Anda di halaman 1dari 22

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 32%

Date: Selasa, Februari 14, 2023


Statistics: 1796 words Plagiarized / 5568 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

/ UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG FAKULTAS HUKUM PELAKSANAAN


PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN
BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI
KESEHATAN TERHADAP PENJUALAN ROKOK KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR DI KOTA
PEKANBARU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan
Program Studi llmu Hukum Program Sarjana Disusun oleh : ISMAIL CHANIAGO NPM :
191003742016793 SEMARANG 2023
/ BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kegiatan yang
masih banyak dilakukan oleh banyak orang, baik remaja maupun dewasa bahkan siswa
sekolah dasar, meskipun surat kabar, majalah dan media masa lainnya sering menulis
bahwa merokok sangat membahayakan kesehatan.

Pecandu bangga menghisap rokok di tempat-tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan,


dan sebagainya. Zat yang terkandung dalam tembakau masuk ke dalam tubuh melalui
asap rokok dan langsung menyebar ke sebagian besar tubuh melalui peredaran darah.
Nikotin diangkut dalam darah hanya membutuhkan waktu 7 detik untuk sampai ke
organ jantung. Bahaya nikotin dapat meningkatkan resiko serangan jantung. Zat
beracun ini mampu membuat pembuluh arteri mengeras, dan menyembabkan
penumpukan lemak di saluran arteri pada jantung, akibatnya darah tidak terpompa
secara baik melalui jantung. Gangguan ini menyebabkan serangan jantung pada
perokok.

Selain itu, ketika zat ini masuk ke dalam tubuh, maka dengan cepat akan meningkatkan
detak jantung sehingga menyebabkan gangguan pada fungsi organ ini, yaitu aritmia,
juga dikenal sebagai aritmia. Sedangkan di paru-paru, nikotin memiliki kemampuan
besar untuk mengganggu, bahkan merusak sel-sel penyebab kanker paru-paru. Kanker
paru-paru adalah kanker yang paling umum pada pria, terhitung 12,7% dari semua
pasien kanker. Selain itu, zat dalam tembakau juga berisiko menurunkan fungsi
paru-paru, memicu emfisema, bronkitis, tuberkulosis paru, dan infeksi paru-paru.

Tuntutan dasar kehidupan manusia meliputi pangan, sandang dan papan yang
kemudian tumbuh dan berkembang dengan berbagai tuntutan hidup lainnya. Salah satu
tuntutan hidup manusia yang bersifat kesenangan adalah memanfaatkan tembakau atau
yang kini dikenal dengan merokok. Kegiatan ini sudah dimulai sejak Colombus
mendarat dibenua Amerika pada tahun 1518. Yaitu ketika masyarakat Indian menghisap
tembakau._ Penanaman tembakau pun mulai berkembang luas menembus batas-batas
negara termasuk Indonesia. Saat ini kebiasaan merokok di Indonesia sangat
memprihatinkan.

Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar sudah
menjadi perokok aktif. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan
menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya
membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh
orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian
menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada
para perokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker
paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif._
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan dengan upaya
meningkatkan sumber daya manusia._ Pembangunan nasional merupakan usaha
meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara
berkesinambungan. Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah
pembangunan nasional yang telah dilakukan menuntut reformasi total kebijakan
pembangunan disegala bidang. Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan yang
terus menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah tujuan yang
dicapai._

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat, Bangsa, dan Negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat._
Pada dasarnya merokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, masyarakat
khususnya kaum remaja banyak mengkonsumsi rokok sebagai kebutuhan pokok.
Sepertinya antara rokok dan dengan masyarakat tidak dapat dipisahkan, padahal
mereka mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Akan tetapi meraka
menganggap remeh akan bahaya merokok.

Di Indonesia anak-anak berusia muda mulai merokok karena kemauan sendiri, melihat
teman-temannya. Merokok pada anak-anak karena kemauan sendiri disebabkan ingin
menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka bermula dari perokok
pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas menjadi perokok aktif.
Semula hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin dalam
rokok._ Berdasarkan uraian di atas, melihat masih sangat banyaknya anak berusia
dibawah 18 tahun yang mengkonsumsi rokok, maka penulis tertarik melakukan
penelitian lebih mendalam, untuk penelitian ini penulis mengangkat judul “Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan Terhadap Penjualan
Rokok Kepada Anak di Bawah Umur di Kota Pekanbaru” Rumusan Masalah Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah sebagai
berikut: Bagaimana pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 terhadap
penjualan rokok kepada anak di bawah umur di Kota Pekanbaru? Apa saja hambatan di
dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan
Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi kesehatan terhadap
pengguna rokok? Bagaimana upaya mengatasi hambatan di dalam pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi kesehatan terhadap penjualan
rokok kepada anak dibawah umur di Kota Pekanbaru? Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2012 terhadap penjualan rokok kepada Anak di bawah umur di Kota Pekanbaru.

Untuk Mengetahui Apa saja hambatan di dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah


Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau bagi kesehatan terhadap penguna rokok. upaya mengatasi hambatan
di dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi kesehatan
terhadap penjualan rokok kepada Anak dibawah umur di Kota Pekanbaru. Kegunaan
Penelitian Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan sebagai syarat menempuh ujian
akhir, untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Bagi Dunia Akademik/Perkembangan Khasanah Keilmuan, sebagai alat mendorong


rekan-rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan
penelitian ini. Bagi Instansi yang memiliki hubungan dengan objek penelitian, dapat
berkontribusi dalam kaitannya dengan penelitian ini. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang landasan dan dasar pemikiran bagi
penyusunan skripsi, baik mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Kegunaan Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang hukum, Tinjauan Umum
Tentang Perlindungan Anak, Tinjauan Khusus Tentang Rokok. BAB III METODE
PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian yang digunakan, Tipe
Penelitian, Spesifikasi Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Metode
Penyajian Data, Metode Analisis Data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Terhadap Penjualan Rokok
Kepada Anak di Bawah Umur di Kota Pekanbaru Dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat
Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan disebutkan bahwa : Rokok adalah
produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup,
termasuk rokok kretek, tembakau putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.

