NIM : 04011382227199
Kelas : Gamma/Epsilon 2022
LEARNING ISSUE
1. Pemeriksaan Fisik pada Anak
a. Tatalaksana Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar
perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus
inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk,
posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian
tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus),
terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain .
• Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan
dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan
data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi,
ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
o Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
o Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
o Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
o Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
• Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan)
dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi
lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua
tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Ada pemeriksaan ini dapat dilihat apakah pucat, sianosis atau ikterik.
Pucat kemungkinan adanya insufisiensi aorta atau anemia, sianosis mungkin
terjadi pada pasien dengan cacat jantung bawaan dan ikterik mungkin dapat
disebabkan oleh hepatitis atau tumor pankreas. Warna kemerahan pada wajah
seperti kupu-kupu terdapat pada asien lupus/Systemic Lupus Erythematosus.
o Palpasi
1. Palpasi wajah menilai adakah tonjolan tulang?
2. Adakah massa/tumor?
3. Adakah nyeri tekan?
4. Adakah krepitasi?
• Pemeriksaan Mata
o Inspeksi
Inspeksi Bagian Mata Kemungkinan yang ditemukan
Suprasiliaris (Alis mata) Dermatitis Seborea
Palpebrae (Kelopak mata) Kalazion, Ectropion, Ptosis, Xanthelasma
Posisi dan kesejajaran mata Exophtalmus, Strabismus
• Palpasi
Pemeriksaan palpasi meliputi pemeriksaan palpebra dan tekanan bola mata.
• Pemeriksaan Hidung
• Inspeksi
• Palpasi
Pemeriksaan palpasi hidung untuk menilai adanya fraktur os nasalis dan nyeri
tekan.
• Pemeriksaan Telinga
• Pemeriksan telinga luar :
• Pemeriksaan Mulut
• Inspeksi
o Bibir
Perhatikan warna(adakah sianosis atau pucat), kelembaban, oedema,
ulserasi atau pecah-pecah
o Mukosa oral
Mintalah pasien untuk membuka mulut. Dengan pencahayaan yang
baik dan bantuan tongue spatel, dilakukan inspeksi mukosa oral. Menilai
warna mukosa, pigmentasi, ulserasi dan nodul. Bercak-bercak pigmentasi
pada ras kulit hitam masih dalam batas normal.
o Gusi dan Gigi
Menilai adakah inflamasi, oedema, perdarahan, retraksi atau perubahan
warna gusi, gigi tanggal atau hilang.
o Langit-langit mulut atau palatum
Menilai warna dan bentuk langit-langit mulut, adakah torus palatinus.
o Lidah
Menilai lidah dan dasar mulut, termasuk warna dan papilla, adakah
glositis, paralisis syaraf kranial ke-12.
o Faring
Mintalah pasien untuk membuka mulut, dengan bantuan tongue spatel
lidah kita tekan pada bagian tengah, mintalah pasien mengucapkan ”aaa”.
Perhatikan warna atau eksudat, simetri dari langit-langit lunak. Adakah
faringitis, paralisis syaraf kranial ke-10.
