Anda di halaman 1dari 28

1

ROKOK
A. LATAR BELAKANG

Kebiasaan merokok di Indonesia sangatlah memprihatinkan. Setiap saat kita dapat


menjumpai anggota masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar, merokok di tempat
tempat umum. Padahal berbagai penelitian dan kajian yang telah dilakukan menunjukan
bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok,
asap rokok juga sangat berbahaya apabila dihirup oleh orang-orang yang berada di
sekitarnya. Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki
risiko yang lebih tinggi daripada para perokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari batuk
hingga kanker paru-paru mengancam para perokok, baik perokok aktif maupun perokok
pasif.

Kami menyadari bahwa informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sangatlah
penting untuk diketahui oleh masyarakat luas. Khususnya para pelajar. Hal inilah yang
mendorong kami untuk menyusun makalah tentang rokok. Kami berharap, dengan
pengetahuan informasi ini para pelajar dapat mengurangi niatnya untuk mengkonsumsi rokok
atau bahkan berhenti merokok.

Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga, membaca,


menulis, mengarang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada satu
kebiasaan manusia yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang
tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.
Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita, meskipun yang
melakukan adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini sangatlah
memprihatinkan karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat
beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.

Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini diharapkan warga masyarakat ataupun
mahasiswa bisa kritis, sadar dan segera meninggalkan atau mengurangi kebiasaan mereka
yang tidak baik. Bagaimanapun juga dampak merokok bagi kesehatan pelaku (perokok aktif)
maupun bagi kesehatan orang yang terkena paparan asap rokok perokok aktif (perokok pasif)
sangat besar, karena zat yang terkandung di dalamnya.Perlu diperhatikan bahwa negara maju
telah meninggalkan rokok.
2

Alangkah jauhnya budaya merokok di negeri ini dengan negara-negara maju yang
mendahului masalah industri rokok. Amerika dan negara–negara Eropa yang konon
merupakan biang keladi atas penyebaran budaya merokok. Kini masyarakatnya ramai-ramai
meninggalkan kebiasaan yang merugikan kesehatan dan konsumtif ini. Masyarakat di negara
maju telah memahami akan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh dan emosional mereka.
Dengan membuang jauh kebiasaan merokok yang negatif ini, seorang akan cenderung merasa
lega karena memang merokok adalah aktivitas yang dibenci oleh khayalak umum di sana.
Indonesia ingin meniru negara-negara maju dalam meninggalkan kecenderungan akan rokok,
maka membutuhkan upaya serius dari otoritas di negara ini untuk membungkam promosi atau
iklan rokok sekaligus dibuat aturan yang memberatkan bagi perokok. Sebagai contoh harga
rokok di salah satu negara bagian di Amerika mencapai hingga 10 USD. Kisah ini di
ceritakan dalam tayangan dokumenter di YouTube. Akibatnya banyak perokok yang enggan
untuk membeli rokok karena harganya yang sangat mahal, bilapun dirupiahkan sekitar seratus
ribu. Ini membuat para perokok harus berpikir dua kali untuk membelinya, apakah mau
merokok atau bangkrut.

Mendidik masyarakat akan bahaya aktivitas merokok juga merupakan salah satu
kampanye yang paling sukses di dekade terakhir. Sayangnya gaung tak bersambut di negeri
Gatot Koco ini. Berbagai pertimbangan yang dipaksa untuk masuk akal dilontarkan oleh
pembicara pemerintah atau wakil dari pemilik industri rokok untuk mengelabuhi masyarakat.
Mulai dari lapangan pekerjaan hingga devisa atau pajak yang diterima negara lewat jual beli
rokok yang besar. Kemauan dan niat yang kuat dibutuhkan oleh jajaran pengusaha Indonesia
bila ingin membatasi rokok beredar di tengah–tengah masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diteliti dari penelitian ini
adalah:

1. Apa saja zat yang terkandung dalam rokok?


2. Apa Pandangan Alkitab tentang merokok?
3. Apa penyebab orang merokok?
4. Apa hasil penelitian mengenai rokok sebagai pembunuh di Amerika dan Indonesia?
5. Apa langkah-langkah untuk mencegah agar seseorang dapat menjauhkan dirinya dari
rokok?
3
4

PEMBAHASAN
A. Zat-Zat yang Terkandung dalam Rokok
Kandungan rokok dan zat bahaya dalam asapnya ternyata ada ribuan macam yang
siap untuk menggerogoti tubuh Anda dan orang tercinta di sekeliling Anda. Kandungan
dalam asap rokok ternyata juga memiliki zat yang tidak kalah banyaknya dengan zat dalam
rokok itu sendiri. Setidaknya ada lebih dari 4.000 zat adiktif berbahaya yang terkandung
dalam sebuah rokok yang dapat membunuh dan menimbulkan berbagai penyakit paling
berbahaya yang sangat ditakutkan.

Kandungan rokok yang paling populer, sebut saja nikotin, tar, dan arsen yang cukup
membuat penggunanya mati secara perlahan dan mengidap berbagai penyakit. Kandungan
asap rokok lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk 43 zat karsinogenik atau senyawa
penyebab kanker selain itu ada lagi 400 racun lainnya. Kita memang tidak dapat membahas
satu per satu dari ribuan kandungan dalam rokok, namun berikut ini adalah berbagai zat yang
terkandung dan sangat berbahaya untuk kesehatan manusia, yaitu :

 Nikotin adalah racun yang digunakan dalam pestisida dan merupakan unsur adiktif dalam
rokok. Nikotin adalah zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem
saraf, mempercepat detak jantung (melebihi detak jantung normal), sehingga menambah
risiko terkena penyakit jantung. Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti
orang karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada
pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa
membuat seseorang ketagihan. Selain itu nikotin berperan dalam memulai terjadinya
penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga
mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan
akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan gigi dan hasil metabolitasnya yakni
kontitin dapat ditemukan pada cairan gusi.
 Tar adalah istilah kolektif yang digunakan untuk menggambarkan partikulat yang
dihasilkan oleh pembakaran tembakau. Koktail bahan kimia yang menjadi salah satu zat
yang menyebabkan kanker, zat residu yang dapat menyebabkan gigi kuning dari rokok.
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru
dan sistem pernapasan, sehingga menyebabkan penyakit bronkitis kronis, emphysema dan
dalam beberapa kasus penyebab paru-paru (penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh
5

mereka yang bukan perokok). Racun kimia dalam tar juga dapat meresap ke dalam aliran
darah dan kemudian dikeluarkan lewat urin. Tar yang tersisa di kantong kemih juga dapat
menyebabkan penyakit kanker kantong kemih. Selain itu tar dapat meresap dalam aliran
darah dan mengurangi kemampuan sel–sel darah merah untuk membawa oksigen ke
seluruh tubuh sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
 Fungisida dan pestisida, adalah penyebab banyak jenis kanker dan cacat pada kelahiran
bayi bagi ibu hamil, sangat mengganggu perkembangan janin.
 Cadmium, penyebab kanker paru-paru dan prostat.
 Benzene, penyebab utama leukemia.
 Formaldehyde, penyebab lain kanker paru-paru.
 Nickel, penyebab peningkatan kerentanan terhadap infeksi paru-paru dan menyebabkan
kerusakan fungsi paru-paru manusia.
 Amonia, senyawa amonia yang umum digunakan dalam produk pembersih dan pupuk.
Amonia juga digunakan untuk meningkatkan dampak nikotin dalam rokok yang
diproduksi. Zat ini menjadi pemicu kerusakan paru-paru dan bahkan mengakibatkan
kematian.
 Arsenik, zat yang digunakan untuk racun tikus dan berbagai pestisida, keracunan zat ini
dapat menyebabkan mual, diare, atau bau napas dalam kasus yang ringan. Keracunan
yang berlebihan akan menyebabkan kematian.
 Formaldehida, bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan mayat, dan berdampak
pada bagian hidung, tenggorokan, dan iritasi mata.
 Vinyl Chloride, bahan kimia buatan manusia yang digunakan dalam pembuatan plastik
dan difilter rokok. Zat ini menyebabkan kerusakan fungsi hati.
6

