Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ni Made Rai Dwi Nuraeni

Kelas : XII IPA 6

Absen : 29

Tema : Dilema minat baca yang rendah terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini

MEMBACA BUKU BAGAIKAN MUSUH BAGI GENERASI MUDA

Kebiasaan membaca merupakan salah satu hal positif yang seharusnya telah disadari oleh
seluruh masyarakat indonesia. Dimana melalui membaca buku, setiap orang akan mudah
mengetahui segala hal – hal menarik yang mungkin tak akan pernah mereka temukan sebelumya.
Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah akan diam, sastra akan bungkam, sains
dunia lumpuh, pemikiran pun menjadi macet. Dan seharusnya semakin zaman berlalu, semakin
besar pula minat baca generasi yang harus mengalami proses peningkatan. Namun pada nyatanya
minat baca yang seharusnya diharapkan meningkat malah mengalami penurunan drastis.

Keadaan minat baca Indonesia pada masa sekarang ini memanglah sangat
memprihatinkan. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh
Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki
peringkat ke-60 dari 61 negara terkait minat membaca. Atau dengan kata lain minat baca
masyarakat Indonesia disebutkan hanya sebesar 0,01 persen atau satu berbanding sepuluh
ribu. Yang mengherankan, angka ini berbanding terbalik dengan jumlah pengguna
internet yang mencapai separuh dari total populasi penduduk Indonesia atau sekitar 132,7
juta. Bahkan data yang dihimpun statista.com pada Januari 2018, disebutkan bahwa 44
persen populasi masyarakat Indonesia mengambil foto dan video menggunakan ponsel
mereka.

Hal itu diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando. Tentu saja kabar
minimnya kegiatan membaca sangat miris untuk didengarkan, karena merupakan bentuk sisi
negatif yang yang dimiliki negara ini dalam bidang litersi dunia. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, antara lain karena memang
kesediaan dari buku bacaan yang tersedia yang jauh dari kata ideal. Idealnya 1 orang dua buku
namun yang terjadi saat ini adalah 15 ribu orang hanya 1 buku sehingga hal itu harus menjadi

1
perhatian, Rendahnya minat baca di Indonesia, menurut Colin McElwee, Co-Founder
Worldreader, salah satunya dipengaruhi oleh sulitnya akses terhadap buku.

Redaksi menduga bahwa rendah minat baca generasi akan berujung pada semakin
banyaknya tumbul masalah dalam memahami, menguasai, meneruskan, serta menggunakan ilmu
pengetahuan serta teknologi untuk menghasilkan produk-produk berkualitas.
Pemerintahan Indonesia seharusnya tidak berdiam diri dalam menghadapi prmasalahan serius ini
karena akan berkonsekuensi pada minimnya wawasan dan keilmuan yang terbatas yang dapat
mengkerdilkan pola pikir sehingga generasi mudah dipengaruhi oleh berbagai doktrin dan
pemahaman negatif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahun menyelenggarakan
acara peringatan HAI tingkat nasional untuk mengingatkan betapa pentingnya membaca.
Penyelenggaraan peringatan HAI dimaknai sebagai bukti komitmen berkesinambungan terhadap
kemajuan pencapaian keaksaraan setiap individu sebagai kunci pembangunan sosial ekonomi
dalam budaya damai dan berkarakter.

Di lingkungan sekolah sendiri, rendahnya kemahiran membaca siswa di sekolah juga


menjadi akar penyebab permasalahan ini. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat
pelajar harus membaca buku, mencari   informasi/ pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan.
Kesibukan orang tua sehingga tidak ada waktu luang untuk anak. Banyaknya jenis hiburan
(game) dan tayangan di TV yang merupakan bentuk dari penerapan canggihnya teknologi telah
mengalihkan perhatian anak-anak dari buku. Kemudian sarana untuk memperoleh buku bacaan
masih kurang. Serta harga buku masih relatif mahal dan tidak sebanding dengan daya beli
masyarakat. Minimnya koleksi buku di perpustakaan serta kondisi perpustakaan yang tidak
memberikan iklim yang  kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca siswa. Dengan melihat
fenomena tersebut peran guru dan orang tua sangatlah penting dalam berperan aktif untuk
meningkatkan minat baca bagi siswa.

Guru seharusnya sebagai motivator, dinamisator dan supervisor yang selalu mendorong
dan memotivasi anak untuk mewujudkan minat baca    yang tinggi. Selain peran serta guru dalam
meningkatkan minat baca, orang tua pun seharusnya berperan aktif membantu meningkatkan
minat baca siswa seperti dengan menerapkan cara mengikuti perkembangan membaca anak.
Lebih perhatian pada anak, dengan menuntun penggunaan ponsel yang benar pada anak. Selain
itu pemerintah pun seharusnya secara cepat dan sigap mengatasi permasalahan ini. Dengan cara

2
meninnjau dan meningkatkan kembali kualitas perpustakaan dengan kondisi yang baik yang
telah terbangun di seluruh Indonesia ini. Cara selanjutnya, dengan memberikan jangkauan yang
tepat terhadap harga buku. Dengan adanya kerja sama antara guru, orang tua, dan aparat yang
terkait serta membuat kegiatan yang rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat
baca di kalangan siswa sekolah.

