Anda di halaman 1dari 13

Pengertian merokok dan rokok

Merokok merupakan menghisap zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan)
dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok
termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam
tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Amstrong, 1990).
Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah.
Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung yang lainnya.
Zat-zat yang terkandung dalam rokok
Besarnya bahaya kandungan rokok bisa dilihat dari banyaknya senyawa yang ada di dalam
asap rokok. Di dalam asapnya saja, setidaknya ada sekitar 5.000 senyawa berbeda dan
sebagian bersifat racun bagi tubuh.
Kandungan rokok yang bersifat racun tersebut berpotensi merusak sel-sel tubuh. Selain itu,
senyawa dalam asap rokok juga bersifat karsinogenik alias memicu kanker. Di dalam rokok,
terdapat 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat yang diketahui bersifat karsinogenik.
Kandungan tersebut berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau. Selain itu,
bahan pewarna yang biasa dipakai untuk membuat tampilan rokok lebih menarik, dapat
memperbesar potensi racun dari rokok. Sifatnya yang memberikan efek adiktif atau
kecanduan juga tidak boleh dilupakan.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah kemampuan beberapa bahan kandungan rokok yang
bisa mengubah sifat fisik dari asap rokok, sehingga kadar racun dan nikotin di dalam tubuh
seorang perokok menjadi lebih tinggi.
Kandungan Rokok yang Bersifat Merusak
Sebagaimana disebutkan di atas, kandungan rokok yang bersifat merusak tubuh amat
banyak. Beberapa senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok meliputi:
1. Karbon monoksida
Salah satu kandungan rokok adalah gas beracun karbon monoksida yang tidak memiliki rasa
dan bau. Jika menghirup gas karbon monoksida terlalu banyak, sel-sel darah merah akan
lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibandingkan oksigen.
Akibatnya, fungsi otot dan jantung akan menurun. Hal ini akan menyebabkan kelelahan,
lemas, dan pusing. Dalam skala besar, orang yang menghirup gas ini bisa mengalami koma
atau bahkan meninggal.
2. Nikotin
Kandungan rokok yang paling sering disinggung adalah nikotin yang memiliki efek candu.
Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf otak yang menyebabkan berbagai
reaksi, termasuk efek menyenangkan dan menenangkan.
Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah, kemudian merangsang
tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.
3. Tar
Kandungan rokok lainnya yang bersifat karsinogenik adalah tar. Tar yang terhirup oleh
perokok akan mengendap di paru-paru. Timbunan tar ini berisiko tinggi menyebabkan
penyakit pada paru-paru, seperti kanker paru-paru dan emfisema.

Tidak hanya itu, tar akan masuk ke peredaran darah dan meningkatkan risiko terjadinya
diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan kesuburan.
Tar dapat terlihat melalui noda kuning atau cokelat yang tertinggal di gigi dan jari. Karena
tar masuk secara langsung ke mulut, zat berbahaya ini juga dapat mengakibatkan masalah
gusi dan kanker mulut.
4. Hidrogen sianida
Senyawa racun lainnya yang menjadi bahan penyusun rokok adalah hidrogen sianida.
Hidrogen sianida juga digunakan dalam industri tekstil, plastik, kertas, dan sering dipakai
sebagai bahan pembuat asap pembasmi hama.
Senyawa ini bisa mencegah tubuh menggunakan oksigen dengan baik dan dapat
membahayakan otak, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Efek dari senyawa ini dapat
menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual, hingga kehilangan kesadaran.
5. Benzena
Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Paparan benzena dalam jangka panjang
dapat menurunkan jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya anemia dan perdarahan.
Selain itu, benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh
serta meningkatkan risiko terkena leukimia.
6. Formaldehida
Formaldehida merupakan residu dari pembakaran rokok. Dalam jangka pendek,
formaldehida mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Dalam jangka
panjang, formaldehida dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.
7. Arsenik
Arsenik merupakan golongan pertama karsinogen. Paparan terhadap arsenik tingkat tinggi
dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih,
kanker ginjal, dan kanker hati. Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang
digunakan dalam pertanian tembakau.
8. Kadmium
Kadmium yang terdapat dalam asap rokok akan terserap masuk ke paru-paru. Kadar
kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan muntah, diare, penyakit ginjal,
tulang rapuh, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
9. Amonia
Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau tajam. Pada industri rokok,
amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin.