 Ethyl Furoate, salah satu zat yang menyebabkan kerusakan hati pada binatang.
 Polonium, radioaktif yang menyebabkan kanker.
 Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah mencair dan menguap yang mudah
terbakar. Meminum atau menghisap metanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.
Ribuan kandungan dalam rokok ternyata juga terdapat dalam asapnya yang juga konon
sangat mematikan, termasuk pada perokok pasif. Bahaya merokok bagi kesehatan memang
tidak dapat ditolerir. Rokok merupakan pemicu kanker yang sangat berbahaya. Karbon
monoksida adalah salah satu contoh kandungan asap rokok yang berbahaya. Karbon
monoksida pada asap rokok merupakan salah satu zat yang dikeluarkan knalpot mobil dan
menyebabkan kematian yang sangat besar di dunia.
B. Pandangan Alkitab tentang merokok
 Menurut Yesus, kasih akan sesama, yaitu keluarga, teman, dan orang lain, adalah yang
kedua setelah kasih akan Allah. Ia mengatakan, ”Engkau harus mengasihi sesamamu
seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:39) Jika kita punya kebiasaan yang membahayakan
orang-orang di sekitar kita, berarti kita belum mengasihi sesama. Kasih yang tulus
menggerakkan kita untuk menaati pengingat Alkitab ini, ”Biarlah masing-masing tidak
mencari keuntungan bagi diri sendiri, melainkan bagi orang lain.”—1 Korintus 10:24.
 Pertama, Alkitab memerintahkan kita untuk tidak membiarkan tubuh kita “diperhamba”
oleh apapun. 1 Korintus 6:12 menyatakan, “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan
semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku
diperhamba oleh suatu apapun.”
7

 Tidak dapat disangkal kalau merokok itu menyebabkan kecanduan yang kuat. Dalam
pasal yang sama, belakangan kita diberitahukan bahwa, “ Atau tidak tahukah kamu,
bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang
kamu peroleh dari Allah, —dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20).
 Yak 1:14 : Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya. Yak 1:15 : Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa;
dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Jangan membiarkan diri kita
diikat oleh apapun termasuk keinginan kita. Dalam hidup kita ada banyak prinsip
yang bertolak belakang dengan Firman Tuhan. Biarlah diri kita dikuasai oleh Tuhan
tidak dikuasai oleh keinginan, nafsuh, pemikiran dunia, tuntutan masyarakat, penilaian
orang lain, tetapi oleh Tuhan. Hidup manusia adalah anugerah Allah. Oleh sebab itu maka
sudah seharusnya kita menghormati anugerah tersebut. Sebagai wujud penghormatan kita
kepada Anugerah Allah tersebut kita dituntut tanggungjawab untuk menjaga kehidupan
agar tidak dicemari oleh hal-hal yang tidak berguna atau tidak ada manfaatnya bagi tubuh
kita. Kita wajib menjaga agar tetap berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Kita pasti
bertanggung jawab atas hidup yang kita terima sekarang ini. Sehubungan dengan hal
tanggung jawab terhadap penerimaan hidup maka, J. Verkuyl mengatakan bahwa ada
beberapa konsekwensi dari penerimaan dan penghargaan kita sebagai orang Kristen
terhadap hidup yaitu:
o Menerima dan menghargai keseluruhan keadaan manusia sebagai badan dan
jiwa.
o Memelihara kesehatan badani dan rohani kita karena kesehatan merupakan
kekuatan untuk hidup. Kesehatan berarti juga keadaan lengkap, utuh,
sempurna dari pada alat-alat tubuh untuk menjalankan fungsinya.
o Memberantas penyakit. Dunia manusia ini telah jatuh kedalam dosa, maka
dimanapun juga manusia tidak kuat, tetapi lemah. Jiwa kita juga tidak kuat
tetapi mudah terserang penyakit. Maut mengancam kita dan penyakit kita
merupakan pengawal maut. Oleh sebab itu Tuhan menghendaki kita supaya
selalu berjuang melawan penyakit dengan bergumul didalam doa. Sebagaiman
Tuhan Yesus berjuang dan bergumul melawan penyakit dan Ia membuat
tanda-tanda ajaib untuk memberikan kesembuhan.
8

o Menerima kegembiraan hidup artinya yaitu bahwa Tuhan menghendaki


supaya kita mau menerima kebahagiaan hidup dan kegembiraan hidup karena
itulah kita dipanggil.
o Menerima hidup dengan segala kemungkinanya artinya yaitu bahwa Tuhan
bukan hanya memanggil kita supaya kita menerima hidup pada umumnya,
melainkan juga supaya kita menerima hidup kita sendiri. Setiap manusia
dianugerahi Tuhan suatu kehidupan suatu kehidupan tertentu dengan
kemungkinan-kemungkinan kesempatan-kesempatan dan bakat-bakat tertentu
pula. Tuhan memanggil kita supaya kita menggunakan kemungkinan-
kemungkinan yang diberikanNya didalam hidup kita, supaya kita
mengembangkannya dan memakai bakat-bakat yang diberikan Tuhan kepada
kita.1

 Allah menghendaki kita untuk senantiasa memuliakan Dia. 1 Korintus 10:31, Aku
menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Apakah merokok
mampu memuliakan Allah? Tentu saja tidak. Hal ini dikarenakan banyak orang yang
mungkin akan terganggu dan tidak nyaman ketika berada di lingkungan perokok.
Beberapa orang cenderung menghindari bergaul dengan perokok, hal ini dikarenakan
perokok pasif juga memiliki resiko terserang penyakit yang berbahaya ketika mereka
menghirup udara yang tercampur asap rokok. Roma 14:21, Baiklah engkau jangan
makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk
saudaramu. Sesuai dengan ayat tersebut, jika dengan merokok kita dapat menjadi
batu sandungan bagi orang lain, sudah seharusnya kita melepaskan kebiasaan
merokok sehingga nama Tuhan tetap dipermuliakan atas hidup kita. Sebelum kita
memutuskan untuk melakukan segala sesuatu, sudah seharusnya kita memikirkan efek
yang mungkin ditimbulkan. Kalau sesuatu yang kita lakukan termasuk merokok tidak
sesuai dengan kehendak Allah, tidak menyenangkan Allah dan bahkan tidak menjadi
berkat lebih baik kita menahan diri dan tidak melakukan hal - hal yang justru akan
merugikan diri kita secara pribadi ataupun orang banyak. Kita harus menjadi anak-
anak Allah yang dewasa, hidup sesuai kebenaran firman dan mampu berpikir dengan
bijaksana supaya kita mengerti apa saja hal-hal yang berguna bagi semua orang.

1
J. Verkuyl, Kapita Selekta Etika Kristen, (Jakarta: Badan Penerbit Kristen ), hal. 182-186
9

C. Penyebab Orang Merokok

1. Orang tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia. Dimana orang tua tidak begitu memperhatikan
anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi
perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai–nilai sosial
dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok
atau obat obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada
falsafah “kerjakan urusanmu sendiri” dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua
sendiri menjadi contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya mungkin akan
mencontohnya. Pelaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu
orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu
mereka merokok dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat dari remaja putri.

2. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka


semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.
Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi. Remaja terpengaruh oleh teman-
temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut
yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula remaja non perokok.
10

3. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan rasa ingin tahu yang besar atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa. Membebaskan diri dari kebosanan. Masa
remaja memang masa yang labil bagi remaja sehingga sesuatu yang tabu sekalipun ingin
mereka coba.

4. Pengaruh iklan

Melihat iklan di media massa yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah
lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

D. Dampak Bahaya Merokok bagi Tubuh

1. Paru-paru
11

Merokok menyebabkan penyakit paru obstruktif (PPOK). PPOK penyakit progresif


yang membuat seseorang sulit untuk bernafas. Banyak perokok tidak tahu bahwa mereka
telah terkena penyakit ini hingga sudah terlambat. Tidak ada obat untuk penyakit ini dan
tidak ada cara untuk membalikan kerusakan.

2. Jantung

Karbon monoksida dari rokok mencuri oksigen darah dan mengarah pada
pengembangan kolesterol mengendap di dinding arteri. Efek ini meningkatkan risiko
serangan jantung dan stroke.

3. Reproduksi

Pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup fatal. Merokok
dapat meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah sperma dan
menyebabkan kanker testis.

4. Mulut dan Gigi

Merokok dapat menyebabkan bau mulut dan gigi bernoda. Hal ini juga dapat
menyebabkan penyakit gusi dan kerusakan indera perasa. Penyebab paling serius dari
merokok pada area ini adalah peningkatan risiko mengembangkan kanker pada lidah,
tenggorokan, dan bibir.

5. Kulit
12

Merokok mengurangi jumlah oksigen ke kulit sehingga dapat mempercepat penuaan


dan kulit tampak abu-abu.

6. Tulang

Merokok dapat menyebabkan tulang cepat lemah dan rapuh. Wanita terutamanya 5-
10% lebih mungkin untuk menderita osteoporosis dibandingkan non-perokok.

7. Perut

Merokok dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker perut dan risiko kanker
ginjal, pankreas, dan kandungan kemih.

8. Stroke

Dampak rokok dapat meninbulkan stroke penyumbatan pembuluh darah otak yang
bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko
kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

E. Penelitian mengenai Rokok sebagai Pembunuh di Amerika dan Indonesia

Pada tahun 2001 dan 2004, BPS (Badan Pusat Statistik) melakukan Susenas (Survei
Sosial Ekonomi Nasional) yang menghasilkan data bahwa terjadi kenaikan jumlah perokok di
Indonesia, baik untuk konsumen pria dan wanita dewasa maupun anak-anak. Pada tahun
2001, jumlah perokok perempuan dewasa di Indonesia adalah 1,3%. Tahun 2004, angka
tersebut naik menjadi 4,5% (naik 3,5x). Untuk remaja putri (usia 15 -- 19 tahun) yang
merokok, pada tahun 2001 sebanyak 0,2% dan meningkat menjadi 1,9% pada tahun 2004
(naik 9,5x). Untuk perokok anak-anak sendiri (usia 5 -- 9 tahun) pada tahun 2001 sebesar
0,4% dan naik menjadi 1,8% pada tahun 2004 (naik > 4x).

Fakta kenaikan konsumen rokok, apalagi yang melibatkan anak di usia remaja, tentu
menjadi keprihatinan bagi kita, mengingat bahwa rokok dapat merusak tubuh dan secara
otomatis dapat menurunkan kualitas manusia.

Kita mungkin bertanya-tanya, mengapa saat ini rokok menjadi salah satu produk yang
begitu digemari oleh banyak orang? Salah satu alasannya adalah munculnya iklan-iklan
rokok, mulai dari yang terkecil hingga yang paling besar di masyarakat. Bukan hanya itu, jika
13

kita perhatikan iklan rokok yang ditayangkan di televisi, kita akan melihat bahwa image yang
dibentuk oleh iklan tersebut adalah, bahwa orang yang mengonsumsi rokok terkesan keren
dan sukses dalam menjalani kariernya. Bahkan, rokok dipresentasikan sebagai sesuatu yang
dapat memberikan banyak inspirasi bagi penggunanya. Iklan yang disodorkan oleh produsen
rokok tersebut ternyata mampu memberikan pengaruh yang sangat besar kepada remaja masa
kini. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak pada tahun
2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7% anak melihat iklan rokok di televisi. Enam
puluh delapan persen dari mereka mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan rokok,
50% mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan.

Pada pertengahan tahun 2010 video anak kecil yang sedang merokok menjalar di internet
dan menjadi sensasi international. Anak ini merokok dua pak/hari. Ini terjadi di Indonesia
bahkan video tersebut menjadi topik pembahasan di salah satu channel TV di negara
Amerika. Di negara maju seperti Amerika dan Rusia memang sudah memahami akan bahaya
merokok dan tidak lagi menganggap remeh hal tersebut. Tapi berbeda dengan di Indonesia.
Negara berkembang ini adalah surganya untuk industri tembakau dan menjadi neraka untuk
kita yang menyadari.

Rokok dalam abad ini akan membunuh 1 miliar orang kalau kita tidak bertindak. Di
daerah Times Square, New York City, dapat di temukan iklan-iklan untuk hampir semua
barang. Tetapi ada sebuah produk yang tidak dapat di temukan di antara papan-papan iklan
yang berbinar-binar, yaitu rokok. Iklan rokok telah banyak dilarang di Amerika. Bahkan satu
bungkus rokok di Amerika harganya 12 dollar jika disamakan dengan rupiah sekitar seratus
ribuan. New York adalah tempat termahal untuk membeli rokok. Mereka tahu itu adalah
usaha yang tepat untuk mencegah konsumen untuk merokok.Peraturan di Amerika menjual
produk-produk tembakau pada anak di bawah umur 18 tahun adalah illegal, dengan peraturan
yang di berikan seperti memberikan pajak besar kepada pengusaha rokok dan larangan iklan
tentang rokok itu adalah cara yang tepat. Dibuktikannya dengan hampir masyarakat yang
merokok di amerika turun hingga 60%. Ini adalah cerita mengejutkan tentang kemunduran
rokok di barat hal ini yang memicu industri tembakau untuk berburu konsumen baru di
negara-negara miskin. Mereka mengerahkan seluruh tenaga untuk membawa produk yang
sama, tipuan yang sama, dan penipuan praktek pemasaran dan menyebar ke seluruh dunia.
Contohnya di negara kita sendiri, Indonesia.
14

Di Indonesia ini adalah surganya untuk para industri tembakau. Hampir jika kita lihat
iklan-iklan produk rokok sering kita jumpai di mana pun dan kapan pun. Di sepanjang jalan
tidak hanya di kota besar tetapi di pedesaan pun sering kali kita jumpai papan-papan iklan,
reklame tentang berbagai jenis rokok. Tidak hanya itu, iklan-iklan di televisi pun banyak di
jumpai tentang produk-produk rokok, bahkan industri rokok telah menjadi sponsor-sponsor
musik serta sepak bola dan lain sebagainya.

Begitu mudahnya hal tersebut akan membodohi masyarakat untuk menjadi seseorang
perokok. Rokok yang semestinya ditujukan kepada orang dewasa itu adalah pembohongan
besar. Tujuan rokok sebenarnya adalah para pemuda. Lebih parahnya seringkali di temukan
anak-anak di bawah umur dengan bebas dan asyiknya merokok dari mulai anak SD, SMP,
hingga SMA. Dari sebuah penelitian hingga 70% anak muda sudah pernah mencicipi rokok
hingga ada yang menjadi seorang perokok.