Rokok mengandung beberapa zat berbahaya diantaranya adalah sebagai berikut: Zat
1,3 Butadine Khususnya bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi karet. Zat ini
dapat meningkatkan risiko kanker perut, kanker darah, dan limfoma. Zat Akrolein,
Formaldehida dan Kromium VI. Zat ini digunakan untuk membuat paduan logam, cat
dan pewarna. Zat ini dapat menghambat perbaikan DNA dan dapat merusak lapisan
dalam paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker paru-paru. Zat
Arsenik Zat Arsenik dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit kanker, karena ini
adalah zat yang digunakan untuk mengawetkan kayu. Benzene Benzene digunakan
untuk membuat bahan kimia lainnya. Zat ini dapat menyebabkan leukemia.

Zat kadmium Kadmium adalah logam yang digunakan untuk memproduksi baterai. Ini
dapat mengganggu perbaikan DNA dan merusak ginjal dan lapisan arteri. Kandungan
Tar Tar dari tembakau akan menempel di paru-paru dan menyebabkan gigi dan kuku
kuning. Karbon Monoksida Karbon monoksida dalam asap rokok yang dihirup masuk ke
aliran darah. Karbon monoksida akan menurunkan jumlah oksigen yang dibawa di
dalam sel darah merah lalu meningkatkan jumlah kolesterol yang diserap ke lapisan
dalam arteri, sehingga bisa terjadi pengerasan arteri atau aterosklerosis.

Bahaya merokok bagi kesehatan tubuh yang diikuti dapat menyebabkan penyakit
jantung dan serangan jantung. Nikotin Nikotin dalam rokok merupakan bahan kimia
berbahaya dan sangat adiktif yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,
detak jantung, aliran darah ke jantung, dan penyempitan pembuluh darah. Nikotin juga
berkontribusi pada pengerasan dinding arteri, yang pada gilirannya, juga menyebabkan
serangan jantung. Zat kimia ini dapat tinggal di tubuh anda selama enam sampai
delapan jam tergantung pada seberapa sering anda merokok._

Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di
sekitarnya. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Di
negara industri maju, kini terdapat kecenderungan berhenti merokok, sedangkan di
negara berkembang, khususnya Indonesia, malah cenderung timbul peningkatan
kebiasaan merokok. Melihat perkembangan kebiasaan merokok Indonesia terutama di
kalangan pelajar kita yang semakin lama semakin parah, nampaknya harapan untuk
menanggulangi masalah ini semakin tipis, namun sebenarnya hal tersebut bukan tidak
mungkin dilakukan karena beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras baik
bagi para perokok maupun industri rokok. Singapura menerapkan ruang publik sebagai
kawasan bebas rokok, mesin penjual rokok dinyatakan ilegal dan melarang perusahaan
rokok menjadi sponsor even publik._

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan


Anak, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan ibunya. Sedangkan perlindungan anak dalam Pasal
1 angka 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 adalah semua kegiatan untuk
memastikan dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara optimal dengan menghormati harkat dan
martabat manusia, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2017 proporsi umur pertama kali
mencoba merokok pada laki-laki usia 10-11 tahun 26.7%, usia 12-13 tahun 43.4%, usia
14-15 tahun 7.3%. Data tersebut menujukan sebagian besar laki-laki pertama kali
merokok pada usia 12-13 tahun. Pada perempuan proporsi pertama kali mencoba
merokok usia 10-11 tahun 18%, usia 12-13 tahun 4%, usia 14-15 tahun 21.5%._

Usia perokok di Indonesia kini semakin muda, bahkan telah menyentuh usia Anak-anak.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia disebut sebagai negara baby smoker atau perokok
anak. Jumlah perokok anak usia 10-15 tahun di Indonesia pada tahun 2014 sampai
tahun 2017 sebanyak 1.200.000 jiwa, usia Anak kurang dari 10 sebanyak 239.000._ Data
Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk Kota Pekanbaru sendiri jumlah penderita Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dari tahun 2014-2019 sebanyak 400 kasus dan Asma
Bronkial sebanyak 771 kasus.

Data kasus PPOK dan Asma Bronkial yang di derita oleh anak usia 10-15 tahun di kota
Pekanbaru sebanyak 30%. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Asma Bronkial
tidak dapat dipandang ringan karena kasus penyakit tersebut dapat berdampak
kematian._ Kemenkes Riset mengenai perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas
masih belum tidak menurun pada periode 2007-2013. Studi tersebut juga menunjukkan
bahwa pada tahun 2013, sebanyak 64,9% yang menghisap rokok adalah laki-laki dan
sisanya 2,1% adalah perempuan.

Presentase penduduk umur 10-14 tahun yang merokok setiap hari di Riau sebesar 0,5%
dan yang merokok kadang-kadang sebesar 0,9%. Proporsi usia 15-19 tahun yang
merokok setiap hari di Riau sebesar 11,2%, dan yang merokok kadang-kadang sebesar
7,1%._ Dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak menyatakan: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban
menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap dan mengusahakan anak agar setiap
anak mencapai kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan”. Dengan membiarkan
peredaran rokok tidak terkendali berarti pemerintah tidak menjalankan amanat
undang-undang tersebut.

Seharusnya Pemerintah mengambil tindakan nyata dengan memberikan perlindungan


yang memadai bagi anak-anak dari bahaya merokok. Uang memang penting untuk
membiayai pembangunan negeri, tetapi kesehatan anak-anak lebih penting karena
mereka yang akan menjamin kelangsungan keberadaan negeri ini. Peredarannya tak
dapat dibiarkan begitu saja tanpa memperhatikan perlindungan kepentingan
masyarakat.

Sebagian orang Indonesia sudah mengetahui dan sudah dicantumkan dikemasan rokok
peringatan akan bahaya merokok untuk kesehatan, baik itu dalam bentuk gambar
maupun tulisan dan juga kini pada kemasan rokok sudah dicantumkan peringatan
“dilarang menjual atau memberikan rokok kepada anak-anak dibawah 18 tahun dan
perempuan hamil”. Label peringatan larangan ini diatur langsung oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat
Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan sebagai berikut : Pasal 21 Peraturan
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung
Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan menyebutkan “Selain memasukkan
informasi tentang kadar Nikotin dan Tar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, pada
sisi samping lainnya dari Kemasan Produk Tembakau wajib dicantumkan: Pernyataan,
“dilarang menjual atau memberi rokok kepada Anak-anak di bawah 18 tahun dan
perempuan hamil”, dan Kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun produksi, serta nama
dan alamat produsen.

Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan ini merupakan
pelaksanaan dari ketentuan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, dalam Peraturan Pemerintah ini juga mengatur secara langsung larangan
penjualan rokok pada Pasal 25, pada pasal ini disebutkan. Setiap orang dilarang menjual
Produk Tembakau: Menggunakan mesin layan diri, Kepada anak-anak di bawah 18
(delapan belas) tahun, dan Kepada perempuan hamil.