Menghirup dan terpapar amonia dalam jangka pendek dapat mengakibatkan napas pendek,
sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya bisa
menyebabkan pneumonia dan kanker tenggorokan.
Pengertian Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun
walaupun itu Cuma 1 (satu) batang dalam sehari.
Orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan
cara menghisap rokok Cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke
dalam paru – paru.
Penyakit yang dapat ditimbulkan perokok aktif
Perokok aktif
Ketahui penyakit yang mengintai perokok aktif, seperti:
1. Gangguan Paru-Paru
Ada banyak gangguan paru-paru yang dapat dialami oleh seorang perokok aktif, seperti
bronkitis kronis, emfisema, hingga kanker paru. Dilansir dari National Health Service UK,
kanker paru merupakan masalah yang cukup serius dan umum dialami oleh perokok aktif.
Seseorang yang tidak pernah merokok masih berpotensi mengalami kanker paru, namun
perokok aktif tetap berisiko mengalami kondisi ini.
Ada beberapa gejala yang dialami oleh pengidap kanker paru, seperti batuk berdahak, batuk
disertai dengan darah, kesulitan bernapas, sesak napas, mengalami kelelahan, dan
penurunan berat badan.
2. Kanker Mulut
Dilansir dari National Health Service UK, penyakit kanker mulut umum terjadi akibat
pengonsumsian alkohol dan rokok. Rokok memiliki kandungan tembakau yang terdapat
kandungan bahan kimia di dalamnya dan berisiko merusak DNA dalam sel yang
meningkatkan risiko penyakit kanker.
3. Gangguan Lambung
Dilansir dari Everyday Health, kebiasaan merokok dengan gangguan lambung berkaitan erat.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan perokok rentan alami gangguan lambung, seperti
sphincter esofagus pada bagian bawah yang melemah akibat kandungan nikotin dan
kebiasaan merokok dapat memproduksi asam lambung lebih banyak.

4. Kanker Kulit
Merokok dapat tingkatkan risiko penuaan dini. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, seperti psoriasis. Psoriasis umumnya disebabkan oleh adanya
gangguan autoimun. Jika kamu merokok, maka risiko terkena psoriasis menjadi lebih tinggi.
Dilansir dari Fox News, kebiasaan merokok juga meningkatkan risiko mengalami kanker
kulit. Tidak ada salahnya jaga kesehatan kulit dengan mengonsumsi air putih yang cukup
dan hindari merokok.
5. Tingkat Kesuburan
Kebiasaan merokok dan mengganggu tingkat kesuburan seseorang. Pada pria, kebiasaan
merokok dapat meningkatkan risiko impotensi, mengurangi produksi sperma, dan kanker
testis. Tidak hanya pada pria, kebiasaan merokok yang dilakukan wanita juga dapat
sebabkan ketidak suburan dan risiko kanker serviks. Kebiasaan merokok membuat sistem
imun tubuh melemah dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV yang
menjadi penyebab kanker serviks pada wanita
Pengertian Perokok pasif
Perokok pasif adalah orang mereka yang ikut menghirup asap rokok dari orang-orang di
sekitarnya yang merokok, padahal dirinya sendiri tidak merokok.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau
orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.

Asap rokok mengandung sekitar 7.000 bahan kimia yang terdiri dari partikel dan gas.
Lebih dari 50 zat yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan kanker dan sisanya
dapat mengiritasi semua organ di dalam tubuh, termasuk mata, hidung, tenggorokan, dan
paru-paru.
Ada dua jenis asap rokok, yaitu asap mainstream dan sidestream.
Asap mainstream adalah yang dihirup langsung melalui ujung mulut rokok oleh perokok.
Asap sidestream adalah yang berasal dari ujung rokok yang terbakar dan menyebar ke
udara.
Di antara keduanya, asap sidestream adalah yang paling berbahaya karena 4 kali lebih
beracun dibandingkan dengan asap mainstream.
Pasalnya, asap sidestream mengandung tiga kali lipat karbon monoksida, 10-30 kali lipat
nitrosamin, dan 15-300 kali lipat amonia. Biasanya, para perokok pasif menghirup asap
sidestream dan asap yang diembuskan langsung oleh para perokok di sekitarnya.
Penyakit yang ditimbulkan perokok pasif
Sama seperti perokok aktif, perokok pasif juga juga berpotensi terkena kanker dan penyakit
jantung. Selain itu, bagi wanita hamil dan anak-anak, bahaya asap rokok bisa membawa
akibat yang sangat fatal.
Walaupun tidak selalu terlihat, asap yang diembuskan setelah merokok memiliki efek yang
lebih berbahaya dari asap yang dihirup perokok.
Asap ini terbentuk oleh partikel yang sangat kecil sehingga lebih mudah terhirup oleh orang
lain di sekitarnya.
Risiko bahaya perokok pasif karena menghirup asap rokok
Bahaya asap rokok yang langsung bisa dirasakan oleh perokok pasif yaitu iritasi mata dan
hidung, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan batuk.
Lama-lama, kondisinya akan semakin parah dan bisa meningkatkan berbagai masalah yang
lebih serius seperti:
1. Kanker
Perokok pasif juga memiliki potensi terkena kanker seperti perokok aktif.
Selain kanker paru-paru, bahaya asap rokok bagi perokok pasif juga membuatnya rentan
mengalami kanker pada organ tubuh lain, seperti:

 Laring,
 Tenggorokan,
 Hidung (sinus nasal),
 Otak,
 Kandung kemih,
 Rektum,
 Lambung,
 Dan payudara.
Asap rokok jadi satu dari sekian banyak penyebab kanker pada manusia. Asap rokok yang
dihirup perokok pasif adalah penyebab utama kanker paru-paru pada orang-orang yang
bukan perokok.
Risiko kanker paru meningkat hingga 20-30% pada orang-orang yang tidak merokok tetapi
selalu dikelilingi oleh asap rokok, dibandingkan dengan nonperokok yang tidak terkena
paparan asap.
2. Penyakit jantung
Selain kanker, perokok pasif juga sama berisikonya untuk terkena penyakit jantung seperti
perokok aktif.
Meski tidak pernah merokok sebelumnya, Anda berisiko mengalami penyakit jantung hingga
sekitar 25-30 persen.
Tak perlu waktu lama, berdasarkan lama paparannya, perokok pasif dapat mengalami
masalah berikut pada jantung:
Pembuluh aorta mengencang setelah terpapar asap selama 5 menit.
Pembekuan darah berlebih dan peningkatan penumpukan lemak di pembuluh darah setelah
terpapar asap selama 20-30 menit.
Peningkatkan kemungkinan detak jantung yang tidak teratur dan memicu serangan jantung
setelah terpapar asap selama 2 jam.
3. Mengganggu kesuburan wanita
Perokok pasif terancam mengalami masalah kesuburan. Pada wanita, terpapar asap rokok
terlalu banyak bisa membuatnya menjadi sulit hamil.
Hal ini diduga kuat karena keberadaan tembakau dan zat lain di dalam rokok yang
mengacaukan kadar hormon di dalam tubuh.
Bahkan, merokok juga bisa mempercepat menopause pada wanita. Berbagai kandungan
racun pada rokok yang menyebabkan hal ini.
4. Membahayakan kehamilan
Terlalu sering menghirup asap rokok selama hamil sangat berbahaya untuk janin di dalam
kandungan.
Menjadi perokok pasif saat hamil sangat bahaya karena asap rokok bisa membawa banyak
masalah bagi ibu dan bayi.
Pengalaman janin tidak berkembang
Berikut bahaya asap rokok bagi ibu hamil dan janinnya yang menjadi perokok pasif:
 Keguguran, kelahiran mati, dan hamil anggur
Terpapar asap rokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik atau
hamil anggur pada wanita.

 Kehamilan ektopik dapat membahayakan Anda jika tidak segera terdeteksi dan
diobati. Kondisi ini biasanya memiliki gejala sakit, vagina berdarah, mual, dan
muntah.

 Kelahiran prematur
Ini adalah bahaya lain dari asap rokok bagi wanita hamil yang jadi perokok pasif. Kelahiran
prematur ini salah satunya bisa disebabkan oleh abruptio plasenta.
Abruptio plasenta adalah kondisi saat plasenta terlepas dari sebagian atau sepenuhnya
uterus sebelum melahirkan.

 Berat bayi lahir rendah


Para ilmuwan telah menemukan hubungan sebab akibat antara merokok dan paparan asap
rokok selama kehamilan dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Tak hanya dari asap rokok secara langsung, wanita hamil juga bisa terpapar asap rokok dari
pihak ketiga.