Di Indonesia tidak ada peraturan merokok dibawah 18 tahun. Peraturan di Amerika


menjual produk-produk tembakau pada anak di bawah umur 18 tahun adalah illegal. Industri
rokok selalu berpikir bahwa pemerintah cepat atau lambat akan membuat peraturan baru. Jadi
mereka selalu mengantisipasi dari permulaan untuk menginvestasikan di golongan muda.
Contohnya seperti iklan- iklan rokok yang tidak masuk akal dengan pemuda yang kuat dan
gagah berani yang memiliki hidup yang bahagia berkat rokok.
Disitulah bagaimana rokok dapat diartikan pembunuh yang dibiarkan berkeliaran dengan
bebas. Persoalannya jika tidak dicegah maka bangsa ini akan sangat miskin dengan budaya
merokok yang besar. Serta akan semakin banyak berlipat-lipat ganda berjuta-juta jiwa orang
meninggal setiap tahunnya akibat penyakit dari akibat dampak merokok di semua kalangan
yang telah menjadi budaya bebas.

Peraturan-peraturan tentang merokok juga perlu adanya tindakan yang tegas dari
pemerintah. Melihat semakin banyak anak anak yang sudah terpengaruh menjadi perokok,
melihat mudahnya anak-anak membeli rokok dengan bebas, melihat bahaya rokok pula yang
sangat berbahaya .

Pencegahan Merokok dikalangan Anak dan Remaja Anak yang mulai merokok dapat
menjadi kecanduan, sehingga dia mungkin akan terus merokok ketika telah dewasa dan
nantinya berisiko menderita penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit berbahaya
15

lainnya. Semua orang tidak mau anak-anaknya merokok. Pertanyaannya adalah bagaimana
menghentikan mereka dari merokok dan siapa yang dapat melakukannya.

Orang tua memainkan peranan penting dalam mendidik anak mereka mengenai gaya
hidup sehat dan mengajarkan pentingnya untuk tidak merokok. Perokok dewasa perlu
menyingkirkan rokok dari jangkauan anak dan jangan merokok di dekat anak-anak.
Sejumlah kelompok pemerhati kesehatan masyarakat juga berupaya keras untuk mencegah
anak merokok dengan menjalankan program pendidikan bagi anak.
Pemerintah dapat berkontrbusi dengan memberlakukan kebijakan yang melarang penjualan
rokok kepada anak dan menegakkannya secara tegas.

Kami percaya bahwa produsen tembakau dapat dan harus mengambil tindakan untuk
mencegah anak merokok. Tindakan tersebut dapat berkisar dari mendukung regulasi yang
efektif hingga mengimplementasikan program pencegahan anak merokok milik mereka
sendiri.

F. Langkah-langkah untuk mencegah agar seseorang dapat menjauhkan dirinya dari


rokok, antara lain :

 Hal yang pertama yang harus dilakukan perokok untuk menghentikan kebiasaan
merokoknya adalah dengan menanamkan kemauan yang kuat untuk dapat keluar dari
kebiasaan tersebut.
 Hendaknya seseorang perokok menyadari bahwa rokok merugikan bagi kesehatan
tubuhnya.
 Pilih teman-teman baik yang tidak suka merokok, dan jauhi teman-teman yang memiliki
budaya merokok.
 Berusaha untuk mengurangi rokok yang dikonsumsi, sedikitnya secara rutin setiap
harinya. Alihkan perhatian ketika timbul keinginan merokok pada diri Anda, misalnya
mengalihkan keinginan merokok tersebut dengan memakan permen, makan cemilan sehat
atau makan buah.
 Tidak ada salahnya meminta bantuan keluarga untuk membantu Anda menghentikan
kebiasaan buruk tersebut, misalnya dengan cara mengingatkan Anda akan bahaya
merokok, lebih intensif mengajak bicara untuk memelihara perhatian Anda akan rokok
16

ataupun melakukan tindakan tegas ketika Anda melanggar proses rehabilitas merokok
Anda.
 Jauhkanlah kebiasaan melamun, kebiasaan menyendiri atau diam tanpa melakukan
aktifitas apapun, karena hal tersebut dapat memicu keinginan merokok.
 Sibukanlah diri dengan kegiatan yang positif seperti olahraga, membaca, mengakses
internet dan sebagainya.
 Buanglah segala sesuatu hal yang berhubungan dengan rokok seperti asbak, wadah rokok
bahkan korek api, karena cara ini cukup positif untuk membantu Anda melupakan rokok.

 Bulatkan tekad dan katakan tidak pada rokok. Banyak orang yang berjanji untuk berhenti
merokok, tapi tak sedikit yang melanggarnya. Ketika kamu memutuskan untuk berhenti
merokok, cobalah untuk mendisiplinkan diri. Mungkin sesekali kamu akan tergiur untuk
merokok dan berkata ‘ah cuma sebatang aja ngga papa’. Sebaiklah mulai sekarang
jauhkan pikiran tersebut. Mengisap rokok meskipun sebatang akan memicu kamu terus
menerus mengisap sebatang rokok lagi dan lagi.

PENUTUP

A. SIMPULAN

Bagi orang yang sudah kecanduan rokok, merokok adalah sebuah kebutuhan. Sangat
sulit bagi orang tersebut untuk tidak merokok. Malahan, menurut para responden yang kami
teliti, mereka merasa bangga dengan rokoknya. Di sisi lain, mereka telah mengetahui bahaya
rokok namun tidak mempedulikannya.
17

B. SARAN

Bagi perokok aktif, sebaiknya berusaha untuk mengurangi merokok lalu berhenti
merokok. Sadarilah bahwa rokok merupakan sesuatu yang tidak memiliki manfaat. Bagi
perokok pasif, sebaiknya sebisa mungkin menghindari asap rokok dan selalu memakai
masker penutup hidung dan mulut. Bagi pemerintah, sebaiknya lebih tegas lagi dalam
bertindak dan membuat kebijakan yang berkenaan dengan rokok. Misalnya menaikkan harga
rokok menjadi sangat tinggi lalu orang akan berpikir dua kali untuk membeli rokok. Bisa juga
dengan membatasi iklan rokok yang ada di jalanan maupun media.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab .

J. Verkuyl, Kapita Selekta Etika Kristen, (Jakarta: Badan Penerbit Kristen )

Becker, Jordy. 2008. Tips Cerdas Agar Anak Anda Berhenti Merokok. Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya.
Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok. Surakarta: Seti Aji.

http://thebelovedson.blogspot.co.id/2011/06/kontroversi-merokok-dalam-
kristen.htmlhttp://zonakesehatan.wordpress.com

http://www.youtube.com/watch?v=DiyWK3fzTpA

http://www.slideshare.net/jannerep/bahaya-rokok-bagi-tubuh
18

SISTEM PEMERINTAHAN GEREJA

A. Presbiterial Sinodal

Sistem Presbiterial, dimana geerja dipimpin oleh para presbiter (penatua). keputusan tertinggi ada
pada persidangan presbiter (majelis jemaat). Sistem Sinodal, dimana gereja dipimpin oleh persidangan
para pejabat gerejawi yang disebut sinode. Persidangan sinode ini merupakan instansi tertinggi yang
keputusannya harus dilaksanakan oleh jemaat-jemaat yang tergabung dalam sinode tersebut.