Dalam Pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 ini juga menegaskan
bahwa “Setiap orang dilarang keras menyuruh anak-anak di bawah umur 18 (depalan
belas) tahun untuk menjual, membeli, atau mengkonsumsi Produk Tembakau.” Masih
banyak kita jumpai pada anak berusia dibawah 18 tahun yang mengkonsumsi rokok.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen YLKI Pasal 30
ayat 4 juga menentukan bahwa : “Apabila pengawasan oleh masyarakat dan Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPSKM) ternyata menerima hal-hal yang
menyimpang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merugikan
konsumen, menteri dan/atau menteri teknis mengambil tindakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Masyarakat dan lembaga swadaya yang bergerak di bidang perlindungan konsumen


dapat mendesak pemerintah dalam hal mempertegas pengawasan tentang larangan
menjual atau memberikan rokok terhadap anak yang berusia dibawah 18 tahun.
Sehingga generasi penerus Indonesia kedepannya terhindar dari bahaya-bahaya
kesehatan akibat merokok._ Kebiasaan merokok di Indonesia saat ini sangat
memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menemukan orang-orang dari berbagai usia
termasuk pelajar dan bahkan anak di bawah umur, aktif merokok. Padahal berbagai
penelitian dan kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa merokok sangat
berbahaya bagi kesehatan.

Bukan hanya membahayakan perokoknya saja, tetapi asap rokok juga sangat berbahaya
apabila dihirup oleh orang-orang yang berada disekitarnya (perokok pasif). Berbagai
penelitian telah menunjukkan dampak rokok yaitu memiliki risiko kesehatan yang lebih
tinggi berupa penyakit mulai dari batuk hingga kanker paru-paru, yang mengancam
para perokok aktif maupun pasif. Dengan permasalahan tersebut pemerintah tidak
tinggal diam, untuk mengurangi dampak dari rokok yang sudah sulit untuk dihentikan
maka pemerintah menerapkan peraturan yang dapat membantu melebarnya masalah
tersebut.

Salah satu peraturan yang di tegakkan oleh pemerintah yaitu pemerintah melarang
pedagang menjual rokok kepada anak dibawah usia 18 tahun. Hal itu tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung zat adiktif berupa produk tembakau. Aturan yang ditandatangani Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Desember 2012 lalu ini juga menegaskan larangan
penjualan rokok kepada ibu hamil.

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan khusus tentang produk tembakau


terkait dengan penjualan rokok oleh pelaku usaha kepada anak dibawah umur. Misalnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan
Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 ini cukup jelas mengatur rokok dalam hal
pembuatan, pendistribusian, perlindungan khusus bagi anak-anak dan ibu hamil serta
kawasan tanpa rokok.

Hal itu didukung pada kemasan rokok yang mana pada salah satu sisi dari kotak rokok
yang beredar di Indonesia terdapat suatu kalimat “dilarang menjual atau memberi
kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil.” Hal tersebut senada
dengan ketentuan pada PP Nomor 109 Tahun 2012, pada Pasal 21 huruf a disebutkan
bahwa “Selain pencantuman informasi tentang kadar Nikotin dan Tar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 huruf a, pada sisi samping lainnya dari Kemasan Produk
Tembakau wajib dicantumkan Pernyataan, dilarang menjual atau memberi kepada anak
berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil.”

Hal tersebut juga didukung oleh peraturan yang di berlakukan oleh Kota Pekanbaru
yang mana pada Tahun 2014 Pemerintah Kota Pekanbaru telah memberlakukan aturan
khusus terkait produk rokok, yaitu Peraturan Walikota Pekanbaru Provinisi Riau Nomor
39 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Dari peraturan-peraturan tersebut,
membuktikan pemerintah telah melakukan upaya untuk memberikan pelindungan dasar
terkait pengamanan terhadap produk rokok._ Terbitnya peraturan pemerintah kota
pekanbaru No. 39 tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok yang merupakan amanah
dari UU kesehatan No. 36 tahun 2009 Yang mewajibkan kepada seluruh daerah tentang
tingkat provinsi maupun kabupaten memiliki peraturan daerah tentang kawasan tanpa
rokok.

Kebijakan mengenai kawasan tanpa rokok bertujuan untuk menekan pertumbuhan


perokok dan orang yang terpapar asap rokok. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok
menjadi salah satu faktor resiko berbagai macam penyakit, yang mana pada saat ini
menyumbangkan angka yang kesakitan dan kematian terbesar di Indonesia. Dengan
kawasan tanpa rokok diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat hidup sehat,
meningkatkan produktifitas kerja yang optimal, mewujudkan kualitas udara yang sehat
dan bersih bebas dari asap rokok, menurunkan angka perokok pemula serta
mewujudkan generasi muda yang sehat._ Salah satu yang mempengaruhi pelaksanaan
kebijakan adalah sikap pelaksana dalam melaksanakan kebijakan.

Pelaksana yang dimaksud adalah mulai dari pucuk pimpinan tertinggi dalam suatu unit
kerja dan seluruh orang yang tergabung dalam unit kerja tersebut. Semua harus saling
mendukung dan bersama menjalankan kebijakan untuk kepentingan bersama._ Berikut
terkait dengan peraturan yang mengatur tentang penjualan rokok di Kota Pekanbaru
menurut Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru khususnya staf Bidang Pembinaan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat yang selama ini belum pernah atau ada tindakan
penyuluhan seperti diperbolehkan untuk menjual rokok pada anak dibawah umur,
karena ini bukan merupakan ranah dari dinas kesehatan Kota Pekanbaru melainkan
kepada instansi pemerintah.

Sejauh ini tidak ada sosialisasi ataupun pengawasan dari pemerintah tentang bahaya
merokok untuk orang tua, anak maupun remaja. Ditambahkan dari pelaku usaha
sebagai penjual rokok di Kota Pekanbaru bahwa selama ini tidak pernah menjadi sebuah
masalah terkait penjualan rokok, sehingga sebagai pelaku usaha tidak ada membatasi
penjualan rokok pada umumnya, baik itu kepada orang tua, anak atau remaja, bahkan
banyak konumen juga membeli dengan masih menggunakan seragam sekolah. Ada
yang menjelaskan bahwa itu membeli untuk orang lain, bahkan ada yang nongkrong di
warung si pelaku usaha penjual rokok.

walaupun sebagai pelaku usaha sebagian besar amatlah tau bahwa rokok tidak untuk
anak di bawah umur. Jika melihat praktek yang dilakukan oleh pelaku usaha, maka
pelaku usaha tetap saja menjual rokok meskipun kepada anak yang masih berusia
dibawah 18 tahun, padahal hal tersebut telah jelas dilarang. Oleh karenanya jika dilihat
dari Peraturan Pemerintah Nomor maka pelaku usaha tersebut sudah tidak mengikuti
ketentuan seperti yang disebutkan dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f, yaitu salah satu hal
yang tidak boleh dilakukan oleh pelaku usaha ialah melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam keterangan suatu produk yang dijualnya.

