Anda di halaman 1dari 2

BAHAYA MEROKOK

BAGI KESEHATAN

Rokok merupakan Tembakau kering yang digulung dan mengandung berbagai zat kimia
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok
maupun menggunakan pipa. Merokok menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat. Meskipun telah terbukti dapat menyebabkan munculnya berbagai kondisi patologis,
secara sistemik maupun lokal, tetapi kebiasaan merokok ini sangat sulit untuk dihilangkan
Asap rokok terdiri dari 4.000 bahan kimia dan 200 di antaranya bersifat racun. Antara lain
karbon monoksida dan polycyclic aromatic hydrocarbon yang mengandung zat-zat pemicu
terjadinya kanker (seperti tar, benzopyrenes, vinyl chlorida, dan nicotine). Di samping itu, nikotin
dapat menimbulkan ketagihan, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif. Para perokok aktif
dan pasif berisiko terkena batuk dengan sesak nafas 6 kali dibanding bukan perokok. 
Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi beracun. Zat ini
hanya ada dalam tembakau, sangat adiktif, dan mempengaruhi otak/susunan saraf. Dalam jangka
panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok
akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan
ketagihannya.
Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang
ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti. Survei pada anak-anak sekolah usia 13-
15 tahun di Jakarta menunjukkan bahwa lebih dari 20% adalah perokok tetap dan 80% diantaranya
ingin berhenti merokok tetapi tidak berhasil. Karbon monoksida, sejenis gas yang tidak memiliki bau.
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. 
Zat ini sangat beracun, jika zat ini terbawa dalam hemoglobin, akan mengganggu kondisi
oksigen dalam darah. Amoniak, merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada
pada amoniak sehingga kalau disuntikkan sedikitpun kepada peredaraan darah akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. Formic acid, sejenis cairan tidak berwarna yang
bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini
dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut
Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak
orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah
studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan
85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. 
Untuk berhenti merokok Penulis menyarankan beberapa cara, di mulai dari Mempunyai
tekad untuk berhenti merokok, di lanjutkan dengan memuang semua rokok yang dimiliki , kemudian
Menjauhlah dari tempat anda biasa merokok/orang yang sedang merokok, Ajak anggota keluarga
anda untuk berhenti merokok, Usahakan agar anda selalu sibuk, Olah raga teratur , Makan teratur
dan Apabila ada hasrat/keinginan untuk merokok, ganti dengan mengunyah permen karet.
Nah jika ada diantara kalian yang seorang perokok dan ingin berhenti merokok mungkin
beberapa saran yang Penulis telah sampaikan di atas dapat membantu dalam Proses berhenti
merokok. 
BAHAN DISKUSI

Faktor apa yang menyebabkan remaja merokok?


Alasan pertama kali merokok yang paling dominan adalah karena coba-coba, diikuti oleh pengaruh
iklan TV, ingin kelihatan gagah, dan dipaksa teman. Faktor lingkungan keluarga dan masyarakat.
Orang tua menjadi panutan dalam memberikan contoh bagi anak-anaknya, data dari GYTS 2009,
menunjukan 72,4% remaja usia 13-15 tahun mempunyai orang tua merokok.
 
Bahaya apa yang timbul jika remaja sudah merokok?
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya untuk
tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik, dengan komponen utama nikotin (zat berbahaya
penyebab kecanduan), Tar (bersifat karsinogenik), CO (menurunkan kandungan oksigen dalam
darah.
Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam tembakau merangsang
otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman (Dopamine), sehingga menyebabkan rasa
ketergantungan. Untuk mempertahankan rasa nyaman, timbul dorongan untuk merokok kembali,
inilah awal dari proses kecanduan.
 
Dampak kesehatannya seperti apa?
Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, khususnya kanker paru, stroke, penyakit paru
obstruktif kronik, penyakit jantung koroner, dan gangguan pembuluh darah,
disamping menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan,
gangguan pertumbuhan janin (fisik dan IQ), kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan
peningkatan kematian perinatal.
Selain berdampak buruk bagi kesehatan perokok itu sendiri, asap rokok orang lain (AROL) juga
berbahaya bagi kesehatan orang di sekitarnya (perokok pasif).
 
Bagaimana cara menghindari merokok bagi remaja?
Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok, yakinlah bahwa rokok bukan satu-
satunya sarana pergaulan, jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok, perbanyak
mencari informasi tentang bahaya rokok, hindari sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan,
poster, rokok gratis), dan lakukan hal-hal positif seperti olah raga, membaca, atau hobi lain yang
menyehatkan.
 
Apa yang harus dilakukan orang tua, guru, dan pemerintah?
Orang tua dan guru harus memberikan tauladan bagi anak-anak untuk tidak merokok. Sementara itu
pemerintah mengembangkan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang salah satu
indikatornya adalah perilaku tidak merokok, secara terus menerus mempromosikan tentang bahaya
akibat merokok bagi kesehatan, dan membuat Peraturan yang dapat melindungi generasi bangsa
dari dampak buruk akibat merokok.
 
Apakah industri rokok memang menyasar remaja?
Sebuah dokumen industri rokok di luar negeri menunjukan bahwa betapa ia menyadari pentingnya
anak dan remaja menjadi pasar potensial. Remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok
karena mayoritas perokok memulai merokok ketika remaja (Philip Morris, Amerika Serikat, 1981).
Iklan, promosi, dan sponsor rokok secara masif dan intensif menyasar anak-anak untuk menjadi
perokok pemula. Sebanyak 83% anak usia 13-15 tahun melihat iklan rokok di televisi (GYTS 2006),
89% melihat iklan rokok di billboard, dan 76,6% melihat iklan rokok di media cetak (GYTS 2009).

Anda mungkin juga menyukai