 Presbyterian

Prebiterial Sinodal adalah istilah untuk salah satu bentuk pemerintahan gereja yang berdasarkan
kepemimpinan para penatua dalam suatu dewan. Bentuk ini digunakan pada sejumlah gereja Kristen.
Di Indonesia dijumpai antara lain pada Gereja Kristen Indonesia dan sebagainya.

Kata presbiterial berasal dari kata presbiter (dari bahasa Yunani), atau zaqen (dari bahasa Ibrani)
yang berarti "Ketua" dalam bahasa Indonesia. Jabatan penatua atau presbiter (Yunani : Presbuteros),
secara harafiah diartikan sebagai yang dituakan, yang berpikir matang (sesepuh). Sedangkan kata
sinodal berasal dari kata Yunani sunhodos. Kata ini tidak terdapat di dalam Alkitab. Tetapi akar
katanya terdapat dalam alkitab, yaitu Sunodeuo (Kis.9:7) dan Sunodia (Luk.2:44) yang berarti
seperjalanan. Sinode berarti berjalan bersama, seperjalanan, berpikir bersama, bertindak bersama.

 Sistem Presbiterial

Sistem Presbiterial adalah suatu sistem dimana gereja dipimpin oleh para presbiter (Penatua).
Keputusan tertinggi ada pada persidangan presbiter (Majelis Jemaat). Gereja dipimpin oleh pejabat-
pejabat gerejawi; yang secara kolektif disebut Majelis Jemaat. Setiap anggota Majelis Jemaat
mempunyai kedudukan yang sama; tidak ada seorang pun yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
yang lain dan masing-masing mempunyai tugasnya sendiri.

 Sistem Sinodal

Sistem Sinodal adalah suatu sistem dimana gereja dipimpin oleh persidangan para pejabat
gerejawi yang disebut sinode. Persidangan sinode ini merupakan instansi tertinggi yang keputusannya
harus dilaksanakan oleh jemaat-jemaat yang tergabung dalam sinode tersebut.

 Sistem gabungan

Jadi, sistem presbiterial sinodal adalah penggabungan antara sistem presbiter dan sinodal. Maka
pengambilan keputusan tertinggi di jemaat-jemaat lokal berada di tangan presbiter (Majelis Jemaat)
dan pengambilan keputusan tertingggi dari semua jemaat-jemaat lokal berada di tangan sinode
(pejabat gerejawi).

B. Sistem Episkopal.

Kata episkopal berasal dari kata episkopos yang berarti uskup. Di dalam sistem ini gereja
dipimpin oleh seorang uskup atau beberapa uskup yang merupakan pimpinan tertinggi dalam
penegrtian hirarkis (dari atas ke bawah). Dalam pelaksanaan dari sistem ini terdapat juga Episkopal
Monarkhis, dimana dari antara para uskup itu dipilih seorang pemimpin yang disebut Paus yang
memiliki kekuasaan tertinggi. Karena itu ia dianggap mewarisi keutamaan dari Rasul Petrus.

 Episkopal
19

Episkopal merujuk pada suatu bentuk tata kelola Gereja yang bersifat hierarkis, di mana
pemimpin otoritas setempatnya disebut uskup. Kata "uskup", melalui istilah dalam bahasa Latin
Britania dan bahasa Latin Umum *ebiscopus/*biscopus, berasal dari bahasa Yunani Kuno επίσκοπος
epískopos yang berarti "penilik". Struktur tersebut digunakan oleh banyak Gereja dan denominasi
Kristen utama seperti Gereja Timur (misalnya Ortodoks Timur), Katolik, Anglikan, Lutheran, serta
beberapa lainnya yang didirikan secara terpisah dari garis ini.

Gereja-gereja dengan tata kelola episkopal dipimpin oleh para uskupnya, mempraktikkan
kewenangan mereka dalam keuskupan dan konferensi atau sinode. Kepemimpinan mereka bersifat
sakramental dan konstitusional; selain melakukan penahbisan, penguatan, dan konsekrasi, uskup juga
melakukan supervisi terhadap para klerus dalam wilayahnya serta merupakan representasi baik
struktur sekuler maupun dalam hierarki gereja. Para uskup dianggap memperoleh otoritas mereka dari
suksesi apostolik individual yang tidak terputus dari Keduabelas Rasul Yesus. Semua uskup yang
memiliki otoritas tersebut dikenal sebagai episkopat historis (berasal dari suksesi apostolik yang
valid). Semua Gereja dengan tata kelola seperti ini umumnya meyakini bahwa Gereja memerlukan
tata kelola episkopal sebagaimana dideskripsikan dalam Perjanjian Baru.[1] Dalam beberapa sistem,
seorang uskup mungkin bertanggungjawab pada uskup lain yang lebih tinggi kedudukannya (uskup
agung, uskup metropolitan, dan/atau patriark, tergantung pada tradisi masing-masing). Mereka juga
bertemu dalam konsili atau sinode. Pertemuan-pertemuan ini tunduk pada kepemimpinan para uskup
yang lebih tinggi tingkatannya, biasanya memutuskan sesuatu, meskipun sinode atau konsili dapat
juga berfungsi untuk mengumpulkan saran.

Dalam sebagian besar sejarah Kekristenan yang tercatat, kepemimpinan episkopal merupakan
satu-satunya bentuk yang dikenal. Namun hal ini berubah saat Reformasi Protestan. Banyak gereja-
gereja Protestan diorganisasikan menurut sistem kongregasional atau presbiterian, yang sama-sama
berasal dari tulisan-tulisan Yohanes Calvin, seorang reformator Protestan yang bekerja dan menulis
secara independen setelah perpecahan dalam Gereja Katolik Roma yang dipicu oleh 95 dalil Martin
Luther.

Definisi dari kata "episkopal" (bahasa Inggris: episcopal) bervariasi di antara berbagai tradisi
Kekristenan. Ada sedikit perbedaan dalam prinsip-prinsip kepemimpinan di antara Gereja-gereja
episkopal pada masa kini. Sampai batas tertentu, pemisahan Gereja-gereja episkopal dapat ditelusuri
dengan perbedaan-perbedaan dalam eklesiologi, yakni pemahaman teologis mereka mengenai gereja
dan kepemimpinan gereja. Bagi sebagian kalangan, "gereja episkopal" berarti Gereja yang terdiri dari
hierarki para uskup yang menganggap diri mereka berasal dari suksesi apostolik individual yang tak
terputus.

Episkopal juga biasa digunakan untuk membedakan berbagai struktur organisasi dari denominasi-
denominasi. Sebagai contoh, kata presbiterian (bahasa Yunani: 'πρεσβύτης, presbítes) digunakan
untuk menggambaran suatu gereja yang dipimpin oleh suatu hierarki dari majelis penatua terpilih,
disebut sebagai Presbiterial Sinodal. Jemaat setempat yang tidak dipimpin oleh penatua ataupun uskup
biasanya disebut sebagai Kongregasional.

Secara khusus, istilah "Episkopal" (dalam hal ini dikapitalisasi) diterapkan pada beberapa gereja yang
secara historis bersumber dalam Anglikanisme (Episkopalianisme) termasuk yang masih dalam
persekutuan dengan Gereja Inggris.

C. Sistem Kongregasional.
20

Dalam sistem ini kekuasaan tertinggi terletak pada anggota jemaat. Sekalipun dalam sisetm ini
ada pejabat-pejabat gerejawi tetapi mrreka adalah wakil jemaat. Karena itu hak para pejabat gerejawi
ini berasal dari anggota jemaat. Gereja yang menganut sistem ini berdiri sendiri-sendiri. Jika ada
ikatan dengan jemaat-jemaat lain yang seasas hanyalah berupa ikatan yang sifatnya sukarela.