Hal tersebut terbukti meskipun pada salah satu sisi pada kotak rokok terdapat
keterangan “dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun
dan perempuan hamil”, namun pelaku tetap menjual rokok kepada anak yang masih
berusia dibawah 18 tahun. Sebagaimana pemaparan dari hasil keterangan Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru masih banyak terjadinya penjualan rokok pada anak di
bawah umur hal ini diakibatkan dengan masih minimnya dalam memebrikan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat masih minim dan tidak semua progres kerja
yang diusulkan dapat dilakukan salah satunya adalah bahaya merokok kepada anak
dibawah umur yang di sampaikan oleh pelaku usaha penjualaan rokok maupun kepada
anak yang berkaitan.

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dalam pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan
Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, yang
dilakukan pada anak dibawah umur di kota pekanbaru jelas melanggar ketentuan dari
PP dan Juga Peraturan Perundang- undangan. Untuk ini pengawasan dalam
pengendalian dapat dilakukan oleh Pemerintah setempat sebagaimana dalam Pasal 59
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 yang berbunyi:
Menteri, menteri terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah melakukan pengawasan
atas pelaksanaan upaya pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa
Produk Tembakau bagi kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Menteri
terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah dapat mengambil tindakan administratif
terhadap pelanggaran ketentuan peraturan ini oleh Pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hambatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan Terhadap Pengguna Rokok Dalam melakukan suatu tugas
atau pekerjaan tertentu, kita selalu menghadapi berbagai macam kesulitan dan
hambatan. Konsekuensi eksistensi yang terkait dengan konsep hidup, semakin tinggi
kualitas dan kuantitas kewajiban yang dilakukan, semakin besar pula tantangan dan
hambatannya.

Itu sudah menjadi hukum alam yang berlaku secara universal dan teeus menerus
dimanapun dan kapanpun. Kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia masih
menimbulkan perdebatan yang panjang, mulai dari hak asasi perokok, undang-undang
pelarangan merokok ditempat umum, hingga dampak anti rokok terhadap ekonomi
pekerja di Indonesia. Bahkan hasil kajian di beberapa Negara menunjukkan bahwa
kebijakan ini merupakan cara yang efektif untuk mengontrol kebiasaan merokok atau
lebih tepatnya mengurangi kebiasaan merokok.

Zat adiktif adalah zat yang jika dikonsumsi dapat membuat ketagihan dan sulit untuk
dihentikan. Zat adiktif sering dikaitkan dengan obat-obatan terlarang lainnya. Padahal,
tidak semua zat adiktif adalah obat-obatan terlarang, karena nyatanya zat adiktif juga
dapat ditemukan pada makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Zat
adiktif bukan narkotika dan psikotropika adalah zat adiktif yang menimbulkan reaksi
biologis dalam tubuh tetapi tidak sampai menghilangkan kesadaran pemakainya.

Biasanya zat ini hanya bekerja pada tubuh seperti meningkatkan kewaspadaan,
melemaskan otot, maupun sebagai antidepresan ringan._ Didapatkan beberapa kendala
terkait dengan pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif pada anak bawah
umur yaitu sebagai berikut: Kurangnya Itikad Baik Dari Pelaku Usaha Menurut orang tua
(perokok yang aktif dan pasif) Jika di kaitkan dengan KUHPerdata, pada Pasal 138 ayat
(3) disebutkan menyatakan bahwa “pelaksanaan perjanjian harus dilakukan dengan
itikad baik”.

Pasal 7 UUPK yang mengatur mengenai kewajiban pelaku usaha dalam huruf a juga
mengatur bahwa pelaku usaha harus beritikad baik dalam melakukan kegiatan
usahanya. Salah satu bentuk itikad baik yang dapat pelaku usaha lakukan dalam hal ini
ialah melarang atau tidak mengizinkan anak di bawah umur untuk membeli rokok.
Namun kenyataannya hal ini tidak terjadi. Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang
konsumen yang mengatakan pada saat membeli rokok, tidak pernah ada larangan dari
pelaku usaha agar ia tidak membeli rokok, disebabkan usianya yang masih dibawah 18
tahun atau belum dewasa.

Pelaku usaha tetap saja menjual seperti ia menjual kepada konsumen lain yang sudah
dewasa. Padahal itikad baik sangat penting dilakukan oleh pelaku usaha untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Budaya Orang Tua yang Suka Merokok Bagi remaja
atau anak-anak Sekolah Menengah di Indonesia merokok telah menjadi kebiasaan
budaya. Kebanyakan lelaki pada masa sekarang menghisap rokok, tida memandang
usia, baik orang tua, remaja, maupun anak-anak. Bisa dilihat di rumah terdapat paling
kurang satu anggota keluarga yang mengisap rokok. Hal ini bisa menjadi pemicu salah
satu faktor anak dibawah umur merokok karena terdapat anggota keluarga anak
dibawah umur yang merokok.

Misalnya, ayah atau saudara laki-laki anak tersebut merokok. Oleh karena itu, mereka
berpendapat tidak salah bagi mereka untuk merokok. anak dibawah umur juga merokok
karena banyak orang di dalam komunitas mereka merokok. Selain itu, pengaruh teman
juga menjadi salah satu faktor yang mendorong anak dibawah umur merokok.
Rendahnya Pengawasan Pemerintah Dalam Mensosialisasikan Bahayanya Rokok Bagi
Anak Dibawah Umur Dalam melaksanakan peraturan Pemerintah tentunya Pemerintah
memiliki tujuan yang dicapai.

Untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian dari tujuan dikeluarkannya larangan


Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. Dan diketahui bahwa tujuan dari
perda ini belum tercapai secara maksimal, dikarenakan masih terdapatnya perokok
dilingkungan puskesmas Simpang Tiga yang dilarang merokok._ Menurut orang tua
(perokok yang aktif dan pasif) minim pengawasan tentang bahaya rokok pada anak
dibawah umur dapat dijadikan kebiasaan untuk anak melakukan kesalahan yang sama.