• Pemeriksaan Tenggorok
2. Imunisasi
Menurut World Health Organization (2019), imunisasi atau vaksinasi adalah cara
sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi seseorang dari penyakit berbahaya, sebelum
bersentuhan dengan agen penyebab penyakit. Selama 10 tahun terakhir, diperkirakan 1 miliar anak
telah diimunisasi dan imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian setiap tahunnya. Menurut IDAI,
untuk anak 1-4 tahun adalah MMR, polio, DPT, tifoid, varisela, hepatitis A, pneumokokus, HiB,
influenza
• Vaksin MMR
• Vaksin Polio
• Vaksin DPT
Vaksin tifoid dapat diberikan pada anak mulai usia 2 tahun dan diulang
setiap 3 tahun hingga anak berusia 18 tahun. Selain anak-anak, vaksin tifoid
juga diperuntukkan bagi orang dewasa yang berisiko terserang tifus yaitu,
orang yang tinggal berdekatan dengan penderita tifus, tenaga medis atau
pekerja laboratorium yang terpapar bakteri typhi, bekerja atau bepergian ke
daerah di mana demam tifoid sering terjadi. (Kemenkes,2023)
• Vaksin Varisela
• Vaksin Hepatitis A
• Vaksin Pneumokokus
Vaksin pneumokokus pada anak diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan
1 kali dosis boosting. Pada dewasa pemberian vaksin dibagi menjadi dua
tahapan. Pertama, vaksin pneumokokus jenis konjugasi dan selanjutnya
diberikan jenis vaksin pneumokokus polisakarida. Sedangkan pada anak
diberikan pada usia di bawah 1 tahun dengan dosis 3 kali, yaitu pada usia
2, 4 dan 6 bulan (Lihat Jadwal Imunisasi IDAI). Prinsip pemberian vaksin
pneumokokus pada anak adalah vaksin diberikan pada anak usia 2 bulan
dengan interval 4 – 8 minggu dan diberikan selama 3 kali. (IDAI,2022)
• Vaksin Hib
Imunisasi HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia
2, 4, dan 6 bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat
diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi. Apabila anak datang pada usia
1-5 tahun, HiB hanya diberikan 1 kali . Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu
diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak dibawah usia 5 tahun.
(IDAI,2015)
• Vaksin Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-
35 bulan cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak
berusia <8 tahun, untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan
interval minimal 4-6 minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, maka
dosis pertama cukup 1 dosisi saja. (IDAI,2015)
ANALISIS MASALAH
Pada pemeriksaan kepala perlu diperhatikan : besar, ukuran, lingkar kepala, asimetri,
sefalhematom, maulase, kraniotabes, sutura, ubun-ubun, pelebaran pembuluh darah,
rambut, tengkorak dan muka. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu
melalui dahi dan daerah yang paling menonjol daripada oksipital posterior.
• Muka
Pada pemeriksaan muka perhatikan : simetri tidaknya, paralisis, jarak antara
hidung dan mulut, jembatan hidung, mandibula, pembengkakan, tanda chovstek,
dan nyeri pada sinus.
• Mata
Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat, nistagmus,
ptosis, eksoftalmus, endoftalmus, kelenjar lakrimalis, konjungtiva, kornea, pupil,
katarak, dan kelainan fundus. Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal
di bawah 6 bulan.
• Hidung
Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping hidung,
mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi sinus.
• Tenggorok
Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat skalpel, anak disuruh
mengeluarkan lidah dan mengatakan ‘ah’ yang keras, selanjutnya spaltel diletakkan
pada lidah sedikit ditekan kebawah. Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil besarnya,
warna, paradangan, eksudat, kripte)
Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa hal yang
tidak boleh diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesesuaikan dengan umur
anak/bayi. Suasana harus tenang dan nyaman karena jika anak ketakutan, kemungkinan
dia akan menolak untuk diperiksa. Untuk anak usia 1 – 3 tahun, kebanyakan diperiksa
dalam pelukan ibu, sedangkan pada bayi usia 6 bulan, biasanya bisa diperiksa di atas
meja periksa.Tata cara dan urutan pemeriksaan fisik pada anak tetap dimulai dengan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik FKUI. 1973. Patologi. Jakarta: FKUI.
2. Hudak dan Galo. 1996. Keperawatan Kritis: Volume II. Jakarta: EGC.
3. Lab. Keterampilan Medik PPD Unsoed. Dwi Arini Ernawati. Modul SkillabA-Jilid I.
4. O'Grady M, Bruner PJ. Polio Vaccine. [Updated 2023 Jan 16]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526039/
5. Bate’sGuidetoPhysicalExaminationandHistoryTaking,electronicversion,115-208
6. Husada Dian. Pemeriksaan Fisik . 2014.