 Kongregasional

Kongregasional (Inggris: Congregational) adalah jenis pemerintahan gereja yang berpusat


pada kongregasi atau jemaat atau gereja lokal. Kata "kongregasional" memiliki akar kata "kongregasi"
yang berasal bahasa Latin, congregationes, yang berarti pertemuan bersama-sama atau pertemuan
rutin. Nama "Kongregasional" pertama kali muncul dari sebuah perkumpulan di Skotlandia pada
Desember 1557, yang menyebut diri mereka Congregation of the Lord. Mereka memisahkan diri dari
gereja-negara di Inggris, yakni Gereja Anglikan, karena menurut mereka gereja-negara bertentangan
dengan prinsip Kerajaan Allah. Mereka menolak Gereja Anglikan yang pimpinan tertingginya adalah
Ratu Inggris, karena menurut mereka hanya Kristus yang memerintah gereja.

Bentuk gereja kongregasional adalah kongregasi-kongregasi yang tidak mengenal struktur di


atas mereka. Karena itu, kongregasi atau gereja lokal adalah gereja yang otonom, dan bukan
merupakan bagian dari gereja regional atau gereja nasional. Sistem ini tidak mengakui wibawa
sidang-sidang (misalnya sidang sinode) yang mengikat atau membuat keputusan final. Keputusan-
keputusan yang diambil dalam kongregasi harus bergantung pada persetujuan umat atau seluruh
anggota kongregasi.

1. Persamaan presbiterial sinodal, episkopal dan kongregasional ialah ketiganya merupakan sistem
pemerintahan gereja.
2. Perbedaannya ialah presbiterial sinodal lebih ke arah pengambilan keputusan secara bersama yang
terdiri dari perwakilan jemaat dan pimpinan gereja. Sedangkan episkopal ialah keputusan semua
ada di pimpinan gereja. Kongregasional semua keputusan ada di tangan jemaat.
3. Kekuatan dan kelemahan dari sistem pemarintahan gereja presbiterial sinodal :
1) Kekuatan. Presbiterial sinodal ialah semua keputusan merupakan persetujuan bersama
perwakilan jemaat dan pimpinan sehingga keputusan merupakan keputusan bersama.
2) Kelemahan. Presbiterial sinodal ialah kurangnya sosialisasi keputusan terhadap anggota
jemaat sehingga munculah perbedaab pendapat dan berdampak kearah yang tidak baik.
4. Kekuatan dan kelemahan dari sistem pemarintahan gereja episkopal:
1) Kekuatan. Episkopal ialah keputusan diambil oleh pimpinan sehingga mempunyai
kekuatan yang mengikat, harus di lakukan apapun alasanya.
2) Kelemahan. Episkopal ialah ada unsur pemaksaan terhadap jemaat, mudah dipolitisasi
untuk seorang pimpinan, tidak memperhatikan keadaan jemaat semua jadi sama.
5. Kekuatan dan kelemahan dari sistem pemarintahan gereja kongregasional :
1) Kekuatan sistem ini adalah mereka mengakui pemerintahan Kristus secara langsung
dalam gereja, serta kemampuan untuk memobilisasi umat pada akar rumput.
2) Kelemahannya adalah mereka tidak memberi perhatian pada struktur organisasi gereja
atau sifat gereja yang organis, serta lemahya kemampuan untuk saling bekoordinasi.

REFERENSI

B.A Abednego. Beberapa Catatan Tentang Presbiterial-Sinodal. 1972. Jawa Timur: Komisi Tata
Gereja Sinode GKI Jawa Timur. . Hal. 7-10.
21

Aritonang, Jan S. Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja. 1995. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.

Ronald Gregor Smith. 1958. A Handbook of Christian Theology: Essential Information for every
Christian. London: Collins Clear-Type Press.

J.L.Ch. Abineno. 1995. Garis-garis Besar Hukum Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

I. Chandra. 2011. Ketika Aku Dipanggil Melayani. Jakarta: Binawarga.

Encyclopedia of Religion and Society, William H. Swatos, Jr. Editor Lutheranism Hartford Institute
for Religion Research, Hartford Seminary. Diakses pada 4 September 2006.

Vatican I, Session 4, 1870. Decrees of the First Vatican Council, SESSION 4 : 18 July 1870 - First
Dogmatic Constitution on the Church of Christ. Daily Catholic Online edition retrieved on September
1, 2006.

Eusebius of Caesarea, the author of an Ecclesiastical History in the 4th century, states that St. Mark
came to Egypt in the first or third year of the reign of Emperor Claudius, i.e. 41 or 43 AD. "Two
Thousand Years of Coptic Christianity", Otto F.A. Meinardus, p. 28.
22

GEREJA & NEGARA

1. Latar Belakang

Gereja dan negara memiliki hubungan yang berbeda di sepanjang perjalanan sejarah
umat manusia. Hubungan tersebut terbina dengan adanya relasi antara pemerintah dalam
negara dengan pemerintahan dalam gereja. Hubungan yang bervariasi tersebut diwarnai oleh
berbagai peristiwa yang terjadi di dalam sejarah manusia. Ada kalanya ketika gereja dan
negara benar-benar terpisah. Akan tetapi dalam suatu masa sejarah tertentu, negara dan gereja
menyatu. Demikian juga ada masanya ketika gereja dikuasai sepenuhnya oleh negara dan
sebaliknya ada masa dalam sejarah perkembangan gereja ketika negara dikuasai oleh gereja.

Sejarah Gereja membuktikan bahwa ketika gereja menjadi “gereja-negara” dan negara
menjadi “negara-gereja”, keduanya berakhir pada jalan buntu. Tatkala negara mendominasi
(Gereja), gereja direduksi menjadi hanya lembaga sekular manusiawi. Padahal Gereja adalah
persekutuan rohani yang dibentuk Allah sendiri. Sebaliknya, ketika Gereja mendominasi
(negara), negara disakralkan, dan kebijakan negara (politik) disejajarkan dengan isi wahyu.
Tanpa pemilahan yang jelas, hubungan keduanya justru menjadi carut-marut. Keduanya
saling eksploitasi dengan aneka trik. Kredibilitas keduanya merosot dimata umat.

Negara merupakan organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan


tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Oleh karena itu sebuah negara terbentuk dengan
adanya wilayah atau teritorial yang diakui secara internasional. Tidak hanya wilayah yang
menjadi persyaratan utama berdirinya sebuah negara, akan tetapi harus ada masyarakat atau
kumpulan masyarakat yang berada di bawah kepemimpinan dalam negara tersebut. Sekalipun
banyak perbedaan dalam pengertian antara negara dan gereja, namun definisi secara umum
memiliki persamaan yaitu keduanya merupakan sebuah organisasi yang memiliki
kepemimpinan. Kepemimpinan yang memiliki ruang lingkup berbeda, tetapi bersama-sama
memiliki anggota yang terlibat dalam organisasi keduanya.

