Anda di halaman 1dari 27

Pengkajian Kepala, Mata, Hidung,

Telingga, Mulut dan Leher


M. Sandi Suwardi
KEPALA
 Tujuan pengkajian kepala adalah untuk mengetahui bentuk dan
fungsi kepala.Pengkajian diawali inspeksi kemudian palpasi.

 Langkah kerja :
 Beritahu pasien

 Atur pasien dalam posisi duduk atau berbaring

(tergantung kondisi pasien dan jenis pemeriksaan )


 Bila pasien memekai kacamata, anjurkan dilepas

 Lakukan inspeksi,perhatikan !
 warna (hitam/kemeraan *rambut jagung), distribusi rambut

(merata/jarang/botak), kebersihan ,(bersih/kotor/ada ketombe)


serta keadaan kulit (normal/ ada peradangan / lesi /tumor)
 kesimetrisan wajah/muka (normal simetris, bila tidak berarti
ada kelumpuhan saraf )
 kesimetrisan tengkorak ( normal simetris, bag.frontal

menghadap depan & bag. Parietal menghadap belakang)


 Lakukan palpasi, periksa ! :
 Keadaan rambut (halus/kasar/mudah tercabut)
 Teraba adanya peradangan dan nyeri tekan
MATA
 Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )
 Pasien diberitahu sebelumnya agar
dpt bekerjasama
 Dalam setiap pengkajian selalu
dibandingkan mata kanan dan mata
kiri
 Amati kelopak mata : pasien melihat
ke depan, lalu minta menutup kedua
mata, amati keadaan kulit kelopak mata
dan kemampuan membuka/ menutup
 Amati pertumbuhan bulu mata dan
alis
Lanjutan..
 Amati gerakan mata :
 minta pasien melihat lurus kedepan, amati apakah mata
tetap atau bergerak
spontan ( nistagmus)
 luruskan jari telunjuk & dekatkan 15 – 30 , minta pasien
mengikuti gerakan jari anda dgn posisi kepala tetap,
gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot
mata. Amati ada tidaknya strabismus (juling)
 Amati konjungtiva : pasien diminta melihat ke atas, lalu

buka kedua konjungtiva dgn menggunakan ibu jari. Amati


warnanya (pucat/ kemerahan/ peradangan)
 Amati konjungtiva : pasien diminta melihat ke atas, lalu
buka kedua konjungtiva dgn menggunakan ibu jari.Amati
warnanya (pucat/kemerahan/peradangan)
 Amati sclera : pasien diminta melihat kebawah, lalu kedua

kelopak mata atas dibuka dgn menggunakan jari telunjuk.


Amati warna sclera ( putih/kuning /ikterus )
 Amati pupil, normalnya bentuk pupil sama besar.

Selanjutnya gunakan senter untuk melihat reaksi pupil


terhadap cahaya. Pupil yg mengecil disebut miosis,
sedangkan yangmelebar disebut midriasis
TELINGA :

 Pengkajian telinga
bertujuan untuk
mengetahui keadaan
telinga luar,Saluran telinga ,
gendang telinga, merman
timpani dan pendengaran.
Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )
 Pasien diberitahu sebelumnya agar
dpt bekerjasama, pencahayaan ruangan
diatur
 Amati telinga luar (bentuk/ukuran/warna /adanya
massa ,lesi atau cairan )
 Pegang telinga dgn jempol dan jari telunjuk, tarik
perlahan ke atas kebelakang sehingga lubang
telinga menjadi lurus
dan mudah diamati. Amati lubang telinga,
perhatikan adanya peradangan,
perdarahan ,kebersihan
(ada tidaknya kotoran (serumen) /cairan .
Sebaiknya gunakan “ senter”
 Tekan tulang telinga di bagian bawah daun
telinga,bila ada peradangan maka pasien akan
merasa nyeri.
PERIKSA PENDENGARAN :
 Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui
fungsi telinga. Secara sederhana pemeriksaan dpt
dilakukan dgn suara bisikan dan dgn arloji :
 * Arloji *

 pegang arloji di samping telinga pasien


 suruh pasien menyatakan apakah mendengar detak arloji
 pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan
suruh pasien menyatakan bila tak dapat mendengar lagi.
Normalnya detak arloji dapat masih dpt terdengar sampai
jarak sekitar 30 cm dari telinga
 bandingkan telinga kanan dan kiri
HIDUNG :

