Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit di pecahkan. Hal ini menjadi sulit, karena
berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi
lingkaran setan. Merokok merupakan bentuk utama penggunaan tembakau. Dunia Organisasi
Kesehatan WHO menghubungkan hampir 6 juta kematian per tahun disebabkan tembakau.
Angka ini diperkirakan akan meningkat lebih dari 8 juta kematian di tahun 2030.
Diperkirakan saat ini jumlah perokok di seluruh dunia mencapai 1,3 milyar orang. Indonesia
merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia, yaitu pada urutan ketiga setelah
China dan India dengan jumlah perokok mencapai 50 juta penduduk per harinya. Sudah
seringkali kita mendengar tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Dalam iklan-iklan rokok
selalu tertera peringatan tentang penyakit-penyakit yang diakibatkan karena merokok,
seberapapun kecilnya peringatan tersebut. Namun pada kenyataannya, masih saja perokok-
perokok beredar dimana-mana. Maka sebagai generasi muda, pewaris tanah air Indonesia,
kita perlu memahami lebih jauh mengapa merokok itu bisa mengancam kesehatan kita
(Setyani dan Sodik, 2015)
Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4000 Jenis Senyawa Kimia, 400 Zat
Berbahaya, 43 Zat Penyebab Kanker ( Karsinogenik ). Semisal, karbonmonoksida ( CO )
merupakan salah satu gas yang beracun menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga
dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahaya. Tar yaitu zat berbahaya
penyebab kanker ( karsinogenik ) dan berbagai penyakit lainnya. Nikotin yaitu zat berbahaya
penyebab kecanduan. (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
2017)
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap
ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, pola perilaku, dan juga
dihadapkan dengan masalah-masalah. Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu untuk
merokok yang besar. Kebiasaan merokok bagi para remaja bermula karena kurangnya
informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman.
Banyak yang beranggapan bahwa merokok dapat menghilangkan stress. Namun hal ini sangat
tidak dibenarkan. Hal tersebut merupakan hanya efek dari nikotin yang sifatnya memberikan
rasa tenang sesaat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok (Setyani and Sodik,
2015) :
Taktik rokok terkait untuk memasarkan kepada anak-anak dan remaja meliputi ( Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020) :
- Iklan di berbagai media: media elektronik, cetak, online, luar ruang dan di tempat
penjualan.
- Acara dan Kegiatan yang disponsori terutama musik dan olahraga
- Menawarkan lebih dari 15.000 rasa/flavour, yang sebagian besar menarik minat anak-
anak dan remaja
- Kegiatan di media social
- Beasiswa sekolah
- Desain kemasan menarik bagi anak-anak dan remaja.
- Sampel produk gratis
- Menjual rokok batangan agar lebih murah dan mudah dijangkau bagi anak.
- Penempatan produk dan iklan di dekat sekolah
Bagaimana dengan rokok elektrik yang menjadi favorit remaja ? Apakah benar lebih
aman dari rokok biasa ?
Rokok elektrik merupakan suatu alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan
ataupun membakar daun tembakau, melainkan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap
oleh perokok ke dalam paru - parunya, rokok elektronik umumnya mengandung nikotin, zat
kimia lain, serta perasa/flavour dan bersifat toksik/racun. Di pasaran rokok elektronik kerap
diistilahkan dengan rokok elektrik, vapour, vape, e-cig, e-juice, e-liquid, personal vaporizer
(pv), e-cigaro, electrosmoke, green cig, smartsmoke, smartcigarette. (Direktorat Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2017).
Anak-anak dan remaja yang menggunakan rokok elektronik berpeluang besar menjadi
perokok di kemudian hari. Rokok elektronik tidak lebih aman dari rokok biasa. Penggunaan
rokok elektronik juga meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker dan gangguan paru-paru
Nikotin dalam rokok elektronik sangat adiktif . Merokok adalah faktor risiko penyakit tidak
menular (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kanker) yang merupakan Komorbid Covid-
19. Perokok memiliki risiko 2,4 kali lipat lebih tinggi dirawat di ICU, membutuhkan ventilasi
atau bahkan meninggal akibat COVID-19 (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, 2020)
Bagaimana dengan perokok pasif ? Apakah perokok aktif maupun pasif mendapat
dampak merokok yang sama ?
