurut cara ini : 5 - 4 cm H2O sudah
menunjukkan tekanan vena jugularis yang meninggi.
Letak kepala atau posisi leher pasien hrs sedemikian rupa shg vena terisi
sampai kira-kira dipertengahan antara mandibula dan klavikula.
Pada gagal jantung kanan hebat dengan vena jugularis yang terisi penuh
sampai mandibula ,
Pasien harus ditinggikan letak kepalanya. Harus diingat pula bahwa kepala
dan leher pasien selalu dalam keadaan lemas.
Kontra indikasi pada anak-anak, leher pendek, struma
Tekanan vena meninggi pada gagal jantung kanan, perikarditis eksudativa
dengan temponade jantung, atau perikarditis konstriktiva.
Otot –Otot dan tulang Di kepala, wajah dan leher
Terima Kasih