Jelas diatur dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 bahwa ada pengendalian dapat berupa
pengawasan dan ini dapat dilakukan oleh badan yang ditunjuk, pemerintah berserta
pemangku kepentingan. Pengawasan dapat berupa memberikan sosialisasi kepada
pelaku usaha dan juga anak-anak. Hambatan lainnya yaitu Kurangnya pengawasan oleh
Satpol PP Kota Pekanbaru, hal ini disebabkan karna fokus pengawasan yang dilakukan
oleh Satpol PP Kota Pekanbaru hanya pada segala bentuk iklan atau promosi yang
berkenaan dengan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Kawasan Tanpa Rokok.

Prefensi harus diberikan kepada perokok aktif yang melakukan aktivitas merokok
dikawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok seperti pada tempat-tempat
yang sudah disebutkan dalam Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 39 Tahun 2014
Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Fokus lainnya yang harus diperhatikan juga oleh Satpol
PP yaitu kalangan usia yang melakukan kegiatan merokok, seperti anak usia di bawah
umur yang harus lebih di perhatikan di luaran sana. Karena dari data yang ada tidak
sedikit anak di bawah umur yang masih menyandang bangku sekolah bahkan yang
masih duduk di sekolah dasar menjadi seorang perokok aktif.

Rendahnya Kepedulian Masyarakat Tampak jelas kurangnya pengawasan terhadap


jalannya peraturan tersebut. Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 30
ayat (1) disebutkan bahwa “Pengawasan kepada penyelenggaraan perlindungan
konsumen serta penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya
diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat”.

Dalam Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 untuk panduan
dan pemantauan praktik perlindungan konsumen juga disebutkan bahwa perlindungan
konsumen dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah, masyarakat dan LPKSM,
mengingat banyak ragam dan jenis barang dan/atau jasa yang beredar di pasar dan
wilayah besar Indonesia. Berdasarkan penjelasan tersebut, tugas pengawasan tidak
hanya dibebankan kepada pemerintah. Masyarakat umum dan Lembaga Perlindungan
Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) juga bisa terlibat secara aktif.

Dalam Pasal 30 UUPK dapat disimpulkan bahwa pengawasan lebih banyak menitik
beratkan pada peran masyarakat dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat, dibanding dengan peran pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan oleh
menteri dan/atau menteri terkait. Dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa : “Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga swadaya masyarakat
yang terdaftar dan diakui pemerintah yang terlibat dalam kegiatan terkait perlindungan
konsumen”.

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat itu sendiri memiliki tugas yang
diatur dalam Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, yaitu : Menyebarluaskan informasi untuk perbaikan kesadaran
atas hak dan kewajiban serta serta berhati-hati konsumen dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa, memberikan nasihat kepada konsumen yang membutuhkan, dan
berkoordinasi dengan pihak yang berwenang untuk melindungi kepentingan konsumen,
membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima pengaduan
atau keluhan konsumen, melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat
terhadap kinerja perlindungan konsumen.

Pada Pasal 53 ayat (1) PP Nomor 109 Tahun 2012 di sebutkan bahwa “Masyarakat dapat
berperan untuk memastikan bahwa bahan yang mengandung zat adiktif berupa Produk
Tembakau bagi kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.”
Selanjutnya, peran serta masyarakat tersebut salah satunya dapat dilaksanakan seperti
yang disebutkan dalam Pasal 54 huruf (e) yaitu “kegiatan pengawasan dan pelaporan
pelanggaran yang ditemukan dalam rangka penyelenggaraan pengamanan bahan yang
mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan, namun di dalam
kenyataannya, pelaku usaha bisa dengan bebas untuk menjual rokok kepada anak di
bawah umur, bahkan tidak pernah ada teguran atas perbuatannya.

Hal ini mencerminkan tingkat kepedulian dari masyarakat masih sangat rendah,
sehingga perbuatan pelaku usaha yang seharusnya tidak dibenarkan. Didukung dengan
respon masyarakat yag mengetahui adanya peringatan bahaya merokok direklame
rokok, masyarakat mengetahui adanya peringatan bahaya merokok bahkan peringatan
bahaya merokok pada papan reklame yang dipasang dibeberapa dibeberapa jalan
utama di luar apa pun yang terjadi.

Upaya Mengatasi Hambatan di Dalam Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 109


Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan Terhadap Penjualan Rokok Kepada Anak Dibawah Umur di
Kota Pekanbaru Inovasi merupakan suatu hal yang identik dengan pembaharuhan yang
bertujuan untuk mempercepat pencapaian tujuan. Dalam pelaksanaan peraturan
pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 terhadap penjualan rokok kepada anak di bawah
umur di kota Pekanbaru, inovasi menjadi suatu hal yang penting demi mewujudkan
ketertiban dari budaya merokok yang dilakukan oleh anak dibawah umur._

Apabila setelah pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak


mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, maka dapat
dikatakan bahwa suatu kegiatan kebijakan tersebut telah gagal, tetapi adakalanya suatu
kebijakan publik hasilnya tidak langsung efektif dalam jangka pendek, akan tetapi
setelah melalui proses tertentu. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya
Manajemen Kinerja Sektor Publik, mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan
antara output dengan tujuan, semakin besar target, maka semakin besar organisasi,
program atau kegiatan._

Ditinjau dari segi pengertian efektivitas usaha tersebut, maka dapat diartikan bahwa
efektivitas adalah sejauhmana dapat mencapai tujuan pada waktu yang tepat dalam
pelaksanaan tugas-tugas pokok, dalam kualitas produk yang dihasilkan dan
perkembangan. Susanto juga mngemukakan pendapat lain yaitu: “efektivitas merupakan
daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk
mempengaruhi”._ Berdasarkan definisi tersebut, peneliti beranggapan bahwa efektivitas
dapat tercipta ketika pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi publik yang
dipaparkannya.

Upaya pengaturan untuk menertibkan budaya merokok yang dilakukan oleh anak
dibawah umur sejauh ini masih belum dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Pengadaan sosialisasi tentang bahaya rokok dapat membantu perokok untuk berhenti
serta mencegah masyarakat mengonsumsi rokok dengan menyadarkan mereka tentang
berbagai aspek negatif dari penggunaan rokok itu sendiri. Aspek tersebut dapat berupa
berbagai penyakit yang disebabkan oleh rokok, pengaruh rokok terhadap perokok pasif,
serta berbagai dampak negatif lainnya.

Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat merokok yaitu kanker paru-paru, kanker
kandung kemih, impotensi, penyakit jantung, dan lain-lain. Selain itu, rokok juga
berpengaruh buruk terhadap perokok pasif, karena asap dari rokok dapat menyebabkan
penyakit asma, penyumbatan saluran pernafasan, dan lainnya bagi orang-orang yang
ada disekitar si perokok. Dengan adanya informasi ini, diharapkan para pecandu rokok
dan masyarakat lainnya diharapkan dapat memahami bahaya merokok dan membantu
berhenti merokok di masa mendatang.

Gagasan alternatif yang diajukan berupa mesin penjual rokok (cigarette vending
machine) yang dalam penggunaannya harus menggunakan cicard (cigarette card). Di
mana cigarette vending machine ini di design seperti vending machine pada umumnya,
yang membedakan yaitu vending machine ini berisi produk rokok yang akan dijual dan
apabila konsumen ingin membeli rokok maka konsumen harus menggunakan cicard. Di
mana dalam cicard ini berisi akun pemilik. Dan untuk memiliki katu tersebut, maka
orang tersebut harus mendaftarkan dirinya ke bank agar mendapatkan akun dan kartu
tersebut.

Untuk mengisi saldo, dapat dilakukan di minimarket yang telah bekerjasama, melalui
atm, atau langsung melalui teller bank. Dengan menggunakan cicard maka konsumen
dengan usia di bawah umur 18 tahun tidak dapat membeli rokok dengan mudah karena
syarat untuk membuat cicard adalah berusia 18 tahun ke atas. Apalagi dengan adanya
cicard maka rokok tidak dapat diperjualbelikan secara bebas di warung-warung kecil
sehingga dapat mengurangi jumlah konsumen rokok dikalangan masyarakat terutama
remaja dibawah 18 tahun.

Cigarette vending machine merupakan vending machine yang menggunakan system


komputerisasi dimana untuk mendapatkan output berupa rokok, kita perlu memasukkan
kode produk rokok yang diinginkan. Sistem pembayaran dalam Cigarette Vending
Machine ini tidak dengan memasukkan koin seperti pada vending machine di Indonesia
pada umumnya, melainkan dengan kartu (cicard), cicard menggunakan chip yang berisi
data pribadi konsumen dan informasi saldo yang terdapat didalam cicard, dan juga di
lengkapi dengan kode PIN untuk memudahkan saat pengisian ulang saldo serta
password sehingga cicard tidak dapat disalah gunakan oleh orang lain khusunya oleh
remaja dibawah 18 tahun._

Jika dilihat dalam lingkup pelaku usaha (warung, kedai yang memperjual belikan rokok)
di pekanbaru sejauh ini inovasi yang telah dilakukan dalam mewujudkan ketertiban dari
budaya merokok yang dilakukan oleh anak dibawah umur dengan menggunakan
beberapa pendekatan, yaitu adalah dengan melakukan: Orang Tua Harus Bisa
Mengendalikan Budaya Merokok Didepan Anak Dan Juga Dapat Memberikan Perhatian
Yang Lebih Budaya merokok didepan anak-anak yang belum mencapai usia remaja
dijelaskan dalam KUHPerdata bahwa anak dapat dikatakan remaja apabila sudah
mencapai usia 21 Tahun sangat diperlukan peran orang tua untuk memberikan contoh
yang baik karena anak yang masih dibawah umur sangat rentan dengan keadaan sekitar
dan orang tua menjadi panutan, pimpinan didalam keluarga juga dapat menjadi kendali
untuk anaknya sendiri. Cerminan perilaku anak tidak sedikit didapatkan oleh orang tua,
selain lingkungan tempat mereka tumbuh dan bermain.

Meningkatkan Pengawasan Dan Mengadakan Sosialisasi Kendala yang dihadapi oleh


pelaku usaha dalam memahami budaya merokok yang dilakukan oleh anak dibawah
umur adalah kurangnya pembinaan pada pengawasan lapangan yang diberikan oleh
pihak atasan. Lebih baik jika ada perubahan perbaikan yang mendorong ada perbaikan
dengan melakukan sosialisasi penyuluhan bimbingan. Sudah menjadi tugas Pemerintah
atau Instansi untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya merokok. Bimbingan
dan penyuluhan dari pemerintah adalah sebagai upaya dalam meningkatkan pengertian
dan pemahaman terhadap ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang bahaya
merokok bagi anak dibawah umur.

Melalui kegiatan penyuluhan tersebut diharapkan pelaku usaha dan juga konsumen
mengetahui lebih jauh tentang bahaya merokok. Itikad Baik Dari Pelaku Usaha Salah
satu bentuk itikad baik yang dapat dilakukan pelaku usaha dalam hal ini adalah
melarang atau tidak mengizinkan anak di bawah umur untuk membeli rokok dan tidak
diperjualbelikan kepada anak dibawah umur. Kepedulian Masyarakat Masyarakat dapat
berperan dalam memastikan pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa
produk tembakau bagi kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Masyarakat harus menebar kebaikan kepada anak bangsa ini agar anak-anak selalu
terjaga dan tidak melakukan kesalahan yang diakibatkan oleh perilaku menyimpang.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat, namun jika harus memperhatikan kesejahteraan pada buruh
pabrik rokok dan petani tembakau, oleh karena itu sebagai jalan keluar maka pada
tahun 2014 Pemerintah Kota Pekanbaru telah mengeluarkan peraturan Wali Kota
Pekanbaru (Perwako) Nomor 39 Tahun 2014 tentang Kawasan Bebas Rokok. Menurut
Perwako Pekanbaru No.

39/2014 tentang KTR pasal 1 ayat 11 KTR adalah ruangan atau kawasan yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan,
dan/atau mempromosikan produk tembakau. Salah satu tujuan peraturan ini dibuat
salah satunya adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khusunya
untuk mengendalikan faktor risiko penyakit dan kematian yang disebabkan oleh rokok,
untuk meningkatkan budaya masyarakat hidup sehat. Meskipun Perwako Pekanbaru No.
39 Tahun 2014 tentang KTR dan diteruskan dengan surat edaran Walikota Pekanbaru
Nomor 805/DPD/XII/2015 tentang Larangan Pemasangan Iklan Produk Rokok pada
Ruas Jalan Tertentu di Wilayah Kota Pekanbaru masih saja terjadi pelanggaran hampir
setiap tahunnya peraturan tersebut diberlakukan. Hal ini tentunya pemerintah kota
setempat tidak tegas dalam pelaksanaannya kebijakan tersebut. Di dalam Perwako
tersebut sanksi yang diberlakukan dianggap tidak tepat. Mengenai sanksi yang
diberlakukan pada Perwako tersebut, berupa pemberian teguran lisan, teguran tertulis
dan pencabutan izin yang diberikan oleh Walikota setempat atau Pejabat berwenang
dinilai hanya main-main dan pemberlakuan perwako terkesan pemaksaan tidak ada asas
manfaatnya dan harus ada denda dan sanksi hukumnya.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://jateng.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/10/Perda-Kota-Semarang-No.3-Th20
13.pdf
<1% -
http://eprints.undip.ac.id/84519/1/Artikel_Alih_Kode_Campur_Kode_Rizki_Edo_Setiawan_
13010115130065.pdf
<1% -
https://bamschalampa.blogspot.com/2011/02/skripsi-hubungan-pengetahuan-remaja.h
tml
1% -
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik-padmaningrum-dra-msi
/c5rokok-mengandung-zat-adiktifregina-tutikuny.pdf
6% - http://scholar.unand.ac.id/29336/2/BAB%20I.pdf
<1% - https://www.academia.edu/33283502/KARYA_TULIS_ILMIAH_BAHAYA_MEROKOK
<1% -
https://docs.google.com/document/d/1FhaYm_gz2Fr2dVRBfGy8b8v4wJ9Zu8YsyMadkEZ
LFvE/edit#!
<1% -
https://terkininews.com/2016/03/27/Upaya-Peningkatan-Kesehatan-Masyarakat.html
<1% -
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_60248a365b4ce1e/files/RENCANA-AKSI-
PROGRAM-KESMAS-2015-2019-edit-11-April-2018_1023.pdf
<1% - http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/download/1604/1369
<1% -
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2040%20ttg%20Road
map%20Pengendalian%20Rokok.pdf
<1% -
https://www.suara.com/health/2021/06/23/174903/pentingnya-revisi-pp-1092012-demi
-lindungi-anak-indonesia-dari-zat-adiktif
<1% - http://scholar.unand.ac.id/29336/
<1% - https://jnse.ejournal.unri.ac.id/index.php/JOMFHUKUM/article/view/21745
1% - https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf
<1% -
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/364/Perda%20Yogyakarta%20No.%202%2
0Tahun%202017%20ttg%20Kawasan%20Tanpa%20Rokok.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/article/manfaat-penelitian-skripsi-ditulis-syarat-memperoleh-gel
ar-sarjana.zgw4x77v
<1% -
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/12030/05bab1_Purnamasari_
20090112184_skr_2016.pdf?sequence=5
<1% - http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9681/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20742/3/T2_832017001_BAB%20III.pd
f
<1% - http://eprints.ums.ac.id/46515/25/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf
1% - https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2012/109TAHUN2012PP.HTM
<1% - https://islamhariini.com/kandungan-zat-dalam-rokok/
1% - https://islamhariini.com/bahan-yang-terkandung-dalam-sebatang-rokok/
<1% -
https://itjen.kemdikbud.go.id/covid19/efek-merokok-terhadap-kesehatan-gigi-dan-rong
ga-mulut/
<1% - https://www.alodokter.com/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh
<1% - https://idnmedis.com/nikotin
<1% - https://brainly.co.id/tugas/9602732
<1% - https://rahmanbudyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah_rokok/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/368320322_PENYAMAAN_BATAS_USIA_PERK
AWINAN_PRIA_DAN_WANITA_PERSPEKTIF_MAQASID_AL-USRAH_ANALISIS_PUTUSAN_
MAHKAMAH_KONSTITUSI_NOMOR_22PUU-XV2017/fulltext/63e259f2e2e1515b6b79511
7/PENYAMAAN-BATAS-USIA-PERKAWINAN-PRIA-DAN-WANITA-PERSPEKTIF-MAQASID
-AL-USRAH-ANALISIS-PUTUSAN-MAHKAMAH-KONSTITUSI-NOMOR-22-PUU-XV-2017.
pdf
<1% -
http://scholar.unand.ac.id/36760/2/2.%20Bab%201%20%28Pendahuluan%29%20yura.p
df
<1% -
https://media.neliti.com/media/publications/32987-ID-perilaku-merokok-siswa-smp-di-
kota-pekanbaru-studi-kasus-siswa-smp-di-kota-pekan.pdf
<1% -
https://republika.co.id/berita/qhtzjx480/indonesia-urutan-tiga-dunia-prevalensi-peroko
k-anak
<1% -
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/apa-itu-penyakit-p
aru-obstruktif-kronik-ppok
<1% -
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2012844&val=8954&title=
BENTUK%20PERLINDUNGAN%20HUKUM%20TERHADAP%20ANAK%20KORBAN%20KEK
ERASAN%20SEKSUAL%20DITINJAU%20DARI%20UNDANG%20UNDANG%20NOMOR%2
035%20TAHUN%202014%20TENTANG%20PERLINDUNGAN%20ANAK%20DALAM%20P
EMERIKSAAN%20PERADILAN%20DI%20PENGADILAN%20NEGARI%20TULUNGAGUNG
<1% -
https://emisatriani98.blogspot.com/2017/11/menyelamatkan-anak-dari-bahaya-rokok.ht
ml
<1% -
https://www.kpai.go.id/publikasi/tinjauan/menyelamatkan-anak-dari-bahaya-rokok
<1% -
https://123dok.com/document/zk74kn1q-eksistensi-senjata-airsoft-dalam-perspektif-un
dang-undang-darurat.html
<1% -
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perlindungan-konsumen-untuk-konsumen-roko
k-cl2756
<1% -
https://hukum.jogjakota.go.id/asset/naskah/Perda%20No%202%20Tahun%202017%20tt
g%20Kawasan%20Tanpa%20Rokok.pdf
1% -
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/34279/PP%20Nomor%20109%20Tahun%2
02012.pdf
<1% -
https://infoasn.id/peraturan-pemerintah/download-peraturan-pemerintah-nomor-109-t
ahun-2012.html
<1% - https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1999/8TAHUN~1999UU.htm