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN GEREJA

Secara etimologi Kata "Gereja" merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja,
yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek =
keluar; klesia dari kata kaleo = memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari
dunia. Gereja (bahasa Inggris: Church) adalah suatu kata bahasa Indonesia yang berarti suatu
perkumpulan atau lembaga dari penganut iman Kristiani. Amanat Agung yang diberikan
Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh
murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea,
Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).2

Pada tahun 313, dimana ditetapkan, bahwa Gereja mendapat kebebasan sepenuh-
penuhnya, bahkan segala milik yang telah dirampas oleh Negara, harus dikembalikan atau

2
C. De Jonge, Pembimbingan Ke Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2015), Hal. 19-22
23

dibayar. Bukan hanya itu saja, Kaisar Konstantinus juga mengeluarkan begitu banyak dana
untuk membangun Gereja-gereja besar di Konstantinopel, Al-Quds, Bethelem, dan tempat-
tempat lainnya yang memiliki posisi penting dalam sejarah Geraja Apostolik.3 Dia juga
mengeluarkan maklumat yang berisi pelarangan kaum nasrani bekerja di hari minggu. Hal ini
nampaknya dilakukan hanya untuk menghormati kebijakan Gereja yang menganggap hari
minggu sebagai hari istirahat. Kemudian kita kenal tiga Gereja besar yang masih berdiri
kokoh sampai sekarang, yakni Gereja Katolik Roma, Gereja Protestan, dan Gereja Ortodoks
Timur.

Adapun yang dimaksud dengan Gereja di Indonesia di sini adalah Gereja-gereja


Protestan di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak itu. Dengan demikian pembicaraan di
sini dibatasi pada Gereja-gereja Protestan dan tidak termasuk gereja Katolik Roma (walaupun
dalam konteks tertentu Gereja ini akan disinggung pula) Gereja-gereja di Indonesia pada
hakikatnya hidup dalam keberagaman. Keberagaman tersebut dapat dilihat dari pelbagai
sudut, misalnya dari sudut latar belakang etnis, corak Kekristenan, pengakuan iman,
pekabaran Injil, dan pengorganisasian diri. Untuk jelasnya ada baiknya bilamana misal
masing-masing dapat digambarkan sekedarnya, yang sekaligus dapat dianggap sebagai wujud
dasar dari Gereja-gereja di Indonesia. Istilah bangsa dapat diartikan sebagai sekelompok
orang yang memiliki identitas, budaya, adat, serta ideologi yang sama. Sebuah bangsa
biasanya hanya bisa terbentuk ketika beberapa faktor di bawah ini telah terpenuhi.

a. Primordial

Faktor pembentuk bangsa yang pertama adalah primordial. Primordial merupakan


istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesamaan dalam berbagai macam bidang
seperti kesamaan dalam hal budaya, kesamaan dalam hal bahasa, kesamaan dalam hal adat
istiadat, kesamaan dalam hal suku bangsa, dan ikatan kekerabatan.

b. Sakral

Faktor pembentuk bangsa yang kedua adalah sakral. Istilah sakral dalam faktor ini
dapat diartikan sebagai kesamaan agama atau pun kepercayaan yang dianut oleh masayarakat
anggota suatu bangsa tertentu.

c. Tokoh

Faktor pembentuk bangsa yang ketiga adalah tokoh. Dalam pembentukan bangsa,
tokoh sangat dibutuhkan untuk mewujudkan misi – misi bangsa.

d. Sejarah

3
C. De Jonge, Hal. 55-60
24

Faktor pembentuk bangsa yang keempat adalah sejarah. Sejarah dapat diartikan
sebagai riwayat perjuangan bersama yang dialami oleh sekelompok masyarakat yang
menumbuhkan solidaritas antar sesama anggota suatu bangsa.

e. Perkembangan Ekonomi

Faktor pembentuk bangsa yang terahir adalah perkembangan ekonomi. Perkembangan


ekonomi biasanya akan menimbulkan perubahan dalam pola hidup masyarakat. Nah, ketika
suatu bangsa secara bersama – sama tumbuh dan berkembang di dalam dunia ekonomi, maka
antar personel dalam bangsa tersebut akan mampu saling dukung dalam pemenuhan
kebutuhan mereka sehingga keutuhan bangsa dapat terus terjaga.

2. PENGERTIAN NEGARA

Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi
oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Istilah “Negara”
diambil dari bahasa “Latin” yakni berasal dari kata “status” atau “statum”, yang berarti
keadaan yang tegak serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap.
Sedangkan di negara kita Indonesia istilah “Negara” berasal dari bahasa Sansekerta nagari
atau nagara yang diartikan sebagai wilayah atau penguasa. Pengertian Negara secara
Terminologi artinya oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang
mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.4

 Unsur-unsur Pembentuk Negara

Untuk membentuk sebuah negara, diperlukan unsur-unsur yang sangat penting yakni :

1. Penduduk

2. Wilayah

3. Pemerintah yang berdaulat

4. Pengakuan dari negara lain

 Tujuan Negara

Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alenia ke-4 disebutkan bahwa Tujuan
negara adalah :

 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

 Memajukan kesejahteraan umum

 Mencerdaskan kehidupan bangsa

4
J. Verkuyl, Etika Kristen: Ras, Bangsa, Gereja dan Negara, (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), Hal. 69-70
25

Dalam sejarah, gereja dan negara memiliki beberapa bentuk hubungan. Pada bagian
ini akan dibahas mengenai hubungan yang terjadi antara gereja dan negara. Banyak orang
berpikir bahwa gereja dan negara merupakan dua hal yang sangat berbeda. Sehingga mereka
menyatakan bahwa negara dan gereja tidak boleh memiliki keterikatan antara satu dengan
yang lainnya. Di samping itu ada orang yang memiliki pemahaman bahwa gereja dan negara
harus saling berhubungan. Artinya gereja sebagai pembina rohani harus memiliki tanggung
jawab penuh terhadap negara. Negara harus berada di bawah pengawasan dan kontrol gereja.
Pandangan lain menyatakan bahwa negara harus berperan penuh dalam perkembangan yang
terjadi di dalam gereja. Artinya negara harus mengontrol gereja.

3. HUBUNGAN GEREJA DAN NEGARA


a. Pertalian dan Persamaan antara Gereja dan Negara

Hubungan Gereja dan Negara menjadi soal karena banyak pertalian didalamnya. Di
dalam tugas dan tujuannya, mereka sangat berbeda. Gereja adalah ciptaan TUHAN, Allah,
keluarga, dan tubuh Kristus, serta Bait Suci kediaman Roh Kudus. Negara adalah suatu
lembaga ciptaan Allah; Bapa, Anak dan Roh Kudus. Baik Gereja dan Negara adalah ciptaan
Allah. Jadi, baik Gereja dan Negara tunduk kepada Allah, menerima tugas dan penggilannya,
serta bertugas dan berfungsi di dalam kehidupan, walaupun seringkali Gereja dan Negara
tidak mengakui hal itu.

b. Perbedaan Yang Besar Antara Gereja dan Negara

Gereja adalah prereformasi umat manusia yang baru yang menuju kepada
penyataannya Kerajaan Allah. Tugas Gereja adalah lain daripada tugas Negara. Tugasnya
adalah memuliakan Allah di dalam kebaktian, memberitakan Injil kepada seluruh bangsa-
bangsa, dan membangun persekutuan didalam Kristus. Gereja hanya mempunyai alat-alat
rohani dan kewibawan rohani. Gereja. Kepala Gereja adalah Yesus Kristus.

Negara adalah suatu lembaga yang didirikan oleh Allah dan yang menjadi pemelihara
keamanan dan tata-tertib di dalam ruang atau waktu. Tugas Negara adalah menerima
panggilan untuk melayani Tuhan dan sesama manusia dengan cara memelihara hukum dan
tata-tertib di dalam kehidupan. Negara mempunyai hak dengan menggunakan “kekuasaan”
dalam memenuhi tugasnya.

c. Beberapa Pelajaran Dari Sejarah Tentang Hubungan Antara Gereja dan


Negara
1. Supremasi Negara atas gereja (ide-ide sejarah)

Dalam mempelajari hubungan gereja dan Negara, seringkali Negara berusaha untuk
menguasai gereja dan menjadikan alat kekuasaan Negara. Seperti pada kedudukan gereja di
kerajaan Romawi Timur, yakni Byzantium. Setelah para kaisar menjadi Kristen, timbullah
yang disebut imam-kepala agama-negara (ceasaro-papisme), artinya gereja dikuasai oleh
kaisar atau Negara dikausai oleh gereja.