 Hidung dikaji dgn tujuan untuk mengetahui keadaan


bentuk dan fungsi hidung.
 Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )
 Pasien diberitahu sebelumnya agar dpt bekerjasama,

pencahayaan ruangan diatur


 Amati bentuk tulang hidung, kesimetrisan lubang hidung

dankeadaan kulit hidung ( ada tidaknya pembengkakan)


 Naikkan ujung hidung dgn
menekan ibu jari secara
ringan, amati adanya
pengeluaran secret
hidung/darah
 Palpasi sinus maksilaris,

frontalis dan etmoidalis,


perhatikan terhadap adanya
nyeri tekan . jika ada
kemungkinan infeksi.
PENGKAJIAN PATENSI HIDUNG
 Pengkajian dilakukan bila dicurigai adanya sumbatan hidung

 “ Dengan jari “
 duduklah dihadapan pasien
 gunakan satu tangan untuk menutup satu lubang hidung pasien
 suruh pasien menghembuskan udara dari lubang hidung yang tidak
ditutup dan rasakanhembusan tersebut. Normalnya udara dpt
dihembuskan dengan mudah dan dirasakan dgn jelas
 kaji ulang hidung satunya

 “Dengan Cermin “
 letakkan cermin dibawah hidung
 anjurkan pasien menghembuskan udara dgn mulut tertutup amati
kondensasi udara pada cermin
 normalnya kondensasi lubang hidung kanan dan kiri seimbang
MULUT dan FARING
 Langkah kerja : ( inspeksi)
 Atur posisi pasien berhadapan dgn

anda,atur pencahayaan ruangan yang


memadai
 Amati bibir : warna

(normal/sianosis/pucat), kelainan
congenital (bibir sumbing ),adanya lesi
dan massa.
 Anjurkan pasien membuka mulut,

lalu amati keadaan gigi


(kebersihan/karies/kelengkapan/ompong).
Amati gusi apakah ada peradangan
(gingivitis)/perdarahan
Lanjutan

 Amati lidah: kesimetrisan (nila tidak simetris paralysis saraf cranial ke12;),
adanya lesi, lidah kotor/coated akan ditemui pada keadaan hygiene mulut
yang kurang,demam typhoid, tidak suka makan dan pasien koma. Perhatikan
juga tepi lidah yang hiperemik yang dpt ditemui pada pasien demam typhoid.
 Sambil mengamati mulut pasien perhatikan juga bau mulut, adanya sariawan
(aphtae) di mukosa mulut. Tanyakan juga pada pasien apakah ada keluhan
sakit gigi atau gigi yang goyang/ nyeri.
 Beri kesempatan pada pasien untuk beristirahat dgn menutup mulut sejenak
bila pasien merasa lelah, lalu lanjutkan dgn inspeksi faring. Amati ovula
(kesimetrisan/pembengkakan). Amati besar dan keadaan tonsil, besarnya
tonsil dinyatakan dengan : T 0, (bila sudah dioperasi ), T1 (ukurannormal), T2
; (pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah), T3 (pembesaran tonsil
mecapai garis tengah), dan T4 ( pembesaran melewati garis tengah) Amati
apakah tonsil meradang : bila ditemukan nanah melekat (berarti G O ) atau
ditemukan memran putih melekat pada infeksi difteria.
LEHER
 Leher dikaji setelah pengkajian kepala selesai
 Tujuan pengkajian leher adalah untuk

mengetahui
 bentuk leher serta organ-organ penting yang

berkaitan.
 Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )

 Pasien diatur dalam posisi duduk atau


berbaring
 Lakukan inspeksi :
 kulit leher
(warna,pembengkakan,jaringan
parut/bekas luka ,massa )
 Adanya pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi KGB Kepala & Leher