Pakar kesehatan mengklaim karena adanya filter pada ujung batang rokok, dari 100% bahaya
asap rokok hanya 25% saja yang dirasakan oleh perokok aktif, sisa bahaya dari asap rokok
75% didapatkan oleh perokok pasif karena terpapar asap rokok secara langsung. Setidaknya
ada 4000 senyawa kimia berbahaya seperti sianida, tar, arsenik, benzene, dan berbagai
senyawa berbahaya lainnya yang dihirup oleh perokok pasif. Perokok pasif pada orang
dewasa mengakibatkan Stroke, Iritasi saluran napas, Kanker saluran nasal, Kanker payudara,
penyakit jantung koroner, kanker paru, penyempitan pembuluh darah, gangguan reproduksi
pada wanita dan pada ibu hamil yang merupakan perokok pasif akan melahirkan bayi dengan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan menyebabkan lebih dari 600.000 kematian dini setiap
tahun di dunia. Sedangkan perokok pasif pada anak mengakibatkan Tumor otak, Infeksi
saluran tengah, kanker kelenjar getah bening, gangguan pernapasan dan fungsi paru, asma,
kanker darah bahkan kematian mendadak. (Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI,
2018)
Data Kementerian Kesehatan menunjukan (Riskesdas, 2010 pada Buku Peta Jalan
Pengendalian Produk Tembakau Indonesia)
Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam tembakau
merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman ( DOPAMINE ), Seorang
pecandu saat tidak merokok, mengalami gejala putus nikotin seperti : rasa tidak nyaman, sulit
konsentrasi, mudah marah. Untuk mempertahankan rasa nyaman, timbul dorongan untuk
merokok kembali, inilah awal dari proses kecanduan (Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2017)
1. Motivasi Bulatkan tekad dan tujuan Anda berhenti merokok Mulailah untuk
menentukan alasan yang lebih spesifik dan kuat, Misalnya : Niatkan bahwa anda ingin
melindungi keluarga ( perokok pasif ) dari risiko terkena kanker paru – paru. Anda
bisa menentukan alasan tersebut sebagai motivasi contoh : berhenti merokok agar
dapat mendermakan uang rokok.
2. Berhenti Merokok Seketika ( Total ) atau Melakukan Pengurangan Jumlah Rokok
yang dihisap perhari secara bertahap. Kurangi frekuensi merokok dan jumlah rokok
secara bertahap, sehingga pikiran dan tubuh akan mulai terbiasa terhindar dari
kecanduan nikotin sedikit demi sedikit.
3. Kenali waktu dan situasi dimana anda paling sering merokok. Bagi para perokok ada
waktu dimana kebiasaan merokok paling sering dilakukan. Misalnya: saat menunggu,
sesudah makan, nongkrong, bareng teman-teman, dan lainnya. Coba alihkan
kebiasaan merokok di tempat tersebut dengan aktifitas lain, misalnya mengunyah
permen sebagai pengganti.
4. Tahan keinginan Anda dengan menunda. Menahan diri adalah salah satu kunci
dimana Anda akan dapat mengendalikan diri dari keinginan merokok. Setiap kali
Anda merasakan dorongan kuat untuk merokok, tundalah hal tersebut selama 5 menit
sebelum Anda menyalakan rokok tersebut. Di hari berikutnya jika muncul dorongan
tersebut tingkatkan penundaan menjadi 10 menit, tambah 5 menit penundaan setiap
harinya. Dengan cara ini tubuh anda akan menyadari bahwa dorongan untuk merokok
semakin lama akan menghilang secara perlahan.
5. Berolahraga secara teratur. Olahraga secara teratur seperti jogging dan jalan kaki akan
membantu Anda mendapatkan mood yang lebih baik, tubuh dan pikiran pun jadi
fresh. Dengan aktivitas olahraga akan membuat Anda terhindar dari stress, sehingga
Anda tidak perlu merokok lagi sebagai alasan untuk menghilangkan stress.
6. Mintalah dukungan dari keluarga dan kerabat. Mintalah dukungan dari keluarga Anda
dengan cara meminta mereka untuk selalu mengingatkan Anda untuk tidak merokok.
Dukungan teman dan kerabat dekat juga akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan Anda berhenti merokok Contoh : Anda dapat bergabung dgn komunitas
mantan perokok untuk saling berbagi dan menguatkan, dan cara ini sangat ampuh.
7. Konsultasikan dengan Dokter. Cara yang satu ini patut di coba, sebaiknya
konsultasikan dengan Dokter untuk membantu Anda menghadapi ketergantungan
pada nikotin (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
2017).
Lalu sebagai generasi muda, siapkah menjadi agen perubahan dalam memerangi rokok
saat ini ?
Berikut hal – hal yang harus diglakaan oleh generasi muda dalam memerangi rokok :
Apa peran keluarga dan kader untuk menciptakan rumah tanpa asap rokok ?
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh
anggota keluarga
2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tangga tanpa asap rokok
3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah
4. Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara
lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan
kesempatan kepada siapapun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan
asbak
5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya
6. Orangtua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok
7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena
alasan kesehatan
(Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2017)
Referensi :
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2017) ‘Hidup Sehat
Tanpa Rokok’.
Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2018) ‘Situasi Umum Konsumsi
Tembakau di Indonesia’.
Setyani, A. T. and Sodik, M. A. (2015) ‘Pengaruh Merokok Bagi Remaja Terhadap Perilaku
dan Pergaulan’.