Pihak ketiga maksudnya adalah residu atau sisa asap yang menempel pada benda di sekitar
mulai dari karpet, sofa, dan lainnnya. Ketika racun masuk ke dalam tubuh, zat ini bisa
sampai pada bayi. Sebuah penelitian menetapkan bahwa residu asap dari pihak ketiga ini
punya efek merugikan untuk janin.
Risiko kesehatan bayi dan anak-anak yang menjadi perokok pasif
Saat anak-anak menjadi perokok pasif, ada banyak masalah kesehatan yang mengintai.
Berikut adalah bahaya asap rokok bila bayi dan anak-anak menjadi perokok pasif:
Anak sakit saat pandemi
1. Masalah pernapasan kronis
Anak-anak yang menjadi perokok pasif berisiko terkena penyakit pernapasan seperti
bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia.
Selain itu, anak-anak yang menjadi perokok pasif rentan terkena flu, batuk, mengi (napas
berbunyi lirih seperti ngik-ngik), dan sesak napas.
Penyakit-penyakit akibat asap rokok tersebut bisa mengganggu aktivitas dan tumbuh
kembang anak-anak.
2. Memperparah asma
Memiliki riwayat asma dan menjadi perokok pasif merupakan kombinasi yang buruk.
Pasalnya, anak-anak perokok pasif pengidap asma lebih mudah kambuh.
Selain itu, anak berisiko menggunakan obat asma untuk jangka waktu yang lebih lama.
Hal ini bisa semakin parah jika salah satu anggota keluarga di rumah ada yang merokok di
dalam ruangan sehingga asapnya cenderung menetap dan menempel.
3. Sindrom kematian bayi mendadak
Kematian mendadak yang tidak terduga pada bayi atau sindrom kematian bayi mendadak
jadi salah satu bahaya asap rokok pada perokok pasif.
Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi sedang tidur tanpa sedang sakit apa pun.
Bahkan, bayi bisa meninggal tiba-tiba saat sedang berada dalam buaian sang ibu ketika
tidur. Sindrom ini cenderung menyerang bayi yang berusia kurang dari satu tahun. bayi yang
tinggal dengan orang yang merokok lebih berisiko terkena masalah yang satu ini.
4. Infeksi telinga tengah
Infeksi telinga tengah atau otitis media adalah kondisi yang terjadi ketika tabung eustachius
tersumbat dan bengkak.
Asap rokok cukup bahaya karena bisa menyebabkan infeksi ini pada anak.
anak-anak yang terpapar asap rokok 35% berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Risikonya akan bertambah jika sang ibu juga merokok.

Ketika si kecil sering mengalami masalah pada telinganya di usia dini, risiko anak mengalami
gangguan pendengaran di kemudian hari akan meningkat.
5. Penurunan fungsi paru
Paru-paru akan terus tumbuh dan berkembang pada usia anak-anak, mulai dari bayi baru
lahir hingga usia 4 tahun.
Ketika anak terpapar oleh asap rokok di usia ini, fungsi paru-paru akan menurun. Gangguan
ini berpotensi meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan paru lainnya.
Anak jadi lebih rentan mengalami masalah paru di kemudian hari karena polusi udara atau
hal-hal lainnya.
6. Gangguan kognitif
Paparan asap rokok dan menjadi perokok pasif bisa merusak kemampuan anak untuk
belajar. Hal ini tentu membawa bahaya jangka panjang bagi masa depannya.
Lebih dari 21,9 juta anak berisiko mengalami keterlambatan dalam membaca akibat menjadi
terpapar asap rokok meskipun tidak merokok.
Tingginya paparan asap rokok juga berkaitan dengan keterlambatan dalam menalar
pelajaran matematika dan visuospasial. Tak bisa dielakkan, ini tentu akan mengganggu
perkembangan anak di sekolah. Sering lupa gangguan kognitif ringan
7. Gangguan perilaku
Anak-anak yang terpapar asap rokok selama kehamilan berisiko tinggi menderita Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
ADHD adalah kondisi saat perkembangan dan aktivitas otak anak mengalami gangguan yang
berpengaruh pada kemampuan untuk mendengarkan perintah dan mengendalikan diri.
Umumnya, anak dengan ADHD sangat sulit untuk memerhatikan, mendengarkan, dan
mengikuti petunjuk yang diberikan.
Tips agar Terhindar dari Asap Rokok
Saat ini, banyak tempat umum yang memberikan ruang khusus bagi perokok aktif, sehingga
tidak membuat orang yang bukan perokok terpapar asapnya. Namun, itu saja tidak cukup
untuk melindungi Anda dan orang sekitar dari paparan asap rokok.
Agar tidak menjadi perokok pasif, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