 Kelenjar Getah Bening Kepala & Leher


 Adanya bendungan vena
jugularis
 Tekanan vena jugularis

merupakan gambaran
kegagalang pemompaan
pemompaan ventrikel
yang terkumpulnya
darah di vena.
 Vena tampak

membendung/menonjol
dan berwarna kebiruan.
Lakukan palpasi kelenjar tiroid
 Posisi pemeriksa disamping pasien :
 letakkan tangan kanan pada leher pasien (pasien

bisa dlm posisi duduk atau berbaring )


 palpasi pada fossa suprasternal dengan jari

telunjuk dan jari tengah


 suruh pasien menelan atau minum

untukmemudahkan palpasi
 dalam keadaan normal, saat menelan kel.tiroid akan

dirasakan ikut naik turun (ini memastikan perabaan


ditempat yang benar)dan tidak terasa perbedaannya
dengan jaringan sekitar, namun dalam keadaan
hipertiroid/stroma/gondok, kelenjar akan teraba
membesar (berbenjol),keras atau kistik
Posisi pemeriksa di belakang pasien :
 letakkan tangan mengelilingi leher, jari-jari meraba permukaan
kelenjar tiroid
 suruh pasien menelan atau minum
 jari yang merasakan adalah jari telunjuk dan jari tengah
Lakukan palpasi kelenjar limfe / kelenjar getah bening
 Normalnya kel. limfe tidak teraba,bila teraba ada

pembesaran kel.limfe di leher berarti menandakan adanya


infeksi pada faring,tonsil,mulut, gigi, atau telinga. Infeksi
toxoflasmosis juga memberi gejala pembesaran kel.tiroid
di leher.
Palpasi Trakea
 Pemeriksa berada di depan pasien.
 Letakkanlah ujung jari telunjuk tangan kanan (dapat juga dengan

ujung jari tengah dan jari manis) pada lekukan suprasternal.


 Tekanlah jari ke arah trakea secara perlahan-lahan, kemudian

geser jari perlahan-lahan ke arah atas untuk menilai ada


tidaknya deviasi trakea.
 Pada orang yang normal posisi trakea terletak pada garis tengah

tubuh.
 Terkadang dapat juga ditemukan adanya deviasi trakea ringan ke

arah kanan pada orang normal.


PENGUKURAN JVP

Dilakukan pada Vena Jugularis Eksterna kanan -- berhubungan dgn Vena .Kava
superior
1.Cara langsung
·Titik acuan adalah bidang horizontal melalui tempat sambungan iga ke-2 dengan
sternum
·Titik nol adalah( tempat dimana tekanan sama dengan nol), yaitu setinggi tengah-tengah
atrium kanan.
·Jarak titik acuan –titik nol pada orang dewasa adalah 5 cm (R). Jarak ini konstan

Caranya: Pasien berbaring dengan lengan diletakkan 5 cm di bawah titik acuan (jadi
setinggi atrium kanan). Jarum dimasukkan dalam vena brakialis dan dihubungkan dengan
manometer air. Tekanan dibaca pada manometer
2.Cara tidak langsung
 Pasien berbaring dan leher harus lemas.
 Tentukan vena jugularis eksterna kanan.
 Vena tidak boleh dikosongkan dengan mengurutnya.
 Vena ditekan 1 jari mula-mula disebelah bawah (proksimal) dekat
klavikula,
 Lalu di sebelah atas (distal) dekat mandibula dengan jari lain,
 Kemudian tekanan oleh jari pertama dilepaskan.
 Lihat sampai dimana vena terisi waktu inspirasi biasa.
 Tingginya diukur dari titik acuan.
Misalnya pd pemeriksaan tekanan vena 2 cm lebih tinggi dari
titik acuan. Karena jarak titik acuan--titik nol sama dengan R
(atau 5 cm), maka tekanan vena adalah R + 2 cm H2O atau 5
+ 2 cm H2O . Lebih baik tidak ditulis 7 cm H2O, utk
memperlihatkan jarak R adalah 5cm H2O.
 Tekanan Vena normal menurut cara ini : 5 - 4 cm H2O sudah
menunjukkan tekanan vena jugularis yang meninggi.
 Letak kepala atau posisi leher pasien hrs sedemikian rupa shg vena terisi
sampai kira-kira dipertengahan antara mandibula dan klavikula.
 Pada gagal jantung kanan hebat dengan vena jugularis yang terisi penuh
sampai mandibula ,
 Pasien harus ditinggikan letak kepalanya. Harus diingat pula bahwa kepala
dan leher pasien selalu dalam keadaan lemas.
 Kontra indikasi pada anak-anak, leher pendek, struma
 Tekanan vena meninggi pada gagal jantung kanan, perikarditis eksudativa
dengan temponade jantung, atau perikarditis konstriktiva.
Otot –Otot dan tulang Di kepala, wajah dan leher
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai