Anda di halaman 1dari 13

VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SALAH SATU PEMANFAATAN TIK DI

BIDANG PENDIDIKAN UNTUK MENUNJANG DALAM PROSES


PEMBELAJARAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian


dari kehidupan kita sehari-hari. Pendidikan pun tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan TIK. Hal ini ditandai dengan banyaknya pemanfaatan TIK dalam
meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Interaksi seorang pendidik dan
peserta didik dapat dilakukan melalui tatap muka dan sebagian materi dapat
dilaksanakan dengan jarak jauh atau tidak langsung berhadapan. Pelaksanaan
proses pembelajaran dengan pelajar dapat dimanfaatkan lebih banyak dan tidak
mengenal batas tempat, sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara
bersamaan dimanapun dan kapanpun sesuai keinginan peserta didik dan
pendidiknya. Walaupun perancangan media berbasis TIK memerlukan keahlian
khusus, bukan berarti media tersebut dihindari dan ditinggalkan. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : (1) Teknologi berfungsi sebagai alat, dalam
hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna atau siswa untuk
membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka,
membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk
siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya. (2) Teknologi
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari
disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer
dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika,
manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai
kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang
harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan
dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Media pembelajaran berbasis TIK
dapat berupa internet, intranet, mobile phone,dan CD Room/Flash Disk.

Kemajuan Teknologi Informasi telah mendorong terjadinya banyak


perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-
learning. Dengan e-learning, pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien. E-learning memungkinkan peserta didik untuk aktif dan kreatif. E-
learning memberikan para peserta didik, pendidik, dan pengelola pendidikan dapat
mengambil banyak manfaat, di antaranya fleksibilitas program dan bahan
pembelajaran dapat dibuat lebih menarik dan berkesan. Integrasi teknologi
informasi pada pendidikan akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dampak
ikutan dengan integrasi teknologi informasi pada pendidikan adalah mendorong
percepatan computer literacy pada masyarakat Indonesia.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari video pembelajaran ?
2.    Bagaimana karakteristik media video ?
3.    Bagaimana cara membuat video untuk pembelajaran ?
4.   Bagaimana peran video dalam pembelajaran?
5.    Apa saja kelebihan dan kekurangan media video ?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui gambaran secara ringkas tentang media video
2.    Mengetahui bagaimana karakteristik media video
3.    Mengetahui bagaimana cara membuat video untuk pembelajaran
4.  Mengetahui bagaimana peran video dalam pembelajaran
5.    Mengetahui kelebihan dan kekurangan media video
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Video Pembelajaran

Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang
artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Video menyediakan satu cara
penyaluran informasi yang amat menarik dan langsung (live). Video merupakan
media yang paling bermakna dibandingkan media lain seperti grafik, audio dan
sebagainya. Penggunaan video dalam multimedia interaktif akan memberikan
pengalaman baru. Menurut Munir (2012: 289), “Video adalah teknologi
penangkapan, perekaman, pengolahan, dan penyimpanan, pemindahan, dan
perekonstruksian urutan gambar diam dengan menyajikan adegan-adegan dalam
gerak secara elektronik”. Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup
bagi aplikasi multimedia.Video merupakan gambar yang bergerak. Jika objek
pada animasi adalah buatan, maka objek pada video adalah nyata.

  Video pembelajaran adalah media untuk mentransfer pengetahuan


dan dapat digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Lebih interaktif dan lebih
spesifik dari sebuah buku atau kuliah, tutorial berusaha untuk mengajar dengan
contoh dan memberikan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu. Menurut
Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi
konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
suara dan gambar (Syeful Bahri dan Aswan Zain 141 : 2002). Melalui video
pembelajaran materi disampaikan dalam bentuk cerita yang utuh. Peranan video
dalam konteks bertambahnya pengetahuan anak memerlukan pengamatan yang
lebih mendalam terutama tentang pengaruh-pengaruh yang ditimbulknnya,
mengingat kelebihan dari video, mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu dalam waktu yag singkat, pesan
yang disampaikan cepat dan mudah di singkat, mengembangkan pikiran dan
pendapat siswa, mengembangkan imajinasi peserta didik.

Menurut Deakin belajar tim pengembangan pengajaran berjangka (2014)


bahan audio dan video dapat digunakan untuk meningkatkan sumber belajar
dengan menampilkan skenario kehidupan nyata, menjelaskan konsep, mengamati
kelompok sosial, dan bertindak sebagai pemicu diskusi. Mereka juga mampu
membawa ahli dan sudut pandang untuk pengalaman belajar siswa dan sangat
baik dalam membawa subyek ' untuk hidup ' untuk terlibat diskusi dan
menginspirasi pembelajaran. Dari pendapat di atas dijelaskan bahwa video
pembelajaran dapat menjelaskan konsep dan sebagai pemicu diskusi antar siswa.
sehingga pada saat pembelajaran memanfaatkan video terjadi interaksi antara
siswa dan siswa, siswa dan guru serta siswa dan sumber belajar.

Selain itu menurut D Deakin Belajar tim pengembangan pengajaran


berjangka (2014) video juga merupakan alat yang populer yang digunakan untuk
melibatkan pelajar dan meningkatkan pengalaman belajar. Siapapun dengan
kamera digital, webcam, tablet atau smartphone sekarang dapat membuat dan
mengedit film. Statistik YouTube menyoroti penggunaan video online secara
meluas, dengan lebih dari 4.000.000.000 jam video ditonton setiap bulannya dan
72 jam video diunggah setiap menit (YouTube 2013, statistik). Video adalah cara
yang sangat baik untuk mempresentasikan dan menguraikan konsep,
menunjukkan prosedur, atau memperoleh pemahaman tentang pembelajaran
dalam tindakan. Dari fakta di atas menunjukkan bahwa penggunaan video sangat
populer dan sangat dimungkinkan dimanfaatkan dengan baik dalam proses
pembelajaran di kelas. Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, maka dapat
kita lihat bahwa manfaat penggunaan video pembelajaran sangat penting agar
tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru tercapai dengan baik.
Karakteristik Media Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran
yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan
kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu:

1.    Clarity of Massage  (kejalasan pesan)


Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan
sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan
bersifat retensi.

2.    Stand Alone  (berdiri sendiri).


Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

3.    User Friendly  (bersahabat/akrab dengan pemakainya).


Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil. bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.

4.    Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau
demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat
dibuat menjadi media video.

5.    Visualisasi dengan media


Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound,
dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat
aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan,
memiliki tingkat keakurasian tinggi.
6.    Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital
dengan resolusi tinggi tetapisupport  untuk setiap spech  system komputer.

7.    Dapat digunakan secara klasikal atau individual


Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak
hanya dalam settingsekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara
klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru
atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam
program.
Dalam pembejaran ada 2 macam video yang digunakan. Pertama, video yang
sengaja dibuat atau didesain untuk pembelajaran. Kedua, video yang tidak
didesain untuk pembelajaran, namun dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk
menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan pembelajaran Video yang pertama
dibuat khusus sesuai dengan materi dan fungsinya adalah sebagai pengganti
dosen. Video ini bersifat interaktif terhadap siswa. Hal inilah yang menjadikan
video ini bisa menggantikan peran dosen dalam mengajar. Video semacam ini
bisa disebut sebagai “video pembelajaran”. Pengajar yang menggunakan media
video pembelajaran semacam ini dapat menghemat energi untuk menjelaskan
suatu materi kepada siswa secara lisan. Peran pengajar ketika memilih
menggunakan media pembelajaran ini hanyalah mendampingi siswa, dan lebih
bisa berperan sebagai fasilitator. Selain dilengkapi dengan materi, video
pembelajaran juga dilengkapi dengan soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain
sebagainya sesuai dengan kreatifitas yang membuatnya. Pada umumnya satu
video berisi satu pokok bahasan, namun jika dirasa terlalu panjang, dapat
dipecahpecah menjadi bagian yang lebih singkat, karena mahasiswa lebih
menyukai video singkat.
Kelebihan media video untuk keperluan pembelajaran antara lain dapat
menarik perhatian lebih walaupun dari durasi waktu yang singkat. Demonstrasi
atau menunjukkan proses kerja yang rumit/sulit bisa dipersiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar pesenter bisa memusatkan perhatian
pada penyajiannya. Selain itu menghemat waktu, dan rekaman dapat diputar
berulang-ulang. Video juga dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari
siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dll. Juga video dapat
menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-
ulang jika dipandang perlu.

Sedangkan kekurangan media video antara lain sifat komunikasinya yang


satu arah harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. Video
juga memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks apalagi video online, butuh
internet yang cepat dan stabil untuk mengunduhnya. Selain itu pengadaan
peralatan untuk membuat video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu
yang banyak. Walaupun demikian, video merupakan salah satu media
pembelajaran yang cukup menarik.

PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN

Ada tiga cara pembuatan video pembelajaran:

1. Video Recording
Dilakukan dengan cara merekam penyaji atau pengajar yang menjelaskan
materi. Ada berbagai variasi tampilan: Penyaji menyampaikan materi
secara lisan ditampilkan secara penuh, penyaji menggunakan peralatan
atau papan tulis dan tidak ditampilkan secara penuh, dan hanya
menampilkan papan tulis, penjaji menulis atau menggambar materi di
papan tulis dan dilengkapi dengan suara dari penyaji.

2. Video Screen Recording


Disini yang direkam adalah tampilan computer atau layar sehingga disebut
juga video screen capture atau screencast. Jenis video ini lebih mudah
mengerjakannya. Dapat menggunakan PowerPoint yang diberikan
tambahan suara. Untuk yang lebih baik hasilnya dapat menggunakan
berbagai software baik gratis maupun berbayar seperti misalnya
Screencast-O-Matic, Screenr, Jing, Camtasia.

3. Software Video Presentasi


Ketika ada beberapa vendor mengembangkan software instan untuk
membuat video dengan fasilitas-fasilitas yang memadai dari segi artistik
maupun efektivitas dalam pembuatannya. Software tersebut misalnya
Articulate, Powtoon, dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi tersebut
menyediakan template video dengan berbagai macam penyajian layout,
misalnya karakter presenter, icon tambahan, background, dan animasi
sederhana yang bisa dipadukan dalam satu video presentasi.

PERAN VIDEO DALAM PEMBELAJARAN

Menurut Daniel L. Schwart & Kevin Hartman, menjelaskan penggunaan


video dirancang dapat digunakan baik untuk belajar dan penilaian, dan
memberikan kerangka komprehensif untuk mengkategorikan penggunaan video
ke dalam berbagai hasil belajar, yaitu: Melihat, Terlibat, Melakukan, dan
Mengatakan. Melihat - Video dapat membantu orang melihat halhal yang mereka
tidak bisa melihat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip ini, pembuat video
mungkin mengambil pendekatan keakraban (memperkenalkan objek atau konsep
kepada audiens) atau pendekatan kearifan (bantuan titik detail yang orang
mungkin tidak melihat). "Untuk tujuan membantu orang melihat detail dan
terkesan, sesuai apa yang terlihat" (Goodwin, 1994). Terlibat - Mengembangkan
minat audience dalam turut serta dalam kegiatan belajar; ini dapat dilakukan
dengan mengembangkan motivasi intrinsik atau ekstrinsik (Lepper & Greene,
1978). Mengembangkan motivasi intrinsik dapat dilakukan melalui keingintahuan
audience, atau menampilkan relevansi dunia nyata. Bisa juga menggunakan video
untuk instruksi kerja, pemicu diskusi, atau mengaktifkan pengetahuan
sebelumnya. Dalam hal menilai keterlibatan, salah satunya dengan mencoba untuk
menyelidiki keinginan audience untuk terlibat dalam pembelajaran berikutnya,
atau mencari sumber daya tertentu (yang menunjukkan minat belajar lebih
banyak). Ide yang menarik lainnya adalah untuk menilai perbedaan dalam belajar
atau belajar perilaku terkait dengan pelajaran yang diberikan setelah video.
Melakukan - yaitu untuk perubahan sikap atau keterampilan. Idenya adalah untuk
audience memahami model atau panduan apa yang ada video. Untuk keterampilan
yang kompleks, presenter (pembuat video) mungkin harus memberikan contoh
dalam melakukan suatu ketrampilan atau demonstrasi. Dalam hal penilaian, satu
dapat mengamati apa yang subjek lakukan setelah melihat video yang dirancang.
Mengutarakan - ini membutuhkan tampilan untuk memperoleh lisan atau
menjelaskan pengetahuan, misalnya, fakta dan penjelasan. Orang-orang
mengingat fakta lebih baik ketika fakta-fakta datang sebagai solusi untuk masalah
individu telah berusaha bukan sebagai pernyataan botak. Menggunakan lebih dari
satu analogi untuk menyampaikan titik direkomendasikan sebagai orang
cenderung untuk fokus pada fitur permukaan (Gick & Holyoak, 1983). Untuk
menilai fakta, menggunakan tugas mengingat (termasuk gratis atau recall cued);
untuk menilai kemampuan untuk menjelaskan fenomena, menggunakan tugas
yang memerlukan pemecahan masalah, menerapkan ideide dalam situasi baru,
prediksi, mengambil sudut pandang, dan membangun argumen. Sebagai media
pembelajaran, video mempunyai kelebihan dan keterbatasan, menurut Ronald
Anderson (1987: 105) media video memiliki kelebihan, antara lain dapat
menunjukkan gerakan tertentu dan dapat diulang-ulang, dan siswa dapat belajar
secara mandiri. Sedangkan keterbatasan penggunaan media video, antara lain
biaya produksi video yang tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu
mengerjakannya, dan membutuhkan peralatan video untuk menyajikannya. Sifat
komunikasi dalam penggunaan media video hanya bersifat satu arah, siswa hanya
memperhatikan media video, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru. Karena
video bersifat dapat diulang-ulang maupun diberhentikan, maka pengajar bisa
mengajak berkomunikasi dengan siswa tentang isi/pesan dari video yang dilihat,
maupun tanya jawab tentang video yang disimak. Jadi komunikasi tersebut tidak
hanya satu arah.
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, S. (2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai


Media Pembelajaran. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial
Budaya, 2(1).

Zuhriyah, S. (2016). Pemanfaatan Media Dalam Peningkatan Kualitas


Pembelajaran.

Pamungkas, A. S., Ihsanudin, I., Novaliyosi, N., & Yandari, I. A. V. (2018). Video
pembelajaran berbasis sparkol videoscribe: Inovasi pada perkuliahan sejarah
matematika. Prima: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 127-135.

Busyaeri, A., Udin, T., & Zaenudin, A. (2016). Pengaruh penggunaan video
pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar mapel IPA di MIN Kroya
Cirebon. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 3(1).

Muhson, A. (2010). Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi


informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2).

Chandra, F. H., & Nugroho, Y. W. (2016). Peran teknologi video dalam flipped
classroom. Jurnal Dinamika Teknologi, 8(1), 15-20.

Anda mungkin juga menyukai