2. Supremasi gereja atas Negara


26

Apabila melihat sejara hubungan gereja dan Negara, maka tidak dapat hanya melihat
gejala supremasi Negara terhadap gereja, tetapi juga supremasi gereja terhadap Negara.
Seperti Gereja Katolik Roma mengenai hubungan antara gereja dan Negara. Negara harus
tunduk kepada hukum kodrati yang telah diletakkan oleh Tuhan di dalam manusia. oleh
karena itu hubungan gereja dan Negara harus dipandang sebagai suatu hubungan hirarkis
(hubungan bertingkat). Gereja adalah lebih tinggi daripada Negara.

3. Pemisahan Gereja dan Negara


a. Pemisahan Gereja dan Negara di dalam Liberalisme

Usaha pemisahan gereja dan Negara di dalam liberalisme. Liberalisme memandang


gereja hanya sebagai suatu perkumpulan. Kaum liberalisme tidak mau tahu tentang Firman
Allah. Pada hakekatnya, Liberalisme bersikap acuh tak acuh terhadap Kebenaran Allah dan
terhadap Kerajaan Allah. Liberalisme memisahkan gereja dari Negara dan Negara dari gereja,
padahal gereja dan Negara harus bekerja sama dalam pemanggilannya bagi dunia.

b. Pemisahan Gereja dan Negara Pada Beberapa Sekta Tertentu

Luther dan Calvin telah berjuang melawan mengenai sekta yang telah memisahkan
gereja dan Negara. Seperti golongan Anabaptis dan Saksi Yehova, yang mengasingkan diri
dari Negara.

4. Gereja Yang Bebas Di Dalam Negara yang Bebas

Hubungan gereja dan Negara hendaklah Gereja yang bebas di dalam Negara yang
bebas. Pandangan ini terutama dibela oleh Calvin. Salah satu dalilnya yang reformatis ialah
“Hendaklah gereja tetap tinggal gereja dan hendaklah Negara tetap tinggal negara”.
Pandangan itu dijelaskan dengan tiga istilah: Bukan subordinasi (dibawah oleh), melainkan
iuxtaposisi (duduk berdampingan) dan kooperasi (kerja-sama).

d. Panggilan Gereja terhadap Negara

Dalam Yohanes 17:15 : “Ya Bapa, Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil
mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”.

1. Gereja ada di dunia, tetapi bukan dari dunia

Panggilan gereja yang sebenarnhya dan yang hakiki ialah untuk menjadi gereja yang
sejati, yang dikuduskan oleh Kristus. Dalam Yohanes 17, tampak dalam doa Yesus, bahwa Ia
mempunyai pengetahuan yang sempurnaa tentang kedudukan gereja di dunia dan di dalam
bahaya yang mengancamnya. Dua bahaya yang mengancam dunia yaitu penduniawian dan
akomodasi (penyesuaian).

2. Pemberitaan Hukum Allah dan Injil oleh Gereja Sebagai Nabi

Di dunia ini gereja adalah nabi Allah. Gereja telah diutus untuk memberitakan Hukum
Allah dan Injil kepada jemaat Kristus dan dunia. Tugas gereja bukanlah hanya untuk
27

menghadap-mukakan Negara dan masyarakat dan jemaat dengan perintah-perintah Allah.


Tetapi iapun bertugas memberitakan Injil.

3. Doa Syafaat Gereja Sebagai Imam Bagi Pemerintah

Gereja menerima panggilan untuk memanjatkan doa syafaat bagi pemerintah. Doa
syafaat adalah suatu pelayanan yang harus dilakukan oleh gereja segala abad. Hendaklah
gereja mengucap syukur atas anugerah Tuhan berupa pemerintah dan Negara.

4. Pelayanan Pendamaian Oleh Gereja Sebagai Iman

Dengan hadirnya Dewan Gereja-Gereja se-Dunia menunjukkan sebagai “pelayanan


pendamaian”, bahwa gereja hadir di dunia ini untuk melakukan pelayanan pendamaian antar
bangsa.

5. Penggembalaan oleh Gereja Sebagai Imam

Gereja juga mempunyai tugas untuk melasanakan penggembalaan perorangan,


maupun kominitas. Gereja harus bergaul dengan pemerintah serta memberitakan Injil dan
penghiburan.

6. Nasihat-nasihat Keimaman

Tugas gereja adalah memberitakan Injil. Gereja dan Negara memerlukan nasihat-
nasihat yang daripada Allah. Jadi, gereja ikut-serta untuk merenungkan dan membicarakan
secara Kristen soal-soal penting yang dihadapi oleh Negara dan masyarakat pada keadaan-
keadaan tertentu.

7. Katekisasi dan Etika Politik

Dalam Yohanes 21:15 : Tuhan Yesus telah menugaskan gereja untuk


“menggembalakan domba-dombaNya”. Gereja memenuhi tugas itu dalam katekisasi gereja
dan pengajaran agama. Di dalam katekisasi, pengajaran Etika tidak boleh diabaikan. Dan di
dalam Etika, ajaran katekisasi dilakukan oleh gereja yang memperlengkapi untuk
menunaikan tugas di dalam Negara dan masyarakat.

e. Tugas Pemerintah Terhadap Gereja

Pada umumnya tugas pemerintah ialah untuk memelihara tata-tertib hukum. Dengan
demikian, pemerintah harus mengakui gereja sebagai suatu persekutuan yang mempunyai
hak-haknya sendiri. pemerintah harus memberi dan menjamin kesempatan sepenuhnya bagi
gereja untuk menetapkan peraturan-peraturan gerejanya sendiri, menetapakan pengakuan
imannya sendiri, mengatur jabatannya sendiri dan lain-lain. Dan tugas pemerintah untuk
memberi perlindungan hukum yang sama kepada segala gereja. 5

5
J. Verkuyl, Hal. 238-259
28

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari seluruh uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa "Gereja" berarti dipanggil
keluar; kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia. Sedangkan Negara
adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah
negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Tugas Gereja adalah memuliakan
Allah, memberitakan Injil kepada seluruh bangsa-bangsa, dan membangun persekutuan
didalam Kristus. Gereja adalah alat-alat rohani dan kewibawan rohani. Gereja. Kepala Gereja
adalah Yesus Kristus.

Negara adalah suatu lembaga yang didirikan oleh Allah. Tugas Negara adalah
menerima panggilan untuk melayani Tuhan dan sesama manusia dengan cara memelihara
hukum dan tata-tertib di dalam kehidupan. Negara mempunyai hak dengan menggunakan
“kekuasaan” dalam memenuhi tugasnya. Hubungan gereja dan Negara menurut Johannes
Calvin ialah bersifat sejajar, maksudnya gereja bukan sebagai subordinasi (di bawah) Negara,
atau dengan subordinasi gereja, tetapi iuxtaposisi (kesetaraan yang berdampingan) dan
kooperatif (mitra kerjasama). Jadi, gereja yang adalah bagian dari Negara harus saling
memelihara perdamaian dan keadilan di dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Jonge, C. De, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: Gunung Mulia, 2015

Verkuyl, J, Etika Kristen: Ras, Bangsa, Gereja dan Negara, Jakarta:Gunung Mulia, 1992

Anda mungkin juga menyukai