 Mengingatkan dengan sopan saat melihat perokok yang merokok di sembarang


tempat
 Menghindari berkumpul dengan perokok dan lebih baik mencari tempat yang
memiliki udara segar serta terbebas dari asap rokok
 Melarang orang merokok di dalam rumah agar Anda dan anggota keluarga yang
tidak merokok terbebas dari paparan asap rokok
 Memilih ruangan bebas asap rokok saat berada di tempat umum, seperti warung,
kafe, atau kantor
 Menggunakan masker saat keluar rumah untuk mengurangi paparan asap rokok
Berbagai Cara Berhenti Merokok
Bila Anda seorang perokok aktif dan berniat untuk menghentikan kebiasaan buruk ini, ada
beberapa cara berhenti merokok yang dapat Anda lakukan, di antaranya:
1. Mengelola stres
Stres bisa menjadi salah satu alasan seseorang memilih untuk merokok, karena kandungan
nikotin di dalamnya dapat memberikan efek relaksasi dengan cepat. Meski demikian,
beberapa penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok justru dapat membuat
seseorang lebih mudah mengalami stres.
Untuk meredakan stres, ubah kebiasaan merokok secara perlahan dengan melakukan
beberapa aktivitas yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik, melakukan terapi
pijat, atau meditasi. Selain itu, sebisa mungkin hindari pula situasi yang bisa mendatangkan
stres.
2. Menghindari pemicu kebiasaan merokok
Saat sedang berusaha berhenti merokok, sebisa mungkin hindari faktor atau kebiasaan yang
dapat membuat Anda kembali merokok, seperti minum kopi dan alkohol atau berkumpul
dengan sesama perokok.
Jika terbiasa merokok setelah makan, Anda bisa mencari cara lain sebagai pengganti,
misalnya dengan mengunyah permen karet atau menggosok gigi.
3. Mengonsumsi makanan sehat
Sebagian perokok aktif sering merasa kurang berselera untuk makan, karena nikotin di
dalam rokok dapat mengurangi sensitivitas indra perasa dan penciuman.
Penelitian menunjukkan bahwa makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan, dapat
mengurangi hasrat untuk kembali merokok. Tak hanya itu, makanan sehat juga dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh sekaligus mengembalikan selera makan yang berkurang
akibat merokok.
4. Berolahraga secara rutin
Tak hanya membuat tubuh lebih sehat dan bugar, olahraga juga dapat mengurangi
kecanduan akan nikotin. Saat keinginan untuk merokok datang, Anda dapat mengalihkan
keinginan ini dengan melakukan olahraga, seperti jalan santai, berenang, atau bersepeda.
5. Membersihkan rumah secara berkala
Kebersihan rumah juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung Anda
berhenti merokok. Anda bisa mencuci pakaian, sprei, karpet, atau tirai yang mengandung
aroma rokok.
Anda juga bisa menggunakan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau asap rokok dan
mengalihkan pikiran dari berbagai hal yang bisa mengingatkan Anda pada rokok, termasuk
baunya.
6. Melibatkan keluarga dan teman terdekat
Beri tahu keluarga dan kerabat dekat bahwa Anda sedang dalam proses berhenti merokok.
Dengan demikian, mereka dapat membantu dan memberikan dukungan agar Anda selalu
ingat akan tujuan berhenti merokok yang ingin dicapai.
7. Mencoba terapi pengganti nikotin (nicotine-replacement therapy)
Terapi pengganti nikotin umumnya bertujuan untuk mengatasi rasa frustasi dan meredakan
gejala putus obat yang sering dirasakan saat seorang perokok berusaha berhenti merokok.
Media terapi pengganti rokok beragam, mulai dari permen karet, tablet hisap, inhaler,
hingga semprotan hidung.
Meski dianggap aman dan dapat mengurangi kecanduan akan rokok, Anda tetap disarankan
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan NRT.
8. Menjalani terapi perilaku
Konseling dengan psikolog atau konselor dapat membantu Anda mengidentifikasi faktor
pemicu kebiasaan merokok dan menemukan strategi berhenti merokok yang sesuai dengan
kondisi Anda.