<1% -
https://www.hukumonline.com/klinik/a/kedudukan-peraturan-menteri-dalam-hierarki-p
eraturan-perundang-undangan-lt5264d6b08c174
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/229361512.pdf
<1% -
https://www.kompasiana.com/sofyan3/566f7f1c37977386128f1fe0/pelanggaran-meroko
k-di-tempat-umum-menurut-uud-pasal-115-ayat-1
<1% - https://journal.uib.ac.id/index.php/combines/article/download/4463/1180/
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Indonesia_Bersatu_II
<1% - https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/download/1844/2481
<1% - https://review-unes.com/index.php/law/article/download/175/103/
<1% - https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40119
<1% -
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/82441/perda-kab-berau-no-6-tahun-2014
<1% -
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/69096/PERDA%20No.%2018%20KAWASA
N%20TANPA%20ROKOK.pdf
<1% -
https://detakpustaka.com/alasan-mengapa-rokok-tetap-diproduksi-walaupun-berbahay
a/
<1% -
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/Gambaran-Sikap-Mahasiswa-
Unpad-Terhadap-Kawasan-Tanpa-Rokok.pdf
<1% -
https://www.kompasiana.com/em_mi3/59dc455bca269b097b1e6352/generasi-muda-se
hat-generasi-indonesia-sehat
<1% -
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1335448&val=907&title=T
ANGGUNG%20JAWAB%20PELAKU%20USAHA%20TERHADAP%20KERUGIAN%20KONSU
MEN%20AKIBAT%20PERBEDAAN%20HARGA%20BARANG%20PADA%20LABEL%20DAN
%20HARGA%20KASIR
<1% -
https://www.pajak.go.id/id/peraturan/pajak-penghasilan-atas-penghasilan-dari-usaha-y
ang-diterima-atau-diperoleh-wajib-pajak
<1% -
https://vegadadu.blogspot.com/2011/04/perbuatan-yang-dilarang-bagi-pelaku.html
<1% - https://jni.ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/download/7597/6607
<1% - https://repository.unair.ac.id/13748/12/12.%20Bab%203.pdf
<1% -
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._1_ttg_Penyelenggaraan_O
ptikal_.pdf
<1% -
https://jdihn.go.id/files/460/KAWASAN%20TANPA%20ROKOK%20PEMERINTAH_240182
.pdf
<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/45192
<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/index.php/jkki/article/download/3201/2810
<1% -
https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/8/ipa/zat-aditif-dan-zat-adiktif/4501864
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Zat_adiktif
<1% - https://www.academia.edu/41218179/Makalah_IPA_SMP_Zat_Aditif
<1% -
https://bertanya.biz.id/2021/05/19/apa-itu-narkotika-psikotropika-dan-zat-adiktif/
<1% - http://repository.uki.ac.id/8778/2/BABI.pdf.pdf
<1% - https://www.pelajaran.co.id/pengertian-perjanjian/
<1% - http://ylki.or.id/wp-content/uploads/2015/04/UNDANG-UNDANG.pdf
<1% -
https://repository.unikom.ac.id/66064/1/MATERI%20PERTEMUAN%20ke%2011-TANGG
UNGJAWAB%20PELAKU%20USAHA%20SEHUBUNGAN%20DENGAN%20KERUGIAN%20
KONSUMEN(1).pdf
<1% -
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/17/163000426/5-faktor-ini-yang-jadi-pend
orong-adanya-perdagangan-internasional?page=all
<1% - http://scholar.unand.ac.id/29336/1/cover%20dan%20abstrak.pdf
<1% - https://ejournal.ipdn.ac.id/jurnaltatapamong/article/download/1142/671/
<1% - https://ejournal.ipdn.ac.id/JIWBP/article/download/1168/729/
<1% -
https://www.kemenkopmk.go.id/uji-publik-revisi-pp-nomor-109-tahun-2012-dilakukan-
demi-masa-depan-anak-bangsa
<1% -
https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/1424/Jurnal%20Skripsi%20-%
20DIKO.pdf?sequence=1
<1% - https://repository.uir.ac.id/7517/
<1% -
https://media.neliti.com/media/publications/13627-ID-perilaku-merokok-di-kalangan-p
elajar-studi-kasus-tentang-faktor-dan-dampak-dari.pdf
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/19474/7/BAB%20IV.pdf
<1% -
https://kuliahonline.unikom.ac.id/?go/listmateri/&dl=file&kid=Nzk0OA==&matid=4546
9
<1% - https://www.regulasip.id/electronic-book/858
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2078/05.2%20bab%202.pdf?seque
nce=8
<1% -
http://disdag.ntbprov.go.id/index.php/25-pk/248-sengketa-konsumen-ke-mana-mesti-
mengadu
<1% - https://sireka.pom.go.id/requirement/UU-8-1999-Perlindungan-Konsumen.pdf
<1% -
https://repository.unikom.ac.id/69114/1/Minggu-5-LEMBAGA-INSTANSI%20DALAM%20
KAITANNYA%20DENGAN%20PERLINDUNGAN%20KONSUMEN.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/48210/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://media.neliti.com/media/publications/146522-ID-peran-dan-fungsi-lembaga-pen
gawasan-dala.pdf
<1% - https://jdih.surabaya.go.id/pdfdoc/RANCPD_111.pdf
<1% -
https://www.honestdocs.id/meninjau-efektifitas-gambar-peringatan-bahaya-merokok
<1% -
https://id.123dok.com/article/kriteria-evaluasi-evaluasi-kebijakan-kerangka-teori.y4mn7
9ry
1% - http://repository.uir.ac.id/3900/5/bab2.pdf
<1% - https://www.psychologymania.com/2012/12/definisi-efektivitas.html
<1% - https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/download/29470/28596
<1% - https://repository.uir.ac.id/3658/5/bab2.pdf
1% -
https://www.kompasiana.com/tibiakesumaputri/552e04c96ea834981e8b4580/upaya-me
ncegah-serta-mengatasi-perokok
2% - https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jim/article/download/10883/8608
<1% - https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/goodwill/article/download/19151/18709
<1% -
https://news.detik.com/berita/d-2137259/ini-dia-isi-lengkap-pp-tembakau-yang-disahk
an-sby
<1% - https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1658478053_187189.pdf
<1% -
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/211568/NminU1UzRzNE_PERBUP-KAWAS
AN%20TANPA%20ROKOK%202022.pdf
<1% -
https://www.antaranews.com/berita/766874/upaya-meningkatkan-derajat-kesehatan-m
asyarakat
<1% - https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38807/uu-no-39-tahun-2014

Anda mungkin juga menyukai