Itulah sebabnya kita harus mendekatkan akses buku kepada generasi milenial, Karena
buku merupakan jendela dunia tetapi membaca adalah kunci utamanya.

3
HASIL ANALISIS TAJUK RENCANA

“MEMBACA BUKU BAGAIKAN MUSUH BAGI GENERASI MUDA”

KALIMAT FAKTA Fakta adalah hal, keadaan, peristiwa yang merupakan


kenyataan atau sesuatu yang benar benar terjadi

STRUKTU KUTIPAN KALIMAT


R
FAKTA  Namun pada nyatanya minat baca yang seharusnya diharapkan
meningkat malah mengalami penurunan drastis.
 Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu,
Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara terkait
minat membaca.
 Atau dengan kata lain minat baca masyarakat Indonesia
disebutkan hanya sebesar 0,01 persen atau satu berbanding
sepuluh ribu.
 angka ini berbanding terbalik dengan jumlah pengguna internet
yang mencapai separuh dari total populasi penduduk Indonesia
atau sekitar 132,7 juta.
 Bahkan data yang dihimpun statista.com pada Januari 2018,
disebutkan bahwa 44 persen populasi masyarakat Indonesia
mengambil foto dan video menggunakan ponsel mereka.
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahun
menyelenggarakan acara peringatan HAI tingkat nasional untuk
mengingatkan betapa pentingnya membaca.
 Rendahnya minat baca di Indonesia, menurut Colin McElwee,
Co-Founder Worldreader, salah satunya dipengaruhi oleh sulitnya
akses terhadap buku.
 . Idealnya 1 orang dua buku namun yang terjadi saat ini adalah 15 ribu

4
orang hanya 1 buku sehingga hal itu harus menjadi perhatian,

Opini adalah tanggapan redaksi untuk mendukung pandangan


OPINI
atau sikapnya terhadap peristiwa yang dibahas

STRUKTUR KUTIPAN KALIMAT


KRITIK  Tentu saja kabar minimnya kegiatan membaca sangat miris untuk
didengarkan, karena merupakan bentuk sisi negatif yang yang
dimiliki negara ini dalam bidang litersi dunia.
 Minat baca yang seharusnya diharapkan meningkat malah mengalami
penurunan drastis.
PENILAIAN  Pemerintahan Indonesia seharusnya tidak berdiam diri dalam
menghadapi prmasalahan serius ini karena akan berkonsekuensi pada
minimnya wawasan dan keilmuan yang terbatas yang dapat
mengkerdilkan pola pikir sehingga generasi mudah dipengaruhi oleh
berbagai doktrin dan pemahaman negatif. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan setiap tahun menyelenggarakan acara peringatan
HAI tingkat nasional untuk mengingatkan betapa pentingnya
membaca
PREDIKSI  Redaksi menduga bahwa rendah minat baca generasi akan
berujung pada semakin banyaknya tumbul masalah dalam
memahami, menguasai, meneruskan, serta menggunakan ilmu
pengetahuan serta teknologi untuk menghasilkan produk-produk
berkualitas.
HARAPAN  Dan seharusnya semakin zaman berlalu, semakin besar pula minat
baca generasi yang harus mengalami proses peningkatan.
 Guru seharusnya sebagai motivator, dinamisator dan supervisor yang
selalu mendorong dan memotivasi anak untuk mewujudkan minat
baca    yang tinggi.
 Dengan adanya kerja sama antara guru, orang tua, dan aparat yang

5
terkait serta membuat kegiatan yang rekreatif dan edukatif diharapkan
dapat membangun minat baca di kalangan siswa sekolah.
 Selain itu pemerintah pun seharusnya secara cepat dan sigap
mengatasi permasalahan ini.
SARAN  Selain peran serta guru dalam meningkatkan minat baca, orang tua
pun seharusnya berperan aktif membantu meningkatkan minat baca
siswa seperti dengan menerapkan cara mengikuti perkembangan
membaca anak.
 Lebih perhatian pada anak, dengan menuntun penggunaan ponsel
yang benar pada anak.
 Dengan cara meninnjau dan meningkatkan kembali kualitas
perpustakaan dengan kondisi yang baik yang telah terbangun di
seluruh Indonesia ini.
 Cara selanjutnya, dengan memberikan jangkauan yang tepat terhadap
harga buku.

Anda mungkin juga menyukai