Untuk memaksimalkan keberhasilannya, terapi perilaku dapat dipadukan dengan terapi


pengganti nikotin dan pemberian obat-obatan oleh dokter.
9. Mencoba hipnoterapi
Salah satu cara berhenti merokok adalah dengan menjalani terapi alternatif berupa
hipnoterapi. Efektivitas hipnoterapi untuk menghentikan kebiasaan merokok memang
belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian orang mengaku telah merasakan
manfaatnya.
Selain cara-cara di atas, beberapa jenis obat seperti bupropion dan varenicline, juga dapat
membantu Anda berhenti merokok. Namun, obat ini hanya boleh dikonsumsi sesuai anjuran
dan di bawah pengawasan dokter.
Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah dilakukan. Tidak sedikit pula orang yang
gagal melakukannya. Namun, komitmen Anda sebagai upaya untuk berhenti merokok akan
sangat membantu dalam menyingkirkan kebiasaan tersebut.
Saat merasa kesulitan berhenti merokok, coba ingat kembali alasan mengapa Anda ingin
berhenti merokok, misalnya agar tubuh terbebas dari berbagai macam penyakit atau
keluarga Anda terhindar dari bahaya menjadi perokok pasif.
Kasus/peristiwa akibat merokok
Perokok aktif
kisah nyata Roby Indra Wahyuda.
Pejuang anti tembakau ini harus meninggal dunia pada akhir 2014 setelah berjuang
melawan kanker laring yang dideritanya. Akibat kanker tersebut, Robby harus merelakan
tenggorokannya bolong, seperti dalam desain bungkus rokok dan tentu saja suaranya hilang.
Setelah dinyatakan menderita kanker laring, Robby kemudian giat mengampanyekan
gerakan anti rokok. Melalui akun Facebook pribadinya, pria yang bekerja di Dinas
Pendidikan Kota Samarinda ini menuliskan perjuangannya melanjutkan hidup.
Tapi tahukah Anda apa itu kanker laring, dan apa penyebabnya. Seperti dikutip dari
merdeka.com melalui asiancancer.com, kanker laring adalah tumor ganas yang berasal dari
jaringan epitel mukosa laring, kanker yang paling umum tenggorokan squamous cell
carcinoma.
Kanker laring disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya rokok, alkohol, polusi udara
hingga hormon s3ksual. Tapi dalam kasus Robby, kanker laring yang dideritanya berasal dari
rokok, kebiasaan yang dilakukannya semenjak remaja.

Seperti dilansir asiacancer.com, secara medis disebutkan, pembakaran tembakau dapat


menghasilkan zat karsinogenik, Dan gerakan silia asap tembakau dapat membuat untuk
menghentikan atau memperlambat, kemacetan dan edema mukosa, hiperplasia epitel,
penebalan dan metaplasia skuamosa, secara karsinogenik.
Perawatan yang dapat diberikan bagi penderita kanker laring adalah operasi. Operasi adalah
metode yang dipilih untuk pengobatan kanker tenggorokan, termasuk laryngectomy total,
tingkat laryngectomy parsial, vertikal operasi reseksi parsial laryngectomy, dll diperlukan
dalam operasi di bawah bimbingan para ahli, tergantung pada kondisi pasien.
Selain operasi, penderita kanker laring dapat melakukan terapi radiasi berlaku lesi laring
stadium 1, radioterapi dan teknik pengobatan minimal invasive(Seperti teknologi
hipertermia, teknologi pendinginan, teknik intervensi, teknologi photodynamic). Tidak
hanya dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien tetapi juga untuk
melestarikan fungsi tenggorokan.
Robby mengutarakan kisahnya saat terkena kanker akibat merokok sejak kecil.
“Saya mengenal rokok pada usia muda saat masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar karena
tuntutan pergaulan dengan tujuan agar tampak keren. Tanpa saya sadari, yang dulunya saya
sering masuk koran karena prestasi, sekarang saya terkenal karena penyakit. Tidak lagi saya
dapat meraih mimpi-mimpi saya untuk menjadi seorang vokalis band karena hancurnya pita
suara. Dan tidak lagi saya dapat mengutarakan rasa kasih sayang kepada istri tercinta setiap
hari,” tulis Robby.
Perokok pasif

Semasa hidupnya Sutopo mengaku dikelilingi dengan "orang di sekitar yang hampir
semuanya merokok", meski ia tidak menyalahkan mereka.
Hanya saja di akun Instagram miliknya, Sutopo pernah mengingatkan betapa bahayanya
rokok.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia, Minggu siang (07/07/2019) di Guangzhou karena
mengidap kanker paru-paru, meski ia bukan seorang perokok.
Sutopo berangkat ke China untuk menjalani perawatan kanker paru-paru, yang saat itu
sudah mencapai stadium 4B dan menyebar ke tulang dan organ tubuh lainnya.
Kepada ABC Indonesia ia pernah mengatakan “kaget” saat pertama kali tahu dirinya
mengidap kanker di bulan Januari 2018 lalu, karena ia mengaku tidak merokok.

Anda mungkin juga menyukai